Anda di halaman 1dari 45

Hiatal Hernia & Esophageal reflux

(Paraoesofhageal reflux)

1
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman


..... ...... ......
Hiatal Hernia & Tgl Terbit :
Esophageal reflux SMF BEDAH
../../2017
(Paraesophageal hiatal)
Definisi Hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga
bersangkutan.
Kriteria Diagnosa Gejala klinik :
- Perasaan tertekan didada bagian bawah setelah makan
- Dysphagia
- Palpitasi karena cardiac dysrhytmia
- Kadang-kadang timbul heartburn
Diagnosa Banding Komplikasi :
- Hemorrhage - obstruksi
- Inkarserasi - Strangulasi
Pemeriksaan penunjang Pemeriksan penunjang :
- Chest X-Ray air fluid level di posterior
mediastinum pada foto lateral
- Barium meal
- Esophagogastroduodenoscopy ( EGD )
- CT-Scan dgn kontras ( terpilih )
Konsultasi - Konsultasi Bedah
- Konsultasi interna

2
Perawatan RS - Rawat inap segera

Terapi Pentalaksanaan :
- Anterior gastropexy : mengembalikan hernia ke
abdomen dan memfiksasi keposterior rectus sheat
Prognosis :
- Dengan terapi pembedahan memberikan hasil yang
baik
Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari
Output -
PA -
Otopsi -
Direktur SMF Bedah
Klinik pradipa 2 Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

3
Hiatal Hernia & Esophageal reflux
(Reflux oesophagitis sliding hiatal hernia)

4
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman

Hiatal Hernia & 1

Esophageal reflux Tgl Terbit :


SMF BEDAH
../../2017
(Refluks esophagitis
sliding hiatal hernia)
Definisi Refluks esophagitis sliding hiatal hernia adalah kembalinya
zat yang masuk saluran cerna dari esofagus yang disebabkan
saluran yang buntu akibat peradangan oesofagus dan hernia
oesofagus.
Kriteria Diagnosa Gejala klinik :
- Heartburn
- Nause dan Vomiting, jarang pada dewasa tetapi sring pada
anak dengan gangguan pertumbuhan
- Anemia
- Pulmonary symtom ( wheezing, dispnoe, dll )
- Dysphagia
Diagnosa Banding Diagnosa banding :
- Cholelithiasis
- Diverticulitis
- Peptic ulcer
- Achalasia
- Coronary arterial disease
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang :

5
- Chest X- Ray
- Esophagoscopy
- Barium meal
Konsultasi - Konsultasi Bedah
- Konsultasi interna
Perawatan RS - Rawat inap segera

Terapi Terapi :
a. Medikal :
- Bila tidak ada gejala tidak perlu di terapi
- Tidur elevasi 4 6 inci
- Makan dengan porsi sedikit tetapi sering
- H2 reseptor bloker
- Omeprazole lebih baik dari pada cimetidine dan
ranitidine
b. Pembedahan :
- I/ - gagal dengan terapi
- inkompeten dari sphincter ( tekanan < 6 mmHg )
- Metoda pemebedahan Nissen Fundoplication
membungkus esophagus
bagian bawah sekitar 3 4 cm dengan fundus
Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari
Output -
PA -

6
Otopsi -
Direktur
Klinik pradipa 2 SMF Bedah
Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

7
Hiatal Hernia & Esofhageal reflux
(Baretts Esophagus)

8
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman


Hiatal Hernia &
1
Esophageal reflux
Tgl Terbit :
SMF BEDAH
(Barretts Esophagus) ../../2017

Definisi Transformasi metaplasia epitel mukosa esophagus. Sel


columnar pada Barretts esophagus karena perubahan epitel
normal sel squamous esophagus. Barretts Esophagus timbul
akibat dari GERD yang kronis.
Kriteria Diagnosa Gejala klinik :
- Dysphagia 75 %
- Heartburn 50 %
- Bleeding 25 %
Diagnosa Banding Komplikasi :
- Ulserasi dan striktur esophagus
- Dysplasia
- Malignansi
- Adenocarcinomas
Pemeriksaan penunjang Diagnosis :
- Chest X ray yg biasanya curiga hiatal hernia ( 80 %
barretts esophagus )
- Endoscopy
Konsultasi - Konsultasi Bedah

