NURBAETYANA
064242080
II B
POLITEKNIK KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2007
LANDASAN TEORI
I. Pengertian
Menurut De Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5:
1. Plasenta previa sentralis (totalis)
Adalah bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta menutupi seluruh
ostium.
2. Plasenta precia lateralis
Adalah bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan di tutupi oleh
plasenta
Menurut penulis buku-buku Amerika Serikat:
1. Plasenta previa totalis
Adalah seluruh osatium ditutupi plasenta
2. Plasenta previa partialis
Adalah sebagian ditutupi plasenta
3. Plasenta letak rendah
Adalah tepi plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan, pada
pemeriksaan dalam tidak teraba
Menurut broune:
1. Tingkat 1: lateral Plasenta previa
Adalah pinggir bawah Plasenta berisi sampai kesegmen bawah rahim, namun
tidak sampai ke pinggir pembukaan
2. Tingkat 2: margina Plasenta previa
Adalah plasenta mencapai pinggir pembukaan
3. Tingkat 3: complete Plasenta previa
Adalah plasenta menutupi ostium waktu tertutup, dan tidak menutupi bila
pembukaan hampir lengkap
4. Tingkat 4: center Plasenta previa
Adalah plasenta menutupi seluruhnya pada pembukaan hampir lengkap
Plasenta previa
Adalah keadaan dimana Plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir
(ostium uteri internal).
(dikutip dari Prof. Dr. Rustam Moctar MPH., 1998. Jakarta)
II. Etiologi
Menurut Prof. Dr. Rustam Moctar MPH., 1998. Jakarta, beberapa faktor yang
berhubungan dengan peningkatan kekerapan terjadi plasenta previa, yaitu:
1. Paritas
Makin banyak paritas ibu, makin besar kemungkinan mengalami plasenta
previa
2. Usia ibu pada saat hamil
Pada primigravida, umur diatas 35 tahun lebih seding dari pada umur di
bawah 25 tahun
3. Hipoplasia endometrium
Bila kawin dan hamil pada umur muda
4. Endometrium
Endometrium cacat pada bekas persalinan berulang-ulang, bekas operasi,
kuretase, dan mual plasenta
5. Korpus luteum bereaksi lambat
Dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepasi
6. Tumor-tumor
Seperti mioma uter, polip endometrium
7. Kadang- kadang pada malposisi
III. Tanda dan Gejala
Menurut Departemen Kesehatan RI 1996. Jakarta
Gejala utama
Perdarahan yang berwarna merah segar, tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri
merupakan gejala utama.
Gambaran klinik
1. Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak perdarahan yang terjadi
pertama kali, biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal. Perdarahan
berikutnya hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya. Perdarahan pertama
sering terjadi pada triwulan ketiga.
2. Pasien yang datang dengan perdarahan karena plasenta previa tidak
mengeluh adanya rasa sakit.
3. Pada uterus tidak teraba keras dan tidak tegang
4. Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul dan tidak
jarang terjadi letak janin letak lintang atau letak sungsang
5. Janin mungkin masih hidup atau sudah mati, tergantung banyaknya
perdarahan
IV. Diagnosis
Menurut Prof. Dr. Rudstam Mochtar MPH. 1998 Jakarta.
Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan:
1. Anamnesis
a. Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah
perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan
lanjutan (trimester III)
b. Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan
perulang (recurrent), kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun
tidur, pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah di penuhi dengan dara.
Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak dari
yang sebelumnya. Sebab dari perdarahan ialah karena ada plasenta dan
pembuluh darah yang robek yang disebabkan oleh:
1) Terbentuknya segmen bawah rahim
2) Terbentuknya ostium atau oleh malipulasi intravaginal atau raktal
2. Inspeksi
a. Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam : banyak, sedikit darah
beku dan sebagainya
b. Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan pucat / anemis.
3. Palpasi abdomen
a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b. Sering di jumpai kesalahan letak
c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau menggolak di atas pintu atas
pinggul
d. Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalan pada
segmen bawah rahim, terutama pada ibu yang kurus.
4. Pemeriksaan inspekula
Dengan memakai spekulum secara hati-hati dilihat dari mana asal perdarahan,
apakah dari dalam uterus, atau dari kelainan serviks, vagina, varises pecah dan
lain-lain.
5. Pemeriksaan radio-isotop
a. Plasentografi jaringan lunak
Yaitu membuat foto dengan sinar roentgen lemah untuk mencoba
melokalisir plasenta.
b. Sitrografi
Kosongkan kandung kemih, lalu dimasukkan 40cc larutan NaCl 12,5 ,
kepala janin di tekan kearah pintu atas panggul lalu dibuat foto. Bila jarak
kepala dan kandung kemih berselisih lebih dari 1 cm, maka terdapat
kemungkinan plasenta previa
c. Plasentografi indirik
Yaitu membuat foto seri lateral dan anteroposterior, dengan cara
menghitung antara jarak kepala-simfisis dan kepala promotorium
d. Arteriografi
Dengan memasukkan zat kontras kedalam arteri femoralis, karena plasenta
sangat akan pembuluh darah maka ia akan banyak menyerap zat kontras.
e. Aminografi
Dengan memasukkan zat kontras kedalam rongga amnion, lalu di buat
foto dan dilihat dimana terdapat daerah kosong di luar janin dalam rongga
rahim
f. Radio isotop plasentografi
Dengan menyuntikan zat radio aktif RISA (Radio Iodinateol Serum
Albumin) decara intra vena, lalu diikuti dengan detektor GMC
g. Ultrasonografi
Cara ini sangat terapi dan tidak menimbulkan bahaya radiasi terhadap
janin
6. Pemeriksaan dalam
Adalah senjata dan cara paling akhir yang paling ampuh di bidang abstetrik
untuk diagnosis plasenta previa, walaupun ampuh namun kita harus berhati-
hati, karena bahayanya juga sangat besar.
a. Bahaya pemeriksaan dalam
1. Dapat menyebabkan perdarahan yang hebat
2. Terjadi infeksi
3. Menimbulkan his dan kemudian terjadilah partus prematurus.
b. Teknik dan persiapan pemeriksaan dalam
1. Pasang infus dan persiapan donor darah
2. Pemeriksaan dilakukan di kamar bedah, dengan fasilitas operasi
lengkap
3. Pemeriksaan dilakukan secara hati-hati dan secara lembut
4. Jangan langsung masuk ke dalam kanalis servikasi, tetapi raba dulu
bantalan antara janin dan kepala janin pada forniks.
5. Bila ada darah beku dalam vagina, keluarkan sedikit-sedikit dan pelan-
pelan
c. Kegunaan pemeriksaan dalam
1. Menegakkan diagnosa apakah perdarahan oleh plasenta previa atau
oleh sebab-sebab lain:
2. Menentukan jenis klasifikasi plasenta previa, supaya dapat diambil
sikap dan tindakan yang tepat.
d. Indikasi pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum
1. Perdarahan banyak, lebih dari 500cc
2. Perdarahan yang sudah berulang-ulang
3. perdarahan sekali, banyak, dan Hb dibawah 8gr% kecuali persiapan
darah ada.
4. His telah mulai dan janin sudah dapat hidup di luar rahim.
VI. Pengaruh Plasenta Terhadap Kehamilan (menurut dari Prof. Dr. Rustam
Moctar MPH. 1998 Jakarta)
Karena dihalangi oleh plasenta maka bagian terbawah janin tidak terfiksir
kedalam pintu atas panggul. Sehingga terjadilah kesalahan-kesalahan letak janin.
Sering terjadi partus prematurus karena adanya rangsangan koagulan darah
pada serviks. Selain itu, jika banyak plasenta yang lepas, kadar progesteron
turun dan dapat terjadi his, juga lepasnya plasenta sendiri dapat merangsang his.
