FAMAKOG
FAMAKOG
FARMAKOGNOSI 1
UNIT IV
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Program S1 Farmasi
SekolahTinggiTeknologiIndustridanFarmasi Bogor
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan dapat
membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.
a. Amylum manihot ( pati singkong) adalah pati yang diperoleh dari umbi akar
manihot utilissima Pohl (familia Euphorbiaceae) yang berupa serbuk sangat halus
dan putih, secara mikroskopik berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi
banyak butir kecil dengan diameter 5m sampai 10 m, butir besar bergaris
tengah 20 m sampai 35 m, hilus tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang
tiga, lamella tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit, terdiri dari 2 atau 3
butir tunggal yang tidak sama bentuknya. Identifikasi kimiawi yaitu dengan
Iodium dimana akan terjadi biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul
kembali pada pendinginan.
Klasifikasi :
Singkong (Manihot utillisima)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Bangsa : Manihoteae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima
b. Amylum maydis ( pati jagung) adalah pati yang diperoleh dari biji zea mays L. (
familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara mikroskopik
yaitu berupa butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 m sampai 23 m atau butir
bulat dengan diameter 25 m sampai 32 m, hilus ditengah berupa rongga yang
nyata atau celah berjumlah 2 sampai 5, tidak ada lamella. Jika diamati dibawah
cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Untuk identifikasi secara kimiawi sama dengan amylum manihot.
Klasifikasi :
Jagung ( Zea mays )
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
c. Amylum oryzae ( pati beras) adalah amylum yang diperoleh dari biji Oryza sativa
L. (familia Poaceae) yang berupa serbuk sangat halus dan putih. Secara
mikroskopik yaitu berupa butir bersegi banyak ukuran 2 m sampai 5 m,
tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 m sampai 20 m. hilus di
tengah tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris. Jika diamati dibawah
cahaya terpolarisasi tampak bentuk silang berwarna hitam, memotong pada hilus.
Klasifikasi :
Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
Klasifikasi ;
Gandum ( triticum aestivum L )
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Triticum
Spesies : T. aestivum L
Identifikasi Amilum
1. Amilum Manihot (Pati Singkong)
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima Pohl
( familia Euphorbiaceae ).
Pemerian : serbuk sangat halus, putih. Kelarutan : paktis tidak larut dalam air dingin
dan dalam etanol.
Mikroskopik : butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter
5m sampai 10m, butir besar bergaris tengah 20m sampai 35m, hilus di tengah
berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas,konsentris, butir
majemuk sedikit, terdiri atas dua atau tiga butir tunggal tidak sama bentuknya.
Bahan organik asing : tidak lebih dari sespora sel.
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rata
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari
bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang
meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini
sudah melibat kan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu tidak akan bisa dilakukan
indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga
semakin berkembang dengan menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Simplisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia nabati dan simplisia hewani. Simplisia nabati adalah
simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia
hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang
dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia
pelican (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum diolah
atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan/ kotoran hewan, tidak
menyimpan bau dan warna, tidak mengandung cendawan, tidak mengandung bahan lain yang
beracun dan berbahaya. Jika simplisia tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan maka simplisia dianggap bermutu rendah, terutama persyaratan kadarnya. Hal yang
menyebabkan simplisia bermutu rendah yaitu tanaman asal, cara panen, dan pengeringan yang
salah, pemyimpanan terlalu lama, kelembaban atau panas, atau isinya telah disari dengan cara
pelarutan dan penyulingan. Secara garis besar ada beberapa macam cara pemeriksaan dalam
menilai simplisia yaitu secara organoleptik, secara mikroskopik, secara fisika, secara hayati, dan
secara makroskopik.
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari
pengumpul / pedagang simplisia. Pemeriksaan organolpetik dan makroskopik dilakukan dengan
mengguankan indra manusia. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan menggunakan
mikroskop dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan keaslian
simplisia dan pemeriksaan untuk menetapkan mutu berdasarkan senyawa aktifnya, umumnya
meliputi pengamatan terhadap serbuk.
Amylum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. Amylum terdiri dari dua macam
polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 28 %)
dan sisanya amilopektin. Amilosa: Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan
ikatan 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka. Amilopektin:Terdiri atas
molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan
1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul
amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada
molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa.
Amylum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag tidak larut air
(amilopektin). Hidrolisis amylum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir
secara hampir kuantitatif. Amylum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase,
dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja
terhadap amylum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amylum diubah menjadi
maltosa dalam bentuk maltose.
Identifikasi amilum secara mikroskopis dan secara kimiawi. Sampel yang digunakan pada
percobaan kali ini adalah Amylum manihot, Amylum maydis, Amylum oryzae, dan Amylum
Tritici.
Identifikasi secara kimiawi kandungan amilum bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau
tidaknya amilum dalam sampel yakni dengan cara uji iodine. Pada uji ini sampel yang
mengandung amilum akan berubah warna menjadi biru. Sampel terlebih dahulu dipanaskan agar
amilum dapat larut sempurna dnegan air sehinggga lebih mudah dalam pendeteksian kandungan
amilum. Berdasarkan hasil percobaan sampel yang telah dipanaskan kemudian ditetesi dengan
iodine berubah menjadi biru ini dikarenakan warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah
hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin.