9
- Konsultasi interna
Perawatan RS - Rawat inap segera

Terapi Terapi :
Medikal :
- Antacida
- H2 bloking agen
- Kepala di elevasi
- Menghindari merokok dan obat-obatan
Pembedahan :
- Antireflux surgery ( contoh Nissen fundoplication )
diindikasikan karena timbul gastroesophageal reflux
yang severe atau terjadi perkembangan yang buruk pada
ulcerasi dan striktur.
Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari
Output -
PA -

10
Otopsi -
Direktur
Klinik pradipa 2 SMF Bedah
Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

11
Gastric Ulcer

12
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman

GASTRIC ULCER 1
Tgl Terbit :
SMF BEDAH
../../2017
Definisi Ulcus gaster merupakan luka terbuka dengan pinggir edema
disertai indurasi dengan dasar tukak ditutupi debris pada gaster.
Kriteria Diagnosa Gejala klinik :
- Nyeri di epigastrium
- Vomiting
- Anorexia
- Nyeri setelah makan
Ada tiga tipe dari gaster ulcer :
- Tipe I : ulcus berada 2 cm batas antara parietal sel dan
pyloric mukosa. 95 % di kurvatura minor dekat incisura
angularis
- Tip II : lokasi dekat pylorus ( prepylorus ulcer ) dan
sering berhubungan dengan duodenal ulcer. Resiko
kanker sangat rendah
- Tipe III : lokasi ulkus di antrum akibat konsumsi obat
Non Steroid Anti Inflamasi Drug (NSAID) secara lama
Diagnosa Banding Diagnosa Banding :
- Hiatal hernia
- Atropic gastritis
- Chronic cholecistitis

13
- Irritasi colon syndrom
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang :
- Gastroscopy dan Biopsy usaha untuk mencari
keganasan dengan dilakukan multipel biopsi dan brush
biopsi dari pinggir lesi.
- Upper Gastrointestinal X Ray
- Gastrocopy dan Biopsy
Konsultasi - Konsultasi Bedah
- Konsultasi interna
Perawatan RS - Rawat inap segera

Terapi Terapi :
Medikal :
- H2 bloking ( cimetidine 300 600 mg, 4 x 1 / hari ;
ranitidine 300 450 mg, 4 x 1 )
- Omeprazole
- PPI

Pembedahan :
- Sebelum H. Pylori sebagai etiologi, hemigastrectomy
termasuk ulkusnya.
- Parietal sel Vagotomy untuk prepyloric ulcer disertai
pyloroplasti.
Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari

14
Output -
PA -
Otopsi -
Direktur
Klinik pradipa 2 SMF Bedah
Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

15
APPENDICITIS

16
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman

APPENDICITIS 1
Tgl Terbit :
SMF BEDAH
../../2017

Definisi Appendicitis adalah suatu peradangan pada apendiks yang


biasanya merupakan infeksi dari bakteri.
Kriteria Diagnosa Anamnesis :
- Riwayat nyeri perut kanan bawah.
- Anorexia dan nausea.
- Pain lebih menonjol di epigastrium secara gradual
pindah di umbilikus,berakhir di perut kanan bawah (
menyerupai Gastritis)
- Vomitus.
- Rebound tenderness.
Pemeriksaan Fisik :
- Rovsing sign, tekan perut kiri bawah terjadi nyeri perut
kanan bawah (Nonspesifik)
- Psoas sign, extensi tungkai kanan dengan posisi pasien
berbaring kekiri.
- Obturator sign, penderita posisi supine dengan rotasi
pasif pada tungkai kanan keadaan fleksi.

Diagnosa Banding Diagnosis Perlu dipertimbangkan untuk usia dan jenis kelamin.

