Anda di halaman 1dari 18

PEMBANGUNAN DESA MELALUI PENINGKATAN KUALITAS SDM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Ekonomi Pembangunan II kelas D

Dosen Pengampu:
Drs. H. Edy Yusuf Agung Gunanto, M.Sc., Ph.D.
Dr. Nugroho SBM, MSP.

Disusun oleh :
NURUL INAYAH (12020115140139)
ISTIANA INDAH WULANDARI (12020115140138)

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................
2.1 Definisi Pembangunan Desa ...............................................................................
2.2 Ciri-Ciri dan Prinsip Pembangunan Desa ........................................................
2.3 Konsep Sumber Daya Manusia ..........................................................................
2.4 Masyarakat Desa..................................................................................................
2.5 Dana Desa untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa ........................................
2.6 Strategi Pembangunan Pedesaan .......................................................................
2.7 Strategi Peningkatan Kualitas SDM ..................................................................
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari tujuh belas ribu
pulau dengan kondisi geografis yang berbeda dengan persebaran penduduk yang tidak
merata. Dengan adanya kondisi tersebut, maka pemerataan pembangunan yang menyeluruh
di wilayah Indonesia cukup sulit terjadi, apalagi dengan sistem otonomi daerah seperti saat
ini yang memberikan kebebasan pada setiap daerah untuk mengatur dan mengurus segala
kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki secara mandiri sehingga dapat menimbulkan
ketimpangan antara daerah satu dengan lainnya dikarenakan kemampuan setiap daerah yang
berbeda-beda.
Pembangunan dapat diartikan sebagai usaha dasar dalam serangkaian kegiatan untuk
mencapai suatu perubahan dari keadaan yang buruk menuju ke keadaan yang lebih baik yang
dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah pada suatu negara. Pembangunan daerah
bertujuan untuk meningkatkan pemerataan persebaran penyebaran pembangunan nasional di
seluruh wilayah tanah air sehingga terjadi keselarasan laju pertumbuhan antar daerah serta
memperkuat kesatuan nasional dengan meningkatkan ikatan ekonomi dan sosial antar
wilayah.
Dalam pembangunan, peran serta seluruh lapisan masyarakat selaku pelaku
pembangunan dan pemerintah selaku pengayom, pembina, dan pengarah sangat diperlukan.
Partisipasi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kegiatan pembangunan di daerahnya
masing-masing juga akan semakin besar.
Pembangunan desa berkaitan erat dengan permasalahan sosial, ekonomi, politik,
ketertiban, pertahanan dan keamanan dalam negeri. Dimana masyarakat dinilai masih perlu
diberdayakan dalam berbagai aspek kehidupan dan pembangunan. Oleh karena itu, perlu
perhatian dan bantuan negara (dalam hal ini pemerintah) dan masyarakat umumnya untuk
menstimulans percepatan pembangunan desa di berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Bantuan masyarakat dapat berasal dari masyarakat dalam negeri maupun masyarakat
internasional. Meskipun demikian, bantuan internasional melalui organisasi-organisasi
internasional bukanlah yang utama, tetapi lebih bersifat bantuan pelengkap. Semua bentuk
bantuan, baik yang bersumber dari pemerintah, swasta (dalam bentuk Corporate Social
Responsibility, hibah dan sebagainya), maupun organisasi-organisasi non-pemerintah
(Lembaga Sosial Masyarakat) dalam negeri maupun internasional adalah merupakan stimulus

