Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Limpahan


kesehatan dan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah Promosi Kesehatan mengenai tujuan,
perencanaan, sasaran dan strategi kesehatan yang bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan .
Dengan keterbatasan waktu yang diberikan serta pengetahuan
yang masih kurang, maka kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih banyak
kekurangan serta kesalahan yang masih harus diperbaiki. Maka dari itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca,
berguna sebagai bahan penunjang nantinya, terutama bagi yang
berkepentingan.

Makassar, 10 Desember 2017

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Promosi Kesehatan.................................................... 3
B. Perencanaan Promosi Kesehatan ........................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................... 6
D. Sasaran ................................................................................... 6
E. Strategi .................................................................................... 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................. 10
B. Saran ...................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan totalitas dari faktor lingkungan, perilaku,


pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan yang saling mempengaruhi
satu sama lain. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, jika
keempat faktor secara bersama-sama memiliki kondisi yang optimal
pula. Melihat keempat faktor pokok yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat tersebut, maka dalam rangka memelihra dan meningkatkan
kesehatan masyarakat, hendaknya diperlukan intervensi yang juga
diarahkan pada keempat faktor tersebut. Pendidikan atau promosi
kesehatan merupakan bentuk intervensi terhdap perilaku. Namun
demikian, faktor lingkungan, pelayanan kesehatan, dan faktor
keturunan juga memerlukan interveni promosi kesehatan.
Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan
pengembangan dari Pendidikan Kesehatan,Penyuluhan Kesehatan,
KIE(Komunikasi, Informasi, dan Edukasi). Promosi
kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu
kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses penyadaran
masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang keshatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha
untuk memfasilitasi dalam rangka perubhan perilaku masyarakat.
Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok, atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan
tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Oleh karena itu,
pendidik atau petugas yang melakukan promosi kesehatan memerlukan
pengetahuan yang baik mengenai metode penyampaian pesan-pesan
kesehatan, alat bantu pendidikan kesehatan dan juga teknik

1
penyampaian serta media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan tersebut dengan harapan masyarakat dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dan dapat
berpengaruh terhadap perilakunya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Promosi Kesehatan


Istilah Health Promotion (Promosi Kesehatan) sebenarnya sudah
mulai dicetuskan setidaknya pada era tahun 1986, ketika
diselenggarakanya konferensi Internasional pertama tentang Health
Promotion di Ottwa, Canada pada tahun 1965. Pada waktu itu
dicanangkan the Ottawa Charter, yang didalamnya memuat definisi
serta prinsip-prinsip dasar Health Promotion. Namun istilah tersebut
pada waktu itu di Indonesia belum terlalu populer seperti sekarang.
Pada masa itu, istilah yang cukup terkenal hanyalah Penyuluhan
Kesehatan, dan disamping itu pula muncul dan populer istilah-istilah
lain seperti: KIE(Komunikasi, Informasi dan Edukasi), Social Marketing
(Pemasaran Sosial), Mobilisasi Sosial dan lain sebagainya.
Suatu ketika pada tahun 1994, Dr. Ilona Kickbush yang pada saat
itu sebagai Direktur Health Promotion WHO Headquarter Geneva
datang melakukan kunjungan ke Indonesia. Sebagai seorang direktur
baru ia telah berkunjung ke beberapa negara termasuk Indonesia salah
satunya. Pada waktu itu pula Kepala Pusat Penyuluhan Kesehatan
Depkes juga baru diangkat, yaitu Drs. Dachroni, MPH., yang
menggantikan Dr. IB Mantra yang telah memasuki masa purna bakti
(pensiun). Dalam kunjungannya tersebut Dr. Ilona Kickbush
mengadakan pertemuan dengan pimpinan Depkes pada waktu itu baik
pertemuan internal penyuluhan kesehatan maupun eksternal dengan
lintas program dan lintas sektor, termasuk FKM UI, bahkan sempat pula
Kickbush mengadakan kunjungan lapangan ke Bandung.
Dari serangkaian pertemuan yang telah dilakukan serta
perbincangan selama kunjungan lapangan ke Bandung, Indonesia
banyak belajar tentang Health Promotian (Promosi Kesehatan).
Barangkali karena sangat terkesan dengan kunjungannya ke Indonesia

3
kemudian ia menyampaikan suatu usulan. Usulan itu diterima oleh
pimpinan Depkes pada saat itu Prof. Dr. Suyudi. Kunjungan Dr. Ilona
Kickbush itu kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan pejabat Health
Promotion WHO Geneva lainnya, yaitu Dr. Desmonal O Bryrne, sampai
beberapa kali, untuk mematangkan persiapan konfrensi Jakarta. Sejak
itu khususnya Pusat Penyuluhan Kesehatan Depkes berupaya
mengembangkan konsep promosi kesehatan tersebut serta aplikasinya
di Indonesia.
Dengan demikian penggunaan istilah promosi kesehatan di
Indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional.
Nama unit Health Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva
maupun SEARO, India juga sudah berubah menjadi unit Health
Promotion. Nama organisasi profesi Internasional juga mengalami
perubahan menjadi International Union For Health Promotion and
Education (IUHPE). Istilah promosi kesehatan tersebut juga ternyata
sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan di Indonesia
sendiri, yang mengacu pada paradigma sehat.

