Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERILAKU KEORGANISASIAN

DISUSUN OLEH :

Dennison Aswin (B1023131041)

Rachmawati (B1023141073)

Erwin Achmad (B1023151061)

Ratiwi (B1023151038)

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. Rizky Fauzan, SE, Msi

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, kami dapat menyelesaikan
makalah perilaku keorganisasian yang Insyallah tepat pada waktnya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas
tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar besanya, khususnya
kepada :

1. Bapak Dr. Rizky Fauzan, SE, Msi selaku dosen pembimbing mata kuliah
perilaku keorganisasian.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.


Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat kami butuhkan
untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA
PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR
ISI.............................................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN....................................................................................................4

1.1 Latar Belakang masalah.........................................................................4


1.2 Tujuan Pembahasan...............................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN......................................................................................................5

2.1 Pengertian komitmen organisasi.....5


2.2 Kriteria komitmen organisasional...6
2.3 Model komitmen organisasional.....7
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen ....9
2.5 Aspek-aspek komitmen...9

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan11
3.2 Saran..11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana


dunia semakin menyatu, tidak bisa lagi kejadian di suatu negara tertutup bagi
dunia luar, teknologi informasi dan komunikasi telah merangsang perubahan
hubungan antar bangsa yang tidak bisa lagi dibatasi dengan tembok tapal batas
suatu negara. Globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah
dilahirkan oleh kemajuan jaman. Dalam bidang perekonomian hal ini membawa
dampak yang cukup besar bagi industri-industri di Indonesia baik itu industri
perdagangan, manufaktur maupun jasa. Gobalisasi ekonomi menyebabkan
persaingan bisnis dalam berbagai industri berlangsung secara dinamis sejalan
dengan perubahan lingkungan.

Tingkat persaingan yang semakin ketat, perubahan selera konsumen,


kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi yang memunculkan berbagai
tantangan dan peluang dalam bisnis (Suhartono, 2003). Kondisi tersebut menuntut
suatu organisasi atau perusahaan untuk senantiasa melakukan berbagai inovasi
guna mengantisipasi adanya persaingan yang semakin ketat. Kondisi tersebut
menyiratkan perlunya optimalisasi kinerja perusahaan, dengan karyawan sebagai
garda depannya. Dengan kata lain, untuk meningkatkan daya saing, komitmen dan
etos kerja karyawan merupakan faktor kunci keberhasilan perusahaan.

1.2 Tujuan Pembahasan


Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun untuk mengetahui
dan mendeskripsikan :
a. Dapat mengetahui pengertian komitmen ?
b. Dapat mengetahui bentuk bentuk komitmen ?
c. Dapat mengetahui proses terjadinya komitmen ?
d. Dapat Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi komitmen ?
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komitmen Organisasi.

Komitmen organisasional merupakan komitmen seseorang terhadap


organisasi tempatnya bekerja. Komitmen seseorang terhadap organisasi
merupakan salah satu jaminan untuk menjaga kelangsungan organisasi tersebut.
Dalam penelitiannya Porter dan Steers (dalam Luthans, 1992 : 125) menunjukkan
bahwa komitmen yang tinggi berpengaruh terhadap tingginya tingkat performansi.
Selain itu seseorang yang mempunyai tingkat komitmen yang tinggi terhadap
organisasinya cenderung untuk bertahan sebagai anggota dalam waktu yang relatif
panjang.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa defenisi mengenai komitmen
organisasional dari beberapa ahli :

-Komitmen organisasi adalah sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasi


dengan organisasi dan ingin terus berpartisipasi secara aktif di dalamnya (Davis
dan Newstrom, 1993: 198).

- Komitmen organisasi adalah sejauh mana seseorang mengidentifikasi dan


melibatkan dirinya dengan organisasinya dan / atau tidak mau meninggalkannya.
(Baron dan Greenberg, 1997: 190).

- Komitmen organisasi adalah kekuatan penyimpangan individu dengan


organisasi. (Nelson & James, 1997: 109).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komitmen


organisasional itu menggambarkan sejauh mana seseorang mengidentifikasikan
dirinya dengan organisasinya dan kesediaannya untuk tetap bertahan dalam
organisasinya.

Dimaksudkan bahwa Komitmen organisasi adaiah tingkatan dimana


seseorang memposisikan dirinya pada organisasi dan kemauan untuk melanjutkan
upaya pencapaian kepentingan organisasinya. Individu yang memiliki komitmen
yang rendah pada organisasi seringkali hanya menunggu kesempatan yang baik
untuk keluar dari pekerjaan mereka.
Pengertian ini memberikan gambaran bahwa Komitmen organisasi adalah
bagaimana seseorang menempatkan dirinya dalam sebuah organisasi dan
bagaimana seseorang memiliki kemauan untuk tetap mempertahankan dirinya
dalam organisasi.

2.2 Kriteria Komitmen Organisasional

Pandangan mengenai Komitmen organisasi, menurut Porter (Greenberg dan


Baron: 1997:191) merupakan akibat dan tiga faktor yaitu: "(1) acceptance of the
organizations goals and values, (2) willingness to help 'he organization achieve its
goals, and (3) the desire to remain within the organization. Dimaksudkan bahwa :
tiga faktor tersebut adalah: (1) penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan niliai-nilai
yang dimiliki organisasi, (2) kemauan untuk membantu organisasi dalam
mencapai tujuan-tujuannya, dan (3) hasrat atau keinginan untuk tetap berada
dalam organisasi.
Searah dengan pendapat tersebut, Sacker (Benkhoff:l997:115) menyatakan
bahwa:

"Komitmen secara umum dapat dicirikan oleh setidaknya tiga faktor: (a)
keyakinan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai organisasi, (b)
kemauan untuk memberikan banyak usaha atas nama organisasi; (c) keinginan
yang pasti untuk menjaga keanggotaan organisasi ".

Komitmen dapat digeneralisasi menjadi karakteristik, paling sedikit ada


tiga faktor yaitu: (1) sebuah kekuatan kepercayaan dan penerimaan terhadap
tujuan dan nilai-nilai yang dimiliki organisasi, (2) sebuah hasrat untuk berupaya
menggunakan atau mengerahkan kesungguhannya untuk kepentingan
organisasi, dan (3) sebuah hasrat yang pasti untuk memelihara keanggotaannya
dalam organisasi.
2.3 Model Komitmen Organisasional

Menurut Porter (1982 : 56) terdapat beberapa faktor penentu komitmen


seseorang terhadap organisasinya.
- Pertama, komitmen dipengaruhi oleh beberapa aspek dalam lingkup pekerjaan
itu sendiri yang disebut faktor organisasi. Faktor ini akan membentuk sikap
bertanggung jawab terhadap kuLerhasilan tugas yang diemban.
- Kedua, komitmen organisasi dipengaruhi oleh alternatif kesempatan kerja yang
dimiliki pekerja yang disebut faktor non-organisasi. Semakin besar peluang untuk
berpindah kerja dan semakin besar hasratnya terhadap alternatif pekerjaan di
tempat lain, komitmen pekerja pada organisasinya cenderung semakin rendah.
- Ketiga, komitmen pekerja pada organisasinya dipengaruhi oleh faktor
karakteristik diri pekerja. Faktor ini membentuk komitmen inisial, yaitu komitmen
awal yang timbul pada saat pekerja baru saja mulai masuk sebagai anggota
organisasi. Seseorang yang mempunyai komitmen tinggi, pada saat mulai bekerja
mempunyai kecenderungan untuk tidak berpindah pekerjaan untuk jangka waktu
relatif lama. Termasuk faktor ini adalah kepuasan kerja, usia senioritas, dan lama
bekerja. Semakin usia tua pekerja atau semakin lama bekerja dan semakin senior,
serta semakin tinggi kepuasan terhadap pekerjaannya orang tersebut cenderung
memiliki komitmen yang lebih tinggi.

Model tentang faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya kadar


komitmen terhadap organisasi di atas kemudian dikembangkan lagi dengan model
yang menekankan perlunya perhatian terhadap pekerja sebagai manusia yang utuh
dalam membentuk dan membina komitmen pekerja. Model tersebut menekankan
pentingnya proses kognisi, yaitu proses yang membentuk komitmen organisasi.
Dalam proses kognisi tersebut melibatkan tiga faktor, yaitu faktor eksternal, faktor
interaksi, dan faktor internal.
-Faktor eksternal meliputi kewenangan, pengaruh kelompok kerja: imbalan, serta
insentif eksternal. Komitmen pekerja pada organisasinya cenderung naik bila
pekerja tersebut memiliki tingkat kewenangan yang lebih besar dalam
menyelesaikan tugasnya. Interaksi dan kerjasama yang terjadi dalam kelompok
kerja sangat menentukan terbentuknya komitmen pekerja atas tugas dan
pekerjaannya. Program dan kebijakan untuk mengelola imbalan eksternal yaitu
imbalan yang berupa gaji, upah, dan bonus dapat mempengaruhi kepuasan kerja,
yang selanjutnya juga mempengaruhi komitmen pekerja.

-Faktor internal meliputi harapan untuk sukses dan persepsi pekerja tentang
pengelolaan imbalan yang adil. Tingkat harapan terhadap keberhasilan
menentukan kadar komitmen pekerja. Imbalan internal melipud kesempatan,
untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, kesempatan untuk
mengembangkan diri, dan diberikannya keleluasaan dalam cara penyelesaian
tugas serta diakuinya suatu prestasi.

