Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL TUGAS PAPER

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN


Dampak Konsumsi Energi Fosil yang Berlebih dan Polusi yang Ditimbulkan
Terhadap Ekosistem / Lingkungan

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Kelas C

Dosen Pengampu :

Dr. Jaka Aminata, SE., MA.

Disusun Oleh:

1. Citra Ayu Rossi 12020115130085

2. Rendria Santi 12020115140095

3. Shaula Dwitasari 12020115140128

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2017
1. JUDUL PENELITIAN

Dampak Konsumsi Energi Fosil yang Berlebih dan Polusi yang Ditimbulkan
Terhadap Ekosistem/Lingkungan

2. PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
Sumber daya energi dibagi menjadi energi yang terbarukan yang terdiri
dari air, panas bumi, tenaga angin, biomassa, dan tenaga surya. Sumber energi
yang tidak terbarukan seperti minyak bumi, gas bumi, gambut, dan batu bara.
Kesejahteraan manusia dalam kehidupan modern sangat ditentukan oleh jumlah
dan mutu energi yang dimanfaatkannya, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Di samping itu, energi juga merupakan unsur penunjang yang sangat
penting dalam proses pertumbuhan ekonomi dan sangat menentukan keberhasilan
pembangunan sektor lainnya. Oleh sebab itu, pemenuhan kebutuhan energi dalam
jumlah dan mutu yang memadai merupakan upaya yang senantiasa harus menjadi
perhatian. Dengan demikian, energi mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia dan proses pembangunan, dan oleh karena itu
pembangunan sektor energi harus dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil
guna. Namun terkadang manusia lalai akan kegunaan energi, mereka terkadang
memanfaatkan energi yang ada secara berlebihan sehingga berdampak pada
kerusakan lingkungan. Belakangan ini kita sering mendengar dan melihat bencana
bencana yang terjadi akibat kerusakan alam, kerusakan itu terjadi bias
diakibatkan oleh pemanfaatan energi yang sudah berlebihan. Dari permasalahan
yang ada, penulis akan membuat makalah yang membahas tentang kerusakan
energi gobal.
2.2 Rumusan Masalah :
1. Apa dampak dan penyebab konsumsi energi fosil yang berlebih terhadap
lingkungan?
2. Bagaimana cara mengatasi dampak kerusakan lingkungan yang
ditimbulkan oleh konsumsi energi fosil?
2.3 Tujuan :
1. Mengetahui dampak dan penyebab konsumsi energi fosil yang berlebih
terhadap lingkungan
2. Mengetahui cara mengatasi dampak kerusakan linkungan yang
ditimbulkan oleh konsumsi energi fosil

3. PEMBAHASAN KASUS

Kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi belakangan ini telah memberikan
dampak yang sangat luas di berbagai sektor kehidupan. Sektor yang paling cepat
terkena dampaknya adalah sektor transportasi. Fluktuasi suplai dan harga
minyak bumi seharusnya membuat kita sadar bahwa jumlah cadangan minyak
yang ada di bumi semakin menipis. Karena minyak bumi adalah bahan bakar
yang tidak bisa diperbarui maka kita harus mulai memikirkan bahan
penggantinya.

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi yang cukup tinggi di


dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi Kementerian ESDM, dalam beberapa tahun terakhir
pertumbuhan konsumsi energi Indonesia mencapai 7% per tahun. Angka
tersebut berada di atas pertumbuhan konsumsi energi dunia yaitu 2,6% per
tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut terbagi untuk sektor industri (50%),
transportasi (34%), rumah tangga (12%) dan komersial (4%) (ESDM, 2012).
Konsumsi energi Indonesia yang cukup tinggi tersebut hampir 95% dipenuhi
dari bahan bakar fosil. Dari total tersebut, hampir 50%-nya merupakan Bahan
Bakar Minyak (BBM). Konsumsi BBM yang cukup tinggi ini menjadi masalah
bagi Indonesia. (Sumber : Direktorat Jenderal Migas, 2012, Statistik Minyak
Bumi. Jakarta).

Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi


Energi (Sesditjen EBTKE) Djadjang Sukarna, dengan potensi cadangan energi
fosil yang sudah terbatas dan semakin menipis, pemenuhan kebutuhan energi
akan menghadapi kendala yang besar. Bahkan menurut prediksinya, tahun 2030
Indonesia akan menjadi negara pengimpor energi. Menurut Harm J de Blij,
salah satu indikator yang membedakan negara berkembang dengan negara maju
adalah penggunaan energi per orang. Semakin tinggi penggunaan energinya,
semakin maju negara tersebut. Menghadapi keterbatasan sumber energi berupa
minyak, menghemat energi merupakan langkah cerdas. Namun demikian, tidak
dapat pula dipungkiri bahwa konsumsi energi tetap harus ditingkatkan seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia Menghadapi tantangan
cadangan sumber daya fosil yang semakin menipis, menghemat energi
merupakan langkah cerdas. Namun demikian, peningkatan konsumsi energi
sebagai indikator kemajuan ekonomi Indonesia tetap harus difasilitasi dengan
keberadaan sumber energi yang mendukung. Menghadapi tantangan tersebut,
Indonesia perlu memperluas pemanfaatan sumber energi lain untuk
menggantikan pemakaian energi fosil.

Indonesia memerlukan pengembangan sumber energi terbarukan sebagai energi


alternatif campuran bahan bakar untuk menghemat penggunaan minyak.
Sebenarnya di Indonesia terdapat berbagai sumber energi terbarukan yang
melimpah, sepeti biodiesel dari tanaman jarak pagar, kelapa sawit maupun
kedelai untuk mesin diesel. Atau methanol dan ethanol dari biomassa, tebu,
jagung, dll yang bisa dipergunakan sebagai pengganti bensin, dan sekarang ini
yaitu penghemat bahan bakar atau yang sering disebut dengan Super fuel.

Selain itu pembakaran bahan bakar fosil ini telah memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan. Kualitas udara yang semakin menurun akibat asap
pembakaran minyak bumi, adalah salah satu efek yang dapat kita lihat dengan
jelas. Kemudian efek gas rumah kaca yang ditimbulkan oleh gas CO2 hasil
pembakaran minyak bumi. Seperti kita ketahui pembakaran bahan bakar fosil
yang tidak sempurna akan menghasilkan gas CO2, yang lama kelamaan akan
menumpuk di atmosfer. Radiasi sinar matahari yang dipancarkan kebumi
seharusnya dipantulkan kembali ke angkasa, namun penumpukan CO2 ini akan
menghalangi pantulan tersebut. Akibatnya radiasi akan kembali diserap oleh
bumi yang akhirnya meningkatkan temperatur udara di bumi. Kedua efek
tersebut hanya sebagian dari efek negatif bahan bakar fosil yang kemudian
masih diikuti serangkaian efek negatif lain bagi manusia. Oleh karena itu
pemakaian suatu bahan bakar terbarukan yang lebih aman bagi lingkungan
adalah suatu hal yang mutlak.

Anda mungkin juga menyukai