Anda di halaman 1dari 55

TUGAS ASKEP KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA

MATA KULIAH KOMUNITAS

DOSEN PENGAMPU : WASIS EKO., M.Kep

OLEH :

Endang P Adi Purnomo

Agus S Tigis I

Romini Siswanto

Waskito Pancarini Y

Mufrida Yuniarti

Elys D Erni S

Setyaningrum

S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG

STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO

2017
LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. KONSEP KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Menurut Friedman (1998) mendefinisikan keluarga adalah

kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu sama yang lain saling

terikat secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama dalam satu

daerah yang berdekatan.

Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan

bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan sosial setiap anggota.

Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga

sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah,

ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,

berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta

mempertahankan budaya.

2. Tipe Keluarga

A. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achjar, 2010) pembagian tipe keluarga,

yaitu :

1) Keluarga Tradisional
a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan

anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.

b) Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya

dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian,

pisah, atau ditinggalkan.

c) Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa

anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.

d) Bujang dewasa yang tinggal sendiri.

e) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari

nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau

bekerja.

f) Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau

lebih atau anggota yang tidak menikah hidup berdekatan

dalam daerah geografis.

2) Keluarga Non Tradisional

a) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak

menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).

b) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah

mempunyai anak.

c) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin

sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.

d) Keluarga kemuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih

satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama


menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pengalaman

yang sama.

B. Menurut Allender dan Spradley (2001)

1) Keluarga Tradisional

a) Keluarga Inti (nuclear family), yaitu keluarga yang terdiri dari

suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat.

b) Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah

dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah,

misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi.

c) Keluarga dyad, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami

istri tanpa anak.

d) Single parent, yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan

karena perceraian atau kematian.

e) Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari

seorang dewasa saja.

f) Keluarga usia lanjut, yaitu rumah tangga yang terdiri dari

suami istri yang berusia lanjut.

2) Keluarga Non Tradisional

a) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian

darah hidup serumah.

b) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan

anak hidup bersama dalam satu rumah.


c) Homoseksual, yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup

bersama dalam satu rumah tangga.

C. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988)

1) Keluarga berantai (sereal family), yaitu keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan

satu keluarga inti.

2) Keluarga berkomposisi, yaitu keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

3) Keluarga kabitas, yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.

3. Stuktur Keluarga

Dalam Setiadi (2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam

macam, diantarannya adalah :

a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga

sedarah istri.

d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga

sedarah suami.
e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Menurut Friedman (1998), struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan Proses Komunikasi

Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila

dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki

kekuatan. Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada

yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada

dalam komponen komunikasi seperti : sender, chanel-media, message,

environtment, dan reciever. Komunikasi dalam keluarga yang

berfungsi adalah:

1) Karakteristik pengirim yang berfungsi, yaitu yakin ketika

menyampaikan pendapat, jelas dan berkualitas, meminta feedback,

mene-rima feedback.

2) Pengirim yang tidak berfungsi

a) Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan

dasar/data yang obyektif)

b) Ekspresi yang tidak jelas (contoh : marah yang tidak diikuti

ekspresi wajahnya)

c) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang

memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak didasari

pertimbangan yang matang


d) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan

e) Komunikasi yang tidak sesuai.

3) Karakteristik penerima yang berfungsi

a) Mendengar

b) Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengala-man)

c) Memvalidasi

4) Penerima yang tidak berfungsi

a) Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar

b) Diskualifikasi

c) Offensive (menyerang bersifat negatif)

d) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)

e) Kurang memvalidasi.

5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi

a) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira

b) Komunikasi terbuka dan jujur

c) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga

d) Konflik keluarga dan penyelesaiannya.

6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi

a) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)

b) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi

c) Kurang empati

d) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri

e) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu


f) Komunikasi tertutup

g) Bersifat negatif

h) Mengembangkan gosip.

b. Struktur Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensi dan aktual) dari

individu untuk mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku

orang lain ke arah positif. Ada beberapa macam tipe stuktur kekuatan,

yaitu :

1) Legitimate power (power)

2) Referent power (ditiru)

3) Reward power (hadiah)

4) Coercive power (paksa)

5) Affective power

6) Expert power (keahlian)

c. Struktur Peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi

atau status adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status

sebagai istri/suami atau anak.

d. Struktur Norma dan Nilai

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat

anggota keluarga dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku


yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga,

dan lingkungan sekitar masyarakat keluarga.

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur

keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah antara lain :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan

pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi

pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,

memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,

meneruskan nilai-nilai budaya anak.

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga

dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga

serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental,

dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga

serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.


d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,

pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber

daya keluarga.

e. Fungsi Biologis

Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan

tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan

generasi selanjutnya.

f. Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih

sayang dan rasa aman/memberikan perhatian diantara anggota

keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan

memberikan identitas keluarga.

g. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan

penge-tahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan

anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan

perkembangannya.

5. Tugas Keluarga

Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan

dengan ke-tidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan.

Asuhan keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai


paparan etiologi/penyebab masalah. Lima tugas keluarga yang dimaksud,

yaitu :

a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana

persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,

tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap

masalah yang dialami keluarga.

b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh

mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,

bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga

menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat

atau adakah sifat negatif dari keluarga terhadap masalah kesehatan,

bagaimana sistem pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga

terhadap anggota keluarga yang sakit.

c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan

perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada

dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit.

d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti

pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit

yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang

dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata


lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak

terhadap kesehatan keluarga.

e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang

ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,

apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah

pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga.

6. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Friedman

1998 ada 8, yaitu :

a. Tahap I : Keluarga pemula

Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan.

Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan

yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara

harmonis, merencanakan keluarga berencana.

b. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai

umur 30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk

keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek
dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar masing-

masing pasangan.

c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua

berumur 2-6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi

kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,

mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat

dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma

kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan

keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.

d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13

tahun)

Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak

termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan

hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik

anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak

saat menyelesaikan tugas sekolah.

e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20

tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan

kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan


mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi

secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian,

memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab,

mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.

f. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup

anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)

Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan

tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga

dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil

pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan

menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua

lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

g. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)

Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.

Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun

dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya

adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan

hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-

anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia

Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa

pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal


dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan

keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,

menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan

hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan

pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh

perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan menangani

norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem

terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya (Effendy,

1998).

Pengumpulan data dalam pengkajian dilakukan dengan wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Pengkajian asuhan

keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing

Friedman (1988), meliputi 7 komponen pengkajian, yaitu :

a. Data Umum

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat

3) Telepon

4) Pekerjaan kepala keluarga

5) Pendidikan kepala keluarga


6) Komposisi anggota keluarga

7) Genogram

8) Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut

9) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan

kesehatan

10) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan

11) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu

status social ekonomi ditentukan pula oleh kebutuhan kebutuhan

yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang barang yang

dimiliki oleh keluarga, dan siapa yang mengatur keuangan.

12) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

bersama sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,

namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi


b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga tersebut

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing

masing anggota keluarga, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga, serta pengalaman pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifiksai dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,

peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic


tank dengan sumber air minum yang digunakan, serta denah

rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan

keluarga berpindah tempat

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu digunakannya keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada sejauh mana

interaksinya dengan masyarakat

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas fasilitas yang dimiliki

keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas

fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga, dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga


Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota

keluarga

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi

orang lain untuk merubah perilaku

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal

4) Nilai dan norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,

yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan

keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana

kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana

keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan

dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,

norma, budaya, dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan


Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,

pakaian, perlindungan, serta merawat anggota keluarga yang sakit,

sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah

a) Berapa jumlah anak

b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji adalah

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, papan,

maupun pangan

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

dalam masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga

f. Tugas Perawatan Keluarga

1) Mengenal masalah keluarga

2) Mengambil keputusan

3) Merawat anggota keluarga yang sakit

4) Memelihara lingkungan

5) Menggunakan fasilitas / pelayanan kesehatan

g. Stress dan Koping Keluarga


1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6

bulan

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6

bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

4) Strategi adaptasi disfungsional

h. Pemeriksaan Fisik

1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan.

2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga.

3) Aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital sign, rambut, kepala,

mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas dan

bawah, sistem genetalia.

4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.

i. Harapan keluarga

1) Terhadap masalah kesehatan keluarga

2) Terhadap petugas kesehatan yang ada

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan

menggambarkan respons manusia. Dimana keadaan sehat atau perubahan

pola interaksi potensial/aktual dari individu atau kelompok dimana

perawat dapat menyusun intervensi-intervensi definitif untuk

mempertahankan status kesehatan atau untuk mencegah perubahan

(Carpenito, 2008). Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu :

a. Analisa Data

Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan

dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.

b. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :

1) Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota

keluarga.

2) Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.

3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak

langsung atau tidak yang mendukung masalah dan penyebab.

Dalam penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga

mengacu pada tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang

dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1) Diagnosa Sehat/Wellness/Potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu

memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber

penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan.

Perumusan diagnosa potensial ini hanya terdiri dari komponen

problem (P).

2) Diagnosa Ancaman/Risiko

Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini

dapat menjadi masalah aktual bila tidak segera ditanggulangi.

Perumusan diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P)

dan etiologi (E).

3) Diagnosa Nyata/Aktual/Gangguan

Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga

dan memerlukan bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa

aktual terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/symptom (S).

Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5

tugas keluarga.

3. Perencanaan

Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat

untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan

yang telah diidentifikasi (Efendy,1998). Penyusunan rencana perawatan

dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan skala prioritas dan rencana

perawatan (Suprajitno, 2004).


a. Menentukan prioritas masalah keperawatan

Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai

skor tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor

terendah. Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga harus didasarkan beberapa kriteria sebagai

berikut :

1) Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)

2) Kemungkinan masalah dapat diubah

3) Potensi masalah untuk dicegah

4) Menonjolnya masalah

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosa keperawatan

telah dari satu proses skoring menggunakan skala yang telah

dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).

Tabel Proses Skoring

Kriteria Skor Bobot

Sifat masalah :

d) Aktual 3
1
e) Risiko 2

f) Potensial 1

Kemungkinan masalah untuk dipecahkan :

Mudah 2
2
Sebagian 1

Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk dicegah :

Tinggi 3
1
Cukup 2

Rendah 1

Menonjolnya masalah :

Masalah berat, harus segera ditangani 2


1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1

Masalah tidak dirasakan 0

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosa keperawatan :

1) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

4) Skor tertinggi berarti prioritas (skor tertinggi 5).

b. Rencana

Langkah pertama yang dilakukan adalah merumuskan tujuan

keperawatan. Tujuan dirumuskan untuk mengetahui atau mengatasi

serta meminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga

tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk memperkuat garis

pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk memperkuat garis

pertahanan sekunder, dan pencegahan tersier untuk memperkuat garis

pertahanan tersier (Anderson & Fallune, 2000).