17
Anak usia preschool DD dengan :
- Intussusception.
- Akut GE.
- Mecklels Diverticulitis.
Anak usia sekolah GE dan nyeri fungsional dan konstipasi lebih
meningkat.
Pada Wanita muda, appendicitis di DD :
- Crohns disease.
- Pelvic inflammatory Disease ( PID ).
- Ovarian cyst atau torsio.
- Ectopic pregnancy.
- Ovarian tumor.
- UTI.
Pada usia dewasa dan usia lanjut DD :
Malignansi GIT dan sistim reproduksi, Divertikulitis, ulkus
peptikum dan Cholecystitis.
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium Rutin Darah, jumlah leukosit meningkat
12.000- 18.000. Prosentase neutrophil Shift to the
left , dengan jumlah WBC normal indikasi appendicitis
akut.
- C-reactive protein menunjukkan korelasi antara klinis
dengan patologis.
- Secara umum gambaran klinis dan laboratorium tidak
ada spesifik untuk diagnosa appendicitis,penelitian
HistoPA 86% (+),14%(-).
- Urinalisa,untuk pemeriksaan DD infeksi TUG, batu
ureter 1/3 distal, ditemukan adanya mild pyuria,
Hematuria, disertai nyeri perut kanan bawah.
- Proteinuria, dapat juga akibat Nephrotic Syndrome
disertai acute abdominal pain terutama pada anak2.

18
- Peningkatan Specific Gravity urine akibat hypovolemia.
- USG,Barium enema,CT scan.
Konsultasi - Konsultasi Bedah
- Konsultasi interna
Perawatan RS - Rawat inap segera

Terapi Terapi :
Medikal :
- H2 bloking ( cimetidine 300 600 mg, 4 x 1 /
hari ; ranitidine 300 450 mg, 4 x 1 )
- Omeprazole
- PPI
Pembedahan :
- Sebelum H. Pylori sebagai etiologi,
hemigastrectomy termasuk ulkusnya.
- Parietal sel Vagotomy untuk prepyloric ulcer
disertai pyloroplasti.
Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari
Output -
PA -

19
Otopsi -
Direktur
Klinik pradipa 2 SMF Bedah
Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

20
HERNIA INGUINALIS LATERAL

21
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman

HERNIA INGUINALIS 1

LATERAL Tgl Terbit :


SMF BEDAH
../../2017

Definisi Hernia inguinalis lateral adalah suatu protusi atau penonjolan


dari isi rongga melalui suatu defek atau bagian yang lemah dari
dinding atau rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen,
isi perut menonjol dari defek atau bagian lemah dari lapisan
muskuloaponeurotik dinding perut.
Kriteria Diagnosa Gejala klinik :
- Hernia reducible (Penonjolan baru pada daerah lipat paha
Dapat bersifat nyeri, tapi tanpa adanya nyeri tekan)
- Hernia irreducible (Terdapat riwayat henia sebelumnya
yang kemudian menjadi membesar dan sakit Dapat juga
tanpa disertai rasa sakit, Terdapat gejala dan tanda-tanda
obstruksi seperti mual, muntah)
- Hernia strangulasi (Rasa sakit hampir selalu ada mengikuti
adanya nyeri tekan dan terkadang disertai gejala obstruksi
usus Pasien tampak sangat kesakitan Dapat disertai
dengan/tanpa demam, Merupakan keadaan gawat darurat
bedah)
Diagnosa Banding - Hidrocele
pada funikulus spermatikus maupun testis.Yang

22
membedakan pasien diminta mengejan bila benjolan
adalah hernia maka akan membesar, sedang bial
hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila benjolan
terdapat pada skrotum , maka dilakukan pada satu sisi ,
sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa melalui
diapanascopy. Bial tampak bening berarti hidrocele
(diapanascopy +) Pada hernia: canalis inguinalis teraba
usus Perkusi pada hernia akan terdengar timpani karena
berisi usus Fluktuasi positif pada hernia.
- Kriptochismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi
kemungkinanya hanya sampai kanalis inguinalis
- Limfadenopati/ limfadenitis inguinal
- Varises vena saphena magna didaerah lipat paha
- Lipoma yang menyelubungi funikulus spermatikus
(sering disangka hernia inguinalis medialis).
Pemeriksaan penunjang - USG
- X foto Abdomen, pelvic
Konsultasi - Konsultasi Bedah
- Konsultasi interna
Perawatan RS - Rawat inap segera

Terapi Penatalaksanaan hernia inguinalis bergantung sifat reducible


atau irreducible ataupun strangulasi. Terapi dilakukan dengan
herniotomi dan herniorapi.
Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis

23
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari
Output -
PA -
Otopsi -
Direktur SMF Bedah
Klinik pradipa 2 Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

24
BENIGNA PROSTAT HYPERTROPI
(BPH)

25
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman


BENIGNA PROSTAT
1
HYPERTROPI (BPH)
Tgl Terbit :
SMF BEDAH
../../2017

Definisi BPH (Benigna Prostat Hyperplasi) adalah pembesaran progresif


dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan
ristriksi pada jalan urine (urethra).
Kriteria Diagnosa TANDA DAN GEJALA
Walaupun hyperplasi prostat selalu terjadi pada orangtua, tetapi
tidak selalu disertai gejala-gejala klinik.
Gejala klinik terjadi oleh karena 2 hal, yaitu :
1. Penyempitan uretra yang menyebabkan kesulitan berkemih.
2. Retensi air kemih dalam kandung kemih yang menyebabkan
dilatasi kandung kemih, hipertrofi kandung kemih dan
cystitis.
Gejala klinik dapat berupa :
Frekuensi berkemih bertambah
Berkemih pada malam hari.
Kesulitan dalam hal memulai dan menghentikan berkemih.
Air kemih masih tetap menetes setelah selesai berkemih.
Rasa nyeri pada waktu berkemih.
Kadang-kadang tanpa sebab yang diketahui, penderita sama
sekali tidak dapat berkemih sehingga harus dikeluarkan dengan

26
kateter.
Selain gejala-gejala di atas oleh karena air kemih selalu terasa
dalam kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan
selanjutnya kerusakan ginjal yaitu hydroneprosis, pyelonefritis

Clinical Grading, dalam hal ini urine menjadi patokan. Pada


pagi hari setelah bangun pasien disuruh kencing sampai selesai,
kemudian di masukan kateter ke dalam buli-buli untuk
mengukur sisa urine.
Sisa urine 0 cc : normal
Sisa urine 0-50 cc : grade 1
Sisa urine 50-150 cc : grade 2
Sisa urine > 150 cc : grade 3
Tidak bisa kencing : grade 4

Intra Uretral Grading, dengan alat perondoskope dengan


diukur / dilihat bebrapa jauh penonjolan lobus lateral ke dalam
lumen uretra.
Grade I :
Clinical grading sejak berbulan-bulan, bertahun-tahun,
mengeluh kalau kencing tidak lancar, pancaran lemah, nokturia.
Grade II :
Bila miksi terasa panas, sakit, disuria.
Grade III :
Gejala makin berat
Grade IV :
Buli-buli penuh, disuria, overflow inkontinence. Bila overflow
inkontinence dibiarkan dengan adanya infeksi dapat terjadi
urosepsis berat. Pasien menggigil, panas 40-41 celsius,
kesadaran menurun.

27
Diagnosa Banding - Batu saluran kemih
- Ca prostat
- Striktur uretra
Pemeriksaan penunjang PEMERIKSAAN FISIK
* Urinolisis
* Urine kultur
* Pemeriksaan fisik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- USG
Konsultasi Konsultasi Bedah
Perawatan RS Rawat inap segera
Terapi PENATALAKSANAAN
Konservatif
Obat-obatan : Antibiotika jika perlu.
Self Care :
- Kencing dan minum teratur.
- Rendam hangat, seksual intercourse
Pembedahan
- Retropubic Prostatectomy
- Perineal Prostatectomy
- Suprapubic / Open Prostatectomy
- Trans Uretrhal Resectio (TUR), yaitu : Suatu
tindakan untuk menghilangkan obstruksi prostat
dengan menggunakan cystoscope melalui urethra.
Tindakan ini dlakukan pada BPH grade I.
Kontraindikasi tindakan pembedahan :
Orangtua dengan :
- Decompensasi kordis
- Infark jantung baru
- Diabetes militus

