Anda di halaman 1dari 9

asrikudetyas

MAKALAH Millenium Devolepment Goals (MDGs)

asrikudetyass
3 years ago
Advertisements

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan ekstrem posisi awal tahun 1990 20,6 persen telah
bergeser 7,5 persen pada tahun 2010. Indonesia bertekad dapat mencapai MDGs pada 2015.
Beberapa target dari tujuan MDGs yang perlu kerja keras antara lain; menuntaskan kemiskinan
nasional, memberikan ruang kepada pekerja perempuan untuk lebih berkontribusi, Penyediaan air
minum perpipaan untuk perkotaan dan perdesaan, menuntaskan kekurangan gizi pada anak. Untuk
hal semuanya perlu Inovasi pelaksanaan MDGs dengan membuka kesempatan kepada pihak
terkait seperti kepala daerah, lembaga-lembaga masyarakat untuk partisipasi dalam mewujudkan
target dari tujuan MDGs.

Pada zaman modern ini, masyarakat lebih memperhatikan dirinya sendiri dan Kepentingan
kelompoknya. Seperti ketika dihadapkan pada pertanyaan, apa yang anda Inginkan di masa
depan?, setiap orang akan menjawab kekayaan atau keluarga yang bahagia. Dan jarang sada yang
menjawab ingin membahagiakan orang lain, membantu yang miskin.melalui fakta yang ada,
masih banyak terdapat rakyat miskin di suatu negara dan mereka kurang mendapat perhatian.
Mereka masih hidup dalam lingkungan yang buruk,kurang bersih, tidak mendapatkan hidup yang
layak, gizi yang buruk, dan mudah sekali terjangkit penyakit menularberbahaya.oleh karena itu,
pbb membuat program millennium development goals yangbertujuan untuk mengurangi angka
kemiskinan yang ada. Dan juga penyetaraan penyediaan obat,pelayanan kesehatan, dan
memperoleh sumber daya alam dengan cukup.

b. Rumusan Masalah

Apa pengertian MDGs ?


Apa tujuan dari MDGs ?
Apa tujuan pembangunan MDGs ?
c. Tujuan Masalah

Mengetahui apa pengertian MDGs


Mengetahui apa tujuan MDGs
Mengetahui tujuan pembangunan MDGs.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian MDGs

Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi
Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-
bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk
dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh
dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani
oleh 147 kepala pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium di New York pada bulan September 2000 tersebut.

Pemerintah Indonesia turut menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan
menandatangani Deklarasi Milenium itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan
komunitas internasional untuk mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG),
sebagai satu paket tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk


mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua
anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua
tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh
jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

2. Tujuan MDGs

Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua
negara:

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

Pendapatan populasi dunia sehari $10000.


Menurunkan angka kemiskinan.
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh indikator USD
1,00 per kapita per-hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk
lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional
dan dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen (2010) menuju targetnya 8 10 persen pada tahun
2014. Prevalensi kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989
menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat mencapai target
MDGs sebesar 15,5 persen pada tahun 2015.
Mencapai pendidikan dasar untuk semua

Setiap penduduk dunia mendapatkan pendidikan dasar.


Upaya Indonesia untuk mencapai target MDGs tentang pendidikan dasar dan melek huruf sudah
menuju pada pencapaian target 2015 (on-track). Bahkan Indonesia menetapkan pendidikan dasar
melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai sasaran
pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009 angka partisipasi kasar (APK) SD/MI termasuk
paket A telah mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni (APM) sekitar 95,23 persen.
Padatingkat sekolah dasar (SD/MI) acara umum disparitas partisipasi pendidikan antarprovinsi
semakin menyempit dengan APM di hampir semua provinsi telah mencapai lebih dari 90,0

persen.

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam pendidikan dasar
dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua tingkatan pada tahun 2015.
Usaha untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

telah dicapai dan hasilnya telah meningkatnya kesetaraan gender disemua jenjang dan jenis
pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki disekolah dasar
dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan
rasio melekm huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah
mencapai 98,85.

Menurunkan angka kematian anak

Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di bawah 5
tahun.
Menurunkan angka kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan dari 68 pada tahun
1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2015 doperkirakan dapat tercapai. Target kematian anak diperkirakan
akan dapat tercapai.

Meningkatkan kesehatan ibu

Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
Di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan (MMR/maternal Mortality Rate)

menurun dari 390 pada tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan
kerja keras untuk mencapai target tersebut. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung pula
dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmet need yang dilakukan
melalui peningkatan akses

dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran HIV/AIDS, malaria
dan penyakit berat lainnya.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di Indonesia, terutama pada kelompok risiko
tinggi, yaitu pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan
di Indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per-
1000 penduduk manurun dari 4,8 pada tahun 1990 menjadi 1,85 pada tahun 2009. Sementara itu,
pengendalian penyakit Tuberkulosis yang meliputi penemuan kasus dan pengobatan telah
mencapai target.

Memastikan kelestarian lingkungan hidup

Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan dalam kebijakan setiap negara


dan program serta mengurangi hilangnya sumber daya lingkungan.
Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari jumlah orang yang tidak
memiliki akses air minum yang sehat.
Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan yang signifikan dalam
kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang tinggal di daerah kumuh.
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem keuangan yang berdasarkan
aturan, dapat diterka dan tidak ada diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang
baik, pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan internasional.
Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang berkembang, dan kebutuhan
khusus dari negara-negara terpencil dan kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-
tarif dan -kuota untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara miskin
yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan menambah bantuan pembangunan
resmi untuk negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan.
Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah utang negara-negara
berkembang.
Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan masalah hutang melalui
pertimbangan nasional dan internasional untuk membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam
jangka panjang.
Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum muda.
Dalam kerja sama dengan pihak pharmaceutical, menyediakan akses obat penting yang
terjangkau dalam negara berkembang
Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan keuntungan dari
teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
3. Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia
Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat laporan
MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan
Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya yang ditulis dalam
bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris untuk menunjukkan rasa
kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan Pembangunan Milenium ini
menjabarkan upaya awal pemerintah untuk menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang
terkait dengan pencapaian tujuan MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan
upaya menjadikan pencapaian-pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan
meninjau kembali kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk
memenuhi tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan
dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan bahwa
Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya lintas
provinsi tidak seimbang.

Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari tahap
perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah memiliki komitmen
untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta kerjasama dengan seluruh
pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga donor. Pencapaian MDGs di
Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan implementasinya di masa depan.
Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling hutang untuk negara berkembang sejalan
dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di daerah Asia dan Pasifik.

4. Kontroversi

Upaya Pemerintah Indonesia merealisasikan Tujuan Pembangunan Milenium pada tahun 2015
akan sulit karena pada saat yang sama pemerintah juga harus menanggung beban pembayaran
utang yang sangat besar. Program-program MDGs seperti pendidikan, kemiskinan, kelaparan,
kesehatan, lingkungan hidup, kesetaraan gender, dan pemberdayaan perempuan membutuhkan
biaya yang cukup besar. Merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen
Keuangan, per 31 Agustus 2008, beban pembayaran utang Indonesia terbesar akan terjadi pada
tahun 2009-2015 dengan jumlah berkisar dari Rp97,7 triliun (2009) hingga Rp81,54 triliun (2015)
rentang waktu yang sama untuk pencapaian MDGs. Jumlah pembayaran utang Indonesia, baru
menurun drastis (2016) menjadi Rp66,70 triliun. tanpa upaya negosiasi pengurangan jumlah
pembayaran utang Luar Negeri, Indonesia akan gagal mencapai tujuan MDGs.

