Apoteker menyarankan dan menjual tablet levonorgestrel-etinil estradiol kepada seorang pasien
yang telah dikenalnya dan mengalami udem atau pembengkakan pada pergelangan kaki karena
gangguan ginjal.
1. Identifikasi Kata Kunci Apoteker memberikan obat bebas keras kepada pasien.
2. Pelanggaran Menyarankan dan menjual obat keras (tablet
levonorgestrel-etinil estradiol) kepada pasien tanpa
resep dari dokter .
3. Peraturan yang dilanggar KepMenkes No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda
khusus obat keras Daftar G.
4. Penjelasan kenapa disebut Karena Dalam peraturan Kepmenkes .
pelanggaran 02396/A/SK/VIII/1986 dijelaskan bahwa obat keras
hanya boleh diberikan oleh dengan resep dokter .
Kemudian mengenai obat yang dapat diserahkan tanpa
resep, dalam Permenkes 919/1993, diatur mengenai obat
tersebut harus memenuhi kriteria :
a) Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada
wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun dan orang
tua di atas 65 tahun.
b) Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak
memberikan risiko pada kelanjutan penyakit.
c) Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat
khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d) Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang
prevalensinya tinggi di Indonesia.
e) Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan
yang dapat dipertanggungjawabkan untuk
pengobatan sendiri.
Jadi pada dasarnya obat harus diberikan obat dengan
resep dokter, apalagi dengan kondisi pasien yang
mengalami udem atau pembengkakan karena penyakit
gangguan ginjal, dokter bisa menyesuaikan dosis untuk
pasien dengan kondisi khusus tersebut.
5. Sanksi yang diterima Sanksi asosiasi dan pemerintah, tindakan hukum
6. Tindakan pencegahan Tidak menyarankan memjual obat-obat yang seharusnya
dengan resep dokter, sekalipun kepada orang yang kita
kenal.
Kasus no 24
Apoteker pengelola apotek melakukan peracikan kosmetik yang mengandung Hidrokuinon dan
arbutin untuk pasien dalam rangka pelayanan swamedikasi.