Anda di halaman 1dari 42

LABORATORIUM SENSOR DAN TRANSDUSER

Dosen Pembimbing : BG Melypurbowo

DISUSUN OLEH:

NAMA : AFIFATURRAHMAH

KELAS : EK-2C

NIM : 3.32.12.2.01

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2012/2013
JOB 1
TRANDUSER RESISTIVE VARIABEL

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengukur tegangan dan arus secara benar
2. Mahasiswa dapat membuat kurva kerja tranduser
3. Mahasiswa dapat menganalisa data pengukuran dan
karakteristik tranduser, berdasarkan praktikum

II. TEORI DASAR


Transduser yang digunakan pada umumnya menggunakan jenis
transduser variabel. Baik menggunakan jenis variabel yang gerakan
tuas lurus atau yang potrensio (putaran). Gambar 1.1 (a) menunjukan
resistor variabel yang digunakan sebagai transduser dengan besar
inputnya sebagai penggerak tuas. Sehingga perbandingan perubahan
besaran inputnya dengan outputnya seperti gambar 1.1 (b) yaitu
kurva kerja transduser variable.

Gambar 1.1. Resistor variable (a) dan Karakteristiknya (b)

Gambar 1.2(a). menunjukkan jenis transduser resistif dengan


besaran masukannya bergantung pada pergeseran secara horizontal
maupun vertikal, gambar 1.2(b) dan gambar 1.2(c) dengan satu
gerakan masukan bersifat putaran (rotary) dan putaran itu sendiri
dapat menyesuaikan kemampuan putaran pada tuas.
(a) (b) (c)
Gambar 1.2. Jenis-jenis Resistor Variabel

III. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar a Gambar b

IV. KOMPONEN DAN ALAT PRKTIKUM


1. Tranduser resistive variable
2. Resistor 1 K - 2 buah
4. Protoboard
5. Kabel penghubung
6. Multitester
7. Power supply
V. DATA HASIL PERCOBAAN
a. Tabel 1 untuk gambar A
No. Panjang Rtrans VAB VBC Itrans
Rtrans (RAB)
1 0 mm 14 K 0V 9,9 V 1,2 mA
2 5 mm 10 K 5,5 V 3,9 V 0,15 mA
3 10 mm 9,5 K 6V 3,8 V 0,135 mA
4 15 mm 8,5 K 6,5 V 3,4 V 0,127 mA
5 20 mm 7,5 K 7V 3V 0,125 mA
6 25 mm 6,5 K 7,4 V 2,6 V 0,12 mA
7 30 mm 5,5 K 7,8 V 2,2 V 0,11 mA
8 35 mm 5 K 8V 1,8 V 0,11 mA
9 40 mm 4 K 8,4 V 1,5V 0,105mA
10 45 mm 3 K 9V 1V 0,09 mA
11 50 mm 2 K 9,5 V 0,5 V 0,085 mA
12 55 mm 0 K 10 V 0V 0,08 mA

a. Tabel 2 untuk gambar B


No. Panjang Rtrans VTRANS Itrans VA
Rtrans (RAB)
1 0 0 K 0V 0 mA 0V
2 5 mm 1 K 0,9 V 0,7 mA 1,45V
3 10 mm 4 K 1,35 V 0,45 mA 1,65V
4 15 mm 5 K 1,5 V 0,375 mA 1,95V
5 20 mm 6 K 1,6 V 0,3 mA 1,95V
6 25 mm 7 K 1,75 V 0,25 mA 1,95V
7 30 mm 8 K 1,775 V 0,2 mA 1,95V
8 35 mm 9 K 1,8 V 0,175 mA 1,95V
9 40 mm 10,5 K 1,85 V 0,15 mA 1,9V
10 45 mm 10,5 K 1,85 V 0,15mA 1,9V
11 50 mm 10,5 K 1,85 V 0,15 mA 1,9 V

VI. PEMBAHASAN
Perubahan nilai tegangan serta hambatan yang terjadi pada
percobaan ini adalah dikarenakan transduser resistor variable yang
digunakan dalam percobaan ini merupakan sebuah transduser yang
bekerja dengan mengukur kedua bagian statis dan dinamis dari
transduser untuk digunakan dalam pengukuran sehingga perubahan
pada bagian dinamis (dorongan) akan merubah besarnya nilai
hambatan serta tegangan pada transduser.
. Pada Tabel 1 prinsip kerja dari transduser adalah semakin panjang tuas
semakin kecil niai dari resistansi
Pembahasan rumus:
Rp = (Rtrans + R3) // R2
Misal:
Pada gambar rangkaian 2 yaitu mengatur arus dan tegangan
transduser.Pada saat panjang tuas = 10 mm.
Nilai R1= 4k7 ohm
R2= 1k2 ohm
R3= 560 ohm
Itot = Vs/Rtot
= 12/(4700 +(560+4000//1200))
= 12/ 5650
= 2,12 mA
Itrans = (1200/4560) x 2,12 mA
= 0,55 mA

VII. ANALISA
Resistor transduser yang digunakan adalah transduser yang
tahanannya berubah sesuai tekanan yang diberikan pada tuas
dengan parameter jarak. Setelah melakukan percobaan demikian,
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pergeseran pada tuas
transduser resistive variable maka besarnya hambatan juga ikut
berubah, menyesuaikan dengan kondisi transduser yang digunakan
dan besarnya hambatan transduser (Rtrans) akan mempengaruhi
besarnya arus dan tegangan pada rangkaian.

