Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

2.1. Pengertian Pasar Dan Pasar Persaingan Sempurna

2.1.1. Pengertian Pasar

Pasar adalah tempat atau mekanisme bertemunya kepentingan konsumen di satu

sisi, dengan kepentingan produsen di sisi lain. Oleh karena itu, pasar ini mempunyai

banyak fungsi bagi pelaku ekonomi baik konsumen, produsen, maupun pemerintah.

Misalnya pasar berfungsi sebagai sumber informasi bagi konsumen, produsen, bahkan

juga pemerintahan.

Dengan demikian, pasar mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pelaku

bisnis (produsen) dan masyarakat secara keseluruhan. Tanpa ada akses pasar, maka

tidak mungkin suatu bisnis dapat bertahan hidup. Pasar adalah tempat para produsen

bersaing merebut konsumen dalam rangka mencapai tujuan usahanya. Di samping itu,

pasar mempunyai berbagai bentuk struktur yang mempunyai hukumnya sendiri-

sendiri, sehingga berpengaruh dan menentukan tinggi rendahnya harga yang akan

terjadi.

Selanjutnya, dari sisi konsumen, pasar adalah sumber informasi mengenai

pilihan yang dapat dilakukan.Semakin banyak produsen di pasar, dan sebaliknya.

Dengan demikian, konsumen juga berkepentingan terhadap kondisi pasar dari barang

dan jasa yang dibutuhkannya. Dari sisi luas atau ruang lingkupnya, pasar dapat juga

dikelompokkan menjadi pasar domestic pasar ekspor, atau pasar luar negeri. Dengan
demikian, maka pemahamanmengenai pasar ini sangat penting dalam menganalisis

fenomena ekonomi, baik bagi pelaku maupun pembuat keputusan di bidang bisnis dan

ekonomi publik. Dari uraian di atas terlihat bahwa para pelaku ekonomi, khususnya

produsen, perlu mempunyai strategi bersaing yang andal untuk mencapai tujuan

bisnisnya.

2.1.2. Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna merupakan jenis pasar di mana tidak ada pelaku

ekonomi yang mempunyai kekuasaan pasar (market power) terhadap harga suatu

produk yang homogen. Pembeli (orang yang melakukan permintaan) maupun penjual

(orang yang melakukan penawaran) tidak mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi

harga pasar. Mereka hanya bertindak sebagai pengambil harga (price taker) dan bukan

sebagai pembuat harga (price maker). Dalam pasar persaingan sempurna jumlah

perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian

kecilnya, sehinga tidak mampu mempengaruhi pasar.

2.2. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Sempurna

Ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna adalah:

1. Perusahaan adalah pengambil harga.

Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahaan yang ada di dalam pasar

tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Adapun tindakan perusahaan

dalam pasar ia tidak akan menimbulkan perubahan ke atas harga pasar yang
berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh interaksi diantara keseluruhan

produsen dan pembeli.

2. Setiap perusahaan mudah ke luar atau masuk.

Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan dia ingin meninggalkan industri

tersebut langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya bila ada produsen

yang ingin melakukan kegiatan di industry tersebut, produsen dapat dengan mudah

melakukan kegiatan yang diinginkannya. Sama sekali tidak terdapat hambatan

hambatan baik secara legal ataupun dalam bentuk lain secara keuangan atau secara

kemampuan teknologi.

3. Menghasilkan barang serupa.

Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan.

Barang yang dihasilkan sangat sama dan serupa. Tidak dapat perbedaan nyata

diantara barang yang dihasilkan suatu perusahaan dengan produksi perusahaan

lainnya, barang seperti ini dinamakan dengan istilah barang identical atau

homogenous.

4. Terdapat banyak pesrusahaan di pasar.

Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk

mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah perusahaan yang

sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative kecil kalau

dibandingkan dengan keseluruhan jumlah produksi dalam pasar tersebut. Sifat ini

menyebabkan apapun yang dilakukan perusahaan seperti menaikan atau


menurunkan harga dan produksi sama sekali tidak akan mempengaruhi harga

pasar.

5. Pembeli mengetahui pengetahuan sempurna tentang pasar.

Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai keadaan dipasar,

mereka mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan harga

barang tersebut. Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan

harga yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.

2.3. Permintaan Dan Hasil Jualan

Di dalam menganalisis usaha sesuatu perusahaan untuk memaksimalkan

keuntungan, dua hal yang harus diperhatikan:

a. Biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan;

b. Hasil penjualan dari barang yang di hasilkan perusahaan itu;

Sifat biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah bersamaan, walau

dalam struktur pasar manapun ia digolongkan. Dengan perkataan lain, apakah suatu

perusahaan itu berada dalam pasar persaingan sempurna atau monopoli atau oligopoli,

atau persaingan monopolistis.

1. Permintaan Pasar Dan Perusahaan

Ciri pasar persaingan sempurna adalah setiap perusahaan adalah pengambil harga,

yaitu suatu perusahaan tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga.

Interaksi seluruh produsen dan seluruh konsumen di pasar yang akan menentukan

harga pasar, dan seorang produsen hanya menerima saja harga yang telah
ditentukan tersebut. Ini berarti berapa banyakpun barang yang diproduksikan dan

dijual oleh produsen, ini tidak akan dapat mengubah harga yang telah ditentukan

di pasar, karena jumlah yang diproduksikan itu hanya sebagian kecil saja dari

jumlah yang diperjualbelikan di pasar. Bagaimanakah sifat permintaan seperti itu

digambarkan dalam grafik? Cara menggambarkannya adalah yang ditunjukan

dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1 (ii) menunjukkan permintaan dan penawaran ke atas barang yang

dihasilkan perusahaan-perusahaan dalam suatu pasar persaingan sempurna. Dapat

dilihat bahwa harga pasar yang tercapai adalah Rp. 3000 dan jumlah barang yang

di perjual belikan adalah 200.000 unit.

D S

d d E

3000 300
0

D
S

0 300 200.000

(i) Perusahaa (ii) Pasar


n
Gambar 2.1
Permintaan yang dihadapi Perushaan dan Pasar
Gambar 2.1 (i) ditunjukkan permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan

dalam industry tersebut. Kurva permintaan dd adalah berbentuk satu garis yang

sejajar dengan sumbu datar, dan tingkat harga yang dicapai adalah Rp.3000. kurva

dd bersifat elastic sempurna kurva dua alasan. Yang pertama, hasil produksi

perusahaan tersebut adalah serupa (identical) dengan produksi perusahaan-

perusahaan lain dalam industry itu, dengan demikian apabila perusahaan tersebut

menaikkan harga hasil produksinya, tidak satupun dari hasil produksinya akan

terjual. Para konsumen akan membeli dari perusahaan lain. Alasan kedua, oleh

karena produksi perusahaan tersebut adaah sebagian kecil saja dan yang

diperjualbelikan di pasar, perusahaan tersebut dapat menjual seluruh produksinya

pada harga Rp.3000. Sumbu datar dari Gambar 2.1 (i) menunjukkan bahwa

produksi perusahaan itu adalah jauh lebih kecil dari jumlah barang yang diperjual

belikan di pasar. Karena perusahaan itu dapat menjual semua hasil produksinya

tidak ada alasan kepada perusahaan tidak menurunkan harga penjualan barangnya.

2. Hasil Penjualan Marjinal, Rata-rata dan Total

Dalam uraian di bawah ini secara grafik diterangkan hubunggan diantara kurva-

kurva permintaan, hasil penjualan marjinal dan hasil penjualan rata-rata.

Seterusnya akan diterangkan pula kurva hasil penjualan total.

a. Hasil Penjualan Rata-rata

Kurva permintaan pada dasarnya digambarkan dengan tujuan untuk

menjelaskan tentang jumlah permintaan terhadap sesuatu barang pada berbagai

tingkat harga. Di samping itu, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan, ia


menunjukan pula hasil penjualan rata-rata yang diterima produsen pada

berbagai tingkat produksinya. Untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan

sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah seperti yang ditunjukan pada

gambar 2.2 (i). Dimisalkan harga barang yang diproduksi perusahaan adalah

Rp. 3000 maka d0=AR0=MR0 adalah kurva permintaan yang dihadapi

perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata

pada harga barang sebanyak Rp. 3000 (dan dinyatakan sebagai AR0). Kalau

harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp. 6000, kurva d1=AR1=MR1

adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga

Rp. 6000.

b. Hasil Penjualan Marjinal

Satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk

diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan

hasil penjualan marjinal (MR-yang merupakan singkatan dari perkataan

Marjinal/ Revenue), yaitu tambahan hasil penjualan yang diperoleh

perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksinya. Kalau

harga tetap Rp. 3000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan

menambahkan hasil penjualan sebanyak Rp. 3000 juga. Begitu juga, sekiranya

harga tetap Rp.6000, setiap unit tambahan barang yang dijual akan menambah

hasil penjualan sebanyak Rp. 6000. dengan demikian, dalam pasar persaingan

sempurna berlaku keadaan berikut harga = hasil penjualan rata-rata =hasil

penjualan marjinal. Dalam Gambar 2.2 (i) kurva d = AR = MR


menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp.3000, dan kurva d = AR =

MR menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp.6000.

c. Hasil Penjualan Total

Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barang

yang diproduksinya dinamakan hasil penjualan total (TR-yaitu dari perkataan

Total Revenue. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga

tidak akan berubah walau bagaimanapun, banyaknya jumlah barang yang dijual

perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk

garis lurus.

