Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan proposal praktikum dengan judul Tumpang Sari Tanaman
Kedelai Edamame dan Jagung. Proposal ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah
Sistem Pertanian Berkelanjutan Organik. Dalam proposal ini penulis memaparkan mengenai
penjelasan pertanian organik dan teknik tumpang sari pada tanaman kedelai edamame dengan
jagung. Penulis berharap proposal ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca dan
khususnya bagi kami sebagai penulis.
Kami menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkenan
memfasilitasi dan memberi koreksi serta saran untuk terselesaikannya proposal ini. Meskipun
kami berharap isi dari proposal ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar proposal ini dapat lebih baik lagi. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan........................................................................................................................ 10
2
3.5.1 Penanaman ....................................................................................................... 20
3.5.3 Penyiangan........................................................................................................ 20
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Layout percobaan ....................................................................................... 23
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Timeline kegiatan tumpang sari tanaman kacang kedelai edamame dan tanaman
jagung .......................................................................................................... 23
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
Pertanian organik menjadi hal yang saat ini sedang dikembangkan dengan pesat. Hal
ini dilatarbelakangi dengan masalah dimana semakin jenuhnya pemberian pupuk yang berasal
dari industri. Tanah semakin kering, semakin miskin kandungan hara organik yang pada
akhirnya merugikan petani dan pertanian saat ini. Atas dasar itulah diperlukan upaya dalam
peningkatan kebutuhan bahan organik bagi tanaman. Salah satunya adalah dengan
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik unuk diolah menjadi kompos.
Pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang memiliki tujuan untuk tetap
menjaga keselarasan dengan sistem alami dengan cara memanfaatkan dan mengembangkan
proses-proses alami semaksimal mungkin dalam pengelolaan usaha tani. Pertanian organik
tersebut menghindari penggunaan bahan-bahan sintetik. Kegunaan dari penerapan sistem
pertanian organik yaitu untuk membatasi kemungkinan dampak negatif dari bahan kimia
yang digunakan dalam pertanian konvensional. Walaupun pertanian organik memiliki
dampak yang baik bagi kesehatan lingkungan, konservasi sumber daya lahan, dan
pembangunan pertanian rakyat namun dalam penerapannya pertanian organik masih
menghadapi banyak kendala.
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian
intensif menurun produktivitasnya karena rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah.
Padahal untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karon organik sekitar 2,5%.
Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik dalam segi
kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas
lahan secara berkelanjutan.
Kacang kedelai edamame merupakan tanaman yang berasal dari negara China dan
telah dibudidayakan sejak tahun 2500 SM lalu mulai menyebar ke negara-negara lain melalui
jalur perdagangan pada abad ke-19. Tanaman edamame merupakan tanaman semusim yang
tumbuh tegak dan berbentuk perdu/semak. Organ target yang dipanen pada tanaman
Edamame yaitu kacangnya. Kacang edamame biasanya dikomsumsi sebagai makanan kecil,
bahan sayuran, ataupun menjadi manisan. Kualitas kacang edamame ditunjukkan dari kondisi
fisik, aroma, rasa, dan ketahanan tekstur saat dimasak. Tanaman edamame memerlukan curah
hujan yang cukup tinggi dan memiliki iklim tropis. Ketinggian tempat yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman edamame yaitu pada ketinggian 500 mdpl. Tanah yang mendukung
pertumbuhan tanaman edamame yaitu tanah yang gembur, subur, dan memiliki kandungan
organik yang tinggi.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan
7
ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari
bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Bagian yang dipanen dari tanaman jagung merupakan
tongkolnya. Tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, namun ada
varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari
dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m
dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik
bagi pertumbuhan tanaman jagung. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus.
Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
Tumpang sari merupakan salah satu strategi budidaya tanaman untuk tetap
berproduktivitas tinggi dengan keterbatasan lahan yang tersedia. Keuntungan penanaman
secara tumpangsari antara lain dapat memudahkan pemeliharaan, mengurangi risiko
kegagalan panen, meningkatkan produktivitas lahan, lebih efisien tenaga dan waktu, hemat
dalam pemakaian sarana produksi, dan mampu meningkatkan efisiensi penggunaan lahan.
Salah satu contoh pengaplikasian teknik tumpang sari adalah pada tanaman kedelai edamame
dan jagung. Teknik ini dapat menjadi solusi untuk mewujudkan swasembada kedelai dan
jagung di Indonesia. Dalam tumpang sari kedelai edamame dan jagung, tanaman kedelai
sebaiknya lebih diperhatikan daripada jagung karena fisiknya lebih pendek sehingga lebih
mengalami keterbatasan ruang hidup. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam budidaya
tumpang sari antara lain pengaturan jarak tanam, jumlah baris tanaman kedelai dalam jarak
tanaman jagung, waktu tanam antara kedelai dan jagung.
8
Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bersaing di pasar
internasional walaupun secara bertahap. Hal ini karena berbagai keunggulan
komparatif antara lain :
1. Masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk
mengembangkan sistem pertanian organik,
2. Teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia
seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan
lain-lain.
Pengembangan selanjutnya pertanian organik di Indonesia harus ditujukan
untuk memenuhi permintaan pasar global. Oleh sebab itu komoditas-komoditas
eksotik seperti sayuran dan perkebunan seperti kopi dan teh yang memiliki potensi
ekspor cukup cerah perlu segera dikembangkan.
9
pembudidayaannya jika dibandingkan padi, karena jagung tidak terlalu
membutuhkan air yang banyak seperti padi, serta jagung dapat tumbuh di daerah
kering sekalipun, asalkan masih terdapat kandungan air walaupun dalam kapasitas
yang tidak terlalu melimpah.
1.3 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara bercocok tanam secara organik,
mengetahui cara bercocok tanam dengan teknik tumpang sari, dan mengetahui cara budidaya
dan hasil tumpang sari antara tanaman kedelai edamame dan jagung.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3. Daun kedelai
11
Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon
yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal
dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa pertumbuhan.
Daun mempunyai stomata, berjumlah antara 190-320 buah/m2. Umumnya, daun
mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bervariasi. Panjang bulu bisa
mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm.
4. Bunga Kedelai
Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu. Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak
tangkai daun yang diberi nama rasim. Bunga pertama yang terbentuk umumnya pada
buku kelima, keenam, atau pada buku yang lebih tinggi. Pembentukan bunga juga
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah,
jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan
merangsang pembentukan bunga. Setiap ketiak tangkai daun yang mempunyai kuncup
bunga dan dapat berkembang menjadi polong disebut sebagai buku subur. Periode
berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5 minggu untuk daerah subtropik
dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di Indonesia. Warna bunga yang umum pada
berbagai varietas kedelai hanya dua, yaitu putih dan ungu.
12
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung
1. Akar jagung
Akar pada tanaman jagung termasuk dalam akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran secara umum 2 m. Pada
tanaman jagung yang cukup dewasa akan muncul akar adventif dari buku-buku batang
bagian bawah yang dapat membantu menyokong pertumbuhan pada tanaman.
2. Batang jagung
Batang pada tanaman jagung sangat mudah terlihat, batang jagung hampir menyerupai
padi ataupun gandum. Pada tepi batang terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh
pesat sehingga tanaman terbentuk roset, dengan batang ruas-ruas dan terbungkus
pelepah daun yang muncul dari buku, sehingga batang dapat tumbuh dengan kuat.
3. Daun jagung
Daun yang terdapat pada jagung sangat panjang dan sangat menyerupai lalang dan
juga tumbuhan seperti padi atau pun gandum.
4. Bunga jagung
Jagung memilki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu
tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memilki struktur khas bunga dari suku
13
Poaceae, yang disebut floret. Pada tanaman jagung dua floret dibatasi oleh sepasang
glumanae (gulma tunggal). Bunga jantan tumbuh pada puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning beraroma khas. Bunga
betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh diantara batang dan pelepah daun.
14
BAB II
METODOLOGI
15
mendasarkan pada perbedaan karakter morfologi dan fisiologi antara lain kedalaman dan
distribusi system perkaran, bentuk tajuk, lintasan fotosintesis, pola serapan unsur hara
sehingga diperoleh suatu karakteristik pertumbuhan, perkembangan dan hasil tumapngsari
yang bersifat sinergis (Gomez dan Gomez, 1983 dan Palaniappan, 1985, dalam Permanasari
dan Kastono, 2012).