VIII. KESIMPULAN

1. Transduser resistive variable yang digunakan dalam praktikum ini


merupakan jenis transduser yang nilai resistansinya berubah sesuai dengan
pergeseran posisi tuas
2. Antara nilai dari Rtransduser dan nilai dari Tegangan berbanding terbalik.
3. Penggunaan Transduser resistive variable lebih mudah digunakan, hal ini
dikarenakan transduser resistif variable memiliki jarak hambatan yang
besar
JOB 2
TRANDUSER KAPASITIVE VARIABEL

I. TUJUAN
Dengan melakukan percobaan dengan Transduser Kapasitif,
diharapkan mahasiswa dapat:

1. Memahami prinsip kerja transduser kapasitif serta


penerapannya
2. Mengetahui tentangkarakter serta parameter dari transduser
kapasitif yang merupakan transduser Pasif.
3. Mengetahui penggunaan dan fungsi transduser kapasitif.

II. TEORI DASAR


Kita sering menjumpai perangkat komponen kapasitor pada
prinsipnya terdiri dari dua buah plat dan sebagai penghantarnya
menggunakan bahan dielektrik dengan bahan dielektrik ini yang
sering berubah-ubah. Jenis tranduser kapasitif sama halnya dengan
komponen kapasitor lainya, hanya disini ada bagian yang bersifat
variabel, guna dapat berubah-ubah nilainya perangkat komponen
kapasitor pada prinsipnya terdiri dari dua buah plat dan sebagai
penghantarnya menggunakan bahan dielektrik, dengan bahan
dielektrik ini yang sering berubah-ubah.

Berikut adalah persamaan nilai kapasitansi dari sebuah kapasitor


adalah:

farad

Dimana :
A : luas masing-masing pelat, dalam m2
d : jarak kedua pelat, dalam m

: 9,85 x 10-12 dalam F/m

k : konstanta dielektrik

III. GAMBAR RANGKAIAN

a. Gambar Rangkaian Serial b. Gambar Rangkaian Paralel

IV. KOMPONEN DAN ALAT PRKTIKUM


1. Modul Transduser Kapasitif
2. Power Suply
3. Function Generator
4. Resistor 1 K - 1 buah
5. Capasitor 1 F 1 buah
6. Protoboard
7. Multimeter
8. Kabel jumper

V. DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel Percobaan transduser kapasitif

F (Hz) VA (v)

200.000 8

400.000 10
600.000 12,5

800.000 14,5

1.000.000 16,5

1.200.000 18

1.400.000 18,5

1.600.000 19

1.800.000 19

2.000.000 19

Panjang tuas (mm) VB (v)

0 0,75

5 0,9

10 1,25

15 1,3

20 1,3

25 1,35

30 1,35

35 1,4

40 1,4

45 1,4

50 1,4

55 1,45

Tabel Rangkaian Seri


Perubahan
V C Trans I C Trans
No. Jarak Plat V R1 (V) V R2 (V)
(V) (mA)
(mm)
1 Min 2,2 0,1 mA 0,9 V 2,85 V
2 Mid 2,25 0,1 mA 0,8 V 2,75 V
3 Max 2,45 0,1 mA 0,75 V 2,6 V
Keterangan = R1 = 1K
R2 = 10K

Tabel Rangkaian Paralel


No. Perubahan
V C Trans I C Trans V R1 (V) V R2 (V)
Jarak Plat
(V) (mA)
(mm)
1 Min 8,3 0,5 mA 2,7 V 8,3 V
2 Mid 8,4 0,4 mA 2,6 V 8,4 V
3 Max 8,45 0,3 mA 2,4 V 8,45 V
Keterangan = R1 = 1K
R2 = 10K

VI. PEMBAHASAN
Perubahan frekuensi menyebabkan perubahan nilai VR dan VCT .
hal ini dikarenakan Perubahan frekuensi pada transduser Kapasitif
akan menyebabkan perubahan pula pada besarnya gaya yang
dipasang sehingga perubahan ini akan mempengaruhi nilai
tegangan pada R maupun CT. Secara teori rumus rangkaian
kapasitif