1
pembangunan di daerah pedesaan. Semestinya yang dikedepankan adalah kemampuan
swadaya masyarakat desa itu sendiri.
Perlu diketahui bahwa, pembangunan nasional juga menciptakan kesenjangan antara
desa dan kota. Banyak peneliti yang sudah membuktikan bahwa pembangunan semakin
memperbesar jurang antara kota dan desa. Sangat disadari, negara berkembang seperti
Indonesia mengkonsentrasikan pembangunan ekonomi pada sektor industri yang
membutuhkan investasi yang mahal untuk mengejar pertumbuhan. Akibatnya sektor lain
seperti sektor pertanian dikorbankan yang akhirnya pembangunan hanya terpusat di kota-
kota. Hal ini juga sesuai dengan hipotesa Kuznets, bahwa pada tahap pertumbuhan awal
pertumbuhan diikuti dengan pemerataan yang buruk dan setelah masuk pada tahap
pertumbuhan lanjut pemerataan semakin membaik. (Todaro, 2000) Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesenjangan tersebut antara lain karena perbedaan pendidikan, ketersediaan
lapangan pekerjaan, infrastruktur investasi, dan kebijakan (Arndt, 1988).
Pembangunan desa pada hakikatnya adalah segala bentuk aktivitas manusia
(masyarakat dan pemerintah) di desa dalam membangun diri, keluarga, masyarakat dan
lingkungan di wilayah desa baik yang bersifat fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik,
ketertiban, pertahanan dan keamanan, agama dan pemerintahan yang dilakukan secara
terencana dan membawa dampak positif terhadap kemajuan desa. Dengan demikian,
pembangunan desa sesungguhnya merupakan upaya-upaya sadar dari masyarakat dan
pemerintah baik dengan menggunakan sumberdaya yang bersumber dari desa, bantuan
pemerintah maupun bantuan organisasi-organisasi/lembaga domestik maupun internasional
untuk menciptakan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.
Seperti yang terlihat pada APBN 2017, tercatat bahwa Dana Transfer ke Daerah dan
dana Desa dialokasikan sebesar Rp 764,9 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan
dengan belanja Kementerian/ Lembaga yang sebesar Rp 763,5 triliun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa banyak fungsi dari pemerintah pusat yang didelegasikan kepada daerah
saat ini. Selain itu, peningkatan alokasi Dana Desa menjadi Rp 60 triliun dari Rp 47 triliun
pada APBN 2016 bertujuan untuk meratakan pembangunan, membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dengan adanya kucuran Dana Desa yang besar tersebut tentu adanya pembangunan
desa harus ditunjang dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni untuk
merencanakan hingga melaksanakan pembangunan desa. Kualitas SDM suatu negara dapat
dilihat dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana data BPS menunjukkan bahwa

2
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia pada tahun 2013 adalah 68,4 masuk ke dalam
kategori menengah, dibawah Singapra, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Berdasarkan data
BPS 2016, IPM tiap provinsi bervariasi dengan IPM tertinggi diperoleh provinsi DKI Jakarta
dengan nilai 79,60 dan provinsi dengan IPM terendah adalah provinsi Papua dengan nilai
IPM sebesar 58,05.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan ini, rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana strategi pembangunan pedesaan?
2. Bagaimana proporsi Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat?
3. Bagaimana strategi untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat desa?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mendeskripsikan strategi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam
pembangunan desa
2. Mendeskripsikan bentuk peran SDM dalam pembangunan desa
3. Mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi kualitas SDM dalam pembangunan desa

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pembangunan Desa


Pembangunan pedesaan mengimplikasikan suatu perbaikan menyeluruh terhadap
kondisi kehidupan sosial dan ekonomi di wilayah pedesaan. pembangunan pedesaan
merupakan sebuah proses yang menggabungkan penggunaan sumber daya yang lebih intensif
dan produktif di pedesaan dengan peningkatan partisipasi di kalangan kelompok
berpendapatan rendah.
Menurut Daeng Sudirwo (1985) pembangunan desa adalah proses perubahan yang
terus menerus dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat beserta
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, materi dan spiritual
berdasarkan pancasila yang berlangsung di desa.
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa bahwa
pembangunan desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas
hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.
berdasarkan definisi di atas mengisyaratkan dengan jelas bahwa keikutsertaan
masyarakat dalam proses penentuan pembangunan di desanya yang dapat mendorong mereka
untuk menyumbang pikir, kegiatan dan lainnya agar tercapai tujuan masyarakat dengan cara
mendiskusikan, menentukan keinginan, merencanakan dan mengerjakan secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan berbasis partisipasi masyarakat. melalui
pembangunan desa diupayakan agar masyarakat memiliki keuletasn dan ketangguhan yan
mengandung kemampuan mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan.

