Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Salah satu dampak globalisasi adalah adanya persaingan bisnis yang semakin ketat,
yang ditandai oleh kegiatan bisnis yang kini tumbuh dan berkembang melewati apa yang
pernah diprediksikan dan di'visi'kan sebelumnya. Pelakunya terbuai dengan visi dan,
misinya, terjebak di antara harapan dan kenyataan. Bisnis bisa dijalankan dengan cara
berbeda antara suatu negara atau organisasi atau perusahaan baik dari sisi budaya, politik,
hukum, ekonomi, perilaku maupun sudut pandang. Bisnis sudah tak mengenal ruang dan
waktu, dari bisnis yang hanya mempertukarkan barang dengan barang (barter) sampai
dengan bisnis dengan menggunakan sarana teknologi dan informasi. Transaksi bisnis kini
dapat diwujudkan tanpa harus adanya pertemuan fisik pembeli dan penjual. Mereka bisa
tinggal dimana saja, dan kapan saja dapat menyelenggarakan aktivitas bisnisnya. Teknologi
dan Informasi (komunikasi) telah mengubah dunia yang begitu luas menjadi semakin kecil,
kini dunia seakan telah menjadi sebuah kampung besar yang dengan mudah dijangkau
manusia.
Etika merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain.
seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi
inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep
yang lebih bebas di masa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih
bebas.
i
Bisnis bagaikan suatu pertempuran sengit tanpa kasih sayang dan rasa kemanusiaan.
Yang satu berusaha dengan segala cara untuk mematikan yang lainnya. Dalam bisnis beretika
persaingan hanyalah sarana untuk memperbaiki citra produk dan perusahaan di mata
pelanggannya. Di samping itu persaingan juga dapat menjadi instrumen untuk memperbaiki
kinerja organisasional. Justru itu makna persaingan dalam ranah bisnis harus diluruskan,
Bisnis yang baik adalah bisnis bermoral, yakni suatu bisnis yang tidak saja
keuntungan yang besar bagi suatu perusahaan. Hanya saja semakin besar keuntungan yang
diperoleh, maka semakin besar pula tanggung jawab etika dan sosialnya kepada masyarakat.
Dalam ajaran etika, selain untuk membahagiakan dirinya, pelaku bisnis juga mengemban
amanah dan kewajiban untuk membahagiakan orang lain dan masyarakat sekitarnya.
Memelihara alam dengan segala sumber dayanya adalah juga tanggung jawab kita semua,
moral dalam sikap dan perilakunya. Kesemuanya itu telah dikemas oleh para ahli dan filosof
dalam bingkai etika. Aplikasi semua nilai-nilai etika dalam kerangka bisnis disebut dengan
etika bisnis. Dengan panduan etika bisnis, pelaku usaha dan partisipan organisasi bisnis
harus berlaku manusiawi dengan menempatkan manusia di atas segalanya. Sebagai mana
dirinya, pebisnis seyogianya menyadari bahwa setiap manusia itu mempunyai hak yang
mendasar dan dilindungi, yakni hak asasi manusia. Sayangnya hak-hak manusia ini sering
diremehkan, diabaikan dan dilecehkan banyak usahawan (pelaku bisnis) saat ini.
ii
Maksud dan dan tujuan makalah ini adalah untuk mempelajari, mensosialisasikan
nilai-nilai etika bisnis dan menjadikannya sebagai acuan dalam setiap perilaku bisnis . Nilai-
nlai positif yang terkandung dalam etika sepantasnya menjadi panutan dari pemimpin
organisasi bisnis dalam dimanapun mereka berada. Terkesan banyak pelaku usaha yang
masih keberatan dengan penyelenggaraan etika dalam usaha bisnisnya. Padahal dalam banyak
hasil penelitian etika, jarang sekali ditemukan pebisnis yang mempraktikkan nilai etika gagal
dalam bisnisnya. Malah sebaliknya praktik etika yang baik dalam setiap kegiatan bisnis
akan mendukung keberhasilan usaha, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
panjang.