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Tujuan jangka panjang mengacu pada bagaimana mengatasi


problem/masalah (P) di keluarga. Sedangkan penetapan tujuan jangka

pendek mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi yang berorientasi

pada lima tugas keluarga. Adapun bentuk tindakan yang akan

dilakukan dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :

1) Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman keluarga

mengenai masalah.

2) Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-hal yang belum

diketahui dan meluruskan mengenai intervensi/interpretasi yang

salah.

3) Memberikan penyuluhan atau menjelaskan dengan keluarga

tentang faktor-faktor penyebab, tanda dan gejala, cara menangani,

cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan kesehatan dan

pentingnya pengobatan secara teratur.

4) Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal positif untuk

kesehatan.

5) Memberikan pujian dan penguatan kepada keluarga atas apa yang

telah diketahui dan apa yang telah dilaksanakan.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah

disusun. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan

keperawatan terhadap keluarga, yaitu :

a. Sumber daya keluarga

b. Tingkat pendidikan keluarga


c. Adat istiadat yang berlaku

d. Respon dan penerimaan keluarga

e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk

melihat keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah terkandung dalam

rencana perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku

yang spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi

tingkat aktivitas yang telah dicapai (Friedman,1998).

Evaluasi disusun menggunakan SOAP.


CONTOH KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Hari/tanggal : Jumat, 6 Juli 2017

Oleh : Tim

Metode : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik

A. Data Keluarga

1. Identitas Keluarga

a. Nama KK : Tn Nn

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Umur : 52 tahun

d. Pendidikan : SLTP

e. Agama : Islam

f. Pekerjaan : Swasta

g. Alamat : RT 01/RW 5 Desa Ngetan

h. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia

i. Jumlah anggota keluarga : 5 orang

2. Susunan anggota keluarga

Hub dg
No Nama umur Sex Pendd Pekerjaan Ket
KK

1 Ny Pn 45 th P Istri SD tamat Swasta Sehat


Gangguan
2 Ng 24 th L Anak ke-1 S1 Mahasiswa
jiwa

Anak Ke-
3 Hn 20 th L SMA Pelajar Sehat
2

4 Bd 16 th L Anak ke-3 SMP Pelajar Sehat

3. Tipe keluarga

Jenis keluarga ini adalah keluarga inti yang terdiri dari Ayah, Ibu , anak.

Anak-anak tinggal serumah dengan orangtua.

4. Genogram

5. Suku Bangsa dan Agama

Keluarga Tn Nn semuanya suku jawa asli dan masih memegang adat

kebiasaan jawa yang ditampakkan dengan hubungan keluarga yang masih

kuat. Semua anggota keluarga beragama Islam.

6. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Penghasilan Keluarga

Penghasilan keluarga Tn Nn berasal dari Tn Nn dan Ny Pn.

Penghasilan sekitar Rp 750.000,-per bulan, sedangkan penghasilan Tn

Nn tidak tentu, tergantung proyek yang ada.

b. Pemanfaatan Dana Keluarga

Sebagian besar uang keluarga hanya digunakan untuk memenuhi

kebutuhan pokok saja. Keluarga Tn Nn memiliki tabungan.

Pengelolaan dana keluarga diserahkan kepada dan Ny Pn.

c. Sosial Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga kurang begitu harmonis, apalagi

menurut Ny Pn hal ini diakibatkan oleh Tn Nn yang memiliki istri

Kedua tanpa persetujuan dirinya. Anak-anak juga tidak begitu dekat

dengan bapaknya yang suka marah-marah. Ny Pn dan Tn Nn jarang

mengikuti kegiatan sosial di masyarakat.

7. Aktifitas Rekreasi

Keluarga Tn Nn hampir tidak pernah mengadakan rekreasi dengan

bepergian ke suatu tempat. Waktu senggang yang ada mereka gunakan

untuk melihat TV atau berbincang-bincang dengan tetangga dekat.

B. Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga Tn Nn saat ini termasuk dalam taraf perkembangan keluarga

dengan anak dewasa (pelepasan).

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Secara umum tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga saat

ini.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Saat ini

Tn Nn

Ny An mengatakan bahwa Ny Pn saat ini dalam keadaan sehat, tidak

mempunyai keluhan-keluhan kesehatan yang berarti.

Ny Pn

Ny An mengatakan bahwa Ny Pn saat ini dalam keadaan sehat, tidak

mempunyai keluhan-keluhan kesehatan yang berarti.


Ng

Pada saat pengkajian Ng tampak menyendiri di rumah neneknya, kontak

mata ada, komunikasi flight of idea, relative tenang, badan tampak kotor,

rambut godrong. Menurut Ny Pn, Ng sudah lama menderita penyakit ini,

dimulai sejak dia kelas 3 SMA dan pernah dirawat di RS puri nirmala dan

sembuh sampai klien bias melanjutkan di UGM di fakultas Tehnik.

Menurut keluarga sejak SMA klien sering berselisih paham dengan

bapaknya, bapaknya sering memarahi klien. Klien mulai seperti ini

menurut keluarga karena banyak pikiran dan dimulai saat menginjak

semester ke 3 kuliah klien mulai kambuh lagi dan berobat ke medis serta

paranormal tapi tidak sembuh-sembuh. Menurut Ny Pn pemicu penyakit

klien karena kecewa dengan kelakuan bapaknya yang menikah lagi dan

tidak bias dijadikan panutan serta Karen ada masalah dikampus yang

keluarga tidak tahu pasti apa penyebabnya.