2.2 Ciri-Ciri dan Prinsip Pembangunan Desa


Pembangunan desa dengan berbagai masalahnya merupakan pembangunan yang
berlangsung menyentuh kepentingan bersama. Dengan demikian desa merupakan titik sentral
dari pembangunan nasional Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan desa tidak mungkin
bisa dilaksanakan oleh satu pihak saja, tetapi harus melalui koordinasi dengan pihak lain baik
dengan pemerintah maupun masyarakat secara keseluruhan. Dalam merealisasikan
pembangunan desa agar sesuai dengan apa yang diharapkan perlu memperhatikan beberapa
pendekatan dengan ciri-ciri khusus yang sekaligus merupakan identitas pembangunan desa

4
itu sendiri, seperti yang dikemukakan dari C.S.T Kansil, (1983:251) tentang ciri-ciri dan
prinsip dalam pembangunan desa yaitu:
1. Komprehensif multi sektoral yang meliputi berbagai aspek, baik kesejahteraan
maupun aspek keamanan dengan mekanisme dan sistem pelaksanaan yang terpadu
antar berbagai kegiatan pemerintaha dan masyarakat.
2. Perpaduan sasaran sektoral dengan regional dengan kebutuhan essensial kegiatan
masyarakat.
3. Pemerataan dan penyebarluasan pembangunan keseluruhan pedesaan termasuk desa-
desa di wilayah kelurahan.
4. Satu kesatuan pola dengan pembangunan nasional dan regional dan daerah pedesaan
dan daerah perkotaan serta antara daerah pengembangan wilayah sedang dan kecil.
5. Menggerakan partisipasi, prakaras dan swadaya gotong royong masyarakat serta
mendinamisir unsur-unsur kepribadian dengan teknologi tepat waktu. Jadi di dalam
merealisasikan pembangunan desa itu harus meliputi berbagai aspek, jangan dari satu
aspek saja, agar pembangunan desa itu dapat sesuai dengan apa yang diinginkan.
Kegiatan kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan dan
dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh lapisan masyarakat. pembangunan
itu pada dasarnya adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. Oleh karena itu pelibatan
masyarakat seharusnya diajak untuk menentukan visi pembangunan masa depan yang akan
diwujudkan. Masa depan merupakan impian tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan
lebih mudah dalam arti tercapainya tingkat kemakmuran yang lebih tinggi.
Jadi, pembangunan desa itu harus meliputi berbagai aspek kehidupan dan
penghidupan artinya harus melibatkan semua komponen yaitu dari pihak masyarakat dan
pemerintah, dan harus langsung secara terus menerus demi tercapainya kebutuhan pada masa
sekarang dan masa yang akan datang

2.3 Konsep Sumber Daya Manusia


Manusia sebagai sumber daya bagi suatu organisasi tidak sama karakteristiknya
dengan sumber daya alam dan finansial. Sumber daya manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa adalah makhluk yang kompleks dan keterpaduan tubuh dan jiwanya, yang tidak
dapat dilakukan sebagai mana kedua sumber lainnya dalam kegiatan bisnis. Suatu organisasi
harus memiliki suatu sumber daya manusia yang kompetitif, sehingga tak mengalami
kemunduran. Oleh karena itu, perlu dilakukan salah satu kegiatan secara berencana dan
berkelanjutan untuk mengembangkan sumber daya manusia.

5
Pengembangan sumber daya manusia ditujukan untuk mewujudkan manusia pem-
bangunan yang berbudi luhur, tangguh, cerdas dan terampil, mandiri dan memiliki rasa
kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, kreatif, dan inovatif, disiplin dan orientasi ke masa
depan untuk menciptakan kehi-dupan yang lebih baik. Sehu-bungan dengan itu, kegiatan
pengembangan sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk membentuk
para pegawai agar menguasai berbagai kemampuan yang dibutuhkan organisasi untuk
melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien yang berfokus pada usaha untuk memper-
tahankan dan meningkatkan eksistensi organiasi (Barthos, 1999)
Selanjutnya, Noatmodjo (2003) mengungkapkan bahwa pengembangan sumber
daya manusia dapat dilihat dari dua aspek, yaitu peningkatan gizi serta peningkatan aspek
non fisik melalui akumulasi bidang pendidikan dan latihan. Hal yang sama juga ditekankan
oleh Prjono (1996: 34), bahwa perlu investasi pada pegawai melalui program pendidikan
pelatihan dan gizi/kesehatan, agar pegawai dapat bekerja secara efisien dan efektif.

