Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
suatu perasaan tidak nyaman yang bersifat subjektif dan tidak dapat
dilihat atau dirasakan orang lain, yang diungkapkan oleh individu yang
Nyeri diklasifikasikan atas dua bagian, yaitu (1) nyeri akut dan (2)
Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistematik,
Nyeri akut umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya
kurang dari satu bulan. Cedera atau penyakit yang menyebabkan nyeri
menerus yang berlangsung selama enam bulan atau lebih. Nyeri kronis
kronis setelah suatu cedera atau proses penyakit, hal ini diduga bahwa
tidak nyeri sebagai stimulus yang sangat nyeri (Smeltzer & Bare,
2001).
nyeri ke otak. Ada dua jenis ujung syaraf bebas yang termasuk dalam
dibungkus oleh mielin. Serabut ini halus dan hantarannya lambat serta
(Taylor, 2009).
membuat durasi impuls rasa sakit menjadi lebih lama (Alexander &
Hill, 1987).
Perry, 2009).
konsentrasi yang tinggi dalam sistem syaraf pusat. Kadar endorfin dan
kadar endorfin yang banyak akan merasakan nyeri yang lebih ringan
theory.
a. Teori Spesificity
1983).
b. Teori Dasar
c. Teori Gate-Control
Teori ini dikemukakan oleh Melzack & Wall (1965). Teori ini
Menurut Melzack & Wall (1965 dalam Berger, 1992), teori Gate-
nyeri dari syaraf perifer ke otak. Gerbang ini terbuka atau tertutup
sensasi nyeri tidak sampai ke otak. Melzack & Wall (1965 dalam
Gambar 2.1
Mekanisme Teori Gate-Control (Mubarak & Chayatin, 2007)
Kontrol Sentral
Medula
Rangsangan Nyeri SG T Spinalis
otak
Serabut halus
Gate Control System
posterior)
+ : Efek menguat
: Efek menekan
a. Faktor Fisiologi
(2) jenis kelamin, (3) kelelahan, (4) gen dan (5) fungsi neurologi.
Jenis kelamin secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara
Potter & Perry, 2005). Diragukan apakah hanya jenis kelamin saja
normal dari nyeri (seperti cedera spinal cord, neuropati perifer, atau
b. Faktor Sosial
nyeri (Carrol & Seers, 1998 dalam Potter & Perry, 2009). Seseorang
c. Faktor Spiritual
dirinya, apa yang telah dia lakukan selama ini, dan lain-lain (Potter
d. Faktor Psikologis
mereka (Mubarak & Chayatin, 2007). Wall & Melzack (1999 dalam
e. Faktor Budaya
nyeri dan (2) suku. Makna dari nyeri yang dirasakan seseorang
dikutip dari Smeltzer & Bare, 2001). Pasien dengan nyeri hebat dan
stress yang berkaitan dengan nyeri dapat tidak mampu untuk nafas
a. Data subjektif
seperti di tekan).
terhadap peran dan perubahan citra diri (Smeltzer & Bare, 2001).
Gambar 2.2
Intensitas (skala) Nyeri
(Taylor, 1997; Potter & Perry, 2009; Smeltzer & Bare, 2001)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak ada Nyeri Nyeri
nyeri sedang paling
hebat
yang berbeda.
Gambar 2.3
Dimensi Nyeri
b. Data objektif
sebagai pengganti untuk laporan verbal dari nyeri pada pasien tidak
(Taylor, 1997).
2.2.1. Definisi
operasi dibagi atas: (1) operasi mayor, (2) operasi minor. Operasi
(Taylor, 1997).
Menurut Taylor (1997), tindakan operasi dibagi atas tiga fase yang
terdiri dari: (1) fase preoperasi, (2) fase intraoperasi, (3) fase post
2.2.4. Anestesi
lokal, regional, epidural, atau anestesi spinal (Smeltzer & Bare, 2001).
pada semua jaringan syaraf, dan ini bersifat reversibel serta dapat
yang digunakan dalam anestesi lokal yaitu: (1) procaine, dengan waktu
kerja selama jam, (2) lidocaine, dengan waktu kerja selama 1-2 jam,
(3) mepivacaine, dengan waktu kerja selama 1-2 jam, (4) teracaine,
dengan waktu kerja selama 1-2 jam, (5) bupivacaine, dengan waktu
kerja selama 5-7 jam, dan (6) etidocaine, dengan waktu kerja selama 4-
epidural yaitu: (1) procaine, dengan waktu kerja selama 1 jam, (2)
dengan waktu kerja selama 1-2 jam, (4) etidocaine, dengan waktu kerja
selama 4-6 jam, (5) tetracaine, dengan waktu kerja selama 1,5- 2 jam,
dan (6) bupivacaine, dengan waktu kerja selama 3,5- 5 jam (Siahaan,
2000).