VII. ANALISA
Pada percobaan tersebut, Transduser kapasitif memiliki respon
frekuensi yang sangat baik dapat mengukur fenomena static dan
dinamic, ternyata dengan luas penampang, bahan dielektrik dan
jarak yang sama tetapi frekuensi yang berbeda, diperoleh tegangan
yang berbeda.
Kurva rangkaian seri
Pada rangkaian seri semakin besar perubahan jarak plat maka
semakin besar pula Vc pada rangkaian seri. Nilai arus dominan
tetap, VR1 semakin besar sedangkan VR2 berbanding terbalik
dengan VR1
Kurva rangkaian pararel
Pada rangkaian paralel semakin besar perubahahan jarak plat
semakin besar pula nilai dari Vc, nilai arus pun turun. vR1 semakin kecil
sedangkan VR2 semakin besar

VIII. KESIMPULAN
1. Transduser kapasitif berbanding terbalik dengan jarak kedua
pelat
2. Besar frekuensi mempengaruhi nilai I yang mengalir, semakin
besar frekuensi semai besar nilai arus.
3. Besar jarak kapasitor variabel juga mempengaruhi nilai arus
dan tegangan sehingga semakin besar jarak maka tegangan
output juga semakin besar.
JOB 3

TRANDUSER STRAIN GAGE

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan dan fungsi tranduser strain gage
2. Mahasiswa dapat membuat kurva kerja tranduser strain gage dan cara kerja
sensor
3. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja tranduser strain gage.

II. TEORI DASAR


Strain adalah jumlah deformasi dari suatu bagian dalam kaitannya dengan
gaya. Secara rinci strain digambarkan sebagai perubahan panjang
Sensor strain gage adalah sensor yang digunakan untuk mengukur berat
atau beban dari suatu benda dalam ukuran besar. Sensor strain gage ini sering
diaplikasikan pada jembatan timbang mobil atau alat ukur berat dalam skala
besar. Sensor strain gage adalah grid metal-foil yang tipis yang dilekatkan
pada permukaan dari struktur. Apabila komponen atau struktur dibebani,
terjadi strain dan ditransmisikan ke foil grid. Tahanan foil grid berubah
sebanding dengan strain induksi beban. Sensor strain gage pada umumnya
adalah tipe metal-foil, dimana konfigurasi grid dibentuk oleh proses
photoeching. Karena prosesnya sederhana, maka dapat dibuat bermacam
macam ukuran gage dan bentuk grid. Untuk macam gage yang terpendek
yang tersedia adalah 0,20 mm; yang terpanjang adalah 102 mm. Tahanan
gage standard adalah 120 mm dan 350 ohm, selain itu ada gage untuk tujuan
khusus tersedia dengan tahanan 500, 1000, dan 1000 ohm

KONTRUKSI SENSOR STRAIN GAGE


Strain gage menunjukan perubahan tahanan R/R yang dihubungkan
dengan strain dalam arah grid diekspresikan oleh :

Sg adalah factor gauge atau konstanta kalibrasi untuk gauge. Factor Sg


selalu lebih kecil dari sensitivitas alloy metallic Sa karena konfigurasi grid
dari gage dengan konduktor transverse lebih kecil responsifnya ke strain axial
dari pada konduktor lurus uniform. Keluaran strain gage R/R biasanya
dikonversikan ke sinyal tegangan dengan jembatan wheatstone. Apabila gage
tunggal dipakai dalam satu lengan, tegangan keluarannya adalah.

Sehingga

Tegangan masukan dikontrol oleh ukuran strain gage dan tahanan awal gage. Hasilnya
sensitivitas sebgai berikut :

,biasanya range dari 1 ke 10 V (m/m).

III. GAMBAR RANGKAIAN

IV. KOMPONEN DAN ALAT PRAKTIKUM


1. Tranduser Strain Gage
2. Multimeter
3. Power supply
4. Function Generator
5. Protoboard
6. Resistor
7. Kabel penghubung

V. DATA HASIL PERCOBAAN


R1 = 470 R2= 1200 VDC = 10 V DC

Tuas VR1 VTrans VR2

[mm] [V] [V] [V]

Min 2,8 0,85 5,2

Mid 2,5 0,9 5,2

Max 2,4 0,95 5,1

5 4.9 116.7 4.88

VI. PEMBAHASAN
Transduser strain gage merupakan transduser yang masukannya berupa
tekanan. Mekanisme kerja dari strain gage adalah ketika transduser strain
gage diberi sebuah tekanan maka akan mengubah nilai resistansi dari
transduser strain gage tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi nilai tegangan
pada transduser maupun R lain yang telah terangkai dengan transduser
strain gage tersebut
Berdasarkan data percobaan diatas, nilai Rtrans tidak di tuliskan
maka saya akan mengambil satu contoh kondisi panjang min.dengan
R1=470ohm R2=1200 ohm

