PEMBAHASAN
(TB) pada sampel serum, uji skrining dilakukan untuk memastikan apakah seseorang
sudah terinfeksi TB atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibody TB
didalam sampel serum. Hasil dari uji skrining dapat dijadikan dasar acuan untuk
penegakkan diagnosis atau hanya sebagai petunjuk. dan bukan merupakan bukti yang
kuat bahwa seseorang telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis (TB). Adapun
hasil positif palsu bisa saja didapatkan pada pengecekan dengan satu alat rapid tes.
Oleh karena itu diperlukan tes dengan alat yang memiliki sensitivitas dan spesifitas
yang tinggi.
Metode Pada praktikum kali ini adalah Rapid Tes dengan menggunakan prinsip
imunokromatografi assay. Dimana antibodi IgG/IgM yang terdapat pada sampel akan
dan Ab. Kemudian kompleks tersebut akan berikatan dengan Antibodi IgG anti
kompleks konjugat yang terdapat pada garis test (IgG) sehingga membentuk warna.
Sedangkan antibodi konjugat yang bebas akan berikatan dengan antibodi IgG anti
antibodi konjugat yang terdapat pada garis control (C) sehingga akan membentuk
warna yang mengindikasikan konjugat berfungsi dengan baik. Hasil positif ditandai
dengan terbentuknya 2 atau 3 garis warna merah yaitu pada area garis tes (IgG),(IgM)
dan kontrol (C) dan hasil negatif terbentuk 1 garis yaitu pada area kontrol (C),
sedangkan hasil invalid apabila terbentuk garis pada area garis tes (IgG) atau (IgM),
spesimen lain seperti plasma. Adapun kondisi spesimen yang ditolak pada saat
pemeriksaan yaitu spesimen yang ditinggalkan pada suhu kamar yang terlalu lama,
darah utuh yang dibekukan, hemolisis pada spesimen, pembacaan hasil setelah 20
menit dan spesimen yang dibekukan dan dicairkan berulang kali. Jika pemeriksaan
diteruskan maka hasil yang didapatkan positif maupun negatif palsu. Adapun
Kultur, Pemeriksaan Foto Rontgen Paru dsb. Untuk mendiagnosa tuberkulosis paru
Basil Tahan Asam (BTA) pada sputum dengan pewarnaan Ziehl Nelseen. Tetapi
karena memerlukan keahlian dan pengalaman yang cukup dari petugas laboratorium,
menjadikan pemeriksaan ini sensitivitasnya rendah. Untuk itu para peneliti terus
mengembangkan metode pemeriksaan lain yang lebih sensitif dan mudah. Salah satu
teknologi termuka akhir saat ini adalah pemeriksaan antigen TB metode rapid
immunochromatography (ICT) yang mewujudkan suatu tes yang cepat, mudah dan
praktis.
Adapun hal yang harus diperhatikan pada Perangkat diagnostik Rapid Test TB
Cassette (Fokus Diagnostik) akan tetap stabil pada suhu 4 - 30C (36 - 86F), jika
kemasannya belum dibuka. Tes dapat digunakan sampai batas kadaluarsa yang tertera
pada etiket kemasannya. Penyimpanan di freezer (dalam keadaan beku), atau pada
suhu terlalu panas sangat tidak dianjurkan. Rapid Test TB Cassette (Fokus Diagnostik)
memerlukan serum atau plasma manusia sebagai sampel. Serum atau plasma yang
segar akan memberikan hasil yang terbaik. Serum atau plasma dapat disimpan sampai
3 hari pada suhu 2 - 8C (36 - 46F), penyimpanan serum dapat dilakukan pada suhu -
20C atau lebih bila pengetesan tidak memungkinkan dilakukan dalam waktu 3 hari.
Window period (periode jendela) adalah masa dimana saat terinfeksi hingga
test dapat mendeteksi adanya perubahan antibodi. Lama dari window period
tergantung dari kondisi tubuh seseorang. Penularan tuberculosis paru terjadi karena
kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada
ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana
lembab dan gelap kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau
mikromilimeter.
pemeriksaan lanjutan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu uji serologi dan khusus.
Dimana yang termasuk pemeriksaan khusus yaitu pemeriksaan dengan melakukan uji
DNA,termasuk DNA M.Tuberkulosi salah satu masalah dala pelaksanaan teknik ini
dan sesuai dengan standar internasional. Adapun pemeriksaaan konfirmasi yang dapat
dilakukan dengan melakukan uji ELISA teknik ini merupakan salah satu uji serologi
yang dapat mendeteksi respons humoral berupa proses antigen antibodi yang terjadi.
Kelemahan utama dari teknik ELISA ini adalah pengenceran serum yang tinggi dan
perlu dilakukan untuk mencengah ikatan nonspesifik dari imunoglobulin manusia
pada plastik dan ada juga uji PAP (Peroksidase anti peroksidase) uji ini merupakan
salah satu jenis uji yang meneteksi reaksi serologi yang terjadi. Kekurangan metode
Dan berdasarkan pemeriksaan yang telah kami lakukan tidak di lanjutkan pada
pemeriksaan konfirmasi, karena hasil yang di dapatkan negatif (-) yang dapat dilihat
adanya garis padaa daerah control (C) dan tidak terdapat garis pada daerah test.
BAB VI
KESIMPULAN
tuberculosis (TB) atau hasil negatif, hal ini ditandai dengan adanya garis pada
area control (C) Pada alat dan tidak adanya garis pada area test (IgG).