Bare, 2001). Obat yang selalu disediakan pada anestesi spinal yaitu
waktu kerja selama 1,5 jam), dan procaine (dengan waktu kerja selama
Nyeri akut yang sering terjadi adalah nyeri post operasi. Kualitas,
yang vertikal atau diagonal, karena beberapa syaraf dan otot serta
2.3.1. Definisi
takut, gelisah, dan cemas, ada pula yang menanggapinya dengan sikap
yang optimis dan penuh toleransi (Smeltzer & Bare, 2001). Sebagian
mondar-mandir tidak tentu arah untuk mengurangi rasa nyeri. Ada juga
pincang, dan menjaga area yang sakit. Hal ini menunjukkan bahwa
(Ogden, 2000).
Tabel 2.1
Indikator Perilaku Nyeri (Potter & Perry, 2009)
nyeri berkurang
lingkungan
berkurang
a. Jenis Kelamin
b. Intensitas Nyeri
tenang dan tabah serta lebih sedikit bisa menerima sakit dan
d. Percaya Diri
seperti duduk, berdiri, dan berjalan. Oleh karena itu, percaya diri
pasien pada nyeri kronik dan pasien percaya tentang nyeri mereka
area tubuh yang sakit, atau mengekspresikan raut wajah. Perilaku ini
dosis obat yang diberikan. Metode pengawasan diri sangat mudah dan
pada perilaku nyeri kelihatannya akan berat sebelah atau tidak akurat
melaporkan perilaku nyeri mereka sendiri (Turk & Flor, 1978 dalam
Harahap, 2007).
yang terbaik atau yang paling benar. Keterbatasan yang paling utama
tidak langsung kelihatannya tidak praktis, mahal dan rumit, lebih dari
2007), alat ukur yang digunakan untuk mengukur perilaku nyeri harus
diulangi sebanyak dua kali. Ketika pasien melakukan aktivitas ini, ada
dan Block pada tahun 1982. PBOP terdiri dari lima parameter perilaku
dari kelima parameter perilaku nyeri tersebut diatas. Skor tertinggi (10)
untuk periode 1 menit dan lagi selama 2 menit, berdiri untuk periode 1
menit dan lagi selama 2 menit, berbaring untuk periode 1 menit dan
lagi selama 1 menit kedua, dan berjalan untuk 1 menit dan lagi selama
area tubuh yang sakit, (2) braching, yang mana mengacu pada
kaku, (3) rubbing, yang mana mengacu pada sentuhan atau rabaan
pada bagian tubuh yang sakit, (4) grimacing, yang mana mengacu pada
sebagai suatu kesan yang dapat dilihat oleh orang lain yang mungkin dapat
afektif, dan perilaku yang berbeda dan karakteristik yang menentukan gaya
berikut:
sabar dan tidak suka dengan keterlambatan dan waktu yang mendesak,
mereka juga sangat komitmen dengan jadwal yang sudah mereka susun
dan mereka selalu mencoba melakukan satu kegiatan atau lebih secara
Sarafino, 2006).
dengan perjuangan yang agresif secara terus menerus untuk mencapai sesuatu
dalam waktu yang singkat (sedikit) dan sering bersaing dengan orang lain.
khususnya pada keadaan dengan tingkat persaingan yang sedang, dan mereka
mungkin tidak fokus pada hal-hal yang tidak pasti (Rosenman, 1978 dalam
pekerjaan yang lambat (situasi yang lambat), berhati-hati dalam bekerja yang
memerlukan fokus dan perhatian yang lebih (K.A. Mattheus, 1982 dalam
diri, berbicara keras, berbicara cepat, tidak sabar, dan suka bermusuhan
(Ogden, 2000).
tidak terlalu kompetitif dalam prestasi, tidak suka mengganggu, rileks, lebih
santai terhadap waktu, tenang, dan tidak mudah marah. Tipe kepribadian B
Sarafino, 2006).