P P

TR1

A1
d1= AR1=MR1 TR0
6000 60.000
A
3000 d0= AR0=MR0 30.000

Q
Q
0 10
0
(i) Kurva Permintaan (ii) Kurva hasil penjualan

Gambar. 2.2
Hasil Penjualan marjinal, Rata-rata, Total

Yang bermula dari titik 0. Dalam Gambar 2.2 (ii) garis TR adalah kurva hasil

penjualan total apabila harga adalah Rp.3000, sedangkan garis TR adalah kurva
hasil penjualan total apabila harag barang meningkat menjadi Rp. 6000. Titik-

titik pada TR dan TR menggambarkan banyaknya hasil penjualan total pada

berbagai jumlah barang yang dijual. Sebagai contoh, titik A menggambarkan

bahwa pada harga Rp. 3000, penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan

hasil penjualan total mencapai Rp. 30.000 dan titik A menunjukkan bahwa

harga Rp. 6000, penjualan sebanyak 10 unit akan menyebabkan hsil penjualan

total perusahaan mencapai Rp. 60000.

2.4. Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek

Dalam bagian ini akan ditunjukan contoh angka tentang biaya produksi, hasil

penjualan dan penentuan keuntungan. Dalam contoh ini akan ditunjukan (i) cara

menghitung biaya total, biaya rata-rata dan biaya marginal, (ii) cara menghitung hasil

penjualan total, penjualan rata-rata dan penjualn marginal, dan (iii) menunjukan

caranya sesuatu perusahaan menentukan tingkat produksi yang akan memaksimumkan

keuntungan.Sebelum hal-hal yang dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan

dirumuskan dua cara untuk menentukan pemaksimuman keuntungan oleh suatu

perusahaan.

2.4.1. Syarat Pemaksimuman Keuntungan

Di dalam jangka pendek, pemaksimuman untung oleh suatu perusahaan dapat

diterangkan dengan dua cara berikut:

a. Membandingkan hasil penjuala total dengan biaya total;


b. Menunjukan keadaan dimana hasil penjualan marginal sama dengan biaya

marginal.

Dalam cara pertama keuntungan ditentukan dengan menghitung dan

membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Keuntungan adalah

perbedaan antara hasil penjualan total yang diperoleh dengan biaya total yang

dikeluarkan. Keuntungan akan mencapai maksimum apabila perbedaan antara

keduanya adalah maksimum. Maka dengan cara yang pertama ini keunntungan yan

maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antra hasil penjualan total dengan

biaya total adalah yang paling maksimum.

Cara yang kedua adalah dengan menggunakan bantuan kurva atau data biaya

rata-rata dan biaya marginal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat

produksi dimana hasil penjualan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC)

atau MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungan apabila menambah

produksi pada ketika MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR) melebihi biaya

marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan penjualan akan

menambah keuntungan. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila MR < MC,

mengurangi produksi dan mpenjualan akan menambah untung. Maka keuntungan

maksimum dicapai dalam keadaan dimana MR=MC berlaku. Sebelum hal-hal yang

dinyatakan diatas ditunjukan dan diterangkan, akan dibuat contoh angka untuk

menunjukan kedua cara untuk menentukan pemaksimum keuntungan oleh suatu

perusahaan.
2.4.2. Menentukan Keuntungan Maksimum

Terdapat dua cara untuk menentukan tingkat produksi yang memaksimumkan

untung:

1. dengan menggunakan pendekatan biaya total dan hasil total,

2. dengan menggunakan pendekatan hasil marginal. Kedua pendekatan tersebut

dijelaskan dalam uraian berikut.

a) Hasil Penjualan Total, Biaya Total dan Keuntungan

Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk menentukan tingkat

produksi yang akan memaksimumkan keuntungan. Untuk menentukan keadaan

tersebut yang perlu dilakukan adalah:

Membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada stiap tingkat

produksi.

Menentukan tingkat produksi di mana hasil penjualan total melebihi biaya

total pada jumlah yang paling maksimum.

Keuntungan yang diperoleh dihitung dengan formula:

Keuntungan = Hasil penjualan total-Biaya produksi total

b) Hasil Penjualan Marginal, Biaya Marginal dan Keuntungan

Penggambaran tambahan (atau pengurangan) untung dapat dihitung dengan

formula :

Tambahan Untung = Tambahan penjualan total-Tambahan biaya


2.4.3. Maksimum Profit dalam Jangka Pendek

Dalam jangka pendek, perusahaan persaingan sempurna (sama seperti

perusahaan lainnya) mempunyai dua macam cost (biaya), yakni fiksel cost dn variable

cost. Dalam jangka pendek, perusahaan harus memutuskan apakah tetap berproduksi

atau tidak. Bila tetap berproduksi, berapa tingkat output yang tepat (tingkat harga

pasarnya sendiri ditetapkan pasar). Bila perusahaan telah memeutuskan untuk

produksi, mak produksi akan ditingkatkan sepanjang marginal revenue (harga)

melampaui marginal cost. Hal ini terlihat pada gerafik dibawah. Misalkan, harga

equilibrium pasar (atau MR) = 10 per unit. MR=MC pada titik E pada saat Q = 600.

Perusahaan tidakakan produksi kurang dari 600 unit output. Hal ini disebabkan bila Q

kurang dari 600, setiap tambahan Q akan menambah revenue sebesar 10, sementara

karena MC lebih kecil dari 10 untuk tambahan ini, maka biaya produksi lebih kecil dari

tambahan revenue. Sehingga selama Q dibawah 600, tambahan output akan menambah

profit. Perusahaan juga tidak akan berproduksi lebih dari 600 karena diatas 600, setiap

tambahan output (Q) akan menambah cost lebih dari 10 (karena MC leih dari 10)

seingga tambahan output malah kan mengurangi profit. Maksimisasi profit terjadi pada

saat Q= 600. Dari grafik terlihat bahwa ATC pada saat Q=600 adalah 8 per unit. Jadi,

total cost produksi adalah: 8*600=4800. Total revenue adalah 10* 600=6000.

Perkiraan profit maksimum adlah 6000-4800=1200. Bila harga diatas 10, maka kurva

demand perusahaan akan naik sehingga tingkat output yang dapat memaksimumkan

profit akan naik, perusahaan akan menaikan output. Bila harg turun, produksi akan

turun. Jadi, harga bergerak terbalik dibanding output.Profit atau minimum loss.Profit
dan loss tergantung pada posisi harga relative trhadap ATC.Sepanjang harga > cost,

ada shortrun profit.Bila harga > cost, ada loss.

2.4.4. Pemaksimuman Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, semua input adalah variable. Keadaan ini bisa dianggap

stage perencanaan sebelum perusahaan masuk kedalam industri. Pada stage ini

perusahaan akan memutuskan fasilitas produksi sebesar apa yang harus dibangun

(misalnya jumlah optimal dari fixed cost). Dalam jangka panjang, perusahaan juga tetap

berusaha memaksimumkan profit. Harga ditetapkan pasar dan sama dengan MR.

output akan naik selama MR < MC. Maksimum profit tercapai bila MR = MC.

2.4.5. Equilibirium Maksiminasi Profit

Dari grafik dibawah LMC adalah long-run average cost dan long-run marginal

cost. Kurva demamd (D) menunjukkna harga pasar equilibirium (Po) dimana D = MR.

selama harga lebih besar dari long-run average cost (LAC), profit perusahaan masih

ada. Jadi, output antara X0 dan X1 menghasilkan profit. Tingkat output ini sering

disebut sebagai break-event point. Profit maksimum tercapai pada titik S dimana MR

= LMC, dimana output adalah Xm. Perusahaan tidak akan berproduksi pada titik M

Karen disini MR lebih besar dari MC, jadi perusaaan bisa tetap dapat untung bila terus

berproduksi. Total revenue adalah harga output (area 0 Po S Xm). Total cost adalah

AC output (area 0 Co RXm).Total profit adalah total revenue dikurangi total cost atau

area CoPoSR. Secara singkat, perusahaan akan merencanakan untuk beroperasi pada

skala dimana LMC sama dengan harga. Sudah tentu bila harga pasar berubah, skalanya
berubah pul.Jadi, kurva suplay jangka panjang perusahaan adalah kurva marginal cost

jangka panjang.

2.5. Biaya Marjinal Dan Kurva Penawaran

Kurva penawaran adalah sutau kurva yang menunjukan perkaitan diantara

harga sesuatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan. Semenjak

memotong kura AVC, kurva biaya marjinal (MC) dari suatu perusahaan dalam pasar

persaingan sempurna, adalah merupakan kurva penawaran dari perusahaan tersebut.

Kurva MC perusahaan tersebut mempunyai sifat yang sama dengan kurva penawaran,

yaitu ia menggambarkan bagaimana perubahan harga akan mempengaruhi produksi

(barang yang ditawarkan) perusahaan tersebut. Untuk melihat buktinya perhatikan

gambar berikut:

Jumlah barang Jumlah barang

(i) keseimbangan perusahaan pada (ii) Kurva penawaran


berbagai tingkat harga

Gambar 2.3
Membentuk Kurva Penawaran Perusahaan
2.5.1. Kurva Penawaran Perusahaan

Dalam Gambar 2.3 (i) ditunjukan kesimbangan sutu perusahaan pada berbagai

tingkat harga. Pada permulaannya dimisalkan tingkat harga di pasar adalah P1. Pada

harga ini titik minimum AVC adalah sama dengan harga. Maka perusahaan dalam

keadaan menutup perusahaan. Tetapi katakanlah bahwa ia tidak ingin menutup

perusahaan, ia akan terus memproduksi. Untuk meminimumkan kerugian perusahaan

akan memproduksi pada keadaan dimana MC=MR. Keadaan itu tercapai pada titik E1,

maka pada harga P1 perusahaan akan menghasilkan barang sebanyak Q1, sekiranya

harga menjadi P2 perusahaan akan menyesuaikan tingkat produksinya dengan

perubahan ini. Untuk meminimumkan kerugiannya sekali lagi ia akan memproduksi

pada keadaan dimana MC=MR, dan pada harga P2 ini akan tercapai pada titik E2.

Makan pada harga P2 perusahaan akan memproduksi sebanyak Q2. Pada harga P3 dan

P4 perusahaan sudah memperoleh keuntungan luar biasa. Oleh karena pada harga P3

keadaan dimana MC=MR dicapai pada E3 dan pada harga P4 ia dicapai pada E4, maka

untuk memaksimumkan keuntungan, pada harga P3 perusahaan akan memproduksi

sebanyak Q3 dan pada harga P4 perusahaan akan memproduksi sebanyak Q4.

Dalam gambar 2.3 (ii) ditunjukan kembali titik titik keseimbangan yang

terdapat dalam gambar 2.3 (i). Titik A menggambarkan keadaan yang ditunjukan oleh

E1, yaitu pada harga P1 perusahaan akan memproduksikan dan menjual sebanyak Q1.

Titik titik B, C, dan D berturut turut menunjukan keadaan yang digambarkan oleh E2,

E3 dan E4. Maka kurva SS, yaitu kurva yang digambarkan pada titik A, B, C dan D

adalah kurva penawaran dari perusahaan tersebut karena ia menggambarkan perkaitan


diantara tingkat harga dengan jumlah barang yang diproduksikan dan ditawarkan oleh

perusahaan tersebut dipasar.

2.5.2. Kurva Penawaran Industri

Kurva penawaran dari suatu industri dalam pasar persaingan sempurna meliputi

seluruh jumlah penawaran dari semua perusahaan yang ada dalam industri itu.

Bagaimana kurva penawaran suatu industri diperoleh atau diwujudkan dapat

diterangkan dengan menggunakan suatu contoh sederhana, yaitu seperti yang

dikemukakan dalam gambar 2.4. Dimisalkan suatu industri dalam pasar persaingan

sempurna meliputi 3 buah perusahaan: perusahaan A, B dan C. Kurva penawaran

masing masing perusahaan, yang terbentuk berdasarkan biaya marjinal perusahaan

tersebut, digambarkan oleh kurva SA, SB dan SC dalam gambar 2.4 (i) hingga 2.4 (iii).

Berdasarkan pada kurva kurva ini, dalam gambar 2.4 (iv) dibentuk kurva penawaran

dari industri tersebut.

Pada harga P1 hanya perusahaan C yang akan memproduksi dan menawarkan

barang, yaitu sebanyak 14 unit. Titik K menggambarkan keadaan ini, pada harga P2

perusahaan A dan C akan menawarkan barang di pasar, yaitu sebanyak 33 unit (15 unit

diproduksikan oleh perusahaan A dan 18 unit oleh perusahaan C). Keadaan ini

ditunjukan oleh titik L. Pada harga P3 dan P4 ke tiga perusahaan akan menawarkan

barangnya ke pasar. Jumlah penawaran pada harga P3 adalah 61 unit (23+14+24) dan

ini digambarkan oleh titik M. Sedangkan jumlah penawaran pada harga P4 adalah 90

unit (38+18+34) dan ia digambarkan oleh titik N. Dengan menghubungkan titik K, L,


M dan N terbentuk kurva SS yang menunjukan penawaran industri atau penawaran

barang Yang berlaku di pasar persaingan sempurna tersebut yang terdiri dari

gabungan penawaran ketiga di atas.

(i) Perusahaan A (ii) Perusahaan B

(iii) Perusahaan C (iv) Penawaran pasar

Gambar 2.4
Kurva Penawaran Perusahaan dan Industri
2.6. Operasi Perusahan Dan Industri Dalam Jangka Panjang

Dalam jangka panjang perusahaan dan industri dapat membuat perubahan

tertentu yang di dalam jangka pendek tidak dapat di lakukan.perusahaan dapat

menambah faktor-faktor produksi yang di dalam jangka pendek adalah tetap

jumlahnya. Kemungkinnan ini menyebabkan perusahaan tidak lagi mengeluarkan

biaya tetap semuanya biaya berubah.Seterusnya keadaan dalam industri juga

mengalami perubahan yaitu perusahaan-perusahaan baru akan memasuki industri dan

beberapa perusahaan lama yang tidak efisien akan gulung tikar dan meninggalkan

industri.Perubahan seperti ini tidak berlaku dalam jangka pendek. Telah dinyatakan,

apabila sesuatu perusahaan tidak dapat menutupi biaya berubahnya, ia tidak akan

membubarkan usahanya tetapi hanya akan mmenghentikan kegiatan

produksinya.Perubahan lain yang mungkin berlaku dalam jangka panjang adalah

kemajuan teknologi,kenaikan upah tenaga kerja dan kenaikan harga-harga umum

(inflasi).Perubahan ini akan mempengaruhi biaya produksi di setiap perusahaan.

Dengan adanya kemungkinan untuk membuat penyesuaian-penyesuaian tersebut

keadaan dalam perusahaan dan dalam industri akan mengalami perubahan. Analisis

dalam bagian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penyesuaian-penyesuain yang

berlaku menimbulkan perubahan dalam keadaan di pasar. Dua keadaan berikut akan

diperhatikan:

1. Keadaan yang wujud apabila permintaan bertambah.

2. Keadaan yang wujud apabila permintaan berkurang.


Efek perubahan-perubahan lainnya, yang akan mempengaruhi biaya produksi

akan diterangkan padabagian yang kemudian dari bab ini.