2.4 Masyarakat Desa


Masyarakat adalah satu sistem daripada cara kerja dan prosedur, daripada otoritas
dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian
sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang
kompleks yang selalu berubah atau jaringan-jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamakan
masyarakat.
Prasyarat yang perlu diketahui untuk memberdayakan masyarakat desa adalah
realita kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan masyarakat desa itu. Adapun kekuatan-
kekuatan masyarakat desa meliputi :
a. Secara kuantitas desa kaya akan SDM dan SDA
b. Masyarakat desa memiliki jiwa kekeluargaan dan kegotongroyongan yang kuat,
menjunjung tinggi semangat kebersamaan berdasarkan prinsip musyawarah dan
mufakat
c. Masyarakat desa sangat religius, berperilaku sesuai dengan norma-norma agama yang
dianut sehingga mereka lebih jujur, sabar dan ulet
d. Menghargai atau patuh terhadap pimpinan baik formal maupun nonformal
e. Menjunjung tinggi dan mempertahankan tradisi sehingga mereka kurang terbuka
terhadap perubahan

6
f. Masyarakat desa mudah diajak kerja sama untuk membangun desa, terutama
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan
masalah-masalah keseharian mereka.
Kelemahan-kelemahan masyarakat pedesaan itu meliputi:
a. Kelemahan yang mendasar adalah rendahnya kualitas SDM. Tingkat pendidikan
mereka sangat rendah. Akibatnya, masyarakat desa menjadi tidak berdaya
memanfaatkan atau memobiliser SDA untuk meningkatkan kesejahteraannya. Karena
itu, peranan pendidikan terutama pendidikan nonformal menduduki posisi kunci untuk
membekali masyarakat desa dengan pengetahuan yang praktis, sikap mental yang
baik, dan keterampilan yang handal sehingga mereka mampu melaksanakan
pembangunan secara efektif. Sisi lain yang berkaitan dengan penyebab rendahnya
kualitas SDM di pedesaan adalah terjadinya arus urbanisasi angkatan kerja muda yang
memiliki pola pikir dinamis dan rasional untuk bekerja pada industri-industri yang
dipusatkan di kota. Akibatnya, SDM yang tinggal di desa adalah mereka yang pola
pikirnya statis, tradisional, dan sulit mengadopsi inovasi. Masalah urbanisasi yang
tinggi di Indonesia terjadi akibat pemerintah kurang mengutamakan pembangunan
industri pedesaan yang berbasis pada sektor pertanian. Tentu saja solusi yang tepat
adalah pendekatan desentralisasi, yaitu pembangunan industri pedesaan yang
sekaligus mampu meningkatkan pendapatan dan membuka peluang kerja baru di
pedesaan. Korea Selatan dan RRC mampu membangun industri maju, setelah mereka
berhasil mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan di pedesaan melalui
pembangunan industri pedesaan.
b. Kemiskinan primer, yaitu suatu keadaan di mana penghasilan yang mereka peroleh
dari hasil usaha tani tidak cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok untuk hidup
sebagai manusia yang layak. Kesempatan kerja di luar sektor pertanian hampir tidak
ada di pedesaan. Jumlah anak putus sekolah dan masyarakat yang tidak bisa baca tulis
semakin besar seiring dengan rendahnya pendapatan. Diversifikasi di bidang
pertanian tidak terlaksana karena rendahnya penguasaan teknologi, tidak ada modal,
kontak dengan sumber informasi dalam meningkatkan pengetahuan adalah sangat
jarang, dan harga yang tinggi dari sarana produksi pertanian terutama pupuk yang
menjadi kebutuhan pokok.
c. Posisi tawar masyarakat desa sangat lemah terutama waktu menjual hasil produsi
usaha tani. Mereka selalu di dalam posisi yang dirugikan dan menjadikan mereka
semakin miskin dan tidak berdaya.

7
d. Masyarakat desa tidak mau atau sering menolak inovasi, kalaupun ada hanya terbatas
pada beberapa orang saja. Hal ini berhubungan dengan kehidupan mereka yang terikat
pada tradisi. Mereka lebih yakin bahwa apa yang mereka miliki adalah yang terbaik.
Pola pikir mereka sangat lokalit.