Keberadaan nilai dalam etika bisnis adalah penting, krusial dan strategis. Hal ini
bermakna bahwa penyelenggaraan etika bisnis tidak bisa terlepas dari kemampuan
menerima dan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam setiap kegiatan bisnisnya. Nilai
adalah sesuatu yang benar, yang baik dan yang indah. Keberadaan nilai dalam banyak hal
dapat mempersatukan orang-orang yang terlibat dalam suatu bisnis dan menyelesaikan konflik
nilai yang terjadi, sehingga dengan demikian penganutan nilai oleh pelaku bisnis itu akan
iii
BAB II
ETIKA BISNIS
Istilah etika berasal dari kosa kata bahasa Yunani kuno etos (bentuk tunggal dan etha
(bentuk jamak), yang berarti adat istiadat atau kebiasaan (Sudarmo dan Soedarsono, 2008).
Dalam arti ini, etika berkaitan dengan adat istiadat atau kebiasaan hidup yang dianggap baik
oleh kalangan atau masyarakat tertentu. Kebiasaan ini dianut dan bahkan diwarisi dari satu
Kata etika memiliki beberapa makna, Websters Collegiate Dictionary yang dikutip
oleh Ronald Duska dalam buku Accounting Ethics memberi empat makna dasar dari kata
etika, yaitu:
1. Suatu disiplin terhadap apa yang baik dan buruk dan dengan tugas moral serta
kewajiban.
Sedangkan etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki rumusan etika bisnis yaitu yang mencangkup
panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi,
kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang
tidak etis.
iv
Beberapa alasan mempelajari etika menurut Ronald Duska :
1. Beberapa kepercayaan moral yang dipegang mungkin tidak cukup karena itu
3. Cerminan etika dapat membuat kita lebih berpengetahuan dan teliti dalam
masalah-masalah moral.
4. Alasan yang penting untuk mempelajari etika adalah untuk mengerti keadaan
Menurut ilmu pengetahuan, etika dibagi menjadi dua (Duska Duska,2005), yaitu:
1. EtikaUmum
2. Etika Khusus
masyarakat. Etika khusus dibagi lagi menjadi etika individual dan etika sosial. Etika
individual membahas tentang kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri, sedangkan etika
sosial membahas tentang kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat (hubungan dengan
sesama dan lingkungan) yang kemudian berkembang menjadi etika politik, etika keluarga,
v
etika lingkungan, dan etika profesi. Profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut
pengetahuan yang tinggi dan keahlian khusus, seperti dokter, notaris, akuntan yang
selanjutnya disebut sebagai subjek profesional. Subjek professional memiliki apa yang
disebut sebagai kode etik. Kode etik secara bahasa dikatakan sebagai sekumpulan azas atau
Berdasarkan suatu teori etika, keputusan moral yang kita ambil bisa menjadi
beralasan. Teori etika mampu menjelaskan mengapa tindakan-tindakan benar atau salah.
Dengan kata lain suatu teori etika membantu kita untuk mengambil keputusan moral yang
tahan uji, jika ditanyakan dasarnya. Sehingga teori etika dianggap mampu menyediakan
Persaingan global yang ketat tanpa mengenal adanya perlindungan dan dukungan
politik tertentu, semua perusahaan bisnis mau tidak mau harus bersaing berdasarkan prinsip
etika tertentu. Terdapat tiga pandangan umum yang dianut. Pandangan pertama adalah bahwa
norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain, artinya perusahaan mengikuti
aturan norma dan moral yang berlaku di tempat perusahaan beroperasi. Pandangan kedua
adalah bahwa norma sendirilah yang paling benar dan tepat, artinya perusahaan mengikuti
aturan norma dan aturan moral di tempat perusahaan itu berasal. Pandangan ketiga adalah
immoralis naif yang menyatakan bahwa tidak norma moral yang perlu diikuti sama sekali.
Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di Negara
bahwa tidak ada nilai dan norma moral yang bersifat universal yang berlaku di semua
Negara dan masyarakat, bahwa nilai dan norma moral yang berlaku di suatu Negara
vi
berbeda dengan yang berlaku di negara lain. Oleh karena itu, menurut pandangan ini
norma dan nilai moral bersifat relatif. Ini tidak benar, karena bagaimanapun mencuri,
merampas, dan menipu dimanapun juga akan dikecam dan dianggap tidak etis.
2. Nilai dan norma moral sendiri paling benar dalam arti tertentu mewakili
Yaitu bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal, dan karena itu
apa yang dianggap benar di Negara sendiri harus diberlakukan juga di negara lain
(karena anggapan bahwa di negara lain prinsip itu pun pasti berlaku dengan
baik buruknya perilaku manusia sebagai manusia, oleh karena itu sejauh manusia
adalah manusia, dimanapun dia berada prinsip, nilai, dan norma moral itu akan tetap
berlaku.
