( K3 )
DISUSUN OLEH :
2017
KATA PENGANTAR
1
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
DASAR TEORI
5
Fenomena pada suatu bahan yang terbakar adalah terjadi perubahan
bentuk dan sifat-sifatnya yang semula menjadi zat baru, maka proses ini
adalahperubahan secara kimia. Proses pembakaran ditinjau dengan teori
kimia adalah reaksi satu unsur atau satu senyawa dengan oksigen yang
disebutoksidasi atau pembakaran. Produk yang terbentuk disebut oksida.
2.2. Kebakaran
2.2.1. Pengertian Kebakaran
Definisi kebakaran menurut Depnaker yaitu suatu reaksi oksidasi
eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu bahan bakar yang
disertai dengan timbulnya api atau penyalaan. Definisi kebakaran menurut
pengertian asuransi secara umum yaitu sesuatu yang benar-benar terbakar yang
seharusnya tidak terbakar dan dibuktikan dengan adanya nyala api secara
nyata, terjadi secara tidak sengaja, tiba-tiba serta menimbulkan kecelakaan
atau kerugian. Definisi umumnya adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api
yang tidak dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya adalah suatu peristiwa
oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran. Unsur-unsur penyebab
kebakaran itu adalah:
a. Bahan Padat : seperti kayu, kain, kertas, plastik dan lain sebagainya dan
jika terbakar umumnya akan meninggalkan abu / bara.
b. Bahan Cair : seperti cat, alkohol dan berbagai jenis minyak.
c. Bahan Gas : seperti propane, Butane, LNG dan lain sebagainya.
Pada peristiwa kebakaran dikenal adanya segitiga kebakaran. Segitiga
kebakaran yaitu tiga unsure yg membentuk rantai penyebab terjadinya api.
Tiga unsur tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bahan yang mudah terbakar
b. Oksigen atau zat pengoksida, dan
c. Sumber panas yang cukup untuk menaikkan temperatur bahan bakar sampai titik
penyalaannya.
2.2.2. Sifat-sifat Kebakaran
Peristiwa kebakaran memiliki beberapa sifat, antara lain:
a. Terjadinya secara tidak terduga.
b. Tidak akan padam apabila tidak dipadamkan.
c. Kebakaran akan padam dengan sendirinya apabila konsentrasi keseimbangan
hubungan 3 unsur segitiga api tidak terpenuhi lagi.
2.2.3. Sumber Potensi Penyebab Kebakaran
Kebakaran dapat disebabkan oleh beberapa sumber, yaitu:
6
a. Api Terbuka
Penggunaan api terbuka di daerah berbahaya atau terdapat bahan
yangmudah menyala sering dapat menjadi sumber penyebab
terjadinyakebakaran, antara lain : Pengelasan, dapur api dll.
b. Permukaan Panas
Pesawat/instalasi pemanas, pengering, oven apabila tidak terkendali/kontak
dengan bahan hingga mencapai suhu penyalaan dapat menyebabkan
kebakaran.
c. Peralatan Listrik
Peralatan listrik dapat menjadi sumber kebakaran bila tidak memenuhi
syarat keamanan (PUIL), pembebanan lebih, tegangan melebihi kapasitas,
dan terdapat bunga api pada motor listrik.
d. Reaksi Eksotermal
Reaksi eksotermal yaitu reaksi yang menghasilkan panas juga
menghasilkan gas yang mudah terbakar. Contoh: reaksi batu karbitdengan
air dan reaksi bahan kimia yang peka terhadap asam
e. Gesekan Mekanis
Akibat gerakan secara mekanis seperti pada peralatan yang bergerak bila
tidak diberi pelumasan secara teratur dapat menimbulkan panas. Bunga api
mekanis/gram bubutan atau gerinda dapat menjadi sumber nyala bila
kontak dengan bahan mudah terbakar.
f. Loncatan Bunga Api Listrik Statis
Akibat pengaruh mekanis pada bahan non konduktor akan dapat terjadi
penimbunan elektron (akumulasi listrik statis). Contoh:
Minyak adalah bahan non konduktor. Bila minyak dialirkan melalui slang
dengan tekanan tinggi maka elektron akan tertimbun pada minyak tersebut.
Pada keadaan tertentu elektron dapat terjadi loncatan elektron dan dapat
menjadi sumber penyebab kebakaran.
7
Klasifikasi dari kebakaran adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA
Kelas Klasifikasi kebakaran
Kelas A Kebakaran pada benda pada mudah terbakar yang emnimbulkan
arang atau karbon( contoh :
kayu,kertas,karbon/karus,kain,plastik dll).
Kelas B Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar,
( contoh:bahan bakar, bensin,lilin,minyak tanah dll.
Kelas C kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yang
mengandung unsur listrik
8
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas tinggi dan menjalarnya api cepat.
c. Bahaya kebakaran berat
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan
yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi
kebakaran melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat
cepat.
2.2.6. Fenomena Kebakaran
Fenomena kebakaran atau gejala pada setiap tahapan mulai awal
terjadinya penyalaan sampai kebakaran padam, dapat diamati beberapa fase
tertentu seperti source energy, initiation, growth, flashover, full firedan
bahaya-bahaya spesifik pada peristiwa kebakaran seperti : back draft,
penyebaran asap panas dan gas dll. Tahapan - tahapan tersebut antara lain:
Tahap awal
Pada tahap ini kebakaran dini yang dimulai oleh terjadinya penyalaan;
Kebakaran terbatas hanya pada benda yang tersulut atau penyalaan;
Asap dan gas hasil pembakaran mulai dihasilkan dan terkumpul dilangit-
langit ruangan;
Perubahan dari tahap ini ketahap selanjutnya akan terjadi Rollover.
Pada tahap awal temperature ruangan sedikit diatas 38 derjat celcius, gas
panas mulai naik dan udara ruangan berkisar 20% oksigen.
Rollover adalah suatu keadaan dimana uap yang sangat panas menyala
dan kobaran muka api atau lidah api melintasi langit-langit.
9
Flashover dapat juga disebut penyalaan simultan terhadap semua benda
yang mudah menyala didalam ruangan dan tingkat panas yang tinggi dari
lantai hingga langit-langit.
Tahap panas menyurut atau mengecil
Pada tahap ini api menurun secara perlahan karena menipisnya atau
dipindahkanya persediaan bahan bakar atau oksigen;
Apabila tersedia bahan bakar baru akan membuat tahap pengembangan
awal yang kedua (api menyala kembali).
Pada tahap panas menyurut atau mengecil temperature ruangan terus
meninggi, tingkat karbon monoksida dan karbon tinggi dan diruangan atau
didalam asap sangat tebal serta oksigen dibawah 15%. Pada keadaan ini jika
ada kesempatan udara masuk maka akan terjadi backdraft. Backdraft adalah
masuknya oksigen menyebabkan kobaran api disertai ledakan dan api kembali
ketahap awal dan mantap.
2.2.7. Teori Piramida bidang Empat (Tetrahedron of Fire)
Fenomena pada suatu bahan yang terbakar adalah terjadi perubahan
bentuk dan sifat-sifatnya yang semula menjadi zat baru, maka proses ini
adalah perubahan secara kimia. Proses pembakaran ditinjau dengan teori
kimia adalah reaksi satu unsur atau satu senyawa dengan oksigen yang
disebut oksidasi atau pembakaran. Produk yang terbentuk disebut oksida.
2.3. APAR
Alat pemadam api ringan (APAR) ialah alat yang ringan serta mudah dilayani
oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
2.3.1. Jenis-jenis APAR
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR), terdiri dari:
a. APAR jenis Air (Water Fire Extinguisher)
Efektif untuk jenis api kelas A: Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik, dll. Air
merupakan salah satu bahan pemadam api yang paling berguna sekaligus
ekonomis. Semua pemadam api berbahan air produksi memiliki aplikasi
tipe jet yang mampu menghasilkan arus yg terkonsentrasi sehingga
membuat operator mampu melawan api dari jarak yang lebih jauh dari
pada Nozzle semprot biasa.
10
b. APAR jenis Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)
Efektif untuk jenis api kelas A (Kayu, Kertas, Kain, Karet, Plastik, dll.),
kelas B (Bensin, Gas, Oil, Cat, Solvents, Methanol, Propane, dll) dan kelas
C (Komputer, Panel Listrik, Genset, Gardu Listrik, dll.).
Alat Pemadam Api Ringan berbahan bubuk kering, sangat serbaguna untuk
melawan api Kelas A, B & C, serta cocok untuk mengatasi resiko tinggi.