B. Perencanaan Promosi Kesehatan


Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis
penyebab masalah, penetuan prioritas masalah dan alokasi sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan dalam membuat perencanaan
promosi kesehatan. Perencanaan merupakan bagian dari siklus
administrasi yang terdiri dari tiga fase yaitu : perencanaan,
implementasi, dan evaluasi dimana ketiga fase tersebut kan
mempengaruhi hasil.
Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu fase dimana secara
rinci direncanakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
muncul.

4
Implementasi adalah suatu waktu dimana perencanaan
dilaksanakan. Kesalahan-kesalahan sewaktu membutan
perencanaan akan terlihat selama proses implementasi.
Evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil
dari promosi kesehatan.

Langkah-langkah dalam perencanaan promosi kesehatan adalah:


1. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
Diagnosa masalah
Diagnosa masalah adalah proses penentuan persepsi
masyarakat terhadap kebutuhannya atau terhadap kualitas
hidupnya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas
hidupnya melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi
yang didesain sebelumnya
Menetapkan prioritas masalah
Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas
masalah kesehatan adalah:
- Menentukan status kesehatan masyarakat.
- Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang
ada.
- Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan
pelayanan kesehatan di masyarakat.
- Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat
meliputi tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak
geografis, kebiasaan/perilaku dan kepercayaan yang dianut.
2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan
Menentukan tujuan promosi kesehatan
Menentukan sasaran promosi kesehatan
Menentukan isi promosi kesehatan
Menentukan metode yang akan digunakan
Menentukan media yang akan digunakan

5
Menentukan rencana evaluasi
Menyusun jadwal pelaksanaan

C. Tujuan Promosi Kesehatan


Menurut Green (1990), tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga
tingkatan, yaitu:
1. Tujuan program
Tujun program merupakan pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan
status kesehatan.
2. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai
dapat mengatasi masalah kesehatn yang ada.
3. Tujuan perilaku
Tujuan perilaku merupakan pendidikan atau pembelajaran yang
harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan
peilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.

Adapun tujuan utama promosi kesehatan adalah :


Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
Peningkatan perilaku masyarakat
Peningkatan status kesehatan masyarakat

D. Sasaran
Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan, maka sasaran
dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu :
1. Sasaran primer (primary target)
Sasaran umumnya adalah masyarakat yang dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui anak untuk masalah
KIA (kesehatan Ibu dan Anak) serta anak sekolah untuk

6
kesehatan remaja dan lainnya sebagai sasaran promosi ini
sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
2. Sasaran Sekunder (sekundery target)
Sasaran sekunder dalam promosi kesehatan adalah tokot-tokoh
masyarakat, tokoh agam, tokoh adat, sert orang-orang yang
memiliki kaitan serta berpengaruh penting dalam kegiatan
promosi kesehatan, dengan harapan setelah diberikan promosi
kesehatan maka masyarakat tersebut akan dapat kembali
memberikan atau menyampaikan promosi kesehatan pada
lingkungan masyarakat sekitarnya. Tokoh masyarakat yang telah
mendapatkan promosi kesehatan diharapkan pula agar dapat
menjadi model dalam perilaku hidup sehat untuk masyarakat
sekitarnya.
3. Sasaran Tersier (tertiary target)
Sasaran tersier dalam promosi kesehatan adalah pembuat
keputusan atau penentu kebijakan. Hal ini dilakukan dengan
suatu harapan agar kebijakan-kebijakan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh kelompok tersebut akan memiliki efek/dampak
serta pengaruh bagi sasaran sekunder maupun sasaran primer
dan usaha ini sejalan dengan strategi advokasi.