Vtrans= x 10

0,85 = x10

0,85(1670+R)= 10R
1419,5+0,85R=10R
1419,5 = 9,15R R= 1419,5/9,15 = 155,13 ohm

VII. ANALISIS

Dari gambar kurva diatas diperoleh parameter meliputi tegangan pada R1,
tegangan pada R2, dan tegangan pada transduser yang menunjukkan semakin
panjang jarak plat atau pada kondisi minimum maka semakin besar pula
tegangan pada masing-masing parameter. Hal ini juga disebabkan adanya
pengaruh tekanan yang membuat perubahan regangan. Jika tekanan pada
benda berubah, maka foil atau kawat akan terdeformasi, dan tahanan listrik
alat ini akan berubah

VIII. KESIMPULAN

1. Semakin besar nilai regangan (strain) semakin besar pula nilai


resistansinya.
2. Pengaruh tekanan akan membuat perubahan regangan, jika tekanan pada
benda berubah, maka kawat/foil akan terdeformasi dan tahanan listrik akan
berubah
3. Pada frekuensi rendah tranduser strain gage bernilai maksimal
4. Semakin panjang jarak pelat semakin besar pula tegangan masing masing
parameter
JOB 4
TRANDUSER INDUKTOR

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui prinsip kerja Transduser Innduktor
2. Memahami perubahan nilai resistansi pada batang induktor yang
digunakan sebagai transduser.
3. Memahami penerapan penggunaan transduser Induktor
4. Membuat sendiri rangkaian pengukuran dengan menggunakan Transduser
Induktor

II. TEORI DASAR


Pada umunya transduser induktif merupakan transduser dengan prinsip kerja
seperti halnya konduktor, transduser ini berupa dua buah batang konduktor
yang terhubung oleh zat cair ataupun berupa sepasang kumparan dimana
prinsip kerjanya adalah dengan mengubah induktansi dari masing-masing
kumparan atau konduktor tersebut. Transduser dengan menggunakan batang
penghantar yaitu batang 1 (Rb1) dan batang 2 (Rb2) akan terhubung dengan
syarat zat cair harus mempunyai sifat konduktor, agar dapat mengetahui
perubahan nilai resistansi transduser. Seperti gambar 1 sebagai gambar
rangkaian ekivalennya.
Gambar 10 : Rangkaian ekivalen transduser penghantar.

III. GAMBAR RANGKAIAN

IV. KOMPONEN DAN ALAT PRAKTIKUM


8. Tranduser Induktor dengan Batang Penghantar
9. Multitester
10. Power supply
11. Protoboard
12. Function Generator
13. Resistor 1 K - 2 buah
14. Kabel BNC
15. AVOmeter
V. HASIL PERCOBAAN
TABEL A

TABEL B Frekuensi (Hz) VL


100 K 0,4 V
120 K(Hz)
Frekuensi 0,45
VLV
140
100 K
K 0,5
7,4 V
V
160
120 K
K 0,55
7,5 VV
180
140 K
K 0,6
7,9 V
V
200
160 K
K 0,6
7,9 V
V
420
180 K
K 0,7
7,9 V
V
800
200 K
K 0,65
8 VV
1 M
420 K 0,65
9,6 VV
2 MK
800 0,45
26 VV
1M 30 V
2M V
TABEL C

Frekuensi (MHz) Panjang tuas(cm) VL


1 0 0,15V
1,2 1 0,25 V
1,3 2 0,9 V
1,4 3 2,05 V
1,5 4 0,6 V
1,6 5 0,35 V
VI. PEMBAHASAN
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekeunsi mempengaruhi hasil
Vinduktor, semakin besar frekuensi semakin besar pula tegangan dari
induktor. Dan tegangan dari Va semakin besar berbanding lurus dengan
besar frekuensi dan berbanding terbalik dengan Vb

VII. ANALISIS
Dari hasil praktek, terlihat bahwa tegangan yang melalui inductor sangat kecil
sekali.Terlihat walaupun sudah diberi frekuensi rendah hingga tinggi,
tegangan pada inductor. Dan perubahan yang dihasilkan akan seperti pada
resistansi variabel dimana dari minimum ke maksimum sampai ke akhir tuas
yaitu kembali ke minimum resistansinnya dan perubahan frekuensi
menyebabkan terjadinya perubahan arus.