Hn

Ny Pn mengatakan bahwa Hn saat ini dalam keadaan sehat, tidak

mempunyai keluhan-keluhan kesehatan yang berarti.

Bd

Ny Pn mengatakan bahwa Bd saat ini dalam keadaan sehat, tidak

mempunyai keluhan-keluhan kesehatan yang berarti.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya


Ny An mengatakan dalam keluarga Tn Nn tidak ada yang pernah

menderita penyakit hingga parah dan mondok di RS, kecuali Ng, dan di

keluarga yang lalu tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

C. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan kurang harmonis,

menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Kerukunan dan komunikasi terbuka khas suku jawa merupakan kekuatan

pada keluarga Tn Nn, mereka menerima keadaan masing-masing dan

bertekad menjaga kerukunan keluarga.

3. Struktur Peran

Setiap anggota berperan sesuai posisinya. Tn Nn berperan sebagai pencari

nafkah dibantu oleh Ny Pn juga masih mencari nafkah dengan menerima

jahitan dan mengkriditkan barang-barang rumah tangga.

4. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga Tn Nn menganut nilai dan norma Jawa/islami dalam kehidupan

sehari-hari, berkumpul dengan anggota keluarga pada malam hari dan

dengan sanak saudara pada waktu-waktu senggang. Tidak ada nilai dan

norma yang bertentangan dengan kesehatan.

D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis

a. Keadaan Kesehatan

Saat pengkajian, keluarga Tn Nn dalam keadaan sehat, namun keluarga

mengeluhkan kondisi Ng yang tidak ada perbaikan dan seperti itu saja.

b. Kebersihan Perseorangan

Seluruh anggota keluarga mempunyai kebiasaan mandi 2 kali sehari,

menggunakan sabun mandi, menggosok gigi dengan pasta gigi, dan

keramas 2-3 kali seminggu dengan menggunakan sampo. Seluruh

anggota keluarga nampak bersih.

c. Penyakit yang Sering Diderita

Penyakit berat yang diderita keluarga Tn Nn adalah mag yang diderita

Tn Nn dan gangguan jiwa yang diderita Ng.

d. Penyakit Keturunan

Menurut keluarga Tn Nn tidak ada yang mempunyai penyakit-penyakit

keturunan, seperti kencing manis, asma, tekanan darah tinggi dan

gangguan jiwa.

e. Penyakit Kronis/Menular

Ny Pn mengatakan bahwa yang menderita penyakit lama adalah Ng

yang sudah mulai sakit dan pernah dirawat sejak SMA, yaitu sakit

gangguan jiwa.

f. Kecacatan Anggota Keluarga


Ny Pn mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat

fisik, namun Ng menderita gangguan mental/jiwa.

g. Pola Makan dan Minum

Keluarga Tn Nn secara umum makan 3 kali sehari dengan komposisi

nasi, lauk pauk, sayuran, kadang makan buah. Namun Tn Nn sering

makan tidak teratur dan keluarga jarang makan bersama-sama karena

waktu makan menyesuaikan dengan aktifitas masing-masing. Ny Pn

mengatakan kalo makannya Ng banyak sekali dan minumnya juga

begitu. Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan minum air

putih yang sudah dimasak rata-rata 4-6 gelas per hari.

h. Pola Aktivitas dan Istirahat

Kebiasaaan istirahat masing-masing anggota keluarga Tn Nn berbeda

beda. Anggota keluarga yang memilki kebiasaan tidur siang adalah Ny

Pn. Kebiasaan tidur siang 1-2 jam, malam hari 6-8 jam. Sedangkan Tn

Nn tidur siang kadang-kadang. Untuk Ng, Ny Pn mengatakan bahwa

tidurnya tidak ada masalah, dan tidak terbangun pada malam hari tidak

seperti waktu sakit yang terdahulu. Tidak ada anggota keluarga

mengeluh mengalami gangguan dalam hal tidur.

2. Fungsi Psikologis

a. Keadaan Emosi

Hubungan antar anggota keluarga kurang harmonis, menurut Ny Pn

hal ini disebabkan oleh Tn Nn yang maunya sendiri tanpa persetujuan

dirinya untuk menikah lagi dibawah tangan dan anak-anak Tn Nn


merasa bahwa bapaknya sudah tidak bias dijadikan panutan. Menurut

keluarga Tn Nn suka marah-marah terhadap Ny Pn dan anak-anaknya.

b. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan

Kebiasaan keluarga Tn Nn yang merugikan kesehatan adalah merokok

yang dilakukan Tn Nn dan Ng, Ng merokok sehati bisa sampai satu

bungkus. Untuk itu keluarga hanya membelikan teMasau untuk

dilinting dan dijadikan rokok oleh Ng.

c. Pengambilan Keputusan

Musyawarah tetap dilakukan jika ada permasalahan yang menyangkut

keluarga, tetapi peran Tn Nn masih dominan untuk pengambilan

keputusan. Namun akhir-akhir ini menurut Ny Pn hal itu jarang

dilakukan, karena bila ada masalah dan dibicarakan timbulnya hanya

rebut dengan Tn Nn.

d. Ketergantungan Obat/Bahan

Ny Pn mengatakan sudah lama Ng tidak control dan minum obat lagi

sejak terakhir dirawat di puri nirmala, Ng hanya diobatkan secara

kebatinan oleh keluarga keparanormal.

e. Mencari Pelayanan Kesehatan

Keluarga Tn Nn telah memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti RS

atau Poliklinik untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Keluarga

memeriksakan diri apabila sakit tidak dapat diatasi sendiri dan sakit

dirasa sudah mengganggu aktivitas sehari-hari. Tapi untuk kesehatan


Ng keluarga lebih banyak mengobatkan keparanormal baik di DIY

sendiri, Jateng maupun sampai Jatim.

