Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UNDANG UNDANG
OLEH :
KELOMPOK 1
ANGGOTA :
3. Milawati (1108505001)
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
1. OBAT
Pengertian obat juga dapat didefinisikan secara khusus. Adapun pengertian obat secara
khusus adalah :
1. Obat Jadi
Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau capuran (serbuk, cairan, salep,
tablet, pil, suppositoria, dll) yang mempunyai teknis sesuai FI/lain yang ditetapkan
pemerintah.
2. Obat Paten
Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
sipembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang
memproduksinya.
3. Obat Baru
Obat baru adalah obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yang
berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya: lapisan, pengisi, pelarut,
pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui
khasiat dan kegunaannya.
4. Obat Asli
Obat asli adalah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah Indonesia,
terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan
tradisional.
5. Obat Essensial
Obat essensial adalah obat yang paling dibuuhkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan
oleh MENKES.
6. Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI untuk zat
berkhasiat yang dikandungnya.
7. PENGGOLONGAN OBAT
1. Obat Bebas
4. Obat Keras
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep
dokter, tidak termasuk dalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat
bebas terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI.
Golongan obat bebas ini biasanya tidak membahayakan jiwa, dalam arti
kata yang agak luas, bila makan jumlah 10-20 biji sekaligus pun belum
menyebabkan kematian.
Penandaan :
1. Vitamin B kompleks
2. Vitamin B1
3. Tablet Vitamin A
4. Vitamin C
5. Multivitamin
8. Tablet Paracetamol
Pada zaman Belanda, kelompok obat ini juga disebut obat daftar W (W
= Waarschuing = peringatan). Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat
diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila penyerahannya memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau
pembuatnya.
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan. Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,
berupa persegi empat panjangberwarna hitam berukuran panjang 5 centimeter, lebar 2
centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :
P No. 1:
1. Anti Histamin
2. Chloroquinum
P No. 2 :
P No. 3 :
1. Air Burowi
1. Rokok dan serbuk untuk penyakit bengek untuk dibakar yang mengandung
Scopolaminum
P No.5 :
P No. 6 :
2. Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat , aman, dan rasional dapat dicapai
melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan sendiri.
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada
pasien di apotik tanpa resep dokter.
1. KepMenKes No.347 Tahun 1990 tentang Obat Wajib Apotek (OWA) No.1, berisi daftar obat
yang dapat diserahkan tanpa resep oleh apoteker di apotek, mencakup oral kontrasepsi, obat
saluran cerna (antasida, anti-spasmodik, anti-spasmodik analgetik, anti mual, laksan), obat
mulut dan tenggorokan, obat saluran napas (obat asma, sekretolitik/mukolitik), obat sistem
neuromuscular (analgetik antipiretik, antihistamin), antiparasit (obat cacing), obat kulit
topikal (antibiotik topikal, kortikosteroid topikal, antiseptik lokal, antifungi lokal, anestesi
lokal, enzim antiradang topikal, pemucat kulit).
2. PerMenKes No.919 Tahun 1993 tentang kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep,
yaitu tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun, pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak
memberikan resiko pada kelanjutan penyakit, penggunaan tidak memerlukan cara dan atau
alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan, penggunaannya diperlukan untuk
penyakit yang pravalensinya tinggi di Indonesia, dan obat memiliki rasio kemanfaatan yang
dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
3. PerMenKes No.924 Tahun 1993 tentang OWA No.2, peraturan ini memuat tambahan daftar
OWA yang dapat diserahkan apoteker.
4. PerMenKes No.925 Tahun 1993 tentang perubahan golongan OWA No.1, memuat perubahan
golongan obat terhadap daftar OWA No.1, beberapa obat yang semula OWA berubah
menjadi obat bebas terbatas atau obat bebas, selain itu juga ada keterangan
pembatasannya.
NOMOR : 347/MenKes/SK/VII/1990
4. Etinodiol diasetat
eyinilestradiol
5. Levonorangestrol
etinil estradiol
6. Norethindrone
mesatranol
7. Desogestrel etinil
estradiol
- Mg Trisilikat, Al oksida +
Papaverine HCL+
klordizepoksid +
diazepam + Sodium
Bicarbonat
6. Al oksida, Mg oksida +
hiosyamin HBr,
atropine sulfat, hiosin
HBr
7. Mg trisilikat, Al
hidroksida_papaverine
HCL
8. Mg trisilikat + Al
hidroksida + papaverine
HCL, klordiazepoksid +
beladona
9. Mg karbonat, mg
oksida, Al hidroksida +
papaverine HCL,
beladona
11. Mg trisilikat,
aukol + papaverine HCl,
klordiazepoksid
- Hyosine N butyl
bromide, Dypiron
- Metampiron, beladona,
papaverine HCL
Max 20 tab/ 1
- Tebulatin sulfat
botol syrup
- Salbutamol
sda
- Oksolamin
-Metampiron +
Sakit kepala
klordizepoksid/ diazepam
disertai
Max 20 tab
ketegangan
- dimethinden maleat
-sda-
- Astemizol
-sda-
- Oxomemazine
-sda-
- Homochorcyclizin HCL
-sda-
- Dexchlorpheniramin
maleat
-sda-
Anti Parasit Obat cacing : mebendazol Cacing kremi, Max 6 tab, syrup
gelang, tambang, 1 botol
cambuk
- Klorphenicol
Max 2 lembar
- Framisetine sulfat
Max 1 tube
- Neomisin sulfat
Max 1 tube
- Gentamycin sulfat Acne vulgaris
Max 1 botol
- Erythromycin
- Triamsinolon
- desoksimetazon
- Heksaklorofen
- Miconazol nitrat
- Nistatin
- Tolnafat
- Ekonazol
Lidokain HCL
NOMOR : 924/MENKES/PER/X/1993
3. Benorilate 10 tablet
5. Carbinoxamin 10 tablet
Sebagai obat luar untuk obat
6. Clindamicin 1 tube
acne
Inhalasi
10. Diponium 10 tablet
Sebagai obat luar untuk
11. Fenoterol 1 tabung
inflamasi
12. Flumetason 1 tube
Sebagai obat luar untuk
inflamasi
14. Ibuprofen
16. Ketokonazole
18. Methylprednisolon
1 tube
29. Scopoloamine
Sebagai obat luar untuk infeksi
30. Silver Sulfadiazin 10 tablet
jaamur lokal
1 tube Sebagai obat luar untuk
hiperkeratose
31. Sucralfare
1 tube
34. Urea
1 tube
Lebih dari 100 bahan obat termasuk dalam kelompok ini, meliputi antibiotika,
obat-obat yang tercantum dalam daftar obat bebas terbatas.