E. Strategi Promosi Kesehatan


Menurut WHO 1984 terdapat 3 strategi dalam promosi kesehatan yaitu:
a. Advokasi (advocacy)
Advokasi terhadap kesehatan merupakan sebuah upaya yang
dilakukan orang-orang di bidang kesehatan, utamanya promosi
kesehatan sebagai bentuk pengawalan terhadap kesehatan.
Advokasi ini lebih menyentuh pada level pembuat kebijakan,
bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan bisa
mempengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan
memperhatikan kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan

7
mempengaruhi para pembuat kebijakan untuk membuat peraturan-
peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan dan peraturan
tersebut dapat meciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi
perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat (Kapawali, 2007).
Advokasi bergerak secara topdown( dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayh politik. Agar pembuat
kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan.
Advokasi adalah suatu cara yag digunakan mencapai suatu tujuan
yang merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk
mempengaruhi dan mendesak terjadinya perubahan dalam kebijakan
publik secara bertahap maju. Misalnya kita memberikan promosi
kesehatan dengan sokongan dari kebijakan publik dari kepala desa
sehingga maksud dan tujuan dari informasi kesehatanbisa
tersampaikan dengan kemudahan kepada masyarakat atau promosi
kesehatan yang kita sampaikan dapat menyokong atau pembelaan
terhadap kaum lemah (miskin).
b. Dukungan sosial
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh
masyarakt. Dukungan sosial adalah ketersedian sumber daya yang
memberikan kenyamanan fisi dan psikologis sehingga kita dapat
melaksanakan kehidupan dengan baik, dukungan sosial ini adalah
orang lain yang berinteraksi dengan petugas. Contoh nyata adalah
dukungan sarana dan prasarana ketika kita akan melakukan promosi
kesehatan atau informasi yang memudahkan kita, atau dukungan
emosionl dari masyarakat sehingga promosi yang diberikan lebih
diterima.
c. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih kepada
untuk meningkatkan partisipasi masyarkat dalam bidang kesehatan.
Jadi sifatnya bottom-up(dari bawah ke atas). Partisipasi masyarakat
adalah kegiatan pelibatan masyarakat dalam suatu program.

8
Diharapkan dengan tingginya partisipasi dari masyarakat maka suatu
program kesehatan dapat lebih tepat sasaran dan memiliki daya
ungkit yang lebih besar bagi perubahan perilaku karena dapat
menimbulkan suatu nilai didalam masyarakat bahwa kegiatan-
kegiatan kesehatan tersebut itu dari kita dan untuk kita (Kapalawi,
2007). Dengan pembendayaan masyarakat, diharapkan masyarakat
dapat berperan aktif atau berpartisifasi dalam setiap kegiatan.

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada pada


tahun 1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Di
dalam Piagam Ottawa tersebut dirumuskan pula strategi baru
promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir yaitu:
a) Kebijakan berwawasan (Healthy Public Policy)
Strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para
penentu kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-
kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan
kesehatan.
b) Lingkungan yang mendukung (supportive Environment)
Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,
termasuk pemerintahan kota, agar mereka menyediakan sarana
prasarana atau fasilitas yang mendukung terciptanya perilaku
sehat bagi masyarakat, atau pengunjung tempat-tempat umum.
c) Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Reorientasi pelayanan kesehatan ini adalah para
penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta harus melibatkan, bahkan memberdayakan masyarakat
agar mereka juga dapat berperan bukan hanya sebagai penerima
pelayanan kesehatan, tetapi juga berperan sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat.
d) Keterampilan individu (Personel Skill)

9
Keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu adalah memberikan pemahaman-pemahaman kepada
anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke
fasilitas kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan dan
sebagainya.
e) Gerakan Masyarakat (community Action)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, melalui kegiatan-
kegiatan untuk kesehatan. Promosi kesehatan harus mendorong
dan memacu di masyarakat dalam mewujudkan kesehatan
mereka.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Promosi kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha untuk


menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok,
atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan
tersebut masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
2. Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses diagnosis
penyebab masalah, penetuan prioritas masalah dan alokasi sumber
daya yang ada untuk mencapai tujuan dalam membuat
perencanaan promosi kesehatan. Langkah-langkah dalam
perencanaan promosi kesehatan adalah:
a. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan
Diagnosa masalah
Menetapkan prioritas masalah
b. Mengembangkan komponen promosi kesehatan
Menentukan tujuan promosi kesehatan
Menentukan sasaran promosi kesehatan
Menentukan isi promosi kesehatan
Menentukan metode yang akan digunakan
Menentukan media yang akan digunakan
Menentukan rencana evaluasi
Menyusun jadwal pelaksanaan
3. Tujuan
Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat
Peningkatan perilaku masyarakat
Peningkatan status kesehatan masyarakat
4. Sasaran
Sasaran primer (primary target)

11
Sasaran Tersier (tertiary target)
Sasaran Sekunder (sekundery target)
5. Strategi
Advokasi
Dukungan sosial
Pemberdayaan Masyarakat

B. Saran
Semoga masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik dan dapat
berpengaruh terhadap perilakunya.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. https://id.scribd.com/doc/85139149/Promosi-Kesehatan oleh dw-duch

2. https://janupurwono.blogspot.co.id/2015/11/perencanaan-promosi-kesehatan.html

13

Anda mungkin juga menyukai