2.5 Dana Desa untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa


Dalam Pasal 7 Permendes No 22 tahun 2016 disebutkan, Dana Desa digunakan
untuk membiayai program dan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa yang
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa dengan
mendayagunakan potensi dan sumberdayanya sendiri sehingga Desa dapat menghidupi
dirinya secara mandiri. Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa yang diprioritaskan
meliputi antara lain:
a. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan Desa;
b. Pengembangan kapasitas masyarakat Desa;
c. Pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
d. Pengembangan sistem informasi Desa;
e. Dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan, kesehatan,
pemberdayaan perempuan dan anak, serta pemberdayaan masyarakat marginal dan
anggota masyarakat Desa penyandang disabilitas;
f. Dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, penanganan bencana alam serta
penanganan kejadian luar biasa lainnya;
g. Dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh
BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama;
h. Dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi dan/atau
lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
i. Pengembangan kerjasama antar Desa dan kerjasama Desa dengan pihak ketiga; dan
j. Bidang kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan analisa
kebutuhan Desa dan ditetapkan dalam Musyawarah Desa.
UU Desa juga memandatkan bahwa terkait hal-hal strategis di Desa harus dibahas dan
disepakati dalam musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan
Desa (BPD).

8
2.6 Strategi Pembangunan Pedesaan
Kebijakan pembangunan perdesaan tahun 2015-2019 dilakukan dengan strategi
sebagai berikut:
1.Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan Bagi Masyarakat Miskin dan Rentan di Desa
a. Meningkatkan peran dan kapasitas pemerintah daerah dalam memajukan ekonomi
masyarakat miskin dan rentan.
b. Meningkatkan kapasitas masyarakat miskin dan rentan dalam pengembangan usaha
berbasis potensi lokal;
c. Memberikan dukungan bagi masyarakat miskin dan rentan melalui penyediaan
lapangan usaha, dana bergulir, kewirausahaan, dan lembaga keuangan mikro.
2.Peningkatan Ketersediaan Pelayanan Umum dan Pelayanan Dasar Minimum di Perdesaan
a. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat perdesaan dalam hal perumahan, sanitasi (air
limbah, persampahan, dan drainase lingkungan) dan air minum.
b. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakat perdesaan dalam bidang pendidikan dan
kesehatan dasar (penyediaan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan serta
tenaga pendidikan dan kesehatan).
c. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana dasar dalam menunjang kehidupan
sosial-ekonomi masyarakat perdesaan yang berupa akses ke pasar, lembaga keuangan,
dan toko saprodi pertanian/perikanan.
d. Meningkatkan kapasitas maupun kualitas jaringan listrik, jaringan telekomunikasi,
dan jaringan transportasi.
3.Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
a. Meningkatkan keberdayaan masyarakat perdesaan, melalui fasilitasi dan
pendampingan berkelanjutan dalam perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan
desa.
b. Meningkatkan keberdayaan masyarakat adat, melalui penguatan lembaga adat dan
Desa Adat, perlindungan hak-hak masyarakat adat sesuai dengan perundangan yang
berlaku.
c. Meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui penguatan sosial budaya masyarakat
dan keadilan gender(kelompok wanita, pemuda, anak, dan TKI)
4.Perwujudan Tata Kelola Desa yang Baik
a. Mempersiapkan peraturan teknis pendukung pelaksanaan UU No. 6/2014 tentang
Desa, PP No 43/2014 tentang peraturan pelaksanaan UU No 6/2014 tentang Desa, dan
PP No 60/2014 tentang Dana Desa.