VIII. KESIMPULAN
Maka dapat kita simpulkan bahwa frekuensi mempengaruhi terhadap nilai V
pada induktor sebab pada kurva terlihat bahwa dari 3 frekuensi yang dicoba
terjadi perubahan tegangan baik itu mengalami kenaikan maupun penurunan
yang terjadi pada jarak tuas tertentu. Perubahan panjang tuas mempengaruhi
perubahan pada tegangan. Dan induktor merupakan suatu komponen
elektronik dasar yang mempunyai kemampuan untuk memproses arus bolak
balik
JOB 5
TRANSDUSER KONDUKTOR LIQUID

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami prinsip kerja Transduser Konduktor
2. mengetahui perubahan nilai resistansi pada batang indukto yang digunakan
sebagai transduser.
3. Memahami penerapan penggunaan transduser Konduktor
4. Menyusun sendiri rangkaian pengukuran dengan menggunakan Transduser
Konduktor

II. TEORI DASAR


Transduser Induktif merupakan transduser dengan prinsip kerja seperti halnya
pengahantar. Pada umunya transduser ini berupa dua buah batang pengantar
yang terhubung melalui zat cair ataupun berupa sepasang kumparan dimana
prinsip kerjanya adalah dengan mengubah induktansi dari masing-masing
kumparan atau penghantar tersebut. Transduser dengan menggunakan batang
penghantar yaitu batang 1 (Rb1) dan batang 2 (Rb2) akan terhubung dengan
syarat zat cair harus mempunyai sifat penghantar, agar dapat mengetahui
perubahan nilai resistansi transduser. Seperti gambar 1 sebagai gambar
rangkaian ekivalennya.

Rangkaian ekivalen transduser penghantar


Anda perhatikan bahwa perubahan sifat penghantar pada zat cair sama juga
perubahan nilai resistansi transduser. Karena bila kita lihat rangkaian ekivalennya
sama dengan tiga buah resistor yang dipasangkan secara serial

Perubahan sifat penghantar tergantung dari : volume zat cair, sifat keasaman dan
masa jenis zat cair. Untuk itu dalam praktikum nanti anda perhatikan perubahaan
nilai resistansi zat cair.

III. GAMBAR RANGKAIAN

IV. KOMPONEN DAN ALAT PRAKTIKUM


1. Tranduser Induktor dengan Batang Penghantar
2. Multitester
3. Power supply
4. Air
5. Garam
6. Gelas Ukur
7. Gelas penampung
8. Protoboard
9. Resistor
10. Kabel penghubung
V. DATA HASIL PERCOBAAN
R1= 1200 dan R2= 330
VS Tinggi Air Rtarans V out
V Trans (V) I Trans (mA)
(VDC) (ml) () (V)
800 1100 1.5 9 5.4
700 1300 1.5 8.5 5.2
600 1500 1.5 8 5.2
12
500 1800 1.45 8 5
400 2200 1.45 8 5
300 2500 1.4 7,5 4.8
200 3000 1.4 7,5 4.8

R1= 1200 dan R2= 330


VS Frekuensi Tinggi Rtrans V Trans I Trans
V out (V)
(VAC) (Hz) Air (ml) () (V) (mA)
1M 800 1K 1 2.5 5.2
1M 700 1.3 K 1 2 5.2
1M 600 1.5 K 0.8 1.5 5
4Vp-p
1M 500 1.9 K 0.8 1.2 5
1M 400 2K 0.5 1 4.8
1M 300 2.2 K 0.5 0.8 4.8
1M 200 3K 0.5 0.6 4.5
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan Liquid ini menggunakan larutan garam sehingga
bersifat elektrolit yang dapat menghantarkan arus cukup bagus. Level air/
volume air mempengaruhi nilai tegangan dan Arusnya . Pada Vdc Level air
akan mempengaruhi Rtrand, Vrt dan Vrx. Semakin sedikit air maka Rtrand makin
besar, sedangkan Vrt juga akan semakin besa rtetapi Vrx akan semakin kecil atau
tegangannya akan berkurang.
Pada Vac Level air akan mempengaruhi Rtrand, Vrt dan Vrx. Semakin sedikit air
maka Rtrand makin kecil.

VII. ANALISA
Level air mempengaruhi nilai resistansi tranduser , semakin tinggi level air
semakin besar nilai Rtranduser. Nilai Vtransduser akan semakin kecil bila
level air semakin tinggi dan Arus akan semakin besar apabila level air
semakin tinggi.

VIII. KESIMPULAN

a. Nilai tegangan output akan naik dan kemudian turun bila nilai level air
dinaikkan.
b. Arus yang mengalir itu akan semakin besar bila level air dinaikkan.
c. Nilai tegangan berbanding terbalik dengan arus yang mengalir.
JOB 6

TRANDUSER SUHU ( NTC dan PTC )

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui perubahan nilai resistansi akibat


perubahan suhu dan membuat kurva kerja.
2. Mahasiswa dapat menyusun sendiri rangkaian dengan tranduser
PTC dan NTC.
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai hambatan dan nilai tegangan
pada rangkaian dengan tranduser PTC dan NTC.
4. Mahasiswa dapat menganalisa jenis transduser.

