IDENTITAS PASIEN
1
Singkatan : TBI- traumatic brain injury; ADLs-activities of daily
living; GCS-Glasgoe coma scale; CT- computed tomography; ICP-
intracranial pressure; CSF- cerebral spinal fluid; EVD-external ventricular
drain; CPP-cerebral perfusion pressure; HD-hospital day; FIO2-fraction of
inspired oxygen; PEEP- positive end expiratory pressure; ARPV-airway
pressure release ventilation; CMV-continuous mandatory ventilation; CPAP-
continuous positive airway pressure; IV-intravenous.
2
BAB II
LATAR BELAKANG
3
pembedahan. Pada sebuah ulasan sekitar 753 pemeriksaan CT scan menunjukan
sisterna mesensephalic yang abnormal, pergeseran garis tengah, dan perdarahan
subarakhnoid berhubungan dengan meningkatnya risiko peningkatan tekanan
intrakranial (ICP) dan kematian (8). Disini, kami menjelaskan pasien yang
mengalami semua hal diatas yang ditemukan pada CT scan, dan yang memiliki
GCS 3 dan pupil dilatasi bilateral dan tidak bergerak.
4
BAB III
LAPORAN KASUS
5
serebral menunjukan nilai normal masing-masing 3-4 dan 70-75 mmHg, pada 24
jam pertama dengan EVD terbuka pada 10 cm H2O.
6
oksigen pasien menurun dari 96% menjadi 87% diperlukan peningkatan fraksi
oksigen inspirasi (FIO2) dari 50% menjadi 80% dan positive end-expiratory
pressure (PEEP). Dilakukan kultur respirasi dan X-ray dada menunjukan
perburukan opasitas bibasilar (gambar 7); maka dari itu, pasien mulai diberikan
terapi empiris vancomycin IV.
Pada hari kelima rawat inap, GCS pasien memburuk dari 8T menjadi 3T
dengan peningkatan tekanan intrakranial. Selama bronkoskopy, tekanan
intrakranialnya tercatat meningkat menjadi 46; maka dari itu, NaCl 23% intravena
diberikan selama 10 menit. Kemudian, CT scan kepala ukangan dilakukan yang
menunjukan edema serebral dalam pemulihan dan tidak ada perubahan pergeseran
garis tengah atau perdarahan. Kultur respirasi pada hari keenam rawat inap
menunjukan methicillin-sensitive staphylococcus aureus (>10.000 cfu/ml) dan
Pseudomonas aeruginosa (>10.000 cfu/ml). X-ray dada ulangan menunjukan
perburukan infiltrat dan efusi pleura bilateral (gambar 8). Antibiotik diganti dari
vancomycin menjadi levofloxacin IV dan Cefepime IV.
7
Gambar 3. 10/30/14 CT scan kepala menunjukan edema serebral dengan
penipisan ventrikel ketiga, perdarahan subarakhnoid traumatik bilateral, dan
hematom subdural di frontal kiri/temporal.
8
Pada hari ke-14 rawat inap, oksigenasinya membaik dan tetap stabil 97%.
Mode ventilator dihentikan dari APRV menjadi continuous mandatory ventilation
(CMV). Sedasi pasien dihentikan. GCS nya menjadi 10T dan mulai diberikan
amantadine. Mulai diberikan metronidazole oral karena pada tinja ditemukan
positif Clostridium difficile toksin B.
Pada hari ke-15 rawat inap, pasien mulai berkedip saat dipanggil, dengan
GCS 10T. CT scan kepala menunjukan perbaikan pada edema serebral difus dan
penipisan sisterna basalis (gambar 9). Dilakukan tracheostomy perkutaneus
dengan video-assisted bronchoscopy, dan pemasangan tube gastrostomy terbuka
9
oleh bedah trauma. Pasien belum ada perubahan secara neurologis pada hari ke-16
rawat inap, tetapi X-ray dada ulangan menunjukan interval peningkatan infiltrat
pada sisi kanan dengan resolusi opasitas paru kiri. Pada hari ke-17 rawat inap,
saturasi oksigen tetap 97% dan dimulai continuous positive airway pressure
(CPAP).
Pada hari ke-18 rawat inap, pasien mengalami takipnea dan pasien kembali
diberikan CMV. Antibiotik dirubah dari Zosyn menjadi levofloxacin dan
nebulisasi tobramycin karena resistensi Pseudomonas pneumonia terhadap
piperacillin/tazobactam. Pada hari ke-19 rawat inap status neurologinya tidak
berubah dan pasien mulai diberikan Provigil. Pasien juga dipasangkan helm
pelindung. Dua hari kemudian, pada hari ke-21 rawat inap status neurologi pasien
tetap tidak berubah dan pasien dipindahkan ke fasilitas pelayanan jangka panjang.
10
Gambar 6. 10/30/14 CT scan kepala setelah ventriculostomy menunjukan ujung
kateter di kornu frontal dari ventrikel lateral kanan.
11
Gambar 8. 11/4/14 X-ray dada menunjukan perburukan infiltrat interstitial dan
alveolar dan efusi pleura bilateral
12
Gambar 9. 11/4/14 perdarahan intraventrikular baru di kornu oksipital kiri,
peningkatan herniasi eksternal dari kontusio frontal kiri, dan penyembuhan edema
serebral difus dengan berkurangnya penipisan ventrikel.
13
BAB IV
Diskusi
14
BAB V
Kesimpulan
15