9
b. Memfasilitasi peningkatan kapasitas pemerintah desa.
c. Memfasilitasi peningkatan kapasitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan
lembaga lembaga lainnya di tingkat desa.
d. Mempersiapkan data, informasi, dan indeks desa yang digunakan sebagai acuan
bersama dalam perencanaan dan pembangunan, serta monitoring dan evaluasi
kemajuan perkembangan desa.
e. Memastikan secara bertahap pemenuhan alokasi Dana Desa.
f. Memfasilitasi kerjasama antar desa
5. Perwujudan Kemandirian Pangan dan Pengelolaan SDA-LHyang Berkelanjutan dengan
Memanfaatkan Inovasi dan Teknologi Tepat Guna di Perdesaan
a. Mengendalikan pemanfaatanruang kawasan perdesaan melalui redistribusi lahan
kepada petani/nelayan (land reform), serta menekan laju alih fungsi lahanpertanian,
kawasan pesisir dan kelautan secara berkelanjutan
b. Memfasilitasi peningkatan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan kemandirian
pangan dan energi perdesaan.
c. Memfasilitasi peningkatan kesadaran masyarakatdalam pemanfaatan, pengelolaan,
dan konservasi SDA dan lingkungan hidup yang seimbang, berkelanjutan, dan
berwawasan mitigasi bencana;
6. Pengembangan Ekonomi Perdesaan
a. Meningkatkan kegiatan ekonomi desa yang berbasis komoditas unggulan, melalui
pengembangan rantai nilai, peningkatan produktivitas, serta penerapan ekonomi
hijau.
b. Menyediakan dan meningkatkan sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan
pasar desa.
c. Meningkatkan akses masyarakat desa terhadap modal usaha, pemasaran dan informasi
pasar.
d. mengembangkan lembaga pendukung ekonomi desa seperti koperasi, dan BUMDesa,
dan lembaga ekonomi mikro lainnya.

2.7 Strategi Peningkatan Kualitas SDM


Pada umumnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap manusia pastinya
berbeda antara satu dengan yang lainnya, hal tersebut bukan karena manusia dilahirkan untuk
ditakdirkan memiliki perbedaan sumber daya manusia (SDM) tersebut melainkan karna
dipengaruhi oleh faktor pendidikan, dan kesehatan, sehubungan dengan hal tersebut maka

10
dibutuhkan metode dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia baik melalui
peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang pendidikan maupun
peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang kesehatan.Strategi yang
dapat digunakan untuk dapat meningkatkan kualitas SDM masyarakat desa untuk menunjang
pembangunan desa antara lain melalui:
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting dalam memajukan tingkat
kesejahteraan masyarakat pada umumnya karena dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka
akan dapat merubah pola pikir dari masyarakat, dan juga dengan pendidikan seorang dapat
dengan mudah menerima informasi secara cepat sehingga masyarakat dapat melakukan
sesuatu pekerjaan secara mandiri tanpa harus digerakkan dengan paksa, oleh karena itu
sangat penting untuk melakukan strategi atau metode dalam meningkatkan partsiapsi
masyarakat dalam bidang pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal
guna membangun sumber daya manusia. Adapun metode yang sudah dilaksanakan dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan yaitu berikut ini:
a. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan. Sosialisasi ini dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan dan
miningkatkan minat belajar dari anak-anak sekolah sehingga masyarakat mumpunyai
kesadaran yang tinggi dan mampu untuk sekolahkan anaknya kejenjang yang lebih
tinggi, dengan timbulnya kesadaran dari masyarakat akan pentingnya pendidikan
maka, masyarakat akan berusaha semaksimal mungkin untuk sekolahkan anaknya
kejenjang yang lebih tinggi baik dengan cara menabung, maupun mengantar jemput
anaknya ketika berangkat dan pulang sekolah.
b. Membentuk kelompok-kelompok belajar, dengan cara melakukan bimbingan belajar
untuk anak sekolah yang dilakukan di rumah warga, selain itu juga kelompok belajar
ini dilakukan pada saat pengajian bapak-bapak maupun kelompok pengajian ibu-ibu,
untuk memberikan bimbingan belajar membaca dan menghitung untuk orang dewasa.
c. Adanya campur tangan dari pemerintah Desa dalam membuka peluang kerja sama
dengan pihak luar baik instansi pemerintah maupun instasi swasta untuk memberikan
sumbangsihnya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia manusia baik
melalui pelatihan dan penyuluhan mengenai potensi yang dapat dikembangkan pada
desa tersebut melalui pemanfaatan yang optimal.

11
d. Mengerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam semua aspek kegiatan pembangunan
baik pembangunan fisik maupun pembangunan sumber daya manusia sesuai dengan
kemampuan dan keahlian dari setiap individu masyarakat tersebut.