Penandaan :
Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras : obat itu sendiri
dalam substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, kecuali apabila di
belakang nama obat disebutkan ketentuan lain, atau ada pengecualian Daftar Obat
Bebas Terbatas.
1. Acetanilidum
2. Andrenalinum
3. Antibiotika
4. Anthistaminika
5. Apomorphinum
a. Obat Psikotropika
Penjelasan
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis (bukan
narkotika) yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan
tingkah laku.
Penandaan
1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang
sangat kuat yang dapat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Yang termasuk
golongan ini antara lain :
1. MDMA yang dikenal dengan sebutan Ecstacy (merupakan turunan, berbentuk serbuk
warna putih atau kekuningan bersifat halusinogen kuat dan nama lainnya adalah xtc,
adam, essence, dan lain-lain)
b. Obat Narkotika
Penjelasan
Penandaan
1. Tanaman Papaver somniferum L dan semua bagiannya termasuk buah dan jeraminya
kecuali bijinya.
2. Opium mentah, yakni getah yang membeku sendiri, diperoleh dari tanaman Papaver
somniferum L yang hanya mengalami pengolahan sekadar untuk pembungkusan dan
pengangkutan tanpa mempengaruhi keadaan morfinnya.
1. Candu (hasil yang diperoleh dari opium mentah melalui suatu rentetan pengolahan,
khususnya dengan pelarutan, pemanasan, dan peragian dengan atau tanpa penambahan
bahan-bahan lain, dengan maksud mengubahnya menjadi suatu ekstrak yang cocok
untuk pemadatan),
2. Jicing (sisa-sisa dari candu setelah diisap tanpa memperhatikan apakah candu itu
dicampur dengan daun atau bahan lain
5. Daun koka (daun yang belum atau sudah dikeringkan atau dalam bentuk serbuk dari
dari semua tanaman genus Erythroxylon dari keluarga Erythroxylaceae yang
menghasilkan kokain secara langsung atau melalui perubahan kimia.
6. Kokain mentah (semua hasil yang diperoleh dari daun koka yang dapat diolah secara
langsung untuk mendapat kokaina
8. Tanaman ganja ( semua tanaman genus cannabis dan semua bagian dari tanaman
termasuk biji, buah, jerami hasil olahan tanaman ganja termasuk damar ganja dan
hasis)
9. Heroin
1. Morfin ,Merupakan alkaloida yang terdapat dalam opium candu yang breasal dari
Papaver somniferum L. Morfin berupa serbuk berwarna putih digunakan dalam
pengobatan untuk menghilangkan rasa nyeri. Dalam bentuk sustained released tablet
digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat pada penderita kanker, operasi,
dan lain-lain. Morfin dapat mengakibatkan ketergantungan fisik , psikis dan toleransi
sehingga penggunaan dalam pengobatan sangat dibatasi dan merupakan pilihan
terakhir.
2. Fentamil
3. Ekgonina
4. Petidina
5. Alfasetil-metadol
6. Benzetidin
7. Betametadol.
8. Narkotika golongan III adlah narkotika yang berkhasiat dalam
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan yang
dapat mengakibatkan ketergantungan. Jenis narkotika yang termasuk
golongan III antara lain.
1. Kodein , merupakan alkaloid yang terdapat dalam opium atau candu atau sintesis dari
morfin. Kodein berupa serbuk putih atau dalam bentuk tablet digunakan dalam
pengobatan untuk menekan batuk antitusif dan penghilang nyeri analgesik.kodein
dapat juga menimbulkan ketergantungan fisik dan psikis serta toleransi, namun sangat
ringan bila dibandingkan dengan morfin.
2. Etil Morfin
3. Dihidrokolin
4. Dokstroproposifem
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, L. P., 2008, Modul Undang-undang Kesehatan, Denpasar : SMF Saraswati 3 Denpasar.
Syamsuni, H., 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Available at : http://www.slideshare.net/trogalko/uu-farmasi-3
Tjay, T.H., Kirana, R., 2007, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek
Sampingnya, Edisi : 6, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.