Anda di halaman 1dari 2

Setelah Tuhan, Buruhlah Yang Paling Banyak Menciptakan

(Refleksi Hari Buruh Internasional)


oleh
-Kiki Shofya Usfa-
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Khairun

Setelah Tuhan, buruhlah yang paling banyak menciptakan, mulai dari barang mewah
hingga kerupuk makanan rakyat jelata

1 Mei yang diperuntuhkan untuk Memperingati Hari Buruh, mengigatkan saya bahwa
betapa berartinya Mereka dalam kehidupan saya, segalah sesuatu yang saya nikmati, yang saya
gunakan, yang telah banyak membantu saya untuk memenuhi apa yang saya butuhkan. Mereka
yang berhasil menciptakanya, mereka hadir untuk memenuhinya. Mereka berhasil membuat masa
anak-anak Indonesia tersenyum dengan kudapan manis mereka, sebut saja; permen dan coklat.
Mereka berhasil menghadirkan hal-hal sederhana yang sangat membantu kita, sebut saja; kertas
(buku), pensil dan penghapus. Mereka berhasil memproduksi cemilan ringan yang menjadi kudapan
untuk menjanggal rasa lapar yang juga memanjahkan lidah kita. Hal yang kita anggap sederhana
dan tidak penting malah akan menjadi masalah besar bilamana buruh tidak memproduksinya.
Tak lupa juga. Mereka berhasil. Berhasil menciptakan kekayaan bagi Budi Hartono dan
Michael Hartono, dua orang terkaya di Indonesia saat ini. Tidak terkecuali buruh-buruh yang
bekerja di perusahaan- perusahaan; Bayan Resources milik Low Tuck Kwong , Raja Garuda Mas
milik Sukanto Tanoto, Rajawali Group milik Martua Sitorus Wilmar International dan Peter
Sondakh, Indorama milik Achmad Hamami & keluarga, Sri Prakash Lohia. Kemudian, CT Group
milik Anak Singkong Chairul Tanjung, Harum Energy milik Kiki Barki, Central Cipta Murdaya
milik Murdaya Poo, Mayapada milik Tahir, Bhakti Investama, MNC milik Hary Tanoesoedibjo,
Adaro milik Garibaldi Thohir, dan Alfamart milik Djoko Susanto! Kaum buruhlah yang membuat
orang-orang itu menjadi tycoon, menjadi kaya dan bertambah kaya!
Kaum buruh nyata menjadi pencipta. Betapa tidak! Kaum buruhlah yang memproduksi
hampir semua barang dan jasa yang kita butuhkan! Buruh melakukannya di tempat-tempat kerja
yang bukan milik mereka dan tidak berada di bawah kontrol mereka! Buruh bekerja di bawah boss-
boss yang tidak mereka pilih. Buruh memperoleh upah untuk menyambung hidup dan bekerja bagi
pengusaha bulan demi bulan.
Dan pada wajah perekonomian. Dalam catatan sejarah, Hari Buruh lahir dari berbagai
rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial karena
buruh sering menerima ketidakadilan, exploitation, outsourching, pelecehan buruh perempuan,
kekerasan hingga tak sedikit yang menjadi korban atas kerakusan kaum pengusaha. Oh iya
Pengusaha adalah ungkapan sopan dalam Bahasa Indonesia untuk Kapitalis. Ya, ungkapan
sopan, yang di satu sisi menyiratkan kemuliaan kaum kapitalis, dan di sisi lain menyelubungi
kenyataan penghisapan dan penindasan yang dilakukannya kepada kaum buruh.
Dari rentetan perjuangan itu. 1 Mei-pun akan selalu hadir untuk mengigatkan kita agar tidak
lupa oleh mereka yang turut menjadi pejuang, sebut saja; Marsinah, seorang aktivis dan buruh
pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong. Karena kegigihannya dalam memperjuangkan hak
buruh, dia justru mengalami perlakuan yang luar biasa tragis. Aktivis buruh wanita Jawa Timur itu,
diculik. Mayat Marsinah akhirnya ditemukan di hutan di dusun Jegong, desa Wilangan, dengan
tanda-tanda bekas penyiksaan berat, dan diduga kuat ia juga diiperkosa. Kemudian tak lupa juga
Semaoen yang melakukan pemogokan besar-besaran di kalangan buruh industri cetak yang
melibatkan SI Semarang. Pemogokan yang berhasil memaksa pemilik perusahaan untuk menaikkan
upah buruh sebesar 20 persen dan uang makan 10 persen. Adapun pejuang-pejuang lainnya sebut
saja; SK Trimurti, Muchtar Pakpahan, Agus Sudono, Said Iqbal, Andi Gani Nena Wea dan siapapun
yang hingga kini memperjuangkan hak-hak buruh adalah orang yang layak dikenang.
Ingat juga bahwa! 1 Mei hadir tidak hanya sebagai perayaan mengelar demo semata,
melainkan untuk mengigatkan kita setiap tahunnya, bahwa kehidupan bersifat dinamis dan
segalahnya bisa berubah dalam waktu yang tidak terduga, 1 Mei hadir untuk mengikuti perubahan
itu. Perubahan akan upah yang layak sesuai perkembangan harga kebutuhan pangan dan sandang,
untuk dapat berserikat dan bekerja tetap, untuk dapat menikmati jaminan sosial. Dan Tiap tahun kita
telah diingatkan. Diingatkan untuk Hak-hak itu. Hak kaum buruh atas apa yang dilakukan untuk
para pengusaha.

Oleh karena itu,


Saling mengerti antar sesama umat manusia akan membawa kedamaian dimuka bumi ini.
sehingga tak hanya sekali, peraturan-peraturan pemerintah selalu mencoba hadir sebagai penengah
antara hak-hak kaum buruh dan para pengusaha. Seperti keputusan pemerintah yang pada tahun
2015 merilis formula baru penentuan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang tertuang
dalam paket kebijakan ekonomi jilid IV. Rumus perhitungan kenaikan UMP buruh tiap tahunnya
yaitu berdasarkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Dengan terbitnya PP Pengupahan,
yang diikuti juga dengan 7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan, yakni: tentang Formula UM,
tentang Penetapan UMP/UMK, tentang Penetapan UMS, tentang Struktur Skala Upah, tentang
THR, tentang Uang Service, tentang KHL. Pertanyaannya apakah peraturan itu benar-benar adil
untuk kaum buruh saat ini? Sepertinya, hanya kaum buruh yang bisa menjawab atas layak dan tidak
layak karena kaum buruh yang mengerti atas hasil dari setiap keringat mereka. Walaupun ternyata;
Memberi dan dirampas adalah kata yang tak bisa dibedakan
Saya ucapkan selamat Hari Buruh 1 Mei 2017. Kaum buruh (dan calon buruh) seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai