Anda di halaman 1dari 15

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Problematika

Pengertian Problematika Istilah problema/problematika berasal dari bahasa

Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam

bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang

menimbulkan permasalahan. (Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Bulan Bintang, 2002), hal. 276)

Sedangkan ahli lain mengatakan bahwa "definisi problema/problematika adalah

suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang diharapkan dapat menyelesaikan

atau dapat diperlukan atau dengan kata lain dapat mengurangi kesenjangan itu."

(Syukir, Dasar-dasarStrategi Dakwah Islami, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hal. 65)

Problematika adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam

proses pemberdayaan, baik yang datang dari faktor internal atau eksternal.

2.2. Pengertian Keragaman

Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-

perbedaan dalam berbagai bidang terutama suku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya

(masyarakat yang majemuk). Keragaman dalam masyarakat adalah sebuah keadaaan


yang menunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam

masyarakat.

Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat

dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa

dan ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi.

Sedangkan kesederajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam

perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama

dan satu tingkatan hierarki.

Ada tiga macam istilah yang digunakan untk menggambarkan masyarakat yang

majemuk yang terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu

masyarakat plural, masyaraakat heterogen, dan masyarakat multikultural.

1. Pluralitas: mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu (many)

2. Heterogen: menunjukan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda,

bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.

3. Multikultural: inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain

secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik,

gender, bahasa maupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa

dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di ruang publik, menekankan

pengakuan dan penghargaan pada perbedaan.

4
2.2.1. Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat

1. Suku bangsa dan ras

Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai merauke

sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan

besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut,

warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya.

2. Agama dan keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan

yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai

kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Dalam peraktiknya

fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah:

a) Berfungsi edukatif : ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan

melarang

b) Berfungsi penyelamat

c) Berfungsi sebagai perdamaian

d) Berfungsi sebagai Social control

e) Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas

f) Berfungsi transformatif

g) Berfungsi sublimatif

5
3. Ideologi dan politik

Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat

terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan

dan kepercayaan yang fundamental.

4. Tatakrama

Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti adat sopan santun, basa

basi pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap

dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.

5. Kesenjangan ekonomi dan sosial

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam

tingkat, pangkat, dan strata sosial.

2.2.2. Faktor-faktor keragaman dalam masyarakat

Keragaman dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang

datang dari dalam maupun luar masyarakat. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor alam,

diri sendiri, dan masyarakat. Keragaman ini mendorong setiap individu yang berasal

dari setiap daerah memiliki tingkah laku dan aktivitas yang berbeda-beda.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya keragaman dalam masyarakat, yaitu:

6
1. Faktor Sejarah. Berdasarkan sejarahnya, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh

bangsa barat. Bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia antara lain Portugis,

Spanyol, Inggris, Belanda. Berdasarkan sejarah panjang bangsa Indonesia

menjadikan Indonesia memiliki keragaman, baik dari agama, stratifikasi sosial, suku

bangsa, budaya, bahasa, dan lain sebagainya

2. Faktor Geografis. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki

keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan mau- pun di dasar laut. Kondisi yang

demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya.

Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia,

baik dilihat dari keadaan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.

2.2.3. Keragaman sebagai kekayaan sosial

Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan

masyarakat majemuk. Seperti di Indonesia, adanya masyarakat majemuk dapat

dikarenakan kemajemukan etnik atau suku bangsa. Beragamnya etnik di Indonesia

menyebabkan Indonesia memiliki ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata.

Etnik atau suku bangsa menjadi identitas sosial budaya seseorang. Artinya, identifikasi

seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, dan kepercayaan yang bersumber

dari etnik dimana ia berasal.

7
2.3. Pengertian Kesetaraan

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki

tingkatan atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama bersumber

dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah diciptakan dengan

kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding

makhluk lain. Dihadapan Tuhan semua manusia memiliki derajat, kedudukan atau

tingkatan yang sama, yang membedakannya adalah ketaqwaan manusia tersebut

terhadap Tuhan.

Kesederajatan merupakan suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman

yang ada, manusia tetap memiliki suatu kedudukan yang sama dalam satu tingkatan

hierarki. Kesederajatann adalah persamaan harkat, nilai, harga dan taraf yang

membedakan makhluk yang satu dengan yang lainnya. Kesederajatan dalam

masyarakat adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya pemeliharaan kerukunan

dan kedamaian yang saling menjaga harkat dan martabat masyarakatnya.

Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dari suku bangsa, ras, agama dan

keyakinan, ideologi dan politik, tata krama serta kesenjangan ekonomi dan kesenjangan

sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar keragaman yang

ada tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Dampak buruk dari tidak adanya sikap terbuka, logis dan dewasa atas keragaman

masyarakat, antara lain munculnya disharmonisasi (tidak adanya penyesuaian atas

8
keragaman antara manusia dengan lingkungnnya), perilaku diskriminatif terhadap

kelompok masyarakat tertentu, eksklusivisme/rasialis (menganggap derajat

kelompoknya lebih tinggi daripada kelompok lain) dan disintegrasi bangsa.

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap

seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku,etnis, kelompok,

golongan,status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi

seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas negara dan kebangsaan seseorang.

Selain diskriminasi juga terdapat problematika lain yang harus diwaspadai yaitu

adanya disintegrasi bangsa. Ada enam faktor yang menjadi penyebab utama proses

tersebut yaitu kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung

lama, krisis politik, krisis sosial, demoralisasi tentara dan polisi serta intervensi asing.

Untuk menghindari dampak buruk diatas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan

yaitu dengan meningkatkan Semangat religius, semangat masionalisme, semangat

pluralisme, semangat humanisme, dialog antar umat beragama, serta membangun suatu

pola komunikasi untuk interaksi ataupun konfigurasi hubungan antaraagama, media

massa dan harmonisasi dunia.

Sementara salah satu hal yang dapat dijadikan solusi dari masalah-masalah diatas

adalah Bhineka Tunggal Ika, ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia

yang majemuk (heterogen). Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi

9
sosial dari banyak suku bangsa dengan beraneka ragam latar belakang kebudayaan,

agama, sejarah dan tujuan yang sama yang disebut kebudayaan nasional.

2.3.1. Prinsip-prinsip Kesetaraan

Prinsip-prinsip kesetaraan telah menjadi amanat dalam konstitusi Negara

Kesatuan Republik Indonesia yaitu dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-

undangan lainnya. Pasal-pasal dalam UUD 1945 tersebut sudah menyebutkan prinsip-

peinsip kesetaraan tersebut, baik secara implisit maupun eksplisit. Adanya pengaturan

persamaan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal UUD 1945 tersebut telah

menunjukkan bahwa kesetaraan dalam kehidupan negara dan berbangsa kita sudah

diakui dan dijamin oleh negara. Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945 secara eksplisit

menegaskan pengakuanakan prinsip kesetaraan, segala warga negara bersamaan

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan

wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki

tingkat atau kedudukan yang sama. Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan

keragaman identitas yang disandang. Kesetaraan merupakan sesuatu yang inheren yang

dimiliki manusia sejak lahir. Dengan identitas pluralis dan multikulturalis, bangunan

interaksi dan relasi antar manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan

akan menandai cara berpikir dan berperilaku bangsa Indonesia, apabila setiap orang

Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya yang plural dan multikultural itu. Identitas

10
kesetaraan ini tidak akan muncul dan berkembang dalam susunan masyarakat yang

didirikan di atas paham dominasi dan kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok

lain.

2.3.2. Penerapan prinsip-prinsip kesetaraan

Prinsip-prinsip kesataraan perlu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan dan

bernegara, seperti dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

Kemajemukan dalam masyarakat sangat rentan terhadap perpecahan jika prinsip

kesetaraan tak diterapkan dalam masyarakat tersebut. perlakuan diskriminatif terhadap

kelompok tertentu merupakan salah satu bentuk tak diterakapkannya prinsip kesetaraan

dalam suatu masyarakat. Begitu pula halnya bila suatu daerah mengalami perang

antarsuku atau antaretnis yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa prinsip kesetaraan

tak dilaksanakan dengan baik dan konsekuen. Terjadinya aksi protes atas penguasa atu

protes tehadap suatu kebijakan menunjukkan kalau penguasa atau kebijakan yang

dikeluarkan tersebut kurang atau tidak mengakomodasi prinsip kesetaraan sehingga tak

dianggap adil oleh masyarakat yang bersangkutan.

Penerapan prinsip-prinsip keseteraan dalam masyarakat yang beragam mutlak

diperlukan. Penerapan prinsip-prinsip keseteraan tersebut berguna untuk menciptakan

kehidupan yang harmonis dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia.

Terjadinya konflik Timur Tengah seperti dinegara Syria lebih disebabkan karena

diterapkannya prinsip kesetaraan dalam masyarakat tersebut. kebijakan pemerintah

11
dinegeri ini itu terlalu otoriter sehingga mengabaikan prinsip kesetaraan. Akibatnya,

rakyat merasakan ketidakadilan.

2.4. Problematika Keragaman dan Kesetaraan Serta Solusinya dalam

Kehidupan Masyarakat dan Negara

Pembangunan yang diupayakan oleh bangsa Indonesia harus merata diseluruh

tanah air, bukan hanya untuk suatu golongan, akan tetapi pembangunan harus untuk

seluruh masyrakat agar benar dapat dirasakan oleh seluruh rakyat sebagai perbaikan

tingkat kehidupan yang berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Usaha memajukan kebudayaan diharapkan bahwa segala bentuk kebudayaan

haruslah bertujuan memajukan peradaban, kebudayaan, dan persatuan Indonesia

dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat

memperkembangkan atau memperkaya budaya bangsa sendiri sehingga dapat

mempertinggi derajat dan martabat bangsa Indonesia.

