PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekayasa genetika merupakan salah satu ilmu terapan dalam merekayasa
materi genetik untuk kepentingan manusia. Obyek rekayasa genetika mencakup
hampir semua golongan organisme, mulai dari bakteri, fungi, hewan tingkat
rendah, hewan tingkat tinggi, hingga tumbuh-tumbuhan. Rekayasa genetika sudah
digunakan dalam berbagai bidang kehidupan yaitu bidang kedokteran dan farmasi,
ilmu pangan, kedokteran hewan, pertanianlaporan bioteknologi (termasuk
peternakan dan perikanan), serta teknik lingkungan juga telah melibatkan ilmu ini
untuk mengembangkan bidang masing-masing. Rekayasa genetika sendiri
merupakan teknikn untuk memodifikasi DNA (sebagai substansi kimiawi dalam
kromosom yang bertanggung jawab atas pewarisan sifat) untuk menghasilkan
produk-produk baru yang memiliki kombinas sifat yang diinginkan (Chang 2009).
Plasmid adalah DNA untai ganda yang berbentuk sirkuler yang berada
diluar DNA kromosomal bakteria. DNA ekstrakromosomal yang etrjadi secara
alamiah pada bakteria, yeast, dan beberapa sel eukaryotik yang berada secara
simbiotik maupun parasitik pada sel inang. Ukuran plasmid DNA lebih dari 100
kb. Sebagaimana sel inang yang menggandakan DNA kromosomal, sebelum
membelah plasmid juga melakukannya (Lodish, dkk, 2004).
Dua tipe utama prosedur yang digunakan untuk memurnikan DNA adalah
sentrifugasi dan ekstraksi secara kimiawi. Prinsip-prinsip dari sentrifugasi adalah
dengan memisahkan molekul berdasarkan ukuran dan berat molekul. Sampel yang
disentrifugasi dengan kecepatan tinggi dan gaya sentrifugal menyebabkan
komponen yang lebih besar dan lebih berat akan terendap di dasar tabung yang
biasa disebut dengan pelet, sedangkan molekul yang ukuran dan beratnya lebih
kecil akan berada pada lapisan yang atas yang biasa disebut dengan supernatan.
Sebagai contoh, pemecahan sel bakteria dengan menggunakan lysozim dan
detergen akan menghasilkan larutan yang mengandung fragmen-fragmen dinding
sel yang lebih kecil dan fragmen DNA yang merupakan molekul raksasa. Apabila
larutan tersebut disentrifugasi maka DNA dan beberapa komponen besar lainnya
akan mengendap di dasar tabung sentrifus. sedangakan fragmen dinding sel
bersama dengan berbagai komponen larut lainnya bercampur pada supernatan
(Calladine,. 2004)
1.2. Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mampu menganalisis DNA plasmid menggunakan elektroforesis
agarosa
Namun, fragmen yang lebih besar dapat bermigrasi secara lebih cepat
daripada fragmen yang lebih kecil, karena tegangan pada gel yang ditingkatkan.
Selain itu, DNA memiliki muatan yang konsisten untuk rasio massa, sehingga
ukuran molekul DNA merupakan faktor utama yang mempengaruhi migrasi
melalui matriks gel.
BAB III.
METODE
1. Neraca analitik
2. Erlenmeyer
3. Microwave
4. Mikropipet dan mikrotip
5. Tabung mikrosentrifus
6. Cetakan gel
7. Mesin elektroforesis
8. UV transilluminator
Bahan
1. Loading dye
2. Ekstrak DNA
3. DNA ladder 1 kb sebagai marker
4. Agarose
5. TBE 1 x (tris boric EDTA)
6. EtBr (ethidium bromida)
Prosedur Kerja : Elektroforesisi
Gel agarose merupakan fase diam dalam pemisahan fragmen DNA, konsentrasi
agarose yang digunakan dalam pemisahan fragmen DNA sangat mempengaruhi
mobilitas fragmen DNA, semakin besar konsentrasi agarose yang digunakan maka
semakin kecil pori-pori gel, dan semakin kecil konsentrasi agarose maka semakin
besar pori-pori gel. Perangkat dalam elektroforesis gel agarosa diantaranya terdiri dari
power supply sebagai sumber arus listrik; cetakan gel; sisir yang digunakan untuk
membuat sumuran tempat peletakan DNA yang akan dielektroforesis. Pembuatan
sumuran ini dilakukan dengan meletakkan sisir pada gel sebelum gel memadat; tangki
elektroforesis; dan elektrode(Martin, 1996).
Proses running elektroforesis DNA sampel bersamaan dengan DNA yang telah
diketahui ukurannya (standard) dapat berguna dalam analisis besar ukuran DNA
dalam sampel (Switzer, 1999). DNA yang akan dielektroforesis pada umumnya
dicampur dengan loading dye yang berfungsi untuk memonitor mobilitas
elektroforesis, loading dye bermigrasi bersama molekul DNA selama proses running
elektroforesis. bromphenol blue dan xylenecyanol merupakan jenis loading dye yang
umum digunakan dalam elektroforesis DNA, bromphenol blue dapat bermigrasi
bersama dengan molekul DNA berukuran 0,5 kb sedangkan xylenecyanol dapat
bermigrasi bersama molekul DNA berukuran 5 kb (Ausubel et al., 2003).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Prinsip kerjanya adalah jika molekul yang bermuatan negatif (DNA) dilewatkan
melalui suatu medium, misalnya gel agarose, kemudian dialiri arus listrik dari satu
kutub ke kutub yang berlawanan muatannya (positif), maka molekul tersebut akan
bergerak dari kutub negatif ke kutub positif (Elektroforesis) melalui membran matriks
gel agarose tersebut
Pita fragmen DNA dapat diukur dengan menggunakan suatu kurva regresi
linier. Dimana persamaan regresi pada praktikum ini Y= 1.7133x 1.6873 dan
menghasilkan pita 1:35.5 Pb dan pita 2: 1.8105 Pb
DAFTAR PUSTAKA
Lee, S.V., Bahaman, A.R. 2010. Modified gel preparation for distinct DNA fragment
analysis in agarose gel electrophoresis.Tropical Biomedicine 27(2): 351-354
(2010).
Birren, B., E. Lai. 1993. Pulsed field ge electrophoresis: a practical guide. Academic
Press, Inc., San Diego.
Fairbanks, D.J., W.R. Andersen. 1999. Genetics: The continuity of life. Brooks/Cole
Publishing Company, New York