3. Immoralis naif.
Pandangan ini menyebutkan bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama
sekali.
1. Utilitarisme
Utilitarisme berasal dari kata Latin utilis yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini,
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan .Menurut suatu
menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah the greatest happiness of the greatest
vii
2. Deontologi
artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya. Dalam hal ini
konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan
dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi
3. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Sebetulnya teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, Karena hak berkaitan
dengan kewajiban.
4. Teori Keutamaan
Teoriti peter akhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau
akhlak seseorang.Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan
sebagai reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam
mengukur perbuatan dengan prinsip atau norma. Keutamaan bias didefinisikan sebagai
berikut :disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk
bertingkah laku baik secara moral, misalnya : Kebijaksanaan, Keadilan, Kerendahan hati,
1. Kategori pertama, keadilan distributif, berkaitan dengan distribusi yang adil atas
keuntungan dan beban dalam masyarakat. Prinsip dasar dari keadilan distributif
viii
adalah bahwa yang sederajat haruslah diperlakukan secara sederajat dan yang tidak
2. Kategori kedua, keadilan retributif, mengacu pada pemberlakuan hukuman yang adil
pada pihak-pihak yang melakukan kesalahan. Hukuman yang adil adalah hukuman
yang dalam artian tertentu layak diterima oleh pihak yang melakukan kesalahan.
3. Kategori ketiga, keadilan kompensatif, berkaitan dengan cara yang adil dalam
memberikan kompensasi pada seseorang atas kerugian yang mereka alami akibat
perbuatan orang lain. Kompensasi yang adil adalah kompensasi yang dalam artian
Secara umum, prinsip-prinsip yang dipakai dalam bisnis tidak akan pernah lepas dari
kehidupan keseharian kita. Namun prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis sesungguhnya
1. Prinsip Otonomi
Orang bisnis yang otonom sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya
dalam dunia bisnis. la akan sadar dengan tidak begitu saja mengikuti saja norma dan nilai
moral yang ada, namun juga melakukan sesuatu karena tahu dan sadar bahwa hal itu
baik, karena semuanya sudah dipikirkan dan dipertimbangkan secara masak-masak. Dalam
kaitan ini salah satu contohnya perusahaan memiliki kewajiban terhadap para pelanggan,
diantaranya adalah:
(1) Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai dengan
tuntutan mereka;
(2) Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi, termasuk pelayanan
ix
(3) Membuat setiap usaha menjamin mengenai kesehatan dan keselamatan pelanggan,
Untuk bertindak otonom, diandaikan ada kebebasan untuk mengambil keputusan dan
unsur hakiki dari prinsip otonomi ini. Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama
untuk bertindak secara etis, walaupun kebebasan belum menjamin bahwa seseorang
bertindak secara otonom dan etis. Unsur lainnya dari prinsip otonomi adalah
tanggungjawab, karena selain sadar akan kewajibannya dan bebas dalam mengambil
keputusan dan tindakan berdasarkan apa yang dianggap baik, otonom juga harus bisa
makhluk bermoral, dan tanggungjawab disini adalah tanggung jawab pada diri kita
2. Prinsip Kejujuran
Bisnis tidak akan bertahan lama jika tidak ada kejujuran, karena kejujuran merupakan
modal utama untuk memperoleh kepercayaan dari mitra bisnis-nya, baik berupa
dan kebenaran. Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang berkaitan dengan kejujuran:
2. Kejujuran relevan dengan penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga yang
baik.
x
3. Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan yaitu
3. Prinsip Keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Keadilan berarti tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. Salah satu teori
1. Keadilan legal. Ini menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat
dengan negara. Semua pihak dijamin untuk mendapat perlakuan yangsama sesuai
dengan hukum yang berlaku. Secara khusus dalam bidang bisnis, keadilan legal
menuntut agar Negara bersikap netral dalam memperlakukan semua pelaku ekonomi,
negara menjamin kegiatan bisnis yang sehat dan baik dengan mengeluarkan aturan
dan hukum bisnis yang berlaku secara sama bagi semua pelaku bisnis.