2.6.1. Perubahan Akibat Kenaikan Permintaan

Untuk memudahkan analisa, dalam uraian yang akan di buat dimisalkan kurva

biaya untuk setiap perusahaan adalah bersamaan, yaitu seperti yang di tunjukan dalam

gambar.kurva permintaan dan penawaran yang di tunjukan dalam gambar

menggambarkan permintaan dan penawaran dalam industri (pasar) dan dimisalkan

industri terdiri dari 1000 perusahaan. Pada perusahaanya prmintaan dalam pasar adalah

D dan penawaran adalah S. Maka harga pasar adalah P dan jumlah barang yang di

perjualbelikan adalah 40000 unit.karena ada 1000 perusahaan dan setiap perusaahaan

mempunyai kurva biaya yang sama,maka setiap perusahaan akan meghasilkan 40 unit.

Gambar 2.5 menunjukan bahwa pada harga P perusahaan mendapat untung normal.

Dalam masa berikutnya misalkanlah permintaan bertambah dari D menjadi

D.Akibatnya hanya naik menjadi P dan jumlah yang di tawarkan di pasar bertambah

menjadi 48000. Setiap perusahaan memproduksikan 48 unit.

Dapat dilihat dalam gambar 2.5 bahwa kenaikan harga dari P menjadi P

menyebabkan setiap perusahan mendapat keuntungan melebihi normal. Ini merupakan

daya penarik kepada perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri.

Kemasukan ini akan terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal ini tidak

wujud lagi. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan terus berlangsung sehingga

penawaran telah menjadi S dan harga menjadi P berubah. Sekarang jumlah barang yang
diperjualbelikan telah menjadi 50000 unit sedangkan setiap perusahaan memproduksi

sebanyak seperti dalam keaadaan perusahaan yaitu 48 unit berarti jumlah perusahaan

yang ada dalam industri telah menjadi 1500.

1. Perubahan Yang Diakibatkan Oleh Kemerosotan Permintaan

(i) Perusahaan (ribu unit)


(ii) Pasar
Gambar 2.5

Sekarang kita akan memperhatikan keadaan yang sebaliknya dari yang di

terangkan di atas, yaitu penyesuaian yang berlaku dalam perusahaan dan industri

apabila terjadi pengurangan permintaan tersebut digambarkan dalam gambar 2.5. Pada

mulanya penyesuaian yang di gunakan dalam uraian sebelum ini di gunakan juga di

sini, yaitu permintaan adalah D dan penawaran S. Dengan dominan bunga adalah P dan

jumlah barang yang diperjualbelikan 40000 unit. juga di misalkan dalam industri

terdapat 1000 perusahaan maka setiap perusahaan mengghasilkan 40 unit. Gambar 2.5

Menunjukan bahwa dengan pemisahan-pemisahan di atas perusahaan hanya mendapat

untung normal.
Sekarang misalkan permintaan dalam masa turun dari D menjadi D perubahan

ini memudahkan harga turun dari P menjadi P yang selanjutnya menyebabkan jumlah

barang yang di perjualbelikan turun dari 40000 unit menjadi 34000 unit. Dengan

demikian setiap perusahaan memproduksikan sebanyak 34 unit. Harga yang bias (P)

adalah lebih rendah dari harga rata-rata yang paling minimum. Oleh karenanya setiap

perusahaan mengalami kerugian. Sebagai reaksi dari keaadaan ini sebagian perusahaan

menghentikan kegiatannya. Jumlah barang yang dipasarkan semakin lama semakin

berkurang dan sedikit demi sedikit harganya mengalami kematian kembali. Pada

akhirnya penawaran adalah seperti yang ditunjukan oleh kurva S dan penawaran yang

seperti itu menyebabkan harga kembali menjadi P. Sekarang jumlah barang yang di

perjualbelikan di pasar hanya sebanyak 28000 sedangkan setiap perusahaan telah

kembali menghasilkan sebanyak 40 unit. Dengan demikian jumlah perusahaan telah

berkurang, yaitu dari pasar hanya berjumlah 1000 sekarang hanya terdapat sebanyak

28000/40=700 perusahaan.

2.6.2. Keuntungan Jangka Panjang Untung Normal

Dua keadaan yang baru saja di uraikan di atas menujukan bahwa di dalam jangka

panjang peusahaan-perusahaan tidak mungkin memperoleh keuntungan luar biasa

(melebihi normal). Keuntungan luar biasa akan menarik perusahaan-perusahaan baru

untuk masuk ke dalam industri tersebut.Kemasukan mereka akan menambah

penawaran dan seterusnya pertambahan penawaran ini akan menurun harga.

Penyesuaian seperti ini akan terusberlangsung sehingga tidak terdapat lagi keuntungan
yang melebihi normal. Juga keadaan dimana perusahaan mengalami kerugiaan adalah

merupakan keadaan yang sementara. Kerugian mendorong beberapa perusahaan untuk

mengundurkan diri dari industri tersebut. Penawaran barang akan menjadi semakin

berkurang dan menyebabkan kenaikan bunga. Penawaran yang semakin berkurang dan

harga yang semakin naik akan terus berlangsung sehingga perusahaan-perusahaan akan

mengalami keuntungan normal kembali.

