Anda di halaman 1dari 2

Beritajatim, banyuwangi (08/11/2017) artikel tersebut menjelaskan selama masa

kepemmpinan bupati anas sering sekali melakukan forum forum yang dapat membuka
komukiasi antara tokoh agama dan pemerintah sendiri, lewat forum yang disediakan
pemerintah ini mereka bisa bertemu dan berdialog sehingga kerukunan antar
masyarakat antar umat beragama pun bisa terjaga. Ini bisa menjadi patokan bahwa
jalinan erat antar umat beragama bisa di jaga jika para tokoh agama sering melakukan
perbincangan dan berbagai masalah lainnya sehingga masalah yang ada dapat di
pecahkan bersama. Contoh dari kerukunan antar umat beragama di banyuwangi sendiri
bisa dilihat dari momen hariraya idul fitri para tokoh agama non islam mengucapkan
selamat merayakan idul fitri seperti yang dilakukan romo yoseph utus. O carm dari
gereja katolok curah jati.

Dalam perjalanannya kerukunan umat beragama selalu diiringi dengan


beberapa faktor diantaranya masalah yang terjadi secara langsung di masyarakat, ada
pula yang terjadi akibat dari alkulturasi budaya yang seringkali berbenturan dengan
aturan yang berlaku jalam ajaran agama itu sendiri, berikut adalah faktor faktor yang
menjadi penghambat kerukunan umat beragama:
1. Pendirian rumah ibadah

1.1 Metode Analisis Data


Analisis data yaitu proses penyusunan transkip interview serta material lain yang
terkumpul. Dalam proses analisis itu peneliti mensintesiskan pola-pola, mencari pokok-
pokok persoalan yang penting yang kemudian disajikan kepada orang lain dengan lebih jelas
tentang apa yang didapatkan dari lapangan. Metode untuk analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis yang dipopulerkan oleh Mattew B. Milles dan A. Michael
Huberman yaitu (1992: 17-18) model interaktif, bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan, yaitu:
a. Reduksi Data, merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data dari catatan tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data, dengan menyajikan data maka akan lebih memudahkan peneliti untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.
Penarikan kesimpulan/Verifikasi, yaitu kegiatan penarikan kesimpulan yang dimulai ketika
peneliti menganalisis makna dari tindakan, kata dan fenomena yang diamati. Kesimpulan yang
dapat dilakukan tergantung pada besarnya kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,
penyimpanan, metode pencarian ulang yang digunakan dan kecakapan peneliti. Data yang telah
diproses kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode induktif yakni proses
penyimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal yang bersifat umum agar dapat
diperoleh kesimpulan yang obyektif. Penarikan kesimpulan senantiasa diperiksa kebenarannya
selama penelitian berlangsung untuk menjamin keabsahan data.
Yaitu kerja sama antar kelompok yang berbeda dengan tujuan penganut
kepercayaan bersama menciptakan komnitas yang didasar padai rasa keadilan,
sehingga bersama berjuang mencapai kualitas yang lebih tinggi.

Dalam sebuah seminar yang dilakukan pemuda kristen di kuala lumpur padath
1980 diungkapkan tujuan penting kemitraan: a. tujuan utama kemitraan dengan
penganut kepercayaan lain adalah secara bersama sama menciptakan komunitas
baru yang didasari rasa keadilan berlandaskan kasih terhadap sesama, sehingga
bersama pula berjuang mencapai kualitas hidup lebih tinggi. b. Bersama sama
berfungsi sebagai agen perubahan di tengah masyarakat demi tercapainya
visibaru tentang suatu tata masyarakat yang baru. c. Kesadaran bersama tentang
kesejahteraan bersama sehingga dapat menemukan jalan keluar yang memadai
bagi terciptanya kesejahteraan bersama

Dalam terminologi yang digunakan oleh pemerintah, konsep kerukunan hidup


umat beragama mencakup tiga kerukunan, yaitu: 1 kerukunan intern umat beragama. 2
kerukunan antar umat beragama dan 3 kerukunan antar umat beragama dengan
pemerintah. Tiga kerukunan tersebut biasa disebut dengan istilah Trilogi Kerukunan

Anda mungkin juga menyukai