2. Keadilan komunitatif. Keadilan ini mengatur hubungan yang adil antara orang yang
satu dan yang lain. Keadilan ini menyangkut hubungan vertikal antara negara dan
warga negara, dan hubungan horizontal antar warga negara. Dalam bisnis keadilan ini
berlaku sebagai kejadian tukar, yaitu menyangkut pertukaran yang fair antara pihak-
3. Keadilan distributif. Atau disebut juga keadilan ekonomi, yaitu distribusi ekonomi
yang merata atau dianggap adil bagi semua warga negara. Dalam dunia bisnis
keadilan ini berkaitan dengan prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan
xi
Prinsip ini menuntut agar semua pihak berusaha untuk saling mengun tungkan satu
sama lain. Dalam dunia bisnis, prinsip ini menuntut persaingan bisnis haruslah bisa
Prinsip ini menyarankan dalam berbisnis selayaknya dijalankan dengan tetap menjaga
Dari kelima prinsip yang tentulah dipaparkan di atas, menurut Adam Smith, prinsip
keadilanlah yang merupakan prinsip yang paling penting dalam berbisnis. Prinsip ini
menjadi dasar dan jiwa dari semua aturan bisnis, walaupun prinsip lainnya juga tidak akan
terabaikan. Karena menurut Adam Smith, dalam prinsip keadilan khususnya keadilan
komutatif berupa no harm, bahwa sampai tingkat tertentu, prinsip ini telah mengandung
semua prinsip etika bisnis lainnya. Karena orang yang jujur tidak akan merugikan orang
lain, orang yang mau saling menguntungkan dengan pibak Iain, dan bertanggungjawab untuk
tidak merugikan orang lain tanpa alasan yang diterima dan masuk akal.
bisnis merupakan hal yang penting untuk memahami suatu informasi tentang bagaimana
akuntan profesional harus menafsirkan kode profesi mereka sebagai karyawan perusahaan.
nilai profesional objektivitas, integritas, dan kerahasiaan, yang dirancang untuk melindungi
hak-hak dasar publik, seorang karyawan-akuntan harus merespon ke arah manajemen dan
kebutuhan pemegang saham saat ini. Akuntan profesional harus memastikan nilai-nilai etika
mereka saat ini dan mereka siap untuk bertindak mematuhi nilai etika tersebut serta menjaga
xii
Globalisasi dan internasionalisasi telah berkembang dalam dunia usaha, pasar modal,
dan akuntabilitas perusahaan. Dalam profesi akuntansi, gerakan menuju harmonisasi secara
global dalam sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi dan audit yang berlaku umum (GAAP)
dan (GAAS) untuk memberikan efisiensi analisis bagi penyedia pasar modal dunia serta
efisiensi komputasi san audit di seluruh dunia. Akibatnya, ada rencana untuk menyelaraskan
secara bertahap sekumpulan GAAP yang dikembangkan oleh berbagai negara yang menjadi
kode etik yang bersifat internasional untuk para akuntan profesional, dan prinsip dalam kode
tersebut akan menjadi dasar perilaku dan pendidikan para akuntan di dunia di masa
mendatang. Kantor akuntan publik juga sedang mengembangkan standar audit global untuk
melayani klien mereka, dan standar perilaku yang mendukung untuk memastikan bahwa
kepada klien audit, yang merupakan isu perdebatan untuk Arthur dalam bencana Enron, akan
dibatasi sehingga ekspektasi konflik kepentingan yang lebih ketat dapat dipenuhi. Para
akuntan profesional harus mewaspadai terjadinya konflik, di mana nilai-nilai dan kode
Dampak meningkatnya ekspektasi untuk bisnis pada umumnya dan untuk direktur,
eksekutif dan akuntan pada khususnya, telah membawa tuntutan reformasi tata kelola,
pengambilan keputusan etis dan pengelolaan yang akan mendapat manfaat dari pemikiran
terkini tentang bagaimana mengelola risiko etika dan peluang. Pendekatan manajemen krisis
telah dikembangkan untuk memastikan bahwa perusahaan dan para eksekutif tidak
mengalami kehancuran yang lebih buruk atas prospek dan reputasi yang mereka inginkan.
Pada kenyataannya apabila aspek etis dan krisis telah dikelola dengan baik, maka reputasi
xiii
dapat ditingkatkan. Kombinasi antara etika dengan manajemen krisis dapat mengubah risiko
menjadi peluang .