Dapat juga karena pemeriksaan dalam.
VII. Penanganan
1. Penanganan pasif menurut Prof. Sarwono Prawiroharjo, Sp 06. 1997.
Jakarta)
a. Perhatian
Tiap-tiap perdarahan dari ketiga yang lebih dari show, harus dikirim ke
rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi
b. Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum
inpartum kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat janin dibawah
2500 gram, maka kehamilan dapat dipertahankan istirahat dan pemberian
obat-obatan seperti spasmolitika. Progestin atau progesteron observasilah
dengan teliti.
c. Sambil mengawasi periksalah golongan darah, dan siapkan donor untuk
tranfusi darah. Bila memungkinkan kehamilan dipertahankan setua
mungkin supaya janin terhindar dari prematuritas.
d. Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil tersangka plasenta previa
rujuk segera ke rumah sakit dimana terdapat fasilitas operasi dan tranfusi
darah.
e. Bila kekurangan darah, berikanlah tranfusi darah dan obat-obatan
penambah darah.
2. Cara persalinan
Faktor-faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan mana yang
akan dipilih adalah :
a. Jenis plasenta previa
b. Perdarahan : banyak atau sedikit tetapi berulang-ulang
c. Keadaan umum ibu hamil
d. Keadaan janin : hidup, gawat atau meninggal
e. Pembukaan jalan lahir
f. Paritas atau jumlah anak hidup
C. Pemeriksaan
1. Keadaan umum
a. kesadaran : composmentis
b. tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
RR : 22 x / menit
Nadi : 88 x / menit
Temperatur : 37oC
c. Berat badan : Sebelum hamil : 50 kg
Sesudah hamil : 60 kg
Kenaikan BB selama hamil : 10 kg
d. Tinggi badan : 157 cm
e. Ukuran lila : 24 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
1) Rambut : lurus, tidak ada ketombe, dan tidak mudah rontok
keadaan bersih
2) Muka : bentuk simetris, pucat, tidak ada oedema
3) Mata : bentuk simetris, tidak ada pembengkakan pada
kelopak mata, konjungtiva pucat, seklera tidak
ikterik, berfungsi dengan baik, keadaan bersih
4) Hidung : bentuk simetris, keadaan bersih, dan tidak ada
pembesaran polip
5) Mulut : tidak ada kelalinan , tidak terdapat stomatitis,
keadaan gigi bersih, tidak ada carises, tidak ada
pembesaran tonsil
6) Telinga : bentuk simetris, keadaan bersih, fungsi
pendengaran baik
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar
limpa, dan tidak ada pembengkakan vena jugularis
8) Dada : pernafasan baik tidak ada rochi dan wheezing,
payudara menonjol hiperpigmentasi , tidak ada
benjolan, abnormal, colostrums belum keluar.
9) Abdomen : bentuk simetris, membesar sesuai dengan usia
kehamilan, tidak ada cacat, tidak ada bekas
operasi, tidak ada nyeri tekan pada saat dipalpasi.
10) Punggung : normal tidak ada kelainan
11) Genetalia : ada pengeluaran darah pervcaginam banyaknya
200cc. tidak ada hemaroid, varisesdan oedema
12) Ektermitas : bentuk simetris, tidak ada cacat, tidak ada oedema,
dapat berfungsi dengan baik
b. Palpasi
1) Leopold I : TFU terpegang antara Px dengan pusat, pada
fundus teraba keras bundar melenting yang berarti
kepala
2) Leopold II : Perut ibu sebelah kiri teraba lebar dan memberikan
tahanan yang besar berarti punggung janin.
(PUKI) perut sebelah kanan teraba bagian-bagian
janin yang kecil berarti extremitas.
3) Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba ada satu
bantalan yang mengganjal pada bagian segmen
bawah rahim.
4) Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP
(divergen)
5) Mic Donald : 30cm
6) TBJ : (30-12) x 155 = 2790 gram
c. Palpasi
1. Jantung : Denyut jantung tidak teratur, takikardi, tidak
terdengar mur-mur
2. Paru-paru : Tidak terdengar ronchi dan whezing
3. DJJ : positif, denyut jantung tidak terdengar, takikardi,
158 x/menit
d. Perkusi : Reflek patella positif dan reflek babinski negatif
3. Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 9,4gr%
Protein urine : (-)
Redaksi : (-)
4. Pemeriksaan penunjang :
USG : pada USG terlihat ada bagian yang menutupi jalan lahir yaitu
plasenta
II. INTERPRESTASI DATA DASAR, DIAGNOSA, MASALAH DAN
KEBUTUHAN
1. Diagnosa
Ibu G2P1A0 hamil satu minggu, janin tunggal, hidup, memanjang, intrauteri,
PUKI, presentasi bokong, belum masuk PAP, ibu plasenta previa totalis
Dasar
a. Ada pengeluaran darah pervaginam sebanyak 200cc atau 2 kain basah
yang bercampur stosel secara tiba-tiba
b. Pada saat palpasi dirasakan ada suatu bantalan yang mengganjal pada
segmen bawah rahim
c. Bagian terbawah janin belum turun
d. Dijumpai kesalahan letak janin yaitu bukan presentasi kepala
e. Tidak terdapat nyeri tekanan pada saat palpasi
f. Leopold I : TFU 30 cm, pertengahan Px dan pusat, TBJ : 2790
gram
g. Leopold II : PUKI
h. Leopold III : Teraba bantalan pada segmen bawah rahim
i. Leopold I V : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
j. DJJ : 158 x/menit
k. Hb : 9,4 gram
l. HPHT : 5 Maret 2007
m. TP : 12 Desember 2007
n. Ibu mengatakan hamil anak ke-2
2. Masalah
a. Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan terjadinya perdarahan
pervaginam karena adanya plasenta previa totalis
Dasar
1) Ibu mengatakan cemas karena mengeluarkan darah banyak
2) Jumlah perdarahan 2 kain basah atau 200cc
3) Terjadi perdarahan secara tiba-tiba
b. Gangguan aktivitas sehubungan dengan terjadinya perdarahan
pervaginam karena adanya plasenta previa totalis
Dasar
1) Ibu mengatakan cepat merasa lelah
2) Ibu tidak boleh banyak beraktivitas karena akan memperbanyak
perdarahan
3) Ibu mengatakan cepat merasa pegal-pegal pada pinggang
3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang istirahat ibu
1) Anjurkan ibu untuk beristirahat total / tirah baring
2) Jangan banyak melakukan gerakan atau aktivitas
b. Observasi banyaknya perdarahan pervaginam
Ganti pembalut bila basah
c. Segera hubungi tenaga kesehatan jika terjadi perdarahan yang lebih hebat
d. Penyuluhan tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil
1) Makan makanan yang bergizi serta vitamin C dan zat besi
2) Makan sedikit tapi sering
e. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
1) Pemberian pemasukan yang cukup dengan adanya perdarahan
2) Pemberian nutrisi melalui pemberian cairan infuse RL atas
f. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu
1) Katakan kepada ibu bahwa ibu harus kuat dan sabar karena dapat
melalui semuanya dengan baik
2) Beri penyuluhan tentang persiapan persalinan
g. Observasi tanda-tanda vital
1) Observasi DJJ secara ketat
2) Anjurkan ibu untuk miring kiri untuk memberikan oksigenasi pada
janinnya
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
1. Potensial terjadi perdarahan anterpartum pada ibu
2. Potensial terjadi gawat janin
3. Potensial terjadi aspeksia pada bayi
V. RENCANA MANAGEMEN
1. Jelaskan pada ibu kondisinya saat ini
a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
b. Jelaskan kondisi kehamilan ibu saat ini
2. Observasi banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda-tanda vital
a. Ganti pembalut bila basah