3. Fungsi Sosial

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan terakhir Tn Nn adalah SLTP, sedang Ny Pn hanya SD.

Semua anggota keluarga dapat berbicara dengan bahasa Indonesia dan

Jawa, menulis dan mambaca.

b. Hubungan antar Anggota Keluarga

Hubungan antar anggota keluarga kurang harmonis.

c. Hubungan dengan Orang Lain

Hubungan dengan tetangga-tetangga cukup baik dan tetangga peduli

dengan kondisi Ng.

d. Kegiatan Organisasi Sosial

Anggota keluarga jarang mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.

4. Fungsi Spiritual

Semua anggota keluarga taat beribadah, menjalankan sholat 5 waktu dan

kegiatan keagamaan , namun Ng menurut Ny Pn jarang sholat, sholat bila

ia ingat dan disuruh.

5. Fungsi Kultural

a. Pengambilan Keputusan

Tn Nn mempunyai peran yang cukup besar dalam pengambilan

keputusan dalam keluarga.

b. Adat yang Berpengaruh terhadap Kesehatan


Adat-adat Jawa yang dianut oleh keluarga masih termasuk wajar dan

tidak berpengaruh terhadap kesehatan keluarga.

c. Tabu dalam Keluarga

Tidak ada tabu-tabu dalam keluarga.

6. Fungsi Reproduksi

Kebutuhan pasangan Tn Nn dan Ny Pn tentang seksual keluarga terpenuhi,

menurut Ny Pn hubungan seksual yang dilakukan tidak ada masalah.

7. Fungsi Ekonomi

a. Tulang Punggung

Tn Nn dan Ny Pn merupakan tulang punggung utama keluarga dalam

menopang kebutuhan ekonomi. Ny Pn juga masih mempunyai

penghasilan dari menjahit dan kridit, meskipun hasil tersebut diperoleh

pada waktu-waktu yang tidak menentu.

b. Penghasilan Keluarga

Penghasilan Tn Nn dan Ny Pn apabila digabung adalah sekitar Rp

750.000,- setiap bulan. Sedang penghasilan dari menjahit dan kridit

dikelola oleh Ny Pn tidak dapat ditentukan nominalnya.

c. Pengelolaan Dana Keluarga

Pengelolaan dana keluarga diserahkan kepada Ny Pn dan dipegang

oleh Tn Nn sendiri.

d. Pemanfaatan Dana Keluarga

Sebagian besar uang keluarga hanya digunakan untuk memenuhi

kebutuhan pokok saja. Keluarga Tn Nn memiliki sedikit tabungan.


e. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Keluarga termasuk dalam ekonomi menengah. Ny Pn mengatakan,

Kami merasa cukup kok Mas dengan kehidupan ekonomi seperti ini.

Ya..kalau mau menuruti keinginan kan nggak akan ada habis-

habisnya..

8. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Mengenal Masalah

Keluarga mengetahui bahwa kondisi gangguan jiwa Ng adalah sesuatu

yang penting dan harus diperhatikan. Namun keluarga belum

mengetahui tentang perawatan-perawatan pada gangguan jiwa dan

manfaat perawatan-perawatan tersebut serta akibat yang dapat terjadi

apabila mengabaikan perawatan tersebut.

b. Mengambil Keputusan yang Tepat

Sejauh ini, Ny Pn mengambil keputusan untuk berinisiatif akan

memeriksakan Ng ke tenaga kesehatan, namun kadang kala Tn Nn

tidak setuju dan memilih berobat ke paranormal.

c. Memelihara Lingkungan Rumah yang Mendukung Kesehatan

Keluarga membiarkan perabotan rumah berantakan. Keluarga selalu

menyapu lantai rumah dan halaman, meski tetap mudah berdebu.

Keluarga kurang memanfaatkan halaman yang luas untuk menanam

sayuran atau buah-buahan


d. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan

Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan yang ada, untuk

pengobatan Ng keluarga banyak membawa Ng ke paranormal.

E. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Ny Pn mengatakan stressor yang dialami keluarga saat ini adalah kondisi

kesehatan Ng dan hubungan dengan suaminya yang tidak harmonis.

2. Kemampuan Berespon Terhadap Stress

Keluarga berusaha menghadapi situasi yang ada. Ny Pn juga mengatakan

akan selalu berusaha mengikis perasaan-perasaan cemas dalam

menghadapi kejadian-kejadian ini.

3. Strategi Koping Yang Digunakan

Ny Pn mengatakan bahwa bila masalah dengan suaminya sudah

memuncak ia dibantu oleh adik dari suami untuk bisa menyelesaikannya.

Untuk Ng keluarga masih binggung harus dibawa berobat kemana.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional

Tidak nampak adanya strategi adaptasi disfungsional pada keluarga Tn Nn.

F. Faktor Lingkungan dan Masyarakat

1. Karakteristik Rumah

a. Denah Rumah

Secara geografis letak rumah keluarga Tn Nn berada di Dusun

Nanggulan RT 01 RW 15 Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan


Depok, Kabupaten Sleman. Adapun denah rumah Tn Nn adalah

sebagai berikut :

b. Keadaan Lingkungan Dalam Rumah

Keluarga Tn Nn menempati rumah dengan luas 12 x 9 meter persegi.