Menurut Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Don
K Marut Pemerintah Indonesia perlu menggalang solidaritas negara-negara Selatan untuk
mendesak negara-negara Utara meningkatkan bantuan pembangunan bukan utang, tanpa syarat
dan berkualitas minimal 0,7 persen dan menolak ODA (official development assistance) yang
tidak bermanfaat untuk Indonesia. Menanggapi pendapat tentang kemungkinan Indonesia gagal
mencapai tujuan MDGs apabila beban mengatasi kemiskinan dan mencapai tujuan pencapaian
MDG pada tahun 2015 serta beban pembayaran utang diambil dari APBN pada tahun 2009-2015,
Sekretaris Utama Menneg PPN/Kepala Bappenas Syahrial Loetan berpendapat apabila bisa
dibuktikan MDGs tidak tercapai di 2015, sebagian utang bisa dikonversi untuk bantu itu. Pada
tahun 2010 hingga 2012 pemerintah dapat mengajukan renegosiasi utang. Beberapa negara maju
telah berjanji dalam konsesus pembiayaan (monetary consensus) untuk memberikan bantuan.
Hasil kesepakatan yang didapat adalah untuk negara maju menyisihkan sekitar 0,7 persen dari
GDP mereka untuk membantu negara miskin atau negara yang pencapaiannya masih di bawah.
Namun konsensus ini belum dipenuhi banyak negara, hanya sekitar 5-6 negara yang memenuhi
sebagian besar ada di Skandinavia atau Belanda yang sudah sampai 0,7 persen.

5. Tekad Indonesia Mencapai MDGs

Dengan menandatangani Deklarasi Milenium, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk


menempatkan MDG menjadi referensi penting dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal
ini ditunjukkan dengan menggunakan MDG sebagai bahan acuan dalam pembangunan, mulai dari
tahap perencanaan seperti yang dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) sampai tahap implementasi. MDG bahkan telah menjadi dasar perumusan
Strategi Penanggulangan Kemiskinan di tingkat nasional dan daerah.

Menyadari bahwa sumber pendanaan dalam negeri yang ada masih belum mencukupi untuk
membiayai program-program pembangunan, pemerintah memandang penting dukungan dunia
internasional bagi pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal ini dipertegas dengan adanya
pernyataan dalam laporan MDG Indonesia tahun 2005, bahwa bagi Indonesia, pelaksanaan tujuan
ke-8 yaitu membangun kemitraan global untuk pembangunan merupakan salah satu prasyarat
dalam mencapai tujuan ke-1 hingga ke-7. Kerjasama dan kerja keras berbagai pelaku
pembangunan, termasuk lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta serta komunitas
donor/lembaga internasional memegang peranan penting dalam mencapai MDG.

Laporan Perkembangan MDG Kantor statistik PBB mengeluarkan laporan rutin kemajuan MDG
dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam mencapai targettarget
pembangunan di negara-negara berkembang. UNDP (The United Nations Development
Programme) membantu negara-negara berkembang dalam membuat laporan dan rencana MDG di
tingkat negara. Monitoring di tingkat negara ini merupakan elemen penting dalam menilai
kemajuan MDG dan dapat membantu negara-negara berkembang menggunakan sumber daya yang
ada untuk dapat mencapai target.

Pemerintah Indonesia sendiri mengeluarkan laporan MDG pertama kali pada tahun 2004. Di
bawah kepemimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), berbagai elemen
pemerintah dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan kelompok kerja PBB untuk MDG
menyusun laporan MDG dengan memanfaatkan sumber data yang tersedia, diantaranya dari
Survei Sosial-Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk, data-data dari Departemen
Kesehatan, Dinas Pendidikan Nasional serta sumber-sumber data lainnya. Tim tersebut mengkaji
kembali sumber-sumber data yang ada yang dipergunakan sebagai indikator dalam mencapai
MDG. Dengan dibuatnya laporan perkembangan MDG ini diharapkan ada kesamaan persepsi
tentang posisi Indonesia berkaitan dengan sasaran MDG serta menetapkan sasaran yang harus
dicapai di masa yang akan datang. Laporan ini diperbaharui setiap tahun, sejak tahun 2004.