Selain berguna dalam mengatasi bahaya listrik, cairan mudah terbakar dan
gas, bubuk juga efektif untuk kebakaran kendaraan.
11
Peringkat Api menyediakan cara untuk mengukur efektivitas dari
suatu alat pemadam dalam hal ukuran maksimum api yang bisa
dipadamkan. Kelas A contohnya kotak api kayu yang terbakar dengan
lebar 0.5m x tinggi 0.56m x panjang. Angka rating adalah sepuluh kali
panjang dalam meter, misalnya. 13A menggunakan tumpuka kayu 1,3
meter. Kelas B terkait dengan kebakaran luas permukaan dan angka rating
untuk jumlah cairan yang mudah terbakar dalam rasio 1 / 3 air , 2 / 3 bahan
bakar yang dapat dipadamkan dalam areal melingkar. Gambar Foam
Extinguisher
12
penghantar dan anti statis, cocok untuk situasi yang melibatkan cairan
yang mudah terbakar dan bahaya listrik.
Gas (yang dihasilkan) tidak (bersifat) merusak peralatan dan bahan
yang halus. Ideal untuk lingkungan kantor modern, dengan semua risiko
elektronik-nya, dan dimana minyak, bahan pelarut dan lilin sering
digunakan.
Peringkat Api menyediakan cara untuk mengukur efektivitas dari
suatu alat pemadam dalam hal ukuran maksimum api yang bisa
dipadamkan. Kelas B ini terkait dengan kebakaran luas permukaan dengan
angka rating untuk jumlah cairan yang mudah terbakar dalam rasio air 1/3,
2/3 bahan bakar yang dapat dipadamkan dalam 1 area melingkar.
13
Cara Kerja Thermatic Halotron I integrasi fire alarm adalah
sebagai berikut :
Keberadaan asap dalam ruangan dideteksi smoke detector yang
mengcover kebakaran ruangan yang diproteksi, sehingga alarm bell
berbunyi.
Apabila ada kebakaran dan belum sempat dipadamkan dan suhu
ruangan mencapai panas 68OC, bulb sprinkler otomatis pecah dan gas
Halotron I menyemprot otomatis sehingga api dalam sekejap akan
segera padam.
15
BAB III
PENANGANAN KEBAKARAN
16
Sistem pemadaman dengan cara isolasi yaitu sebuah cara pemadaman
dengan tidak memberi oksigen pada benda yang terbakar, yaitu :
Menutup dengan karung basah
Menimbun dengan tanah, pasir atau lumpur
3.3.2. Sistem Pendinginan
Yaitu cara pemadaman dengan menurunkan suhu pada benda yang terbakar
Menyiram dengan air
Menimbun dengan daun, batang pohon yang mengandung air
3.3.3. Sistem Urai
Cara pemadaman dengan membagi-bagi benda yang terbakar menjadi bagian
kecil sehingga api mudah dikendalikan. Hal ini dilakukan bila sistem isolasi
dan pendinginan tidak dapat dilakukan
f. Keselamatan diri :
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan
Asap tebal akibat proses kebakaran
Kemungkinan terjadinya ledakan
Kemungkinan terjadinya radiasi
17
b. Perlu Latihan Secara Rutin
c. Mengenal Alat Pemadam Api Dan Cara Penggunaannya
1) Alat pemadam api tradisional
Jenis alat pemadam api tradisional diantaranya :
a) Pasir
b) Tanah
c) Air
d) Dll
Keuntungan alat pemadaman dengan cara tradisional ini yaitu :
Sangat baik untuk pemadaman awal
Terutama dalam rumah tangga atau perkantoran yang tidak begitu luas
2) Alat pemadam api modern
Jenis alat pemadam api modern diantaranya :
1. Kimia:
DCP
Co2
Busa
Hermatic
2. Hidrant Kebakaran
18
terjadinya kebakaran. APAR dapat berupa tabung jinjing, gendong maupun beroda.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa APAR berhasil menanggulangi sekitar
30 % kejadian kebakaran.
a. Syarat Penempatan APAR
1) Pada jalur keluar,
2) Dekat dengan daerah yang mempunyai resiko kebakaran tinggi,
3) Mudah dilihat, dijangkau dan diambil oleh pengguna,
4) Diberi tanda yang menunjukkan tentang adanya apar dengan warna merah
Catatan:
Pada posisi yang sama di setiap lantai,
Pada sudut-sudut koridor,
Dekat dengan pintu
b. Cara menggunakan alat pemadam api ringan ini adalah:
1) Menarik PIN Segel.