28
- Malnutrisi berat
- Dalam keadaan koma
- Tekanan darah sistol 200 - 260 mmHg.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien post TUR Prostat :
- Drainase urine, meliputi : kelancaran, warna,
jumlah, cloting.
- Kebutuhan cairan : minum adekuat ( 3 liter/hari)
- Program Bladder Training yaitu latihan
kontraksi otot-otot perineal selama 10 menit,
dilakukan 4 kali sehari.
Dan menentukan jadwal pengosongan kandung kemih: Bokong
pasien diletakkan di atas stekpan / pispot atau pasien diminta ke
toilet selama 30 menit - 2 jam untuk berkemih.
- Diskusikan pemakaian kateter intermiten.
- Monitor timbul tanda-tanda infeksi (Kalor, Dolor,
Rubor, Tumor, Fungsilaesa)
- Rawat kateter secara steril tiap hari. Pertahankan
posisi kateter, jangan sampai tertekuk.
- Jelaskan perubahan pola eliminasi dan pola seksual.
- Fungsi normal kandung kemih akan kembali dalam
waktu 2 -3 minggu, namun dapat juga sampai 8
bulan yang perlu diikuti dengan latihan perineal /
Kegel Exercise.
Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari

29
Output -
PA -
Otopsi -
Direktur SMF Bedah
Klinik pradipa 2 Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

30
CIDERA KEPALA SEDANG

(CKS)

31
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman

1
CIDERA KEPALA SEDANG
Tgl Terbit :
(CKS)
../../2017 SMF BEDAH

Definisi Cedera Kepala adalah suatu gangguan traumatik dari


fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan
interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak (Muttaqin, 2008).

Cedera Kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan


atau pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial (Smeltzer, 2000
: 2210).

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai


daerah kulit kepala, tulang tengkorak, atau otak yang terjadi
akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada
kepala (Suriadi dan Rita juliani, 2001).

Cedera Kepala sedang adalah suatu trauma yang


menyebabkan Kehilangan kesadaran dan amnesia lebih dari 30
menit tetapi kurang dari 24 jam dapat mengalami fraktur
tengkorak dengan GCS 9-12.
Kriteria Diagnosa Tanda dan Gejala :

32
a. Keadaan kulit kepala dan tulang tengkorak.

Trauma kepala tertutup


Trauma kepala terbuk

b. Trauma pada jaringan otak

Konkosio : di tandai adanya kehilangan kesadaran


sementara tanpa adanya kerusakan jaringan otak, terjadi
edema serebral.
Kontusio : di tandai oleh adanya perlukaan pada
permukaan jaringan otak yang menyebabkan perdarahan
pada area yang terluka, perlukaan pada permukaan
jaringan otak ini dapat terjadi pada sisi yang terkena (
coup) atau pada permukaan sisi yang berlawanan
(contra coup).
Laserasi : ditandai oleh adanya perdarahan ke ruang
subaraknoid, ruang epidural atau subdural.Perdarahan
yang berasal dari vena menyebabkan lambatnya
pembentukan hematome, karena rendahnya tekanan.
Laserasi arterial ditandai oleh pembentukan hematome
yang cepat karena tingginya tekanan.

c. Hematom epidural.
Perdarahan anatara tulang tengkorak dan duramater.
Lokasi tersering temporal dan frontal. Sumber :
pecahnya pembuluh darah meningen dan sinus venosus.
Katagori talk and die.
Gejala : (manifestasi adanya proses desak ruang).
Penurunan kesadaran ringan saat kejadian periode
Lucid (beberapa menit beberapa jam) penurunan
kesadaran hebat- koma, deserebrasi, dekortisasi, pupil

