PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Secara etimologi, Kromatografi berasal dari bahasa yunani yang berarti warna
dan tulis. Kromatografi gas (GC) merupakan jenis kromatografi yang digunakan
dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis, Oleh karena itu, senyawa-
senyawa kimia yang akan dipisahkan haruslah dalam bentuk gas pula. GC dapat
digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai
komponen dari campuran. Kromatologi gas memisahkan suatu campuran berdasarkan
kecepatan migrasinya di dalam fasa diam yang dibawa oleh fasa gerak. Sedangkan
perbedaan migrasi ini disebabkan oleh adanya perbedaan interaksi diantara senyawa-
senyawa kimia tersebut (di dalam campuran) dengan fasa diam dan fasa geraknya.
Interaksi ini adalah adsorbsi, partisi, penukar ion dan jel permiasi.
Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisa (analisa kualitatif dan
analisa kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisa yang dapat
digunakan untuk menganalisa senyawa-senyawa organik. Kita telah mengetahui
bahwa ada dua jenis kromatografi gas, yatiu kromatografi gas padat (KGP), dan
kromatografi gas cair (KGC). Dalam kedua hal ini sebagai fasa bergerak adalah gas
(hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa diamnya berbeda. Meskipun
kedua cara tersebut mempunyai banya persamaan. Perbedaan antara kedunya hanya
tentang cara kerja. Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada
kromatografi gas cair (KGC) terdapat partisi (larutan). Kromatografi ga padat (KGP)
digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang
berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagi hasil riset memperluas
penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair padat.
Sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh para pakar kimia organic sebagai
kromatografi fasa uap. Pertama kali dikenalkan oleh James dan Martin pada tahun
1952. Metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serba guna, cepat dan
Kromatografi Gas Page 3
peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa microgram sampel dengan ukuran 10 gram
masih dapat dideteksi. Sayangnya komponen cuplikan harus mempunyai tekanan
beberapa torr pada suhu kolom.
Pada dasarnya komponen penting yang harus ada pada setiap alat
kromatografi gas adalah :
1. Tangki pembawa gas 4. kolom
2. Pengatur aliran dan pengatur 5. detector
tekanan 6. rekorder
3. tempat injeksi
Helium X X - -
Hydrogen X - - -
Nitrogen X X x X
Argon - - x -
Keterangan:
DHP = detektor hantaran panas (TCD)
DIN = detektor ionisasi nyala (FID)
DTE = detektor tangkapan nyala (ECD)
DFN = detektor fotometri nyala (FPD)
2. Pengatur Aliran dan Pengatur Tekanan
Ini disebut pengatur atau pengurang Drager. Drager bekerja baik pada 2,5
atm, dan mengalirkan massa aliran dengan tetap. Tekanan lebih pada tempat masuk
dari kolom diperlukan untuk mengalirkan cuplikan masuk ke dalam kolom. Ini
disebabkan, kenyataan lubang akhir dari kolom biasanya mempunyai tekanan
atmosfir biasa. Juga oleh kenyataan bahwa suhu kolom adalah tetap, yang diatur oleh
thermostat, maka aliran gas tetap yang masuk kolom akan tetap juga.
Demikian juga komponen-komponen akan dielusikan pada waktu yang tetap
yang disebut waktu penahanan (the retention time), tR. Karena kecepatan gas tetap,
Kromatografi Gas Page 5
maka komponen juga mempunyai volume karakteristik terhadap gas pengangkut =
volume penahanan (the retention volume), vr. Kecepatan gas akan mempengaruhi
effisiensi kolom.
Harga-harga yang umum untuk kecepatan gas untuk kolom yang memiliki
diameter luar.
1/4" O.D : kecepatan gas 75 ml/min
1/8" O.D : kecepatan gas 25 ml/min.
3. Tempat Injeksi
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin
menggunakan semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal
(Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali
secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.
Injektor berada dalam oven yang mana temperaturnya dapat dikontrol. Oven
tersebut cukup panas sehingga sampel dapat mendidih dan diangkut ke kolom oleh
gas pembawa misalnya helium atau gas lainnya.
4. Kolom
Jika suatu cuplikan dianalisis dengan GC maka pemisahan terjadi pada kolom.
Kolom di dalam GC sering disebut dengan jantung GC. Hal ini disebabkan karena
keberhasilan suatu analisis ditentukan oleh tepat dan tidaknya kolom yang dipilih
serta jenis cuplikan yang akan dianalisis.
Kolom GC terdiri dari 3 bagian yaitu wadah luar yang terbuat dari logam
(tembaga, baja tahan karat, nikel), gelas atau plastik misalnya teflon dan isi kolom
yang terdiri dari padatan pendukung dan fasa cairan.
Kolom isian
Fasa stasioner dalam kromatografi gas cair (KGC) adalah cairan, tetapi cairan
itu tidak boleh dibiarkan bergerak gerak di dalam tabung. Cairan tersebut harus
dimobilisasi, biasanya dalam bentuk satu lapisan tipis dengan luas permukaan besar.
Ini paling lazim dilakukan dengan mengimpregnasi suatu bahan padat dengan fasa
cair sebelum kolom diisi. Padatan tersebut harus bersifat inert secara kimiawi
terhadap zat zat yang nantinya akan dikromatografikan, stabil pada temperatur
Beberapa parameter yang sering dijumpai pada detektor adalah ratio signal
terhadap noise (S/N), batas deteksi minimum (BDM), faktor respon atau ratio signal
terhadap jumlah cuplikan, kisran dinamik linear, dan kespesifikan.
Rasio S/N dalam banyak hal dikaitkan dengan BDM. Batas deteksi minimum
suatu detektor tehadap suatu cuplikan ditentukan oleh rasio S/N. Salah satu
kesepakatan yang dicapai adalah BDM = 2 S/N. Yang dimaksud signal adalah respon
detektor terhadap senyawa kimia yang masuk ke dalamnya sedangakan noise berasal
dari alat ( getaran rekorder setelah diperbesar maksimum). Harga BDM untuk
beberapa detektor dapat dilihat pada tabel berikut:
Syarat senyawa yang dapat dianalisis dengan GC, yaitu pada suhu operasional
o
KG (< 450 C):
1. Lembam
2. Koefisien difusi gas rendah
3. Kemurnian tinggi
4. Mudah didapat dan murah
5. Cocok dengan detektor yang dipakai
Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi
yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada
tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton
sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase diam dan zat terlarut.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Day, Jr dan Underwood, A.L. 1991. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 5. Jakarta:
Penerbit Erlangga