2.6. Hubungan Good Corporate Governance (GCG) dengan Etika Profesi Akuntansi
Profesi akuntansi merupakan sebuah profesi yang menyediakan jasa atestasi maupun
non-atestasi kepada masyarakat dengan dibatasi kode etik yang ada. Akuntansi sebagai
profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan mengikuti etika
profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai profesional mempunyai tiga
kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Peran akuntan dalam
perusahaan tidak bisa terlepas dari penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Prinsip Kewajaran.
Laporan keuangan dikatakan wajar bila memperoleh opini atau pendapat wajar tanpa
pengecualian dari akuntan publik. Laporan keuangan yang wajar berarti tidak mengandung
salah saji material, disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia (dalam hal ini Standar Akuntansi Keuangan). Adanya kewajaran laporan keuangan
dapat mempengaruhi investor membeli atau menarik sahamya pada sebuah perusahaan.
Jelaslah bahwa kegunaan informasi akuntansi dalam laporan keuangan akan dipengaruhi
Prinsip Akuntabilitas.
minimum sebanyak 3 orang dan salah satu anggotanya harus akuntan. Komite audit
mempunyai tugas utama melindungi kepentingan pemegang saham ataupun pihak lain yang
xiv
berkepentingan dengan melakukan tinjauan atas reliabilitas dan integritas informasi dalam
laporan keuangan, laporan operasional serta parameter yang digunakan untuk mengukur,
Prinsip Transparansi.
perusahaan. Kepercayaan investor akan sangat tergantung pada kualitas penyajian informasi
yang disampaikan perusahaan. Oleh karena itu akuntan manajemen dituntut menyediakan
informasi jelas, akurat, tepat waktu dan dapat dibandingkan dengan indikator yang sama.
Prinsip Responsibilitas.
Prinsip ini juga berkaitan dengan kewajiban perusahaan untuk mematuhi semua peraturan
dan hukum yang berlaku. Seiring perubahan sosial masyarakat yang menuntut adanya
Pandangan pemegang saham dan stakeholderlain saat ini tidak hanya memfokuskan pada
perolehan laba perusahaan, tetapi juga memperhatikan tanggungjawab sosial dan lingkungan
perusahaan.
xv
BAB III
Long Distance Discount Services, Inc (LDDS) pada awalnya berdiri di Hattiesburg,
Mississippi pada tahun 1983. Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers LDDS dipilih
menjadi CEO nya. Perusahaan LDDS go public pada tahun 1989 melalui merger dengan
Advantage Companies Inc, sejak saat itu nama perusahaan diganti menjadi LDDS WorldCom
pada tahun 1995, dan kemudian diganti lagi menjadi WorldCom pada tahun 2003.
terhadap perusahaan - perusahaan telekomunikasi lainnya yang terjadi selama tahun 1990an
dan mencapai puncaknya dengan dengan mengakuisisi MCI pada tahun 1998. Diantaranya
perusahaan yang bergabung atau dibeli oleh WorldCom adalah Advanced Communications
Corp pada tahun 1992, Metromedia Communication Corp pada tahun 1993, Resurgens
Communications Group pada tahun 1993, IDB Communications Group, Inc pada tahun 1994,
Williams Technology Group, Inc pada tahun 1995, dan MFS Communications Company pada
tahun 1996.
Akuisisi MFS termasuk UUNET Technologies, Inc, yang telah diakuisisi oleh MFS
pembelian online CompuServe yang merupaka pelopor dari perusahaan induk Blok H & R
layanan online untuk America Online dan menerima pembagian jaringan AOL & ANS. Pada
senilai $37 milyar untuk membentuk MCI WorldCom, sehingga hal ini menjadi merger
xvi
Pada tanggal 15 September 1998 perusahaan baru MCI WorldCom mulai dibuka
untuk bisnis. Pada 5 Oktober 1999 Sprint Corporation dan MCI WorldCom mengumumkan
perjanjian merger antara dua perusahaan sebesar $ 129 milyar. Namun pada tanggal 13 Juli
2000 dewan direksi dari kedua pihak perusahaan bertindak untuk mengakhiri merger.Hal ini
karena mendapat larang dari pemerintah Amerika Serikat, sebab perjanjian kerjasama dua
MCI WorldCom menamai dirinya dengan WorldCom tanpa Sprint Corp yang menjadi bagian
dari perusahaan. Perusahaan dengan kode saham Wcom di bursa Nasdaq ini telah memiliki
sekitar hamper 80.000 pegawai yang tersebar diseluruh dunia dan sebanyak 8.300
diantaranya adalah pegawai yang tinggal di Eropa, Timur Tengah dan Afrika.