6. Program-program pencapaian MDGs di Indonesia

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perkotaan dan perdesaan

Untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja,


pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri mulai
tahun 2007. Melaui PNPM Mandiri dirumuskan kembali mekanisme upaya penanggulangan
kemiskinan yang melibatkan unsur masyarakat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
hingga pemantauan dan evaluasi. Melalui proses pembangunan partisipatif, kesadaran kritis dan
kemandirian masyarakat, terutama masyarakat miskin, dapat dapat ditumbuhkembangkan
sehingga mereka bukan sebagai obyek melainkan sebagai subyek upaya penanggulangan
kemiskinan PNPM Mandiri dilaksanakan hingga tahun 2015. Hal ini sejalan dengan target waktu
pencapaian tujuan pembangunan milenium atau Millennium Development Goals (MDGs).
Pelaksanaan PNPM Mandiri yang berdasar pada indikator-indikator keberhasilan yang terukur
akan membantu Indonesia mewujudkan pencapaian target-target MDGs tersebut.

Program Keluarga Harapan (PKH)

Program keluarga Harapan (PKH) merupakan suatu program penanggulangan

kemiskinan. Program ini juga di jadikan sebagai salah satu program yang menunjang pencapaian
MDGs pada tahun 2015.Tujuan utama PKH adalah membantu mengurangi kemiskinan dengan
cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada kelompok masyarakat sangat
miskin.Tujuan tersebut sekaligus sebagai upaya mempercepat pencapaian target MDGs.

Inovasi Pencapaian MDGs.


Beberapa target dari Tujuan MDGs yang perlu dilaksanakan dengan kerja keras

antara lain adalah penurunan tingkat kemiskinan secara nasional. Masih belum menunjukkan
perubahan pada tahun 1990 sebesar 15,1 persen pada tahun 2010 sebesar 15,4 persen. Ini
merupakan tantangan dalam pencapaian MDGs tahun 2015.Target penurunan Angka Kematian Ibu
dan Angka Kematian Bayi dan Balita menghadapi kendala karena penurunannya sangat lambat.

Keberhasilan pelaksanaan berbagai upaya pencapaian MDGs sangat ditentukan


oleh terlaksananya good governance di tingkat Kabupaten/Kota yang memiliki otonomi dan
tanggung jawab sangat besar dalam era desentralisasi ini. Keberhasilan pencapaian tujuan MDGs
di Indonesia, perlu diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah Kabupaten/Kota untuk ikut
aktif dalam melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pencapaian MDGS.

Bentuk penghargaan sebagai sebuah keberhasilan adalah wujud penghargaan dari sebuah Kinerja.
Bisa di lakukan dalam bentuk AWARDS MDGs, atau memfasilitasi dengan anggaran atau
pembiayaan inovasi pelaksanaan MDGs.

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Pencapaian MDGS dengan strategi pembangunan yang telah ada akan lebih

bermakna pencapaian tersebut dilakukan dengan partisipasi dari semua pihak di Indonesiamulai
dari Pemerintahan, LSM, Jajaran Swasta, Masyarakat umum dan Masyarakat Sekolah. Sebuah
gerakan dalam rangka mewujudkan pencapaian MDGs pada tahun 2015 dapat dilakukan dengan
mengadakan kompetisi antara daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.

b. Saran

Adapun saran Penulis adalah Sebagai Mahasiswa yang berada dijenjang pendidikan Kesehatan
Masyarakat, wajib peduli dan mengetahui 8 tujuan pokok dari hasil dekradasi MDGs 2015. Serta
mengaplikasikannya ke masyarakat sebagai dasar pencapaian MDGs dalam diri peribadi maupun
dalam sebuah instansi terkait.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Documents%20and%20Settings/user/My%20Documents/Downlos fisip2012 6.pdf

BAPPENAS,2010; Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia 2010;


Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. ISBN-979 3764-64-1.
Badan Pusat Statistik (1009) Survei Sosial Ekonomi Nasional 2009, Jakarta.

Bank Indonesia (2009) Laporan Perekonomian Indonesia 2009.Jakarta.

UPPKH Pusat, 2007; Pedoman Umum PKH Jakarta.

Pusdiklat Kesos, 2007, Model Diklat OT PKH, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium

Advertisements
Categories: Uncategorized
Leave a Comment
asrikudetyas

Create a free website or blog at WordPress.com.


Back to top

Anda mungkin juga menyukai