Tumpang sari adalah sistem bercocok tanam dengan menanam dua atau lebih jenis
tanaman yang lain family secara serempak. Keuntungan tumpang sari menurut Thahir (1999)
yaitu:
Mencegah dan mengurangi pengangguran musim;
Memperbaiki keseimbangan gizi masyarakat petani;
Adanya pengolahan tanah yang minimal;
Jika tanaman tumpang sari berhasil semua, masih dapat diperoleh nilai tambah; dan
Mengurangi erosi dan jika salah satu tanaman gagal panen, dapat diperoleh
tanaman yang satu lagi.
Meskipun tanaman jagung dan tanaman kedelai dapat ditanam secara tumpang sari,
antara tanaman jagung dan kedelai akan tetap terjadi kompetisi dalam memperebutkan unsur
hara, air dan sinar matahari. Oleh sebab itu, pengaturan sistem tanam dan pemberian pupuk
sangat penting untuk mengurangi terjadinya kompetisi tersebut.
16
- Memiliki vigor yang baik;
- Murni, bersih, sehat, bernas, tidak keriput atau luka, bebas dari hama
serangga dan penyakit;
- Berasal dari benih yang baru.
17
3.4.3 Pemeliharaan
Satu minggu setelah penanaman, dilakukan kegiatan penyulaman.
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih kedelai yang mati atau tidak
tumbuh. Keterlambatan penyulaman akan mengakibatkan tingkat pertumbuhan
tanaman yang jauh berbeda.
Tanaman kedelai sangat memerlukan air saat perkecambahan (0 - 5 hari
setelah tanam), stadium awal vegetatif (15 - 20 hari), masa pembungaan dan
pembentukan biji (35 - 65 hari). Pengairan sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari. Pengairan dilakukan dengan menggenangi saluran drainase selama 15 -
30 menit. Kondisikan tanah supaya tidak tergenang.
Rerumputan atau gulma lainya perlu dibersihkan agar tidak bersaing
dengan edamame, penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 9 HST.
Penyiangan selanjutnya dilakukan sesuai kondisi pertanaman.
Pembunbunan dilakukan untuk menggemburkan tanam lalu menaikan tanah
ke atas bedengan. Pembubunan pertama dilakukan bersamaan dengan penyiangan,
pembubunan kedua dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 20 hari setelah tanam
(biasanya setelah pemupukan susulan), pembubunan berikutnya dilakukan
menjelang tanaman edamame ini berbunga.
Memberikan pupuk susulan pada saat berusia 7-10 HST dengan cara :
Pupuk kandang (ayam/kambing/kuda) 1 karung + dolomit 4 kg + tepung
ikan 4 kg + tepung tulang/tepung bulu 4 kg + nopatek 1 btl + poc bmw 1 btl.
Semua bahan dimasukkan ke dalam drum 200 ltr, ditambahkan air sampai hampir
penuh, diaduk rata. Kemudian drum ditutup rapat, dan diamkan 5 hari. Bahan
siap digunakan.
Cara penggunaan : ambil 1/2 gayung pupuk dari peraman kemudian
tambahkan air 1 ember falkon. Diaduk, lalu kocorkan ke tanaman kacang kedelai,
perbandingan dosis 100 ml per lubang tanam.
2. Aphis glycine
Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus).
Virus ini menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga
dan polong. Gejala yang diakibatkan oleh kutu ini adalah tanaman menjadi
layu, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian tanaman kedelai edamame
dari kutu ini adalah : Jangan menanam tanaman inang, buang bagian
tanaman yang terserang dan dibakar, gunakan musuh alami, dan semprot
dengan pestisida nabati.
4. Ulat grayak
Ulat ini menimbulkan kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol,
memakan daun, dan berpencar mencari rumpun lain. Cara pengendalian
dari ulat ini adalah sanitasi dan penggunaan pesnab.
b. Penyakit
1. Penyakit layu bakteri (Pseudomonas sp.)
Penyakit layu bakteri menimbulkan gejala adalah tanaman layu mendadak
bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat. Pengendalian dari
penyakit ini dengan pemberian Natural GLIO.
18
Antharacnose menimbulkan gejala daun dan polong bintik-bintik kecil
berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, muda yang terserang
hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil. Pengendalian
dari penyakit ini adalah :
Perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat.
Pencegahan di awal dengan Natural GLIO.
19
tanah. Pada tanah yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan,
maka dengan memotong akan lebih cepat.
Cangkul/koak tempat menugal benih sesuai dengan jarak tanam lalu beri pupuk
kandang atau kompos 1-2 genggam (+50-75 gr) tiap cangkulan/koakan, sehingga
takaran pupuk kandang yang diperlukan adalah 3,5-5 t/ha. Pemberian pupuk
kandang ini dilakukan 3-7 hari sebelum tanam. Bisa juga pupuk kandang itu
diberikan pada saat tanam sebagai penutup benih yang baru ditanam/ditugal Jarak
tanam yang dianjurkan ada 2 cara adalah: (a) 70 cm x 20 cm dengan 1 benih per
lubang tanam, atau (b) 75 cm x 40 cm dengan 2 benih per lubang tanam). Dengan
jarak tanam seperti ini populasi mencapai 66.000 - 71.000 tanaman/ha.
3.5.3 Penyiangan
20
Penyiangan dilakukan dua kali selama masa pertumbuhan tanaman jagung.
Penyiangan pertama pada umur 14-20 hari sesudah tanam dengan cangkul atau
bajak sekaligus bersamaan dengan pembumbunan. Penyiangan kedua dilakukan
tergantung pada perkembangan gulma (rumput). Penyiangan kedua dapat
dilakukan dengan cara manual seperti pada penyiangan pertama.
21
Pengairan yang baik sangat diperlukan tanaman, terutama pada saat-saat
penting, yaitu pada saat penanaman, saat pembungaan yaitu 40 - 55 HST (hari
setelah tanam), dan pengisian biji yaitu 60 - 80 HST. Lama pengairan cukup 1 - 2
jam dengan catatan air mengalir deras. Pengairan dilakukan cukup sekali dalam
seminggu, karena jika terlalu sering terkena air, tanaman jagung akan mudah
roboh ataupun membusuk.
22
12,5cm
25 2
c 0
m 4
25 50
0
c c
m m
20
0c
m
300cm
Keterangan:
: Kedelai edamame
: Jagung
Tabel 1. Timeline kegiatan tumpang sari tanaman kacang kedelai edamame dan tanaman
jagung.
November Desember
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan bahan tanaman
2 Pengolahan lahan minimum
3 Pemberian bahan organik
4 Penyiangan gulma
5 Penanaman jagung
6 Penanaman edamame
7 Penyiraman
8 Pengendalian OPT
9 Jagung berbunga
10 Edamame berbunga
11 Panen jagung
12 Panen edamame
23
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2015. Tumpangsari jagung dengan kedelai dalam sistem tanam
legowo. Diakses online di http://new.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2287/
pada tanggal 10 Oktober 2017.
BPTP Aceh. 2015. Konsep pertanian organik. Diakses online di
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/753-konsep-pertanian-
organik pada tanggal 10 Oktober 2017.
Imroatul H, Siti. 2017. Budidaya tanaman monokultur dan tumpang sari (Laporan
Praktikum). Politeknik Negeri Jember. Jember.
Konovsky J et al. 2013. Edamame: The Vegetable Soybean. Washington State University.
Washington DC.
Muzaiyanah S. 2015. Tumpangsari tanaman kedelai dengan jagung. Diakses online di
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/?p=4402 pada tanggal 10 Oktober 2017.
Permanasari I, Kastono D. 2012. Pertumbuhan tumpangsari jagung dan kedelai pada
perbedaan waktu tanam dan pemangkasan jagung. J Agroteknologi 3 (1): 13-20.
Thahir SM, Hadmadi. 1999. Tumpang gilir. Jakarta: Yasaguna.
Trubus. 2010. Kolaborasi jagung dan edamame. Diakses online di http://www.trubus-
online.co.id/kolaborasi-jagung-dan-edamame/ pada tanggal 10 Oktober 2017.
24