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami
kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan mengalami penurunan dan utang semakin
banyak.Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard
Ebbers sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior
memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan. Ada dua
cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan line cost sebagai
pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Dan yang kedua, mereka
meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai akun pendapatan
perusahaan yang tidak teralokasi. Dan dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah
diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama
tahun 2002 berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai
biaya dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, WorldCom mampu menaikkan
pendapatan atau laba. WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih
xvii
rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai
beban investasi.
mengklasifikasikan lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal
beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada perusahaan lain untuk
jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi Worldcom.
Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya
sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data Worldcom $14,7
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan
pendapatan atau laba.Worldcom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih
rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai
beban investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih
yang lebih rendah dalam tahun-tahun brikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut
perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin
Staf akuntan Worldcom telah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada Maret 2002
SEC meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan dengan Laporan
skala besar
c. Kebijakan akuntansi untuk merger
d. Pinjaman kepada CEO
e. Integrasi sistem komputer Worldcom dengan MCI
f. Analisis ekspektasi pendapatan saham WC
xviii
Pada tanggal 1 Juli 2002 worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di
mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi. Seperti utang pajak
tahun depan. Seharusnya akun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan.
Pada 8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan akun cadangan
secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus adalah bahwa akun
CEO Bernard Ebbers menjadi sangat kaya dari kenaikan harga sahamnya di saham
WorldCom umum. Namun, pada tahun 2000, industri telekomunikasi memasuki masa krisis
merger dengan Sprint pada pertengahan 2000. Pada saat itu, saham WorldCom menurun dan
Ebbers berada di bawah tekanan tinggi dari bank untuk menutupi kewajiban kekurangan
margin pada saham WorldCom-nya yang digunakan untuk membiayai jenis usaha yang
Oleh karena itu selama tahun 2001, Ebbers membujuk para dewan direksi WorldCom
untuk memberinya kredit korporasi dan jaminan lebih dari AS $ 400 juta untuk menutupi
kewajiban margin tersebut. Permohonan ini dikabulkan karena para dewan direksi berharap
bahwa pinjaman yang diminta CEP Ebbers tersebut akan mencegah Ebbers untuk menjual
sejumlah besar saham WorldCom pada akhirnya akibat tekanan di harga pasar saham yang
kian anjlok. Namun, akhirnya strategi ini gagal dan Ebbers digulingkan sebagai CEO pada
bulan April 2002 dan digantikan oleh John Sidgmore, mantan CEO UUNET Technologies,
Inc.
xix
Skandal akuntansi di dalam tubuh perusahaan ini sendiri dimulai sejak pertengahan
tahun 1999 dan terus berlanjut hingga Mei 2002. Di bawah Bernard Ebbers (CEO), Scott
Sullivan (CFO), David Myers (Pengawas) dan Buford "Buddy" Yates (Direktur Jenderal
membuat gambar pertumbuhan keuangan dan profitabilitas palsu untuk menopang harga
saham WorldCom di pasar saham. Penipuan itu dilakukan terutama dalam dua cara :
mereka.
2. Menggelembungkan pendapatan dengan memasukkan catatan akuntansi palsu dari
Pada tahun 2002, sebuah tim audit internal WorldCom bekerja secara rahasia,
menyelidiki dan menggali kemana alokasi dana perusahaan yang hilang sebesar $ 3,8 milyar.