Menyelamatkan dan memelihara warisan budaya, baik yang asli maupun

pengaruh asing yang telah menjadi milik bangsa Indonesia. Bila dikaji, keadaannya

beraneka ragam tetapi merupakan satu kesatuan.

2.4.1. Problematika Keragaman Serta Solusinya dalam Kehidupan Masyarakat

dan Negara

Keragaman masyarakat adalah suatu kenyataan sekaligus kekayaan dari

bangsa. Keragaman masyarakat Indonesia mempunyai ciri khas yang membanggakan

12
kita. Namun demikian, keragaman tidak serta merta menciptakan keunikan, keindahan,

kebanggaan, dan hal-hal yang baik lainya. Keragaman masyarakat memiliki cirri khas

yang suatu saat bisa berpotensi negative bagi kehidupan bangsa itu.

Masyarakat mejemuk atau masyarakat yang beragam selalu memiliki sifat-sifat

dasar sebagai berikut.

a) Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki

kebudayaan yang berbeda.

b) Memiliki strutkutr sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang

bersifat nonkomplementer.

c) Kurang mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentan nilai-

nilai sosial yang bersifat dasar.

d) Secara relatif, sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang

lainnya.

e) Secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di

dalam bidang ekonomi.

f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik. Keragaman budaya

daerah memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang berharga

untuk membangun Indonesia yang multicultural. Namun, kondisi aneka budaya itu

13
sangat berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan

kecemburuan sosial.

Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri dari dua fase, yaitu fase

disharmoni dan fase disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan

pandangan tentang tujuan, nilai, norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi

merupakan fase di mana sudah tidak dapat lagi disatukannya pandangan, nilai, norma,

dan tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan antarkelompok.

Konflik horizontal yang terjadi bukan disebabkan oleh adanya perbedaan atau

keragaman itu sendiri. Adanya perbedaan ras, etnik, dan agama tidaklah harus

menjadikan kita bertikai dengan pihak lain. Yang menjadi penyebab adalah tidak

adanya komunikasi dan pemahaman pada berbagai kelompok masyarakat dan budaya

lain, inilah justru yang dapat memicu konflik. Kesadaranlah yang dibutuhkan untuk

menghargai, menghormati, serta menegakkan prinsip kesetaraan atau kesederajatan

antar masyarakat tersebut. Satu hal yang penting adalah meningkatkan pemahaman

antar budaya dan masyarakat yang mana sedapat mungkin menghilangkan penyakit

budaya. Penyakit budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip, prasangka, rasisme,

diskriminasi, dan space goating. (Sutarno, 2007)

a) Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai

budaya orang lain dengan standar budayanya sendiri.

14
b) Stereotip adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori

yang bersifat subjektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang berbeda.

c) Prasangka adalah sikap emosi yang mengarah pada cara berpikri dan berpandangan

secara negative dan tidak melihat fakta yang nyata ada.

d) Rasisme bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu di luar ras sendiri.

e) Diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat

dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasinya.

f) Space goating artinya pengkambinghitaman.

Solusi lain yang dapat dipertimbangkan untuk memperkecil masalah yang

diakibatkan oleh pengaruh negates dari keragaman adalah sebagai berikut:

1. Semangat religious;

2. Semangat nasionalisme;

3. Semangat pluralisme;

4. Dialog antar umat beragama;

5. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi

hubungan antaragama, media massa, dan harmonisasi dunia.

15
2.4.2. Problematika Kesetaraan Serta Solusinya dalam Kehidupan Masyarakat

dan Negara

Prinsip kesetaraan atau kesederajatan mensyaratkan jaminan akan persamaan

derajat, hak, dan kewajiban. Indicator kesederajatan adalah sebagai berikut:

a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan

golongan;

b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak;

c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota

masyarakat.

Problem yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan

perilaku untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban

antarmanusia atau antarwarga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut

diskriminasi. Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa

diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung

didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,

golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik,

yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan pengakuan,

pelaksanaan, atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik

individu maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hokum, social, budaya, dan

aspek kehidupan lainnya.

16
Program pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2004-2009

memasukkan program penghapusan diskriminasi dalam berbagai bentuk sebagai

program pembangunan bangsa. Berkaitan dengan ini, arah kebijakan yang diambil

adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan upaya penghapusan segala bentuk diskriminasi termasuk

ketidakadilan gender bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama

dihadapan hukum tanpa terkecuali.

b. Menerapkan hukum dengan adil melalui perbaikan system hukum yang

professional, bersih, dan berwibawa.

17

Anda mungkin juga menyukai