Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asma Bronkinial

No Dokumen No Revisi Halaman 1/2

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh :


Direktur Klinik pradipa 2

Dr. Cecep Saeful Huda


Pengertian gangguan inflamasikronik saluran napas yang melibatkan banyak sel
inflamasi dan mediator. Inflamasikronik menyebabkan peningkatan hiperesponsif
jalan napas terhadap bermacam-macam stimulus dan penyempitan jalan napas
yang menimbulkan gejaia episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada
terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan atau dini hari. Derajat
penyempitan bervariasi yang dapat membaik secara spontan dengan pengobatan.
Tujuan Perawatan Ngelatih dalam
melaksanakan terapi asma bronchial.
Kebijakan terapi asma bronchial harus mengikuti langkah - langkah yang
tertuang dalam prosedur kerja
Referensi Praktek Klinis bagi Dokter dan paramedis di fasilitas palayanan kesehatan primer
Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis, untuk mengkaji keluhan yang dirasakan
seperti sesak napas yang episodik, batuk berdahak yang sering memburuk
Kerja
pada malam dan pagi hari menjelang subuh dan timbul suara mengi, serta
pengkajian faktor resiko seperti faktor pejamu (ada riwayat atopi pada
penderita atau keluarganya, hipersensitif saluran napas, jenis kelamin, ras
atau etnik), faktor lingkungan ( bahan-bahan di dalam ruangan: tungau, debu
rumah, binatang, kecoa; di luar ruangan: tepung sari bunga, jamur; makanan-
makanan tertentu: bahan pengawet, penyedap dan pewarna makanan; Obat-
obatan tertentu ; Iritan: parfum, bau-bauan merangsang; ekspresi emosi yang
berlebihan; asap rokok ; polusi udara dari luar dan dalam ruangan; infeksi
saluran napas ; Exercise-inducedasthma (asma kambuh ketika melakukan
aktivitas fisik tertentu) dan perubahan cuaca)
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, timbul tanda patognomonis seperti
sesak napas, mengi pada auskultasi, pada serangan berat digunakan otot bantu
napas (retraksi supraclavikula,intercostal,dan epigastrium)
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang (bila di perlukan) dengan Arus
Puncak Ekspirasi(APE) menggunakan Peak Flowmeter dan pemeriksaan
darah (eosinofil dalam darah)
4. Petugas menetapkan diagnosis klinis dengan berdasar pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan
15% rasio APE sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol.

Klasifikasi derajat asma


Derajat asma Gejala Penataksanaan
Intermitten
Bulanan
- Gejala < 1x/minggu
- Tanpa gejala diluar
serangan, dan serangan
berlangsung singkat
- Gejala pada malam hari
2x sebulan
Tidak perlu penggobatan
Persisten ringan
Mingguan
- Gejala >1x/minggu
- Serangan dapat
mengganggu aktivitas dan
tidur
- Gejala pada malam hari
>2x sebulan
Glukokortikosteroid inhalasi (200-400g
BB/hr) contoh pulmicort, beclametason
dipropionate, flunisodin
Persisten sedang
Harian
- Gejala setiap hari
- Serangan mengggangu
aktivitas dan tidur
- Membutuhkan
bronkodilator tiap hari
- Gejala pada malam hari
>1x/seminggu
Glukokortikosteroid inhalasi (200-400g
BB/hr ditambah agonis beta-2
(salbutamol)
Persisten berat
Kontinyu
- Gejala terus menerus
- Sering kambuh
- Aktivitas fisik terbatas
- Gejala pada malam hari
sering
Glukokortikosteroid inhalasi (200-400g
BB/hr ditambah agonis beta-2, dan
ditambah 1obat seperti
teofilin/aminopliline lepas lambat,
glikokortikosteroid
Alternatif pilihan glikortikosteroid
sistemik prednisolon/metil
prednisolon/dexametashone oral selang
sehari di tambah agonis beta-2, dan
ditambah 1obat seperti teofilin lepas

Petugas melakukan penatalaksanaan komprehensif dengan pemberian


Petugas melakukan rujukan jika, terjadi eksaserbasi, terjadi serangan
asma akut sedang dan berat dan asma dengan komplikasi

Anda mungkin juga menyukai