II. TEORI DASAR


Thermistor adalah alat semikonduktr yang berfungsi sebagai
tahanan dengan koefisien tahanan temperatur tinggi, yang biasanya
negatif. Thermistor terbuat dari campuran oksida oksida logam
seperti: mangan, nikel, cobalt, tembaga, besi, dan uranium. Dalam
operasinya thermistor memanfaatkan perubahan resistivitas
terhadap temperatur, umumnya nilai tahanannya turun terhadap
temperatur secara eksponensial untuk jenis NTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) nilainya akan
bertambah kecil bila terkena suhu panas. jenis resistor non linier
yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu.
Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai
hambatannya.
PTC (Positive Temperature Coefficient) nilainya akan
bertambah besar bila temperaturnya menjadi panas. jenis resistor
non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan
suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai
hambatannya.

Karakteristik

- Daerah kerja NTC lebih luas


R - Daerah kerja PTC lebih pendek
NTC: - PTC: + dari NTC, karena PTC memiliki Tmin &
Tmax, dan saat tertentu akan menjadi
NTC

Karakteristik Thermistor (P/NTC)


Tmin Tmax T

III. GAMBAR RANGKAIAN


Modul percobaan thermistor

IV. KOMPONEN DAN ALAT PRAKTIKUM


1. Modul Transduser Suhu
2. Power Supply
3. AVO Meter
4. Jumper
5. Termometer
6. Kabel penghubung
7. protoboard

V. DATA HASIL PERCOBAAN


Tabel NTC

Vs = 6 Volt
Suhu Rtrans (k) Va (V) Vb (V) Vtrans (V)
(oC) Naik turun naik turun naik turun naik turun
35 9 8,5 6,4 6,2 3 3 0,6 1
40 7 7,5 6,2 6 3,2 3,2 0,6 1
45 6 6,5 6 5,8 3,4 3,4 0,6 1
50 5 5,5 5,8 5,6 3,5 3,5 0,7 1
55 4,5 4,8 5,7 5,5 3,6 3,6 0,7 1
60 4 4 5,6 5,4 3,8 3,5 0,6 1
65 3,5 3,4 5,4 5,3 3,9 3,6 0,7 0,9
70 3 3 5,2 5,2 4 3,8 0,8 1
75 2,5 2,5 5,2 5,2 4 4 0,8 0,8

Tabel PTC

Vs = 8 Volt
Rtrans (k) Va (V) Vb (V) Vtrans (V)
Suhu turun naik Turu
Naik Turun naik turun naik
(oC) n
30 2,5 2,6 3,5 3,5 2,2 2 4,3 4,5
35 2,8 2,6 3,5 3,5 2 1,9 4,5 4,6
40 3 2,8 3,5 3,5 2 1,8 4,5 4,7
45 3,5 3 3,6 3,5 2 1,8 4,4 4,6
50 3,8 3,6 3,7 3,6 1,8 1,7 4,5 4,7
55 4 3,8 3,7 3,6 1,8 1,8 4,5 4,7
60 4,5 4,5 3,8 3,8 1,7 1,7 4,5 4,6
65 5 5,5 3,8 3,8 1,7 1,6 4,5 4,6
70 7 7 3,8 3,8 1,7 1,7 4,5 4,5

VI. PEMBAHASAN

Dari hasil praktikumdidapat nilai hasil tegangan dan arus pada NTC dan
PTC sebagai berikut :

1. Arus dan Tegangan pada NTC


Ketika suhu maksimum 75omaka resistansi pada NTC = 2,5K
Maka nilai dari Vtrans adalah
R1=100 ohm R2=47 ohm
Vtrans = Rtrans/(Rtrans + R1 + R2) x Vs
= (2,5K/2647) x 10
= 9,4V
Itrans = V/Rtot
= 10/2647
=3 mA
2. Arus dan Tegangan pada PTC
Ketika suhu maksimum 75omaka resistansi pada PTC = 7 k
Maka nilai dari Vtrands adalah
Vtrans = Rtrans/(Rtrads + R1 + R2) x Vs

= 7000/7147 x 10

=9V

VII. ANALISA
NTC ( Negative Temperature Coefficient ) nilainya akan
berkurang apabila temperature manjadi panas.
Pada PTC Suhu akan berbanding lurus dengan Resistansi dan
tegangan yang didapatkan pada percobaan ini. Sedangkan NTC
suhu akan berbanding lurus dengan Vtrans.
PTC (Positive Temperature Coefficient) nilainya akan
bertambah besar bila temperaturnya menjadi panas. jenis
resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh
perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin
besar nilai hambatannya.
VIII. KESIMPULAN
NTC sebagai sensor suhu dan dibantu modul pemanas untuk
menaikan suhu. Hal ini untuk mendapatkan suhu yang berbeda dan setiap
kenaikan atau penurunan suhu kita mendaatkan tegangan keluar yang
berbeda pula. Setiap kenaikan suhu pada PTC maka nilai tegangan akan
semakin turun. Besar nilai R trand juga dipengaruhi oleh kenaikan suhu
pada PTC. Semakin besar kenaikan suhu pada PTC maka nilai Rtrand
semakin kecil.
PTC nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menjadi
panas. jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh
perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai
hambatannya. Pada PTC setiap kenaikan suhu, Vtrand semakin naik. Suhu
akan berbanding lurus dengan Resistansi dan tegangan yang didapatkan
pada percobaan ini.
PTC dan NTC merupakan jenis resistor non linier yang hambatannya
terpengaruh oleh perubahan suhu.

JOB 7
TRANDUSER LDR

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja dari Transduser LDR.
2. Mahasiswa dapat menyusun sendiri rangkaian Transduser LDR.
3. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik dari Transduser LDR

II. TEORI DASAR


LDR (Light Dependent Resistor) merupakan komponen optoelektronik
yang bersifat resistif, dimana nilai resistansinya dipengaruhi oleh intensitas
cahaya yang jatuh pada LDR tersebut.
LDR terbuat dari bahan semikonduktor, yang dalam keadaan gelap
mempunyai tahanan yang besar sekali, namun bila mendapatkan sinar
tahanannya menurun sebanding dengan insentisitas cahaya tersebut.
Transduser LDR merupakan transduser yang prinsip kerjanya berdasarkan
perubahan nilai resistansi dimana perubahan ini dipengaruhi oleh cahaya,
sedangkan keluarannya berupa tegangan, dimana tegangan tersebut berasa
dari tegangan catu daya. Sehingga dapat dikatakan transduser ini bila diberi
tegangan catu akan membentuk rangkaian pembagi tegangan.
Sebuah LDR terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua
buah elektroda pada permukaannya. Dalam gelap atau dibawah cahaya yang
redup, bahan piringannya hanya mengandung electron bebas yang relative
kecil. Hanya tersedia sedikit electron untuk mengalirkan muatan listrik. Hal
ini berarti bahwa, sifat konduktor yang buruk untuk arus listrik. Dengan kata
lain, nilai tahanan bahan sangat tinggi.

Gambar karakteristik LDR dan gambar simbol LDR

Normalnya hambatan pada LDR mencapai 1 Mega Ohm, namun ketika


terkena cahaya maka akan menurun secara drastis. Ketika level cahaya
mencapai 1000 lux maka resistensi hanya 400 ohm. ketika level cahaya
hanya 10 lux maka resistensi bertambah pesat menjadi sekitar 10,43 Mega
Ohm.

III. GAMBAR RANGKAIAN


IV. KOMPONEN DAN ALAT PRAKTIKUM
1. Tranduser LDR
2. Multitester
3. Power supply
4. Lampu
5. Protoboard
6. Kabel penghubung

V. HASIL PERCOBAAN
Ttanpa cahaya = 1.4 M - V = 8 Volt
Jarak Va Vb
(nm) R Trans ()
(V) (V)
440 9,2 1,4 55 K
470 9,4 0,65 140 K
490 9,4 1,2 7,5 K
2 cm 0 580 9,2 2 40 K
600 9 5 10 K
690 9 4 12 K
700 9 3,8 15 K
440 10 0 200 K
470 10 0 250 K
30 490 10 0 250 K
2 cm ke 580 10 0 160 K
kanan 600 9,4 0,3 260 K
690 9,4 0,25 450 K
700 9,4 0,3 300 K
2 cm 30 440 9,4 0,2 550 K
470 9,4 0,05 3000 K
490 9,4 0,05 3000 K
580 9,4 0,1 1100 K
600 9,4 0,3 340 K
ke kiri
690 9,4 0,15 480 K
700 9,4 0,15 500 K
440 9,4 0,8 110 K
470 9,4 0,4 250 K
490 9,4 0,7 130 K
5 cm 0 580 9,4 1,25 60 K
600 9 4 15 K
690 9,2 3 20,5 K
700 9,2 2,6 25 K
440 10 0 300 K
470 10 0 300 K
30 490 10 0 200 K
5 cm ke 580 10 0 420 K
kanan 600 9,4 0,2 420 K
690 9,4 0,1 800 K
700 9,4 0,2 500 K
440 9,4 0,15 600 K
470 9,4 0,05 3500 K
490 9,4 0,05 3500 K
30
5 cm 580 9,4 0,1 1400 K
ke kiri
600 9,4 0,15 650 K
690 9,4 0,1 950 K
700 9,4 0,1 1200 K

VI. PEMBAHASAN
Perhitungan berdasarkan percobaan
Contoh:
=440 nm saat kemiringan 0.
R = 18K
VII. ANALISA
Dari data percobaan diatas , maka dapat dianalisa beberapa hal diantaranya
adalah bahwa Nilai Vtrands akan menurun pada sudut yg lebih
kecil.Perubahan nilai sudut akan mempengaruhi perubahan pada
hambatan,arus dan tegangan.Perubahan terang gelap dari lensa film
jugamempengaruhi mempengaruhi perubahan pada hambatan,arus dan
tegangan.