33
an isokor, nyeri kepala hebat, reflek patologik positip.
d. Hematom subdural.
Perdarahan antara duramater dan arachnoid.
Biasanya pecah vena- akut, sub akut, kronis.
1. Akut :
- Gejala 24 48 jam.
- Sering berhubungan dnegan cidera otak &
medulla oblongata.
- PTIK meningkat.
- Sakit kepala, kantuk, reflek melambat, bingung,
reflek pupil lambat.
2. Sub Akut :
- Berkembang 7 10 hari, kontosio agak berat,
adanya gejal TIK meningkat kesadaran menurun.
3. Kronis :
- Ringan , 2 minggu 3 4 bulan.
- Perdarahan kecil-kecil terkumpul pelan dan
meluas.
- Gejala sakit kepala, letargi, kacau mental, kejang,
disfagia.
e. Hematom intrakranial.
Perdarahan intraserebral 25 cc atau lebih. Selalu
diikuti oleh kontosio. Penyebab : Fraktur depresi,
penetrasi peluru, gerakan akselerasi-deselerasi
mendadak. Herniasi merupakan ancaman nyata, adanya
bekuan darah, edema lokal.
Pengaruh Trauma Kepala :
- Sistem pernapasan
- Sistem kardiovaskuler.
- Sistem Metabolisme.
Diagnosa Banding

34
Pemeriksaan penunjang a. CT-Scan (dengan/ tanpa kontras)
mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan
ukuran ventrikuler, pergeseran jaringan otak.
b. Angiografi Cerebral
Menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti
pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan,
trauma
c. X-Ray
Mengidentifikasi atau mendeteksi perubahan struktur
tulang (fraktur), perubahan struktur garis (perdarahan/
edema)
d. AGD (Analisa Gas Darah)
Mendeteksi ventilasi atau masalah pernapsan
(oksigenisasi) jika terjadi peningkatan intrakranial
e. Elektrolit
Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebgai
akibat peningkatan tekanan intrakranial
Konsultasi Konsultasi Bedah
Perawatan RS Rawat inap segera
Terapi Konservatif:

- Bedrest total
- Pemberian obat-obatan
- Observasi tanda-tanda vital (GCS dan tingkat
kesadaran)

Obat-obatan :

Dexamethason/kalmethason sebagai pengobatan anti


edema serebral, dosis sesuai dengan berat ringanya
traumTerapi hiperventilasi (trauma kepala berat), untuk

35
mengurnagi vasodilatasi.
Pengobatan anti edema dnegan larutan hipertonis yaitu
manitol 20 % atau glukosa 40 % atau gliserol 10 %.
Antibiotika yang mengandung barrier darah otak
(penisillin) atau untuk infeksi anaerob diberikan
metronidasol.
Makanan atau cairan, Pada trauma ringan bila muntah-
muntah tidak dapat diberikan apa-apa, hanya cairan
infus dextrosa 5 %, amnifusin, aminofel (18 jam
pertama dari terjadinya kecelakaan), 2 3 hari
kemudian diberikan makanan lunak.
Pada trauma berat. Karena hari-hari pertama didapat
penderita mengalami penurunan kesadaran dan
cenderung terjadi retensi natrium dan elektrolit maka
hari-hari pertama (2-3 hari) tidak terlalu banyak cairan.
Dextosa 5 % 8 jam pertama, ringer dextrosa 8 jam
kedua dan dextrosa 5 % 8 jam ketiga. Pada hari
selanjutnya bila kesadaran rendah makanan diberikan
melalui nasogastric tube (2500 3000 TKTP).
Pemberian protein tergantung nilai ure nitrogen
Pembedahan

Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari
Output -
PA -

36
Otopsi -
Direktur
Klinik pradipa 2 SMF Bedah
Klinik pradipa 2

dr. Cecep Saeful Huda Dr, ...................... Sp.B

37
FIBRO ADENOMA MAMAE
(FAM)

38
STANDAR PELAYANAN MEDIS

No.Dokumen No.Revisi Halaman

1
Fibro Adenoma
Tgl Terbit :
Mammae(FAM)
../../2017 SMF BEDAH
Definisi
Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua
setelah karsinoma serviks uterus.Di Amerika Serikat karsinoma
payudara merupakan 28% kanker pada wanita kulit hitam.

Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30


tahun.Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun.Insiden
karsinoma mammae pada laki-laki hanya 1% dari kejadian pada
perempuan.
Kriteria Diagnosa STADIUM KLINIS
Klasifikasi Penyebaran TNM

T
TX : Tumor primer tidak dapat ditentukan
TIS : Karsinoma insitu dan penyakit Paget pada papila
tanpa teraba
tumor
TO : Tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 : Tumor <2 cm
T2 : Tumor 2-5cm
T3 : Tumor >5cm
T4 : Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding thoraks

39
atau ke
kulit dengan tanda udem, tukak, peau d'orange
N
NX : Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
NO : Tidak teraba kelenjar aksila
N1 : Teraba kelenjar aksila homolateral yang tidak
melekat
N2 : Teraba kelenjar aksila yang melekat satu sama
lain atau melekat
pada jaringan sekitar.
N3 : Teraba kelenjar mammaria interna homolateral

M
MX : Tidak dapat ditentukan metastasis jauh
MO : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjar
supraklavikular

Stadium Kanker Payudara


Stadium I :Tumor terbatas pada payudara dengan ukuran <
2cm,
tidak terfiksasi dengan kulit atau otot
pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila.
Stadium II : Tumor dengan diameter < 2cm dengan
metastasis aksila
atau tumor dengan diameter 2-5cm
dengan/tanpa metastasis aksila.
Stadium IIIa : Tumor dengan diameter >5cm tapi masih bebas
dari
jaringan sekitarnya dengan/tanpa metastasis
aksila yang masih bebas satu sama lain,atau

40
tumor dengan metastasis aksila yang melekat.
Stadium IIIb : Tumor dengan metastasis infra atau
supraklavikula atau tumor
yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding thoraks.
Stadium IV : Tumor yang telah mengadakan metastasis jauh.
Diagnosa Banding
Berikut ini dikemukakan kelainan payudara yang sering
ditemukan dengan uraian singkat sifat-sifat klinisnya, ialah :
1. Fibroadenoma mammae [FAM}, merupakan tumor jinak
payudara yang biasa terdapat pada usia muda [15-30 tahun],
dengan konsistensi padat kenyal, batas tegas, tidak nyeri,
dan mobil. Terapi pada tumor ini cukup dengan eksisi.
2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas
tegas, konsistensi padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri
terutama menjelang haid, ukuran membesar, biasanya
bilateral/multipel. Terapi tumor ini dengan medikamentosa
simtomatis.
3. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar,
berbentuk bulat lonjong, berbatas tegas, mobil, dengan
ukuran dapat mencapai 20-30cm. Terapi tumor ini dengan
mastektomi simpel.
4. Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul
akibat tersumbatnya saluran/ duktus laktiferus. Tumor ini
terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.
Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang
lengkap, bahkan dapat berkembang menjadi abses. Biasanya
terdapat pada ibu yang menyusui
Pemeriksaan penunjang a. CT-Scan (dengan/ tanpa kontras)
mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan
ukuran ventrikuler, pergeseran jaringan otak.
b. Aniografi Cerebral

41
Menunjukkan kelainan sirkulasi serebral, seperti
pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan,
trauma
c. X-Ray
Mengidentifikasi atau mendeteksi perubahan struktur
tulang (fraktur), perubahan struktur garis (perdarahan/
edema)
d. AGD (Analisa Gas Darah)
Mendeteksi ventilasi atau masalah pernapsan
(oksigenisasi) jika terjadi peningkatan intrakranial
e. Elektrolit
Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebgai
akibat peningkatan tekanan intrakranial
Konsultasi Konsultasi Bedah
Perawatan RS Rawat inap segera
Terapi PENATALAKSANAAN

Batasan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium


IIIa. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi
mastektomi, melainkan paliatif.