Jenis rumah Tn Nn adalah dinding permanen, ada kamar yang masih

dibatasi dengan dinding yang terbuat dari triplek. lantai terbuat dari

plester. Terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar

mandi yang menjadi satu dengan WC. Rumah tersebut adalah milik

sendiri.

c. Keadaan Lingkungan Sekitar Rumah

1) Kondisi halaman rumah

Pada saat kunjungan halaman rumah agak kotor dan berdebu. Di

rumah sebelah ada jemuran.

2) Pemanfaatan halaman

Halaman rumah berukuran 3 x 5 meter persegi. halaman rumah

tidak dimanfaatkan untuk tanaman.

3) Sumber air minum

Keluarga menggunakan sumur gali yang terletak dibelakang dekat

dapur, kualitas air baik, tidak berbau dan tidak berasa dan tidak

berwarna
4) Pembuangan air kotor/limbah keluarga

Keluarga Tn Nn mempunyai saluran pembuangan air limbah yang

dialirkan dengan pralon dan ditampung di bak penampungan yang

tertutup.

5) Pembuangan sampah

Sampah rumah tangga dibuang di jogangan di belakang rumah

dan dibakar.

6) Jamban

Keluarga Tn Nn mempunyai jamban sendiri, dan jarak septiktank

dengan sumur kurang lebih 6 meter.

7) Sumber pencemaran

Sumber pencemaran tidak ada.

8) Sanitasi rumah

Lingkungan disekitar rumah tampak kotor, agak berdebu, dan

banyak perabot rumah tangga berserekan karena tidak disimpan

atau ditata di tempat tertentu. Ruang tamu dan kamar tidur gelap,

sirkulasi udara cukup, namun kurang sinar matahari.

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas

Jarak antar rumah berdekatan dan hubungan dengan tetangga baik. Ada

rutinitas kegiatan di perkampungan tersebut, seperti kerja bakti.


3. Mobilitas Geografi Keluarga

Keluarga merupakan penduduk asli Yogyakarta. Ny Pn jarang bepergian.

Tn Nn jarang berada dirumah. Ng selalu ada dirumah dan tiduran saj,

kadang keluar untuk jalan-jalan.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Tn Nn dan Ny Pn jarang mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat

seperti pengajian, perkumpulan, dan kerja bakti.

5. Sistem Pendukung Keluarga/Fasilitas Keluarga

Fasilitas perdagangan seperti pasar yang berjarak + 1 km dari rumah,

fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas berjarak + 1 km, bidan praktek + 1 km,

rumah sakit sakitar 2-4 km, dan fasilitas peribadatan seperti masjid 100

meter dari rumah.

G. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan secara umum

N Na K TTV Pengliha Pende Pencerna Eliminasi Keluhan

o ma U tan ngara an

1 Tn Bai TD:12 Menggu Baik Menderita Baik Tidak

Nn k 0/90 nakan mag ada

kacamata

2 Ny Bai TD:10 Baik Baik Baik Baik Tidak

Pn k 0/70 ada

3 Ng Bai TD:12 Baik Baik Baik Baik Ganggua


k 0/80 n jiwa

4 Hn Bai TD:12 Baik Baik Baik Baik Tidak

k 0/70 ada

5 Bd Bai TD:12 Baik Baik Baik Baik Tidak

k 0/80 ada

2. Pemeriksaan secara khusus (terhadap Ng)

a. Vital Sign

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 88 x/mnt

Temperatur : 37 C

Respirasi Rate : 18 x/mnt

b. BB : 70 kg, TB : 178 Cm

c. Cepalokaudal

Kulit, rambut, dan kuku : vaskularisasi baik, kulit merah muda, rambut

cukup bersih, kuku pendek.

Kepala dan leher : sklera ikterik (-), konjungtiva merah muda, palpebra

udem (-), kacamata (-), pembesaran limphe (-), pembesaran kelenjar tiroid

(-)

Telinga : bersih, pendengaran baik

Mulut, tenggorokan dan hidung : mukosa mulut merah muda, bibir

basah, kelainan daerah mulut (-), sekret tenggorok (-), epistaksis (-)
Thoraks dan paru-paru : dada simetris, normochest, ekspansi dada

maksimum, nyeri tekan (-), taktil fremitus (+) simetris kanan kiri, sonor

Jantung : teraba ictus cordis pada ics 4, S1 S2 murni, perkusi redup

Abdomen : supel, peristaltic (+)

Genetalia : tidak dilakukan

Rektal dan anus : tidak dilakukan

Vaskularisasi perifer : wajah tidak pucat, udema (-), kapilari refil

kembali dalam <2 detik

Refleks tendo : normal refleks, tidak ada klonus

Neurologik : tidak ada keluhan

H. Harapan Keluarga

1. Persepsi Terhadap Masalah

Keluarga berpendapat bahwa masalah-masalah yang ada harus diatasi.

2. Harapan Terhadap Masalah

Keluarga berharap semua akan berjalan lancar dan baik-baik saja.

I. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

Data Tipologi Masalah Penyebab

Data Subjektif Aktual Ketidakefektifan Ketidakmampuan

1. - Ny Pn mengatakan bahwa regimen teraupetik keluarga

Ng sekarang tidak berobat Keluarga merawat anggota

lagi ke pelayanan kesehatan, keluarga yang

sama bapaknya banyak sakit


diobatkan ke paranormal.

2. - Tn Pn mengatakan,

keluarganya kurang harmonis

dikarenakan suaminya

menikah lagi dan suka

marah-marah terhadap anak-

anaknya, terutama Ng.