Kedua keadaan tersebut jelas menunjukan bahwa dalam jangka panjang

perusahaan-perusahaan dalam persaingan sempurna cenderung untuk meperoleh

keuntungan normal saja.

(ribu unit)
(i) Perusahaan
(ii) Pasar

Gambar 2.6
2.7. Prinsip-Prinsip Persaingan Sempurna

Prinsip dasar profit maximization dari segi out put ialah; selama tambahan

revenue dari ekspansi perusahaan (marginal cost), perusahaan tetap

ekspansi menambah produksi. Perusahaan tidak akan menambah produksi bila

marginal cost dari ekspansi lebih besar di bandingkan dengan marginal revenue dari

ekspansi. Profit adalah selisih antara revenue dan biaya. Misalnya, untuk satu

perusahaan yang memproduksi kayu dengan harga pasar 200 per meter kubik, marginal

revenue untuk setiap tambahan satu kubik adalah 200. Pemilik perusahaan akan

menaikkan produksi kayu sepanjang marginal cost untuk setiap tambahan satu kubik

kurang dari 200. bila marginal cost lebih besar dari 200, perusahaan akan menambah

produksi.

Untuk profit maximization dari segi penggunaan input, selama kenaikan

penggunaan input (factor produksi) dalam proses produksi menambah revenue lebih

besar dari cost, kenaikan tersebut akan menambah profit perusahaan. Bila kenaikan

input menambah cost lebih besar besar dari revenue, kenaikan tersebut akan

menurunkan input. Jadi, perusahaan akan memilih tingkat pengunaan input di mana

tambahan revenue akibat tambahan satu unit input (marginal revenue product / MRP)

sama dengan tambahan biaya akibat tanbahan satu unit input (marginal factor cost

/MFC). Karena pada persaingan sempurna harga di tetapkan pasar, berarti marginal

factor cost dari input sama dengan harga. Misalnya, suatu perusahaan dapat menyewa

tenaga kerja (labor/L) dengan biaya 10 perjam atau 80 perhari (untuk 8 jam).

Perusahaan akan meningkatkan penggunaan tenaga kerja selama setiap tambahan, L


akan menigkatkan revenue lebih besar dari 80 perhari. Perusahaan tidak akan

menambah jumlah labor (L) bila kenaikan satu Lhanya menambahkan semua input.

MRP harus sama dengan harga untuk memaksimumkan profit. Profit di sini adalah

pure economic profit, yakni return di atas semua cost termasuk implicit cost.

2.8. Kebaikan Dan Keburukan Pasar Persaingan Sempurna

2.8.1. Kebaikan Pasar Persaingan Sempurna

Pasar persaingan sempurna memiliki bebarapa kebaikan dibandingkan pasar-

pasar yang lainnya antara lain:

a. Persaingan sempurna memaksimumkan efisiensi

Untuk melihat apakah sumber-sumber daya digunakan secara efisien atau tidak,

perlu diteliti dua konsep efisiensi yaitu:

1) Efisiensi produktif: Untuk mencapai efisiensi produktif harus dipenuhi dua syarat.

Yang pertama, untuk setiap tingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang

paling minimum. Untuk menghasilkan suatu tingkat produksi berbagai corak

gabungan faktor-faktor produksi dapat digunakan. Gabungan yang paling efisien

adalah gabungan yang mengeluarkan biaya yang paling sedikit. Syarat ini harus

dipenuhi pada setiap tingkat produksi. Syarat yang kedua, industri secara

keseluruhan harus memproduksi barang pada biaya rata-rata yang paling rendah,

yaitu pada waktu kurva AC mencapai titik yang paling rendah. Apabila suatu

industri mencapai keadaan tersebut maka tingkat produksinya dikatakan mencapai

tingkat efisiensi produksi yang optimal, dan biaya produksi yang paling minimal.
2) Efisiensi Alokatif: Untuk melihat apakah efisiesi alokatif dicapai atau tidak,

perlulah dilihat apakah alokasi sumber-sumber daya keberbagi kegiatan

ekonomi/produksi telah dicapai tingkat yang maksimum atau belum. Alokasi

sumber-sumber daya mencapai efisiensi yang maksimum apabila dipenuhi syarat

berikut: harga setiap barang sama dengan biaya marjinal untuk memproduksi

barang tersebut. Berarti untuk setiap kegiatan ekonomi, produksi harus terus

dilakukan sehingga tercapai keadaan dimana harga=biaya marjinal. Dengan cara

ini produksi berbagai macam barang dalam perekonomian akan memaksimumkan

kesejahteraan masyarakat.

3) Efisiensi dalam persaingan sempurna

Di dalam persaingan sempurna, kedua jenis efisiensi ynag dijelaskan diatas akan

selalu wujud. Telah dijelaskan bahwa didalam jangka panjang perusahaan dalam

persaingan sempurna akan mendapat untung normal, dan untung normal ini akan

dicapai apabila biaya produksi adalah yang paling minimum. Dengan demikian,

sesuai dengan arti efisiensi produktif yang telah dijelaskan dalam jangka panjang

efisiensi produktif selalu dicapai oleh perushaan dalam persaingan sempurna.