Identifikasi amilum secara mikroskopis bertujuan agar kita lebih mengetahui bentuk-bentuk
yang khas dari masing-masing amilum pada sampel sehingga kedepannya akan lebih
memudahkan praktikan dalam membuat sediaan farmasi.
Pati jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zea mays L ( familia Poaceae). Berdasarkan
hasil praktikum bahwa pati jagung berupa butir bersegi banyak, bersudut, atau butir bulat,
kemudian terdapat butir pati dan hilus yang berupa rongga atau celah dan terdapat lamela.
Bentuk dan ukuran granula pati jagung dipengaruhi oleh sifat biokimia dari khloroplas atau
amyloplasnya. Sifat birefringence adalah sifat granula pati yang dapat merefleksi cahaya
terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop polarisasi membentuk bidang berwarna biru dan
kuning. Warna biru dan kuning pada permukaan granula pati disebabkan oleh adanya perbedaan
indeks refraktif yang dipengaruhi oleh struktur molekuler amilosa dalam pati. Bentuk heliks dari
amilosa dapat menyerap sebagian cahaya yang melewati granula pati. Bentuk granula merupakan
ciri khas dari masing-masing pati. Tidak ada hubungan yang nyata antara gelatinisasi dengan
ukuran granula pati, tetapi suhu gelatinisasi mempunyai hubungan dengan kekompakan granula,
kadar amilosa, dan amilopektin. Pati jagung mempunyai ukuran granula yang cukup besar dan
tidak homogen yaitu 1-7m untuk yang kecil dan 15-20 m untuk yang besar. Granula besar
berbentuk oval polyhedral dengan diameter 6-30 m. Granulapati yang lebih kecil akan
memperlihatkan ketahanan yang lebih kecil terhadap perlakuan panas dan air dibanding granula
yang besar. Jagung normal mengandung 15,3-25,1% amilosa, jagung jenis waxy hampirtidak
beramilosa, jagung amilomize mengandung 42,6-67,8% amilosa, jagung manis mengandung
22,8% amilosa. Amilosa memiliki 490 unit glukosa per molekul dengan rantai lurus 1-4 a
glukosida, sedangkan amilopektin memiliki 22 unit glukosa per molekul dengan ikatan rantai
lurus 1-4 a glukosida dan rantai cabang 1,6- a glukosida. Berdasarkan pengamatan pada pati
jagung setelah ditambahkan larutan iodium dan dipanaskan warnanya berubah menjadi biru. Hal
ini menendakan bahwa terdapat amilum pada pati jagung tersebut.
Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima Pohl (familia
Euphorbiaceae) berupa butir tunggal,butir agak bulat atau bersegi banyak butir kecil, ada butir
pati,dan juga hilus yang berupa garis dan titik, ada juga lamella tapi tidak jelas,yang berupa butir
majemuk sedikit. Ketika sampel ditetesi dengan larutan iod sampel menunjukkan warna ungu
kebiruan, hal ini jelas menunjukkan bahwa terdapat amilum pada pati singkong yang diamati.
Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza sativa L. (Familia Poaceae) yang
berupa butir bersegi banyak, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur, terdapat butir telur dan
hilus yang tidak terlihat jelas, dan tidak terdapat lamella. Ketika pati beras ditetesi iod
menghasilkan warna biru muda yang berarti menunjukkan bahwa pati beras yang diuji positif
mengandung pati.
Amylum tritici/ Pati gandum adalah pati yang diperoleh dari biji Triticum aestivum L yang
berupa butir bentuk cakram besar seperti ginjal; bentuk bulat telur sepanjang poros utama; butir
bersegi banyak/bulatan kecil. hilus dan lamella sulit terlihat. Pada saat pengujian, larutan pati
gandum ditetesi dengan iod menunjukkan hasil yang positif dengan pembentukan warna biru
dongker.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tumbuhan
terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian Amilum merupakan salah satu bagian dari sel
yang bersifat non protoplasmik yang ada didalam plastida. Perkembangan amilum dimulai
dengan terbentuknya hilus, kemudian diikuti oleh pembentukan lamella yang semakin banyak.
2. Untuk membedakan macam-macam amilum dilakukan 2 pengujian yaitu secara mikroskopis dan
secara kimiawi, untuk uji secara mikroskopis dapat diamati perbedaan bentuk pati dari tiap-tiap
amilum dan secara secara kimiawi yaitu mendeteksi kandungan amilum dengan perubahan
warna sampel menjadi biru setelah ditetesi dengan iodine.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu saat mengamati amilum dibawah mikroskop, sebaiknya
medium yang digunakan jangan terlalu banyak, karena akan mempengaruhi penampang yang
diamati. Jika terlalu banyak medium, globul air akan mempersulit kita untuk mengamati hilus
dan lamella yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Kent NL. 1975. Technology of Cereals with Special References to Wheat. Oxford: Pergamon Pr.
Anwar, E. et al.2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien dalam Formula
Sediaan Tablet dan Niosom.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press