Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
a. Sistolik
Deskripsi Tekanan darah sistolik istirahat
b. diastolik
a. sistolik
b. diastolik
a. sistolik
b. diastolic
tekanan darah setelah mendengarkan music instrumental tempo lambat yang tidak
disukai
a. sistolik
b. diastolic
Analisis bivariat dilakukan dengan tujuan untuk menilai data dengan variable bebas
lebih dari satu. Hipotesis yang ditunjukan harus diuji dan dilakukan analisis bivariat
dengan uji Wilcoxon, bertujuan untuk melihat perbandingan antar variable bebas
yaitu music instrumental tempo lambat setelah mendengarkan music instrumental
yang disukai dan setelah mendengarkan music instrumental tempo lambat yang
tidak disukai dengan. variable terikat yaitu tekanan darah sistolik istirahat 1 ,
tekanan darah diatolik istirahat 1, tekanan darah sitolik setelah mendengarkan
music instrumental tempo lambat yang disukai, tekanan darah diastolik setelah
mendengarkan music instrumental tempo lambat yang disukai, tekanan darah
sistolik istirahat 2, tekanan darah diastolic istirahat 2, tekanan darah sistolik setelah
mendengarkan music instrumental tempo lambat yang tidak disukai, tekanan darah
diastolic setelah mendengarkan music instrumental tempo lambat yang tidak
disukai dapat dilihat pada table berikut :
Table perbedaan tekanan darah sistolik istirahat 1 dan tekanan darah sistolik setelah
mendengarkan music instrumental tempo lambat yang disukai
Tabel x menunjukan hasil uji wilcoxon dan didapatkan nilai signifikansi 0,000 atau
kurang dari 0,05 yang dapat diartikan ada perbedan yang signifikan antara tekanan
darah diastolik istirahat 1 dan tekanan darah diastoik setelah mendengarkan musik
instrumentaltempo lambat yang disukai
Table perbedaan tekanan darah sistolik istirahat 2 dan tekanan darah sistolik setelah
mendengarkan music instrumental tempo lambat yang tidak disukai
Tekanan darah n Median Rerata Nilai P
sistolik (minimum- (mmHg)
maksimum)
Istirahat 2 30 145(135-150) 144,07
Tabel x menunjukan hasil uji wilcoxon dan didapatkan nilai signifikansi 0,011 atau
kurang dari 0,05 yang dapat diartikan ada perbedan yang signifikan antara tekanan
darah diastolik istirahat 2 dan tekanan darah diastoik setelah mendengarkan musik
instrumentaltempo lambat yang tidak disukai
Pembahasan
Perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik istirahat 1 dan setelah mendengarkan
musik instruental tempo lambat yang disukai
Stimulus musik instrumental tempo lambat yang didengar oleh subjek penelitian
merangsang organ-organ pendengaran dan menstimulasi korteks auditorik
(terutama korteks asosiasi auditorik yang berperan dalam persepsi berbagai aspek
musik seperti harmoni dan tempo). Musik akan menstimulasi sistem limbik dan
hipotalamus sehingga merangsang pengeluaran gelombang otak pada bagian frontal
dan parietal korteks cerebri. Rangsangan dari sitem limbik akan menstimulasi RAS
(Reticular Activating System) sehingga mempengaruhi aurosal level. Gelombang
yang dihasilkan dari relaxing musik adalah gelombang alfa, yang artinya
menggambarkan tubuh dalam keadaan rileks. Stimulasi dari hipotalamus dapar
menurunkan aktivitas simpatis juga parasimpatis (Carlson, 2013; Goettelman et al.,
2013). Penurunan aktivitas simpatis menyebabkan tonus vasomotor berkurang
sehingga resistensi perifer berkurang dan menyebabkan penurunan tekanan pada
arteri. Frekuensi dan kekuatan pompa jantung yang menurun mengakibatkan
penunuran terhadap curah jantung dan tekanan arteri (Joseph, 2008; Siritunga et al.,
2013). Aktivasi parasimpatis mengakibatkan penurunan frekuensi jantung dan
sedikit konraktilitas otot jantung, sehingga menurunkan tekanan arteri (Guyton,
2011).
Hasil dari penelitian yang telah diolah spendapat dengan hasil penelitian
Rohit S. Loomba dan Rohit Aorab yang berjudul Effect of music on systolic blood
pressure, diastolic blood pressure, and heat rate: a meta-analisys tahum 2012,
perbedaan yang bermakna terdapat pada tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah mendapat terapi musik pada subjek sehat. jenis musik yang
berbeda-beda dalam tempo memiliki efek fisiologis pada tubuh. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa musik tempo cepat (130-140 ketuk/menit) meningkatkan
kecemasan yang dapat dilihat melalui peningkatan tekanan darah dan denyut
jantung, sedangkan musik tempo lambat (60-70 ketuk/menit) memiliki efek
sebaliknya (Edworthy dan Waring 2010, dalam Armon, 2011). Musik yang disukai
mampu mengatur hormon-hormon yang mempengaruhi stress seseorang. Musik
yang dipilih sendiri juga memiliki kekuatan untuk mempengaruhi denyut jantung
dan tekanan darah sesuai dengan frekuensi, tempo, dan volumenya. Makin lambat
tempo musik, denyut jantung semakin lambat sehingga mengakibatkan terjadinya
penurunan tekanan darah (Finasari, 2014).
Perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik istirahat 2 dan setelah mendengarkan
musik instruental tempo lambat tidak yang disukai