Dari percobaan kami diatas, terlihat bahwa saat diputar ke kiri dan ke kanan
dengan sudut yang berbeda, terlihat saat di putar ke kiri perubahan R terlihat
tidak berbeda jauh dengan R yang di putar ke kanan (pada intinya sama). Dan
arus nya perubahannya hanya sedikit ini mungkin karena saat diputar ke kiri
maupun kekanan mempunyai resistansi dan arus yang hamper sama..

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin sedikit LDR
mendapat cahaya. Resistansinya akan semakin besar, sedangkan semakin
banyak LDR mendapat cahaya maka resistensinya akan semakin kecil. Pada
percobaan ini, besarnya jarak digunakan sebagai pengatur banyaknya
intensitas cahaya yang masuk ke LDR.
1. Nilai Vtrands akan menurun pada sudut yg lebih kecil.
2. Perubahan nilai sudut akan mempengaruhi perubahan pada
hambatan,arus dan tegangan.
3. Perubahan terang gelap dari lensa film jugamempengaruhi
mempengaruhi perubahan pada hambatan,arus dan tegangan.
JOB 8
TRANSDUSER PHOTOTRANSISTOR

I. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswadiharapkan mampu :

1. Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat,karakter dan pararmeter Photo


transistor yang dioperasikan sebagai tranduser.

2. Mahasiswadapat mengukur tegangan dan arus secara benar


3. Mahasiswadapat membuat kurva kerja tranduser

II. TEORI DASAR


Transistor pertemuan ( junction transistor ) dengan terminal terminal
kolektor, emitor dan basis ( atau pun tanpa terminal basis ) dimana basis
dikenai cahaya yang dilewatkan lensa kecil, kalau intensitas cahaya naik,
naik pula arus kolektor sebagai hasil dari dikuatkannya arus basis oleh
bangunan transistor ( arus basis timbul, basis dikenai cahaya ). Sedangkan
Phototransistor merupakan sebuah transistor yang akan saturasi pada saat
menerima sinar infrared dan cut off pada saat tidak ada sinar infrared.
Phototransistor apabila di pakai dalam suatu aplikasi dikombinasikan
dengan transistor lain dimana keluaran dari photo transistor merupakan
input basis untuk transistor yang selanjutnya, karena dalam penerapannya
photo trasnsistor memerlukan penguatan yang sangat besar atau lebih
dikenal dengan photo darlingtons.
Simbol Phototransistor

III. GAMBAR RANGKAIAN


IV. KOMPONEN DAN ALAT PRAKTIKUM
Tranduser phototransistor
1. Multitester
2. Power supply
3. Protoboard
4. Lampu
5. Kabel penghubung

V. HASIL PERCOBAAAN

Jarak (nm) I (A) V (Volt)


5 cm 0 440 29 9,8
470 26 9,8
490 35 9,8
580 21 9,8
600 100 9,8
690 120 9,8
700 110 9,8
5 cm 10 440 27,5 9,8
ke kanan 470 25 9,8
490 32 9,8
580 20 9,8
600 75 9,8
690 100 9,8
VI. 700 90 9,8 PEM
BAHASAN
Pada percobaan ini dihasilkan I dan R yang di pengaruhi oleh dan derajat.
Nilai arus dan resistansi tranduser dipengaruhi lamda (), semakin besar nilai
lamda () maka nilai arus semakin besar. hal ini berkebalikan dengan nilai
resistansi tranduser, nilai Rtrand akan semakin kecil apabila lamda semakin
besar.
Saat = 440 nm saat kemiringan 0
R trans = V trans/ I trans
= 0,8 V/ 29 A
=337,931 K

VII. ANALISIS
Besarnya Arus dan Tegangan itu dipengaruhi oleh besarnya lamda yang
dipakai.Semakin besar lamda maka arusnya juga akan semakin besar
nilainya,tetapi semakin kecil nilai tegangannya.Dan begitu pula derajat sudut
kemiringan yang mempengaruhi yaitu semakin semakin besar derajatnya,
semakin besar juga tegangannya dan semakin kecil nilai arus yang mengalir.

VIII. KESIMPULAN
Besar nilai resistansi transduser tergantung pada banyaknya cahaya
yang masuk pada basis, jika cahaya yang masuk pda basis sedikit,
nilai resistansinya kecil/minimal, berlaku sebaliknya.

Nilai resistansi dipengaruhi oleh sudut kemiringan transduser

Anda mungkin juga menyukai