b. Pantau DJJ secara ketat
3. Penyuluhan kebutuhan istirahat pada ibu
a. anjurkan ibu untuk tiram baring, beristirahat total
b. anjurkan ibu untuk miring kiri
4. Memberikan dukungan psikologis pada ibu
a. Anjurkan ibu untuk pada ibu teknik relaksasi untuk memberikan rasa
nyaman pada ibu
b. Libatkan anggota keluarga untuk memberikan dukungan psikologis pada
ibu
5. Penyuluhan tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil
1. anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi
2. beri ibu tablet Fe dan vitamin C
3. anjurkan ibu untuk sedikit makan tapi sering
6. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
Pemberian pemasukan nutrisi yang cukup karena adanya perdarahan
7. Jelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara
normal tetapi harus secara seksio sesarea karena ada plasenta yang menutupi
jalan lahir
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan
a. menjelaskan pada ibu kondisinya saat ini, kehamilan ibu mengalami
komplikasi dimana plasenta atau uri berada pada bagian bawah rahim
b. mendeteksi adanya kelainan atau komplikasi kehamilan dengan
memeriksa inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan
laboratorium
c. menganjurkan ibu untuk segera memeriksa kehamilan jika terjadi
perdarahan yang lebih lanjut
d. melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan untuk rajin
memeriksakan kehamilannya
2. Mengobservasi banyaknya perdarahan dan tanda-tanda vital
a. banyak perdarahan pervaginam sebanyak 2 kain basah atau 200cc
b. memberitahukan kepada ibu segera ganti softex bila sudah basah.
c. memantau denyut jantung janin
d. menjelaskan pada ibu bahwa akan terjadi perdarahan dengan tiba-tiba
3. Penyuluhan kebutuhan istirahat pada ibu
a. menjelaskan pada ibu untuk beristirahat total atau tiram baring
b. beritahu kepada ibu untuk tidak melakukan pekerjaan yang berat, seperti
mencuci pakaian, mengangkat air, mengepel, menyapu, dll.
c. Menjelaskan kepada ibu untuk miring ke kiri untuk memberikan
oksigenisasi kepala janinnya
4. Penyuluhan tentang kebutuhan gizi dan nutrisi pada ibu hamil
a. menjelaskan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan menu
seimbang
b. memberikan ibu tablet Fe dengan dosis 1x sehari selama 30 hari dan
vitamin C dengan dosis 3 x sehari
5. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
a. pemberian pemasukan cairan dan nutrisi karena adanya perdarahan
memberitahukan kepada ibu untuk sering makan walaupun sedikit
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang kondisi kehamilannya saat ini, bahwa ibu mengalami
sebuah komplikasi dalam kehamilannya dimana plasenta atau uri berada
pada bagian bawah rahim ibu hamil 32 minggu, TFU pertengahan pusat-Px,
DJJ (+), bagian terbawah janin belum masuk PAP
2. Ibu mengerti apa yang ia lakukan jika terjadi perdarahan atau komplikasi
kembali dan ibu mengerti tentang perdarahan yang ia alami
3. Ibu mengerti tentang pentingnya istirahat total atau tirah baring untuk
mengurangi terjadinya perdarahan
4. Ibu mengerti tentang kebutuhan nutrisi dan gizi bagi ibu hamil
5. Ibu mengerti tentang pentingnya pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
6. Ibu mau mengikuti saran bidan untuk melakukan persalinan secara seksio
sesarea
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, Prof. Dr. M. Ph,1998. Synopsis Obstetri, Jilid I, Edisi 2,EGC:
Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono, Prof. Dr. SPOG.1997. Ilmu Kebidanan Edisi III. Yayasan
Bina Pustaka: Jakarta
Chaman, Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran. EGC: Jakarta