Matson & Ollendick (1988: 44) mengungkapkan definisi cognitive-behavior therapy yaitu
pendekatan dengan sejumlah prosedur yang secara spesifik menggunakan kognisi sebagai
bagian utama konseling. Fokus konseling yaitu persepsi, kepercayaan dan pikiran. Para
ahli yang tergabung dalam National Association of Cognitive-Behavioral Therapists
(NACBT), mengungkapkan bahwa definisi dari cognitive-behavior therapy yaitu suatu
pendekatan psikoterapi yang menekankan peran yang penting berpikir bagaimana kita
merasakan dan apa yang kita lakukan. (NACBT, 2007).
erapi perilaku kognitif atau yang dikenal dengan Cognitove Behavioural Therapy (CBT)
merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan
teruatama pada mental dalam jangkauan yang lebih luas, misalnya saja seperti fobia,
depresi, OCD, dan masih banyak lainnya. Teori ini memang lebih memfokuskan pada
pasien agar dapat melihat diri anda sendiri dari sudut pandang yang berbeda dibandingkan
sebelumnya. Teori ini memang cukup efektif untuk mengatasi gangguan mental yang
sehari hari terjadi dan membuatnya lebih baik dibandingkan sebelumnya. Nah untuk
mengetahui teori perilaku kognitif ini lebih jelasnya, berikut ini penjelasan yang dapat
disampaikan.
ads
baca juga:
Pikiran pikiran negatif ini yang akhirnya muncul diantara anda dan teman anda sendiri.
Jika hal ini terus dikembangkan dan membuat anda merasakannya pada banyak teman
anda, maka anda akan dikucilkan nantinya di dalam pertemanan. Di dalam terapi ini,
bertujuan untuk dapat menghentikan pola pikiran pikiran negatif tersebut dengan cara
mengidentifikasi reaksi negatif yang nantinya diproses oleh otak anda. (baca juga: Ciri
Ciri Wanita Psikopat)
Masalah emosional seringkali menjadi penyebab dari pemikiran positif dan negatif dari
seseorang. Sehingga terkadang membuat orang meraas jika pikirannya tersebut adalah hal
yang benar. Di dalam terapi CBT ini, anda akan mengganti pola pikir negatif anda ini ke
sesuatu yang lebih bermanfaat dan realistis tentunya. Cara ini sebenarnya juga menjadi
tantangan tersendiri bagi orang orang yang sering mengalami masalah kesehatan pada
mentalnya.
Insting yang ada pada manusia akan secara alami diproses oleh sistem limbik yang
meliputi amiglada, yaitu bagian yang berkaitan dengan emosi serta hippocampus yang
merupakan bagian yang berfungsi mengingatkan rasa trauma pada seseorang. Pada kasus
kasus fobia misalnya, terjadi aktivitas yang berlebih pada kedua bagian tersebut. Sehingga
dengan CBT ini, akan mampu menyeimbangkan bagian emosional dan logika dalam
pikiran kita. Bahkan tingkat keberhasilan dari terapi ini hampir sama dengan pengobatan
yang mengguanakan obat obatan terlarang. (baca juga: Cara Mengatasi Anak Pemarah)
Pada terapi perilaku kognitif, ada dua aspek yang akan ditawarkan kepada pasien yaitu
aspek kognitif dan aspek behavioral. Tentunya kedua hal ini memiliki tujuan yang
berbeda, namun intinya adalah untuk membuat pasien menjadi lebih baik dari sebelumnya.
1. Aspek Kognitif
Dalam aspek kognitif ini, akan lebih ditekankan pada bagaimana pasien dapat memiliki
pola pemikiran yang berbeda. Tak hanya pada pola pikir saja, namun juga pada sikap,
imajinasi, serta asumsi yang berbeda. Pasien juga diharapkan untuk mampu memfasilitasi
diri dalam hal belajar untuk mengetahui kesalahan kesalahan dalam aspek kognitif
sehingga membuat pasien dapat memperbaiki kesalahannya tersebut.
2. Aspek Behavioral
Aspek behavioral dalam terapi perilaku kognitif akan menjadi sebuah jembatan untuk
pasien yang digunakan untuk mengubah hubungan yang sudah menjadi kebiasaan yang
salah dalam memperlihatkan reaksi permaslaahan dengan realita yang ada dari kondisi
tersebut. Pasien juga akan dibimbing untuk belajar mengubah tingkah lakunya sendiri agar
menjadi lebih positif dari sebelumnya. Terapi ini dapat menjadikan pasien menjadi lebih
tenang serta mampu mengendalikan tubuh serta pemikirannya sendiri. Sehingga lebih
mudah untuk menghindari resiko stress karena pasien akan mampu berpikir secara
realistis.