-Faktor interaksi meliputi partisipasi dan kompetisi. Partisipasi dapat


meningkatkan rasa ikut memiliki pada pekerja terhadap organisasinya, yang
selanjutnya akan mempengaruhi tinggi rendahnya komitmen pekerja pada
organisasinya. Hal yang berkaitan dengan kompetisi dijelaskan bahwa, subyek
dalam lingkungan yang lebih kompetitif secara signifikan menunjukkan komitmen
yang lebih tinggi daripada subyek yang berada pada lingkungan yang kurang
kompetitif.
2.4 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Komitmen

Komitmen pegawai pada organisasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui
proses yang cukup panjang dan bertahap. Steers (dalam Sopiah, 2008)
menyatakan tiga faktor yang mempengaruhi komitmen seorang karyawan antara
lain :

Ciri pribadi pekerja termasuk masa jabatannya dalam organisasi, dan


variasi kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari tiap karyawan
Ciri pekerjaan, seperti identitas tugas dan kesempatan berinteraksi dengan
rekan sekerja; dan
Pengalaman kerja, seperti keterandalan organisasi di masa lampau dan
cara pekerja-pekerja lain mengutarakan dan membicarakan perasaannya
tentang organisasi

2.5 Aspek Aspek Komitmen


a) Identifikasi
Identifikasi yang berwujud dalam bentuk kepercayaan anggota terhadap
organisasi. Guna menumbuhkan identifikasi dilakukan dengan
memodifikasi tujuan organisasi/organisasi, sehingga mencakup beberapa
tujuan pribadi para anggota atau dengan kata lain organisasi memasukan
pula kebutuhan dan keinginan anggotan dalam tujuan organisasi atau
organisasi. Hal ini akan menumbuhkan suasana saling mendukung di
antara para anggota dengan organisasi. Lebih lanjut membuat anggota
dengan rela menyumbangkan tenaga, waktu, dan pikiran bagi tercapainya
tujuan organisasi.

b) Keterlibatan
Keterlibatan atau partisipasi anggota dalam aktivitas-aktivitas kerja
penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan anggota
menyebabkan mereka bekerja sama, baik dengan pimpinan atau rekan
kerja. Cara yang dapat dipakai untuk memancing keterlibatan anggota
adalah dengan memasukan mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan
keputusan yang dapat menumbuhkan keyakinan pada anggota bahwa apa
yang telah diputuskan adalah keputusan bersama. Juga anggota merasakan
bahwa mereka diterima sebagai bagian dari organisasi, dan konsekuensi
lebih lanjut, mereka merasa wajib untuk melaksanakan bersama apa yang
telah mereka putuskan, karena adanya rasa keterikatan dengan apa yang
mereka ciptakan. Hasil yang dirasakan bahwa tingkat kehadiran anggota
yang memiliki rasa keterlibatan tinggi umumnya akan selalu disiplin
dalam bekerja.

c) Loyalitas
Loyalitas anggota terhadap organisasi memiliki makna ksesediaan
seseorang untuk bisa melanggengkan hubungannya dengan organisasi
kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa
mengharapkan apa pun. Keinginan anggota untuk mempertahankan diri
bekerja dalam organisasi adalah hal yang dapat menunjang komitmen
anggota terhadap organisasi di mana mereka bekerja. Hal ini di upayakan
bila anggota merasakan adanya keamanan dan kepuasan dalam tempat
kerjanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Komitmen sangatlah penting dalam suatu organisasi demi menunjang


tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. Gambaran atau wujud dari komitmen
sering diidentikan dengan ikrar atau ikatan atas suatu tindakan yang tertentu.
Komitmen memiliki berbagai macam bentuk. Yang pertama adalah komitmen
pada tugas, yang kedua komitmen pada karir, yang ketiga komitmen pada
organisasi. Komitmen individu terhadap organisasi bersifat sukarela dan pribadi,
sehingga tidak dapat dipaksakan, dan karena itu setiap individu anggota organisasi
dapat secara bebas menarik kembali komitmennya. Komitmen dan motivasi
sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang ada di dalam suatu perusahaan

3.2 SARAN

Permasalahan komitmen pegawai menjadi isu kritis bersamaan dengan


mulai derasnya informasi global, sebagai bagian dan konsekuensi logis globalisasi
itu sendiri: entitas bisnis dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan bisnis eksternal dan internal yang selalu berubah. Manajemen baru
yang dapat saja terbentuk setiap saat. Pegawai-pegawai baru, pekerjaan-pekerjaan
baru, peluang-peluang baru serta ancaman-ancaman baru, yang kesemuanya terus
bermunculan di depan mata.
Kami menyarankan agar seluruh sumber daya manusia di dalam
perusahaan memiliki komitmen yang tinggi pada pekerjaannya, maka seluruh
pihak di dalam organisasi harus selalu termotivasi dan untuk mampu memotivasi
ini, diperlukan komitmen dari pimpinan puncak perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai