sisi, dengan kepentingan produsen di sisi lain. Oleh karena itu, pasar ini mempunyai
banyak fungsi bagi pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun pemerintah.
Misalnya pasar berfungsi sebagai sumber informasi bagi konsumen, produsen, bahkan
juga pemerintahan.
Dengan demikian, pasar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pelaku
bisnis (produsen) dan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa ada akses pasar, maka
tidak mungkin suatu bisnis dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat para produsen
bersaing merebut konsumen dalam rangka mencapai tujuan usahanya. Di samping itu,
sendiri, sehingga berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya harga yang akan
terjadi.
Dengan demikian, konsumen juga berkepentingan terhadap kondisi pasar dari barang
dan jasa yang dibutuhkannya. Dari sisi luas atau ruang lingkupnya, pasar dapat juga
dikelompokkan menjadi pasar domestic pasar ekspor, atau pasar luar negeri. Dengan
demikian, maka pemahamanmengenai pasar ini sangat penting dalam menganalisis
fenomena ekonomi, baik bagi pelaku maupun pembuat keputusan di bidang bisnis dan
ekonomi publik. Dari uraian di atas terlihat bahwa para pelaku ekonomi, khususnya
produsen, perlu mempunyai strategi bersaing yang andal untuk mencapai tujuan
bisnisnya.
Pasar persaingan sempurna merupakan jenis pasar di mana tidak ada pelaku
ekonomi yang mempunyai kekuasaan pasar (market power) terhadap harga suatu
produk yang homogen. Pembeli (orang yang melakukan permintaan) maupun penjual
harga pasar. Mereka hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker) dan bukan
sebagai pembuat harga (price maker). Dalam pasar persaingan sempurna jumlah
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahaan yang ada di dalam pasar
tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Adapun tindakan perusahaan
dalam pasar ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang
berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi diantara keseluruhan
tersebut langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya bila ada produsen
yang ingin melakukan kegiatan di industry tersebut, produsen dapat dengan mudah
hambatan baik secara legal ataupun dalam bentuk lain secara keuangan atau secara
kemampuan teknologi.
Barang yang dihasilkan sangat sama dan serupa. Tidak dapat perbedaan nyata
lainnya, barang seperti ini dinamakan dengan istilah barang identical atau
homogenous.
mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan yang
dibandingkan dengan keseluruhan jumlah produksi dalam pasar tersebut. Sifat ini
pasar.
barang tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan
Sifat biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau
dalam struktur pasar manapun ia digolongkan. Dengan perkataan lain, apakah suatu
perusahaan itu berada dalam pasar persaingan sempurna atau monopoli atau oligopoli,
Ciri pasar persaingan sempurna adalah setiap perusahaan adalah pengambil harga,
Interaksi seluruh produsen dan seluruh konsumen di pasar yang akan menentukan
harga pasar, dan seorang produsen hanya menerima saja harga yang telah
ditentukan tersebut. Ini berarti berapa banyakpun barang yang diproduksikan dan
dijual oleh produsen, ini tidak akan dapat mengubah harga yang telah ditentukan
di pasar, karena jumlah yang diproduksikan itu hanya sebagian kecil saja dari
Gambar 2.1 (ii) menunjukkan permintaan dan penawaran ke atas barang yang
dilihat bahwa harga pasar yang tercapai adalah Rp. 3000 dan jumlah barang yang
D S
d d E
3000 300
0
D
S
0 300 200.000
dalam industry tersebut. Kurva permintaan dd adalah berbentuk satu garis yang
sejajar dengan sumbu datar, dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp.3000. kurva
dd bersifat elastic sempurna kurva dua alasan. Yang pertama, hasil produksi
perusahaan lain dalam industry itu, dengan demikian apabila perusahaan tersebut
menaikkan harga hasil produksinya, tidak satupun dari hasil produksinya akan
terjual. Para konsumen akan membeli dari perusahaan lain. Alasan kedua, oleh
karena produksi perusahaan tersebut adaah sebagian kecil saja dan yang
pada harga Rp.3000. Sumbu datar dari Gambar 2.1 (i) menunjukkan bahwa
produksi perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah barang yang diperjual
belikan di pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual semua hasil produksinya
tidak ada alasan kepada perusahaan tidak menurunkan harga penjualan barangnya.
Dalam uraian di bawah ini secara grafik diterangkan hubunggan diantara kurva-
sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah seperti yang ditunjukan pada
gambar 2.2 (i). Dimisalkan harga barang yang diproduksi perusahaan adalah
perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata
pada harga barang sebanyak Rp. 3000 (dan dinyatakan sebagai AR0). Kalau
harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp. 6000, kurva d1=AR1=MR1
adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga
Rp. 6000.
Satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk
diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan
perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksinya. Kalau
harga tetap Rp. 3000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan
menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp. 3000 juga. Begitu juga, sekiranya
harga tetap Rp.6000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan menambah
hasil penjualan sebanyak Rp. 6000. dengan demikian, dalam pasar persaingan
tidak akan berubah walau bagaimanapun, banyaknya jumlah barang yang dijual
garis lurus.
P P
TR1
A1
d1= AR1=MR1 TR0
6000 60.000
A
3000 d0= AR0=MR0 30.000
Q
Q
0 10
0
(i) Kurva Permintaan (ii) Kurva hasil penjualan
Gambar. 2.2
Hasil Penjualan marjinal, Rata-rata, Total
Yang bermula dari titik 0. Dalam Gambar 2.2 (ii) garis TR adalah kurva hasil
penjualan total apabila harga adalah Rp.3000, sedangkan garis TR adalah kurva
hasil penjualan total apabila harag barang meningkat menjadi Rp. 6000. Titik-
bahwa pada harga Rp. 3000, penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan
hasil penjualan total mencapai Rp. 30.000 dan titik A menunjukkan bahwa
harga Rp. 6000, penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan hsil penjualan
Dalam bagian ini akan ditunjukan contoh angka tentang biaya produksi, hasil
penjualan dan penentuan keuntungan. Dalam contoh ini akan ditunjukan (i) cara
menghitung biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal, (ii) cara menghitung hasil
penjualan total, penjualan rata-rata dan penjualn marginal, dan (iii) menunjukan
perusahaan.
marginal.
perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang
keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keunntungan yan
maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antra hasil penjualan total dengan
Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data biaya
produksi dimana hasil penjualan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC)
produksi pada ketika MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya
marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan
maksimum dicapai dalam keadaan dimana MR=MC berlaku. Sebelum hal-hal yang
dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dibuat contoh angka untuk
perusahaan.
2.4.2. Menentukan Keuntungan Maksimum
untung:
Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk menentukan tingkat
Membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada stiap tingkat
produksi.
formula :
perusahaan lainnya) mempunyai dua macam cost (biaya), yakni fiksel cost dn variable
cost. Dalam jangka pendek, perusahaan harus memutuskan apakah tetap berproduksi
atau tidak. Bila tetap berproduksi, berapa tingkat output yang tepat (tingkat harga
melampaui marginal cost. Hal ini terlihat pada gerafik dibawah. Misalkan, harga
equilibrium pasar (atau MR) = 10 per unit. MR=MC pada titik E pada saat Q = 600.
Perusahaan tidakakan produksi kurang dari 600 unit output. Hal ini disebabkan bila Q
kurang dari 600, setiap tambahan Q akan menambah revenue sebesar 10, sementara
karena MC lebih kecil dari 10 untuk tambahan ini, maka biaya produksi lebih kecil dari
tambahan revenue. Sehingga selama Q dibawah 600, tambahan output akan menambah
profit. Perusahaan juga tidak akan berproduksi lebih dari 600 karena diatas 600, setiap
tambahan output (Q) akan menambah cost lebih dari 10 (karena MC leih dari 10)
seingga tambahan output malah kan mengurangi profit. Maksimisasi profit terjadi pada
saat Q= 600. Dari grafik terlihat bahwa ATC pada saat Q=600 adalah 8 per unit. Jadi,
total cost produksi adalah: 8*600=4800. Total revenue adalah 10* 600=6000.
Perkiraan profit maksimum adlah 6000-4800=1200. Bila harga diatas 10, maka kurva
demand perusahaan akan naik sehingga tingkat output yang dapat memaksimumkan
profit akan naik, perusahaan akan menaikan output. Bila harg turun, produksi akan
turun. Jadi, harga bergerak terbalik dibanding output.Profit atau minimum loss.Profit
dan loss tergantung pada posisi harga relative trhadap ATC.Sepanjang harga > cost,
Dalam jangka panjang, semua input adalah variable. Keadaan ini bisa dianggap
stage perencanaan sebelum perusahaan masuk kedalam industri. Pada stage ini
perusahaan akan memutuskan fasilitas produksi sebesar apa yang harus dibangun
(misalnya jumlah optimal dari fixed cost). Dalam jangka panjang, perusahaan juga tetap
berusaha memaksimumkan profit. Harga ditetapkan pasar dan sama dengan MR.
output akan naik selama MR < MC. Maksimum profit tercapai bila MR = MC.
Dari grafik dibawah LMC adalah long-run average cost dan long-run marginal
cost. Kurva demamd (D) menunjukkna harga pasar equilibirium (Po) dimana D = MR.
selama harga lebih besar dari long-run average cost (LAC), profit perusahaan masih
ada. Jadi, output antara X0 dan X1 menghasilkan profit. Tingkat output ini sering
disebut sebagai break-event point. Profit maksimum tercapai pada titik S dimana MR
= LMC, dimana output adalah Xm. Perusahaan tidak akan berproduksi pada titik M
Karen disini MR lebih besar dari MC, jadi perusaaan bisa tetap dapat untung bila terus
berproduksi. Total revenue adalah harga output (area 0 Po S Xm). Total cost adalah
AC output (area 0 Co RXm).Total profit adalah total revenue dikurangi total cost atau
area CoPoSR. Secara singkat, perusahaan akan merencanakan untuk beroperasi pada
skala dimana LMC sama dengan harga. Sudah tentu bila harga pasar berubah, skalanya
berubah pul.Jadi, kurva suplay jangka panjang perusahaan adalah kurva marginal cost
jangka panjang.
harga sesuatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Semenjak
memotong kura AVC, kurva biaya marjinal (MC) dari suatu perusahaan dalam pasar
Kurva MC perusahaan tersebut mempunyai sifat yang sama dengan kurva penawaran,
gambar berikut:
Gambar 2.3
Membentuk Kurva Penawaran Perusahaan
2.5.1. Kurva Penawaran Perusahaan
Dalam Gambar 2.3 (i) ditunjukan kesimbangan sutu perusahaan pada berbagai
tingkat harga. Pada permulaannya dimisalkan tingkat harga di pasar adalah P1. Pada
harga ini titik minimum AVC adalah sama dengan harga. Maka perusahaan dalam
akan memproduksi pada keadaan dimana MC=MR. Keadaan itu tercapai pada titik E1,
maka pada harga P1 perusahaan akan menghasilkan barang sebanyak Q1, sekiranya
pada keadaan dimana MC=MR, dan pada harga P2 ini akan tercapai pada titik E2.
Makan pada harga P2 perusahaan akan memproduksi sebanyak Q2. Pada harga P3 dan
P4 perusahaan sudah memperoleh keuntungan luar biasa. Oleh karena pada harga P3
keadaan dimana MC=MR dicapai pada E3 dan pada harga P4 ia dicapai pada E4, maka
Dalam gambar 2.3 (ii) ditunjukan kembali titik titik keseimbangan yang
terdapat dalam gambar 2.3 (i). Titik A menggambarkan keadaan yang ditunjukan oleh
E1, yaitu pada harga P1 perusahaan akan memproduksikan dan menjual sebanyak Q1.
Titik titik B, C, dan D berturut turut menunjukan keadaan yang digambarkan oleh E2,
E3 dan E4. Maka kurva SS, yaitu kurva yang digambarkan pada titik A, B, C dan D
Kurva penawaran dari suatu industri dalam pasar persaingan sempurna meliputi
seluruh jumlah penawaran dari semua perusahaan yang ada dalam industri itu.
dikemukakan dalam gambar 2.4. Dimisalkan suatu industri dalam pasar persaingan
tersebut, digambarkan oleh kurva SA, SB dan SC dalam gambar 2.4 (i) hingga 2.4 (iii).
Berdasarkan pada kurva kurva ini, dalam gambar 2.4 (iv) dibentuk kurva penawaran
barang, yaitu sebanyak 14 unit. Titik K menggambarkan keadaan ini, pada harga P2
perusahaan A dan C akan menawarkan barang di pasar, yaitu sebanyak 33 unit (15 unit
diproduksikan oleh perusahaan A dan 18 unit oleh perusahaan C). Keadaan ini
ditunjukan oleh titik L. Pada harga P3 dan P4 ke tiga perusahaan akan menawarkan
barangnya ke pasar. Jumlah penawaran pada harga P3 adalah 61 unit (23+14+24) dan
ini digambarkan oleh titik M. Sedangkan jumlah penawaran pada harga P4 adalah 90
barang Yang berlaku di pasar persaingan sempurna tersebut yang terdiri dari
Gambar 2.4
Kurva Penawaran Perusahaan dan Industri
2.6. Operasi Perusahan Dan Industri Dalam Jangka Panjang
beberapa perusahaan lama yang tidak efisien akan gulung tikar dan meninggalkan
industri.Perubahan seperti ini tidak berlaku dalam jangka pendek. Telah dinyatakan,
apabila sesuatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya berubahnya, ia tidak akan
keadaan dalam perusahaan dan dalam industri akan mengalami perubahan. Analisis
berlaku menimbulkan perubahan dalam keadaan di pasar. Dua keadaan berikut akan
diperhatikan:
Untuk memudahkan analisa, dalam uraian yang akan di buat dimisalkan kurva
biaya untuk setiap perusahaan adalah bersamaan, yaitu seperti yang di tunjukan dalam
industri terdiri dari 1000 perusahaan. Pada perusahaanya prmintaan dalam pasar adalah
D dan penawaran adalah S. Maka harga pasar adalah P dan jumlah barang yang di
perjualbelikan adalah 40000 unit.karena ada 1000 perusahaan dan setiap perusaahaan
mempunyai kurva biaya yang sama,maka setiap perusahaan akan meghasilkan 40 unit.
Gambar 2.5 menunjukan bahwa pada harga P perusahaan mendapat untung normal.
D.Akibatnya hanya naik menjadi P dan jumlah yang di tawarkan di pasar bertambah
Dapat dilihat dalam gambar 2.5 bahwa kenaikan harga dari P menjadi P
Kemasukan ini akan terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal ini tidak
wujud lagi. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan terus berlangsung sehingga
penawaran telah menjadi S dan harga menjadi P berubah. Sekarang jumlah barang yang
diperjualbelikan telah menjadi 50000 unit sedangkan setiap perusahaan memproduksi
sebanyak seperti dalam keaadaan perusahaan yaitu 48 unit berarti jumlah perusahaan
terangkan di atas, yaitu penyesuaian yang berlaku dalam perusahaan dan industri
apabila terjadi pengurangan permintaan tersebut digambarkan dalam gambar 2.5. Pada
mulanya penyesuaian yang di gunakan dalam uraian sebelum ini di gunakan juga di
sini, yaitu permintaan adalah D dan penawaran S. Dengan dominan bunga adalah P dan
jumlah barang yang diperjualbelikan 40000 unit. juga di misalkan dalam industri
terdapat 1000 perusahaan maka setiap perusahaan mengghasilkan 40 unit. Gambar 2.5
untung normal.
Sekarang misalkan permintaan dalam masa turun dari D menjadi D perubahan
ini memudahkan harga turun dari P menjadi P yang selanjutnya menyebabkan jumlah
barang yang di perjualbelikan turun dari 40000 unit menjadi 34000 unit. Dengan
demikian setiap perusahaan memproduksikan sebanyak 34 unit. Harga yang bias (P)
adalah lebih rendah dari harga rata-rata yang paling minimum. Oleh karenanya setiap
perusahaan mengalami kerugian. Sebagai reaksi dari keaadaan ini sebagian perusahaan
berkurang dan sedikit demi sedikit harganya mengalami kematian kembali. Pada
akhirnya penawaran adalah seperti yang ditunjukan oleh kurva S dan penawaran yang
seperti itu menyebabkan harga kembali menjadi P. Sekarang jumlah barang yang di
berkurang, yaitu dari pasar hanya berjumlah 1000 sekarang hanya terdapat sebanyak
28000/40=700 perusahaan.
Dua keadaan yang baru saja di uraikan di atas menujukan bahwa di dalam jangka
Penyesuaian seperti ini akan terusberlangsung sehingga tidak terdapat lagi keuntungan
yang melebihi normal. Juga keadaan dimana perusahaan mengalami kerugiaan adalah
mengundurkan diri dari industri tersebut. Penawaran barang akan menjadi semakin
berkurang dan menyebabkan kenaikan bunga. Penawaran yang semakin berkurang dan
harga yang semakin naik akan terus berlangsung sehingga perusahaan-perusahaan akan
(ribu unit)
(i) Perusahaan
(ii) Pasar
Gambar 2.6
2.7. Prinsip-Prinsip Persaingan Sempurna
Prinsip dasar profit maximization dari segi out put ialah; selama tambahan
marginal cost dari ekspansi lebih besar di bandingkan dengan marginal revenue dari
ekspansi. Profit adalah selisih antara revenue dan biaya. Misalnya, untuk satu
perusahaan yang memproduksi kayu dengan harga pasar 200 per meter kubik, marginal
revenue untuk setiap tambahan satu kubik adalah 200. Pemilik perusahaan akan
menaikkan produksi kayu sepanjang marginal cost untuk setiap tambahan satu kubik
kurang dari 200. bila marginal cost lebih besar dari 200, perusahaan akan menambah
produksi.
penggunaan input (factor produksi) dalam proses produksi menambah revenue lebih
besar dari cost, kenaikan tersebut akan menambah profit perusahaan. Bila kenaikan
input menambah cost lebih besar besar dari revenue, kenaikan tersebut akan
menurunkan input. Jadi, perusahaan akan memilih tingkat pengunaan input di mana
tambahan revenue akibat tambahan satu unit input (marginal revenue product / MRP)
sama dengan tambahan biaya akibat tanbahan satu unit input (marginal factor cost
/MFC). Karena pada persaingan sempurna harga di tetapkan pasar, berarti marginal
factor cost dari input sama dengan harga. Misalnya, suatu perusahaan dapat menyewa
tenaga kerja (labor/L) dengan biaya 10 perjam atau 80 perhari (untuk 8 jam).
menambah jumlah labor (L) bila kenaikan satu Lhanya menambahkan semua input.
MRP harus sama dengan harga untuk memaksimumkan profit. Profit di sini adalah
pure economic profit, yakni return di atas semua cost termasuk implicit cost.
Untuk melihat apakah sumber-sumber daya digunakan secara efisien atau tidak,
1) Efisiensi produktif: Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat.
Yang pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang
adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini harus
dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara
keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah,
yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu
tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling minimal.
2) Efisiensi Alokatif: Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak,
berikut: harga setiap barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi
barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus
kesejahteraan masyarakat.
Di dalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas akan
selalu wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam
persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan
dicapai apabila biaya produksi adalah yang paling minimum. Dengan demikian,
sesuai dengan arti efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam jangka panjang
Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil penjualan
keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Kesamaan
Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam
berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai pilihan yang lebih
mereka miliki.
2.8.2. Keburukan Pasar Persaingan Sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh
yang baru tersebut.Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah
berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat
Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga
Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul
konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan
dikonsumsinya.
paling minimum tersirat (yang tidak dinyatakan) pemisalan bahwa biaya produksi
bentuk pasar lainnya mungkin dapat mengurangi biaya produksi sebagai akibat
golongan kaya.