2) Mengarahkan Nozzle ke titik api.
3) Menekan handle & semprotkan ketitik api sampai api padam/jika anda sudah
lelah.
Apabila terjadi kebakaran ada beberapa hal yang harus anda perhatikan,
diantaranya adalah:
1) Jangan panik !! Tetap tenang & sabar.
2) Harus berani bertindak dengan penuh perhitungan, jangan ceroboh.
3) Benda yang terbakar harus di perhatikan jenisnya.
19
BAB IV
DATA PEMBAHASAN
21
BAB V
PENUTUP
Kebakaran adalah bahaya yang nyata yang timbul karena pemakaian listrik.
Kebakaran menyebabkan kehilangan nyawa dan tak hanya meliputi seseorang saja, tetapi
dapat terjadi di tempat-tempat di mana banyak manusia berkumpul, seperti pabrik, pusat
perbelanjaan dan sebagainya. Sebab terjadinya kebakaran: Sambaran petir, Kecerobohan
manusia, Aktivitas vulkanis, Tindakan yang disengaja, dan Kebakaran di bawah tanah. Tanda-
tanda terjainya kebakaran adalah Muncul bau benda terbakar masuk ke ruang kabin terkadang
disertai asap. Daerah yang rawan kebakaran adala: Daerah pemukiman padat penduduk, Di
daerah hutan dan lahan gambut, Daerah pertokoan atau pasar, Daerah dengan banyak
bangunan vertical, dan Daerah pertambangan.
Dampak kebakaran: Dampak Terhadap Bidang Sosial, Budaya dan Ekonomi,
Dampak Terhadap Ekologis dan Kerusakan Lingkungan, Dampak Terhadap Hubungan Antar
Negara, Dampak terhadap Perhubungan dan Pariwisata. untuk mengatasi kebakaran hutan
tersebut perlu dilakukan ialah: Perencanaan (Planning), Pengeorganisasian (Organizing),
Penggerakan pengarahan (Actuating), dan Pengawasan (Controlling). Mitigasi bencana
kebakaran adalah salah satu upaya agar bahaya kebakaran tidak terjadi. Pengananan bahaya
kebakaran adalah segala upaya pencegahan, peringatan dini, mitigasi, dan kesiapsiagaan
ketika sebelum terjadi kebakaran, penanganan darurat melalui memadamkan api yang tak
terkendali, pencarian, pertolongan, penyelamatan korban maupun harta benda dan pemberian
bantuan pada saat terjadi kebakaran, serta pengungsian, pemulihan mental, rehabilitasi dan
rekontruksi sarana/prasarana/fasilitas fisik sosial/umum ketika sesudah terjadi kebakaran.
22
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Untuk melakukan penanggulangan kebakaran, maka banyak hal yang harus
diperhatikan yaitu yang kita kenal dengan segitiga kebakaran. Kebakaran hanya
mungkin bila ketiga sisinya saling sambung menyambung merupakan segitiga
yang tertutup, bila diambil salah satu sisinya saja maka tak mungkin terjadi
kebakaran atau terpadamkanlah kebakaran itu. Jadi untuk menyebabkan atau
memungkinkan kebakaran diperlukan 3 unsur:
1. Bahan yang mudah terbakar
2. Oksigen
3. Suhu
Biasanya bahan yang mudah terbakar dan oksigen telah berada
berdampingan. Kini hanya diperlukan kenaikan suhu ini dapat berasal
daripercikan api,korek api,api gas, rokok dan sebagainya.
5.2. SARAN
Untuk mengurangi korban dan kerugian akibat kebakaran, maka kita harus
senantiasa mencegah terjadinya kebakaran serta menjauhkan barang barang
yang mudah terbakar dan mudah meledak dari sumber api. Selain itu alat proteksi
juga perlu diperhatikan, agar senantiasa kebakaran bisa teratasi sejak dini
sehingga kemungkinan kebakaran tidak menjadi meluas.
23
DAFTAR PUSTAKA
24