3. - Ny Pn mengatakan,

keluarga jarang mengajak Ng

untuk bincang-bincang,

keluarga lebih banyak

membiarkan apa yang mau

dilakukan Ng.

Data Objektif

1. - Ng dalam keadaan sakit

gangguan jiwa

2. - Ng sudah tlama tidak

berobat dan tidak minum

obat.

3. - Aktifitas Ng hanya dirumah

dan kadang-kadang keluar

keluyuran.

4. - Ng lebih banyak merokok,


tanpa aktifiatas terjadwal.

Data Subyektif Aktual Kurang pengetahuan Ketidakmampuan

1. - Ny Pn mengatakan keluarga keluarga tentang keluarga

tidak tahu cara merawat Ng. gangguan jiwa dan cara mengenal,

2. - Ny Pn mengatakan masih perawatannya memutuskan,

belum tahu tentang gangguan merawat dan

jiwa dan cara perawatannya. menggunakana

Data Obyektif sumber daya

1. - Ng hanya tamapk yang ada

menyendiri di rumah dikeluarga,

neneknya dan dikamar. masyarakat

2. - Keluarga tampak hanya maupun fasilitas

mengarahkan sesekali. kesehatan

3. - Klien tampak tidak memiliki

aktifitas terjadwal.

J. PRIORITAS DIAGNOSA

Prioritas Diagnosa Skoring

1. Ketidakefektifan regimen teraupetik Keluarga b. d 35


6

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit

2. Kurang pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa 25


6

dan cara perawatannya b. d Ketidakmampuan


keluarga mengenal, memutuskan, merawat dan

menggunakana sumber daya yang ada dikeluarga,

masyarakat maupun fasilitas kesehatan

K. PERENCANAAN

1. Perencanaan Dx 1. Ketidakefektifan regimen teraupetik Keluarga b. d

Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

No Diagnosa Tujuan Intervensi

Keperawatan

1 Ketidakefektifan Tujuan Umum : 1. Kaji sumber daya, tenaga, biaya, waktu,

regimen teraupetik Regimen teraupetik dan fasilitas/peralatan yang dimiliki

Keluarga b. d keluarga efektif keluarga untuk melakukan perawatan

Ketidakmampuan setelah dilakukan pada anggota yang sakit

keluarga merawat asuhan keperawatan2. Jelaskan maksud kunjungan dengan

anggota keluarga yang keluarga selama 3 bahasa yang mudah dipahami

sakit minggu. 3. Bersikap ramah dan tidak mengurui.

4. Diskusikan dengan keluarga mengenai

Tujuan Khusus : perawatan dan pengobatan gangguan jiwa

Keluarga Tn TM 5. Lakukan penyuluhan dengan media

mampu: yang mudah dipahami dan topic-topik

1. Mengetahui yang dibutuhkan keluarga.

pentingnya 6. Libatkan keluarga/ saudara dekat untuk

dukungan keluarga pemberian support system.


bagi pemyembuhan7. Bantu keluarga membuat keputusan

klien yang tepat mengenai perawatan klien.

2. Melakukan 8. Jelaskan pentingnya pengobatan dan

control kesehatan perawatan tang tepat serta dukungan

kepelayanan keluarga bagi klien.

kesehatn terhadap 9. Evaluasi cara-cara perawatan yang baik

klien 10. Berikan reinforcement positing tasa

3. Melakukan keberhasilan keluarga dalam usaha

perawatan klien penatalaksanaan regimen yang baik.

dengan gangguan

jiwa

4. Kooperatif selama

proses pembinaan

keluarga

5. Masalah keluarga

dapat diatasi oleh

keluarga

2. Perencanaan Dx 2. Kurang pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa

dan cara perawatannya b. d Ketidakmampuan keluarga mengenal,

memutuskan, merawat dan menggunakana sumber daya yang ada

dikeluarga, masyarakat maupun fasilitas kesehatan


No Diagnosa Tujuan Intervensi

Keperawatan

2 Kurang pengetahuan Tujuan Umum : 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang

keluarga tentang Pengetahuan perawatan gangguan jiwa.

gangguan jiwa dan keluarga tentang 2. Kaji sumber daya, tenaga, biaya, waktu,

cara perawatannya b. gangguan jiwa dan dan fasilitas/peralatan yang dimiliki

d Ketidakmampuan cara perawatannya keluarga untuk melakukan perawatan

keluarga mengenal, akan meningkat pada gangguan jiwa.

memutuskan, merawat setelah dilakukan 3. Diskusikan dengan keluarga mengenai

dan menggunakana asuhan keperawatan perawatan klien dengan gangguan jiwa

sumber daya yang ada keluarga selama 3 4. Ajarkan perawatan-perawatan pada

dikeluarga, minggu. gangguan jiwa: definisi, perawatan,

masyarakat maupun predisposisi dan presipitasi, sarana

fasilitas kesehatan Tujuan Khusus : kesehatan yang bisa dimanfaatkan

Keluarga Tn S keluarga.

mampu : 5. Beri penekanan ulang kepada keluarga

1. Mengetahui pentingnya melakukan perawatan pada

pengertian gangguan jiwa.

gangguabn jiwa 6. Evaluasi cara-cara perawatan

2. Mengetahui 7. Berikan reinforcement positif atas

pedisposisi dan keberhasilan keluarga dalam usaha

presepitasi perawatan yang telah dilakukan

gangguan jiwa
3. Mengenal tanda-

tanda kekambuhan

4. Mengetahui

perawatan dan

tempat pelayanan

yang keluarga bisa

gunakan.