Telah juga dijelaskan bahwa dalam persaingan sempurna harga = hasil penjualan

marjinal. Dan didalam memaksimumkan keuntungan syaratnya adalah hasil

penjualan marjinal = biaya marjinal. Dengan demikian didalam jangka panjang

keadaan ini berlaku: harga = hasil penjualan marjinal = biaya marjinal. Kesamaan

ini membuktikan bahwa pasar persaingan sempurna juga mencapai efisiensi


alokatif.Dari kenyataan bahwa efisiensi produktif dan efisiensi alokatif dicapai

didalam pasar persaingan sempurna.

b. Kebebasan bertindak dan memilih

Persaingan sempurna menghindari wujudnya konsentrasi kekuasaan di segolonan

kecil masyarakat. Pada umumnya orang berkeyakinan bahwa konsentrasi semacam

itu akan membatasi kebebasan seseorang dalam melakukan kegiatannya dan

memilih pekerjaan yang disukainya. Juga kebebasaannya untuk memilih barang

yang dikonsumsikannya menjadi lebih terbatas.

Didalam pasar yang bebas tidak seorang pun mempunyai kekuasaan dalam

menentukan harga, jumlah produksi dan jenis barang yang diproduksikan.Begitu

pula dalam menentukan bagaimana faktor-faktor produksi digunakan dalam

masyarakat, efisiensilah yang menjadi factor yang menentukan

pengalokasinya.Tidak seorang pun mempunyai kekuasan untuk menentukan corak

pengalokasiannya.Selanjutnya dengan adanya kebebasaan untuk memproduksikan

berbagai jenis barang maka masyarakat dapat mempunyai pilihan yang lebih

banyak terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi

kebutuhannya. Dan masyarakat mempunyai kebebasan yang penuh keatas corak

pilihan yang akan dibuatnya dalam menggunakan factor-faktor produksi yang

mereka miliki.
2.8.2. Keburukan Pasar Persaingan Sempurna

Disamping memiliki kebaikan-kebaikan, pasar persaingan sempurna juga

memiliki keburukan-keburukan antara lain:

a. Persaingan sempurna tidak mendorong inovasi.

Dalam pasar persaingan sempurna teknologi dapat dicontoh dengan mudah oleh

perusahaan lain. Sebagai akibatnya suatu perusahaan tidak dapat meemperoleh

keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik memproduksi

yang baru tersebut.Oleh sebab itulah keuntungan dalam jangka panjang hanyalah

berupa keuntungan normal, Karena walaupun pada mulanya suatu perusahaan dapat

menaikkan efisiensi dan menurunkan biaya, perusahaan-perusahaan lain dalam

waktu singkat juga dapat berbuat demikian. Ketidakkekalan keuntungan dari

mengembangkan teknologi ini menyebabkan perusahaan-perusahaan tidak

terdorong untuk melakukan perkembangan teknologi dan inovasi.

Disamping oleh alasan yang disebutkan diatas, segolongan ahli ekonomi juga

berpendapat kemajuan teknologi adalah terbatas dipasar persaingan sempurna

karena perusahaan-perusahan yang kecil ukurannya tidak akan mampu untuk

membuat penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik.

Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul

oleh perusahaan yang kecil ukurannya.

b. Persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya social

Di dalam menilai efisiensi perusahaan yang diperhatikan adalah cara perusahaan

itu menggunakan sumber-sumber daya. Ditinjau dari sudut pandangnan


perusahaan, penggunaannya mungkimn sangat efisien.Akan tetapi, ditinjau dari

sudut kepentingan masyarakat, adakalanya merugikan.

c. Membatasi pilihan konsumen

Karena barang yang dihasilkan perusahaan-perusahan adalah 100 persen sama,

konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan

dikonsumsinya.

d. Biaya dalam pasar persaingan sempurna mungkin lebih tinggi

Didalam mengatakan biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna adalah

paling minimum tersirat (yang tidak dinyatakan) pemisalan bahwa biaya produksi

tidak berbeda. Pemisalan ini tidak selalu benar. Perusahaan-perusahaan dalam

bentuk pasar lainnya mungkin dapat mengurangi biaya produksi sebagai akibat

menikmati skala ekonomi, perkembangan teknologi dan inovasi.

e. Distribusi pendapatan tidak selalu rata

Suatu corak distribusi pendapatan tertentu menimbulkan suatu pola permintaan

tertentu dalam masyarakat. Pola permintaan tersebut akan menentukan bentuk

pengalokasian sumber-sumber daya. Ini berarti distribusi pendapatan menentukan

bagaimana bentuk dari penggunaan sumber-sumber daya yang efisien. Kalau

distribusi pendapatan tidak merata maka penggunaan sumber-sumber daya (yang

dialokasikan secara efisien) akan lebih banyak digunakan untuk kepentingan

golongan kaya.

Anda mungkin juga menyukai