Hingga pada akhirnya, mereka menemukan jawabannya bawa dana perusahaan tersebut telah
diselewengkan oleh CEO dan rekan-rekan kerjanya untuk memperkaya diri mereka sendiri
diluar standar pendapatan seharusnya. Segera kemudian komite audit perusahaan dan dewan
direksi diberitahu oleh para audit mengenai masalah penipuan akuntansi ini. Tidak lama
kemudian, mereka segera memanggil dan memecat CFO Scott Sullivan, dan David Myers
segera mengundurkan diri.Kemudian pada tahun 2001, Arthur Andersen dan US Securities
and Exchange Commission (SEC) meluncurkan sebuah investigasi masalah ini pada tanggal
26 Juni 2002. Sehingga pada akhir tahun 2003, diperkirakan bahwa total aset perusahaan ini
Akibat masalah besar yang diakibatkannya, pada 15 Maret 2005 Bernard Ebbers
dinyatakan bersalah dari semua tuduhan, karena telah terbukti melakukan kecurangan,
konspirasi dan pengajuan dokumen palsu dengan regulator-semua terkait dengan skandal
xx
akuntansi AS $ 11 miliar di perusahaan telekomunikasi yang dia dirikan. Dia dijatuhi
hukuman 25 tahun penjara. Pejabat WorldCom lainnya seperti mantan CFO Scott Sullivan
dituntut dengan hukuman pidana dalam kaitannya pada tanggal 2 Maret 2004 untuk tuduhan
penipuan sekuritas, konspirasi dan mengajukan laporan palsu. Sedangkan mantan pengawas
keuangan David Myers juga telah mengaku bersalah atas penipuan sekuritas, konspirasi
untuk melakukan penipuan sekuritas, dan mengajukan laporan palsu pada tanggal 27
September, 2002. Mantan direktur akuntansi Buford Yates juga telah mengaku bersalah atas
konspirasi dan tuduhan penipuan pada 7 Oktober , 2002). Mantan-mantan manajer akuntansi
Betty Vinson dan Troy Normand juga mengaku bersalah atas konspirasi dan penipuan
Pada 13 Juli 2005 Bernard Ebbers menerima hukuman yang akan membuat dia
dipenjara selama 25 tahun. Pada saat vonis dijatuhkan, Ebbers telah berusia 63 tahun.Pada
tanggal 26 September 2006, Ebbers menyerahkan diri ke Biro Penjara Federal penjara di
hukuman.
1) Bernard Ebbers.
Sebagai CEO WorldCom, Bernard Ebbers meminjam uang kepada perusahaannya untuk
2) Cynthia Cooper
Salah satu auditor internal WorldCom dan menjabat sebagai vice presiden yang
mengetahui adanya sesuatu yang tidak beres dengan laporan keuangan WorldCom
3) Arthur Endersen
xxi
Sebagai Auditor Eksternal Independen merupakan pihak yang seharusnya menjungjung
tinggi independensi, dan profesionalisme, telah melakukan pelanggaran kode etik profesi
dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat dengan tidak
manipulasi karena :
- Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga kecurangan yang
- Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang merupakan
Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya operasional
rutin yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama menjadi biaya investasi,
sehingga bisa disebar untuk jangka 10 tahun. Biaya yang disulap oleh WorldCom per
kuartalnya sebesar US$ 500-800 juta. Dengan manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa
melaporkan laba bersih US$ 1,4 miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal
I/2002. Padahal, kalau manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama lima
kuartal rapornya akan merah. Inilah informasi yang menyesatkan para investor dan
kreditor.
4) Scott D. Sullivan
Scott D. Sullivan Sebagai CFO WorldCom, dengan sengaja telah memasukkan US$ 3,85
miliar (dari total biaya sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke
5)Dewan Direksi
Menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada Ketua dan Mencegah
xxii
6) Staff Akuntan WorldCom
Dalam hal ini akuntan WorldCom sangat berperan aktif dalam skandal yang
terjadi.Berikut adalah beberapa alasan akuntan Worldcom mau diajak bekerja sama
- Money : Adanya iming-iming uang dan bonus yang besar bagi para akuntan jika
mereka mau bekerja sama dengan pihak manajemen untuk memanipulasi laporan
keuangan.
- Pressure : Adanya tekanan dari atasan untuk memanipulasi laporan keuangan. Yang
memperoleh penghasilan, agar perusahaan tetap terlihat baik dimata publik dan harga
ini semua pihak dari manajemen puncak hingga staf akuntansi dapat diajak bekerja
tidak berpegang teguh pada etika profesi akuntansi ataupun GAAP, sehingga mereka
bersedia untuk melakukan tindakan yang melanggar kegiatan kode etik profesi
akuntansi.
Ditetapkan bersalah karena melakukan penipuan sekuritas dan konspirasi dan setuju
8) David F. Myers
xxiii
Manajemen WorldCom berperan dalam menggelembungkan angka pada periode
- Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak ketiga
dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan dibebankan ke rekening modal.
Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan menjadi lebih besar dari laba yang
cadangan yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak benar oleh
keuntungannya sebesar $ 2 M.
- Dalam kasus WorldCom, Arhur Andersen selaku Auditor eksternal tidak menjalankan
tugasnya sesuai dengan prosedur, karena tidak melaporkan laporan temuan audit yang
- Adanya hubungan Arthur Andersen dengan Scott D. Sullivan dan Myers yang merupakan
- Rekayasa laporan keuangan milyaran dollar AS dapat terealisasi karena dibantu oleh pihak
xxiv
3.6. Kaitan kasus WorldCom dengan Etika Bisnis:
Dalam kasus WorldCom, jelas terlihat bahwa terjadi suatu tindakan yang melanggar
etika bisnis dimana pihak manajemen dan pemilik WorldCom melakukan suatu itikad bisnis
yang tidak baik. Manajemen WorldCom dengan sengaja memalsukan data keuangan mereka
dengan memasukan US$ 3,9 milyar dollar AS yang merupakan biaya operasi normal ke
dalam pos investasi hanya untuk agar kinerja mereka terlihat bagus yang diharapkan akan
dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan mereka. Selain
itu, pemilik WorldCom, Ebbers, juga melakukan suatu tindakan yang menyimpang dari
memperoleh keuntungan pribadi. Ini tentunya sangat merugikan pihak lain, seperti investor
dan kreditur karena mereka ditipu atas adanya praktik kecurangan yang dilakukan oleh
WorldCom.
Selain itu, KAP Arthut Andersen yang seharusnya melakukan pengungkapan atas
kecurangan yang dilakukan oleh WorldCom, justru bekerjasama dengan manajemen untuk
Endersen dalam hal ini telah melanggar kode etiknya sebagai akuntan, yaitu bertanggung
jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan. Dalam hal ini, yang
memalsukan data keuangan mereka dengan memasukan US$ 3,9 milyar dollar AS
yang merupakan biaya operasi normal ke dalam pos investasi hanya untuk agar
xxv
melakukan pinjaman sebesar US$ 400 juta dan menjadikan saham perusahaan sebagai
jaminannya.
pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih dan total aktiva, harusnnya praktik ini
4. Auditor eksternal perusahaan, dalam hal ini KAP Arthur Endersen. KAP Arthur
Anderson tahu mengenai salah saji yang dilakukan pihak Worldcom. Karena
seharusnya KAP Arthur Anderson bertugas untuk mengaudit kesalah semacam itu,
apalagi kesalah ini sangat material. KAP Arthur Anderson seharusnya lebih peka
BAB III
KESIMPULAN
pegawai, konsumen, kreditur, supplier, pemerintah, dan aktivis untuk dapat mencapai tujuan
jangka panjangnya. Dukungan untuk bisnis secara umum tergantung pada kredibilitas
xxvi
perusahaan akan lebih menghargai kepentingan dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka,
dalam arti luas perusahaan diminta untuk menentukan sikap etis dalam mencapai kesuksesan.
Faktor-faktornya terdiri dari urusan lingkungan, sensitivitas moral, penilaian buruk dan
aktivis, ekonomi dan tekanan persaingan, skandal keuangan: kesenjangan ekspektasi dan
WorldCom dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya
sehat dan keluar dari prinsip good corporate governance yang pada akhirnya
b. KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan
profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J. 2007. Business & Professional Ethics for Directors, Executives, &
Duska, Ronald F. and B.S. Duska. 2005. Accounting Ethics. Blackwell Publishing
https://yvesrey.wordpress.com/2011/02/10/kasus-skandal-akuntansi-pada-worldcom/
http://memebali.blogspot.com/2013/03/etika-bisnis-dan-profesi-lingkungan.html
xxvii
TUGAS KELOMPOK
Mata Kuliah: Good Corporate Governance
MAKALAH
INTRODUCTION TO BUSINESS ETHICS
xxviii
Oleh:
Kelompok 4
SRI WAHYUNI ZANRA (1510248102)
WIDIA YULIANTI (1510248121)
YANURIZA(1510248120)
YOCHI LAJOBHI PUTRI (1510248119)
YUANDA KHAN (1510248127)
xxix
30