Tindakan operatif tergantung stadium kanker, yaitu:


1. Pada stadium I dan II lakukan mastektomi radikal atau
modifikasi mastektomi radikal. Setelah itu periksa KGB,
bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan
kemoterapi ajuvan. Dapat pula dilakukan mastektomi
simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah
KGB regional. Pada T2N1 dilakukan mastektomi radikal
dan radiasi lokal didaerah tumor bed dan KGB regional.
Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral dan
medial payudara harus dilakukan radiasi pada rantai KGB

42
regional.

Alternatif lain pada tumor yang kecil dapat dilakukan teknik


Breast Conserving Therapy, berupa satu paket yang terdiri
dari pengangkatan tumor saja [tumorektomi], ditambah
diseksi aksila dan radiasi kuratif [ukuran tumor <3cm]
dengan syarat tertentu. Metode ini dilakukan dengan eksisi
baji, reseksi segmental, reseksi parsial, kwadranektomi, atau
lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB aksila secara
total.

Syarat teknik ini adalah :


Tumor primer tidak lebih dari 2cm
N1b kurang dari 2cm
Belum ada metastasis jauh
Tidak ada tumor primer lainnya
Payudara kontralateral bebas kanker
Payudara bersangkutan belum pernah mendapat
pengobatan sebelumnya [kecuali lumpektomi]
Tidak dilakukan pada payudara yang kecil karena hasil
kosmetiknya tidak terlalu menonjol
Tumor primer tidak terlokasi di belakang puting susu

2. Pada stadium IIIa lakukan mastektomi radikal ditambah


kemoterapi ajuvan, atau mastektomi simpleks ditambah
radioterapi pada tumor bed dan KGB regional.

Pada stadium yang lebih lanjut, lakukan tindakan paliatif


dengan tujuan:
1. Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap
baik/tinggi dan menganggap bahwa kematian adalah proses

43
yang normal.
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu.

Perawatan paliatif pun dilakukan berdasarkan stadium, yaitu:


1. Pada stadium IIIb dilakukan biopsi insisi, dilanjutkan
radiasi. Bila residu tidak ada, tunggu. Bila relaps,
tambahkan dengan pengobatan hormonal dan kemoterapi.
Namun, bila residu setelah radiasi tetap ada, langsung
diberikan pengobatan hormonal sebagai berikut :
a. Pada pasien premenopause dilakukan oofarektomi
bilateral.
b. Pada pasien sudah 1-5 tahun menopause periksa efek
estrogen. Bila positif lakukan seperti [a]. bila negatif,
lakukan seperti [c]. Observasi selama 6-8 minggu. Bila
respon baik, teruskan terapi, tetapi bila respon negatif
dilakukan kemoterapi dengan CMF [CAF] minimal 12
siklus selama 6 minggu.
c. Pada pasien pasca menopause lakukan terapi hormonal
inhibitif/aditif.

2. Pada stadium IV
a. Pada pasien pre menopause dilakukan oofarektomi
bilateral. Bila respon positif, berikan aminoglutetimid
atau tamofen. Bila relaps atau respon negatif,
berikanCMF/CAF.
b. Pada pasien sudah 1-5 tahun menopause, periksa efek
estrogen. Efek estrogen dapat diperiksa dengan
estrogen/progesteron reseptor [ER/PR]. Bila positif,

44
lakukan seperti [a]. Bila negatif lakukan seperti [c].
c. Pada pasien pasca menopause berikan obat-obat
hormonal seperti tamoksifen, estrogen, progesteron dan
kortikosteroid.
Keterangan C=cyclophosphamide, M=methotrexate, F=
5-fluorourasil

Penyulit - Hemorrhage
- Obstruksi
- Inkarserasi
- Strangulasi.
Informed Consent - Tertulis
Lama Perawatan 3-7 hari
Masa Pemulihan 5-7 hari
Output -
PA -
Otopsi -

Direktur SMF Bedah


Klinik pradipa 2 Klinik pradipa 2

Dr, ...................... Sp.B


dr. Cecep Saeful Huda

45

Anda mungkin juga menyukai