5.

L. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI

Pelaksanaan dan Evaluasi Dx 1 dan 2

No Pelaksanaan Evaluasi

1 Melakukan pengkajian mengenai kondisi Ny Pn mengatakan Ng telah menderita sakit

sakit Ng. jiwa sejak SMA.

Mengkaji respon keluarga terhadap kondisi Ny Pn mengatakan keluarga pada waktu itu

anggota yang sakit. pernah memondokkan Ng Ke RS dan

Mengkaji upaya-upaya keluarga yang telah sembuh tapi untu yang sekarang keluarga

dilakukan dalam menghadapi kondisi sakit. hanya mengobatkan klien ke paranormal

Mengkaji sumber daya yang ada di keluarga, sesuai keingginan bapak klien.

tenaga, biaya, waktu dan fasilitas/peralatan Ny Pn mengatakan, Ng banyak dirumah,

yang menunjang perawatan klien dengan tiduran aja dan tidak marah-marah seperti
gangguan jiwa sakitbya yang dulu.

Melakukan kontrak waktu dan kegiatan yang Keluarga mengatakan ingin tahu lebih

akan digunakan untuk memberikan banyak tentang gangguan jiwa

penyuluhan O:

Keluarga termasuk tingkat ekonomi

menengah.

Keluarga antusias untuk mendapat

informasi tentang perawatan gangguan

jiwa

Sumber-sumber keluarga : tempat, biaya,

waktu memadai.

Kontrak waktu kunjungan berikutnya

minggu depan, dan waktunya bisa setiap

saat.

A : Tujuan belum tercapai

P:

Lakukan kunjungan sesuai kontrak yang

telah disepakati

2 S:

Menjelaskan kepada keluarga adanya Ny Pn mengatakan, kadang saya yang

masalah kesehatan pada keluarga Tn Tm membujuk-bujuk Ng untuk mau keluar

dan perlu segera ditangani dan tidak hanya berdiam diri saja.
Memberikan beberapa alternative pemecahan Ny Pn mengatakan ingin mebawa Ng

masalah kepada keluarga berobat tapi yang tepat kemana ya mas?

Memberikan kesempatan kepada keluarga O:

untuk memutuskan cara yang kan Keluarga tampak ada keinginan untuk

ditemppuh dalam mengatasi masalah. melakukan apa yang disarankan petugas.

Memberikan reinforcement atas keberhasilan Keluarga mengatakan bahwa keluarga baru

keluarga dalam mengambil tindakan yang tahu kalo dipuskesmas ternyata juga ada

teraupetik pelayanan kesehatan jiwanya.

Keluarga mengatakan akan mengontrolkan

klien ke Puskesmas saja.

A : Tujuan tercapai sebagian.

P:

Lanjutkan kunjungan sesuai kontrak yang

telah disepakati

Berikan informasi tentang : gangguan jiwa

secara bertahap.

3 Mengevaluasi pelaksanaan perawatan S:

terhadap klien gangguan jiwa Ny Pn mengatakan, baru paham bahwa

Memberikan informasi tentang perawatan gangguan jiwa tidak ada kaitannya dengan

gangguan jiwa roh halus.

Mengevaluasi pemahaman keluarga tentang Ny Pn dan keluarga mengatakan akan

gangguan jiwa mencoba mengajak klien berbincang-

Memberikan reinforcement atas keberhasilan bincang biar tidak melamun


keluarga dalam mengambil tindakan yang O:

teraupetik Keluarga tampak ada keinginan untuk

melakukan apa yang disarankan petugas.

Keluarga mengatakan bahwa keluarga akan

berusaha semampu keluarga untuk

kesembuhan klien

Keluarga tampak kooperatif

Keluarga mengatakan akan mengontrolkan

klien ke Puskesmas saja.

A : Tujuan tercapai sebagian.

P:

Lanjutkan kunjungan sesuai kontrak yang

telah disepakati

4. Mengevaluasi pelaksanaan perawatan S:

terhadap klien gangguan jiwa Ny Pn mengatakan, baru paham bahwa

Memberikan informasi tentang pentingnya obat-obatan pada klien gangguan jiwa

pengobatan bagi gangguan jiwa dibutuhkan untuk mengontrol perilaku.

Memberikan informasi kepada keluarga Ny Pn mengatakan obat dari puskesmas dia

tentang pentingnya dukungan keluarga dan yang mengatur untuk dimunum klien.

lingkungan bagi kesembuhan klien Ny Pn dan keluarga mengatakan akan rutin

Mengevaluasi pemahaman keluarga tentang mengontrolkan klienke puskesmas sesuai

gangguan jiwa jadwal yang ada.


Memberikan reinforcement atas keberhasilan O:

keluarga dalam mengambil tindakan yang Keluarga tampak kooperatif

teraupetik Keluarga mengatakan akan mengontrolkan

klien ke Puskesmas saja.

Ng tampak lebih terarah dalam

berkomunikasi dan penampilan tampak

bersih.

A : Tujuan tercapai

P:

Terminasi dan monitor kondisi klien oleh

keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K..A. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :

Sagung Seto..

Carpenitto, L. J. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1988. Standar Praktek Kesehatan

bagi Perawat Kesehatan. Jakarta.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta

: EGC.

Friedman, M.M. 1998. Family Nursing Research. Jakarta:EGC

Iqbal, Wahit dkk. 2005. Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam

Praktek Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik,

Keluarga. Jakarta : EGC.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta :

EGC

Anda mungkin juga menyukai