Grafik Perkembangan Alokasi Anggaran APBN pada Bidang Pendidikan

Dalam bidang pendidikan, pemerintah Indonesia telah berkomitmen menetapkan


angaran belanja pemerintah pusat dalam APBN adalah sebesar 20%. Pada tahun 2017,
anggaran pemerintah pusat untuk bidang pendidikan digunakan untuk fokus meningkatkan
akses dan kualitas layanan pendidikan. Anggaran pendidikan tersebut digunakan untuk
membiayai tunjangan profesi, Kartu Indonesia Pintar untuk 19,7 juta siswa, Bantuan Bidik
Misi, Bantuan Operasional Sekolah, dan untuk Rehabilitasi Ruang Kelas.

2. Kesehatan
Beberapa metode atau strategi yang dapat dijalankan untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) melalui
kesehatan yaitu:
a. Sosialisasi Program Open Defecation Free (ODF). ODF merupakan suatu program
yang bertujan untuk memastikan kondisi dari masyarakat agar tidak buang air besar di
tempat terbuka untuk mencegah terjadinya pencemaran penyakit berbasis lingkukan,
selain itu juga tujan disosialisasikan Program Open Defecation Free (ODF) ini untuk
meningkatkan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya dalam mejaga pola hidup
sehat dimulai dari dalam lingkungan dan dalam kehidupan sehari.
b. Mendeklarisikan Desa Siaga. Desa Siaga merupakan starategi atau metode baru yang
dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat Desa, terutama untuk menjaga dan

12
mengurangi angka kematian ibu dan anak, selain itu juga untuk mencegah terjadinya
penyebaran penyakit yang menular seperti HIV, fluburung demam berdara dan
kejadian luar biasa lainnya seperti bencana alam. Pada pelaksanaan Forum Desa Siaga
ini menekankan prinsip partisipasi dari masyarakat untuk menjadi aktor utama dalam
pelaksanaan Forum Desa Siaga yaitu dengan cara masyarakat terlibat sebagai Kader
Kesehatan Desa Siaga yang bertugas untuk memantau dan mengevaluasi kesehatan
masyarakat Desa setiap 2 bulan sekali yang pertemuannya diadakan di kantor Desa.

Grafik Perkembangan Alokasi Anggaran APBN pada Bidang Kesehatan

Dalam bidang kesehatan, anggaran dalam APBN 2017 tetap dijaga 5% dari APBN
dengan fokus upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai imunisasi, PBI melalui JKN/KIS,
Biaya Operasional Kesehatan, Stunting, dan Biaya Operasional Keluarga Berencana.

13
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Adanya pembangunan desa memerlukan peran serta SDM yaitu masyarakat desa itu
sendiri, untuk pembangunan desa yang lebih optimal dibutuhkan SDM yang mumpuni dalam
perencanaan maupun pelaksanaannya. Oleh karena itu, kualitas SDM di desa perlu
ditingkatkan, selain untuk hasil pembangunan yang optimum juga mencegah masyarakat desa
untuk melakukan urbanisasi dari desa ke kota. Peningkatan kualitas SDM dapat dilakukan
melalui bidang pendidikan dan juga bidang kesehatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Direktur Penyusunan APBN. 2017. Informasi APBN 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal
Anggaran
Badan Pusat Statistik. 2014. Indeks Pembangunan Manusia Metode Baru. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
Badan Pembangunan Nasional. 2014. Indeks Pembangunan Desa 2014. Jakarta: Badan
Pembangunan Nasional.
Pasaribu, Vera. 2007. Pembangunan Ekonomi Pedesaan [Karya Ilmiah]. Medan: Universitas
HKBP Nommensen.
Wakerkwa, Onius. 2016. Peranan Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan
Pembangunan Masyarakat di Desa Umbanume Kecamatan Pirime Kabupaten
Lanny Jaya. Jurnal Holistik, Tahun IX No, 17A/ Januari-Juni 2016.
Sentok, Ilham. 2012. Pentingnya Pembangunan Desa yang Berbasis Kemasyarakatan.
Diunduh dalam http://1lhamsentok.blogspot.co.id/2012/11/makalah-sosiologi-
pedesaan-pentingnya.html pada Minggu, 21 Mei 2017.

15

Anda mungkin juga menyukai