Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mohammad Naylu Alifi Noor

NPM : 21601082158

Kelas : Akuntansi U

Matkul : Agama III

Dosen : Moh.Muslim,SPd.I,M.Ag

1.a. Pandangan saya berkenaan dengan urgensi syariah bagi kehidupan


manusia di era globalisasi seperti saat ini adalah sangat penting, dikarenakan
sangat majunya teknologi dan informasi sehingga sangat mudah bagi siapa pun
untuk mengakses informasi apapun dan banyak hal dari seluruh dunia. Tapi
dengan adanya syariah timbul lah batasan-batasan,aturan-aturan yang sesuai
dengan agama islam.

Teknologi modern telah memungkinkan terciptanya komunikasi bebas


lintas benua, lintas negara, menerobos berbagai pelosok perkampungan di
pedesaan dan menyelusup di gang-gang sempit di perkotaan, melalu media audio
(radio), dan audio visual (televisi, internet, dan lain-lain). Fenomena modern yang
terjadi di awal milenium ketiga ini populer dengan sebutan globalisasi. Sebagai
akibatnya, media ini, khususnya televisi, dapat dijadikan alat yang sangat ampuh
di tangan sekelompok orang atau golongan untuk menanamkan atau, sebaliknya,
merusak nilai-nilai moral, untuk mempengaruhi atau mengontrol pola fikir
seseorang oleh mereka yang mempunyai kekuasaan terhadap media tersebut.
(Meneladani Akhlak Para Rasul dan Para Sahabat, A. Fatih Syuhud, 18 Desember
2015)

b. Maqashid al syariah adalah al-maanni allati syariat laha al-ahkam


(kandungan nilai yang menjadi pensyariatan hukum). Menurut Imam al-syaitibi,
maqashid al-syariah adalah tujuan-tujuan disyariatkannya hukum oleh Allah
SWT. Yang berintikan kemaslahatan umat manusia di dunia dan kebahagiaan di
akhirat. Setiap pensyariatan hukum oleh Allah mengandung maqashid (tujuan-
tujuan) yakni kemaslahatan bagi umat manusia. (konsep maqashid syariah
menurut al-syaitibi, Asafri Jaya Bakri, 1996)

c. implementasi konsep maqashid syariah atas Corporate Social Responsibility


PT Bank Muamalat Indonesia. Melalui Focus Group Discussion (FGD) dalam
proses pengumpulan data, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep menjaga
agama terletak pada kepatuhan terhadap syariah, yaitu kewajiban menggunakan
jilbab bagi wanita. Konsep menjaga jiwa dipahami sebagai kewajiban
mengeluarkan zakat 2,5% dari total penghasilan perbulan. Konsep menjaga akal
dijalankandengan mendirikan lembaga pendidikan bagi karyawan. Konsep
menjaga keturunan diwujudkan dalam peningkatan kesejahteraan karyawan
melalui Ittifaq muamalat yang mengatur semua jenis kebutuhan karyawan.
Akhirnya, konsep menjaga harta menekankan pada kesejahteraan stakeholder dan
nasabah.

2. a.Dalil Al-Quran

Dalam Surat Az-Zariyat ayat 56, Allah SWT berfirman yang artinya: Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku

Hadits

Muhammad bin Ishak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, mengenai firman


Allah Taala, wahai sekalian manusia, beribada lah kepada Rabb-mu.Seruan itu
ditujukan untuk kepada kedua belah pihak, orang-orang kafir dan orang-orang
munafik.Artinya esakanlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang
sebelum kalian.

Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan
waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan
dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi
tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari
kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

b. Manusia harus beribadah kepada Allah SWT karena inti diciptakannya


manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT, untuk beribadah kepada-Nya
dan untuk berkhidmat dihadapan-Nya.Jika Allah memerintahkan manusia untuk
beribadah kepada-Nya , sebenarnya perintah itu adalah untuk kegunaan dan
kepentingan manusia.Ibadah itu adalah untuk kesejahteraan dan kebahagiaan
hidup manusia, baik pribadi maupun masyarakat. Allah sama sekali tidak
mempunyai kepentingan dengan ibdah manusia. Jika seluruh manusia beribadah
kepada-Nya, maka tidak akan menambah kebesaran Allah SWT. Juga seandainya
seluruh manusia membangkang atas perintah-Nya, maka tidak akan menyebabkan
berkurangnya keagungan Allah SWT. Allah SWT Maha Besar, Maha Agung
karena diri-Nya sendiri, dan Ia tidak butuh bantuan kepada makhluk-Nya.

Urgensi dari penghambaan kepada Allah adalah hanya semata-mata untuk


mencari ridlo-Nya,bukan karena takut dosa atau mengejar pahala.

3. a. Hakikat thoharoh yang diamalkan oleh kebanyakan bangsa ini adalah


thoharoh hissy (kesucian lahir), belum thoharoh maknawi (kesucian batin).
Memang kita sering meilihat orang-orang yang tampan, cantik, dan indah tapi
tidak dengan tingkah lakuhnya. Apabila bangsa ini sudah bisa mengamalkan
thoharoh maknawi, saya yakin korupsi akan bisa diminimalisir. Karena tidak
mungkin bisa korupsi dihilangkan total. Sesungguhya Allah menciptakan semua
secara berpasang-pasangan, begitu juga dengan baik dan buruk.

b. Pandangan saya tentang implementasi thoharoh bagi umat masa kini


secara hukmi maupun hakiki, bila dilihat dari kehidupan sehari-hari sudah banyak
orang yang mengimplemetasikan thoharah secara hakiki, tapi jarang orang yang
mengamalkannya secara hukmi. Dikarenakan masih banyak orang awam yang
belum mengetahui tentang thoharoh serta tidak punya ilmunya.
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi: Air itu suci dan mensucikan
kecuali jika ia berubah baunya, rasanya atau warnanya dengan suatu najis yang
masuk di dalamnya. (Tarjamah bulughul maram, Ahmad Hassan, 1991)

Anda mungkin juga menyukai