PENDAHULUAN
1
2
seperti bakul, cobek dan lain-lain. Akan tetapi seiring dengan perkembangan
teknologi, seni kerajinan atau seni kriya menjadi sorotan penikmat seni guna
dinikmati keindahannya. Tidak sedikit pula orang yang mempunyai minat tinggi
dalam mempelajari proses pembuatannya, maupun hanya sekedar penikmat atau
pengguna. Salah satu hasil dari seni kerajinan atau seni kriya yakni kerajinan
anyaman. Seni kerajinan anyaman banyak menarik perhatian penikmat seni
karena mempunyai desain, motif dan bentuk yang rumit. Potensi alam yang
dimiliki Indonesia pun menjadi salah satu faktor tumbuh kembangnya ragam seni
kerajinan di Indonesia khususnya kerajinan anyaman. Dengan kekayaan alam
yang melimpah seperti rotan, lidi, pandan, dan lain-lain dapat meningkatkan
produksi pembuatan anyaman. Akan tetapi, kemampuan dalam proses mengolah
bahan tersebut dapat menjadi salah satu kendala bagi proses produksi anyaman.
Sejak lahir setiap manusia telah dianugerahi seperangkat pengetahuan dan
keterampilan dalam berseni, hanya saja tidak semua manusia dapat
mengembangkan anugerah tersebut dengan baik. Adapun yang membuat adanya
perbedaan pengembangan diri dalam berseni adalah cara dan keintensitasan dalam
mengasah anugerah tersebut. Suyono dan Hariyano (dalam Syahid, 2016, hlm.
107) mengemukakan, Cara belajar siswa ditentukan oleh sistem informasi yang
diterimanya sehingga setiap orang pasti memiliki caranya sendiri dalam
melakukan proses belajar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa cara belajar setiap individu mempunyai gaya belajar yang berbeda,
bergantung pada informasi yang diterimanya. Salah satu cara yang dapat dijadikan
alternatif pemecahan dalam masalah ini yakni melalui pendidikan. Pendidikan
yang dijalani setiap manusia dapat mengembangkan, bahkan menggali semua
kemampuan yang dimiliki oleh manusia tersebut. Poerbakawatja dan Harahap
(dalam Sagala, 2005) mengemukakan mengenai arti pendidikan, yakni usaha
sadar yang dilakukan secara sengaja oleh generasi tua guna mengalihkan
pengetahuan, keterampilan serta pengalamannya kepada generasi muda, sehingga
menghasilkan sebuah kedewasaan dan tanggung jawab yang dapat dijadikan bekal
dalam menjalani kehidupan. Di samping itu, UUSPN No. 20 tahun 2003
mengemukakan,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
3
Kedua, ide kreatif muncul pada saat atau setelah adanya bimbingan atau pelatihan
baik itu di lembaga sekolah maupun di lembaga-lembaga pelatihan seperti
sanggar. Akan tetapi, permasalahan yang muncul dalam pembelajaran seni di
tingkat sekolah dasar yakni terlihat pada segi pendidik. Sangat langka ditemukan
seorang pendidik di tingkat sekolah dasar yang mempunyai keahlian atau
menekuni bidang seni secara khusus. Hal ini pun menjadi salah satu faktor
penghambat pengembangan keterampilan berseni pada siswa, karena pendidik
dalam proses pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam
membina dan menumbuhkan potensi yang dimiliki siswa. Pernyataan tersebut
didukung oleh pendapat dari Djuanda (2009, hlm. 4) yang menjelaskan, Guru
memiliki andil besar sebagai penempa dan batu asahan pembelajaran, yang pada
hakikatnya memiliki peran yang jelas sebagai fasilitator.
Khusus untuk seni rupa dengan keterbatasan keterampilan pendidik, siswa
hanya dilatih dalam keterampilan menggambar saja, tanpa memperhatikan
sebenarnya masih banyak karya seni rupa lain yang dapat dipelajari. Di samping
itu, keterbatasan alat menjadi salah satu alasan yang tidak dapat dihindari dalam
pembelajaran seni khususnya seni rupa. Sangat disayangkan apabila pendidik
tidak dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dalam berkesenian
secara maksimal.
Namun dewasa ini seiring dengan adanya permasalahan tersebut, tidak sedikit
pula sekolah yang merancang dan memberikan pembelajaran seni yang menarik
dan menyenangkan, sehingga dapat mengasah dan mengembangkan keterampilan
siswanya dalam bidang seni. Salah satu sekolah yang menerapkan hal tersebut
adalah SDN Neglasari. Sekolah ini terletak di Kampung Neglasari, Desa Cibeusi
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang. Di sekolah ini, siswa tidak hanya diajarkan
bernyanyi ataupun teknik menggambar saja, melainkan diajarkan dan dibimbing
mengenai cara membuat karya seni rupa kriya.
SDN Neglasari telah meraih banyak prestasi dalam bidang seni, di antara
beberapa sekolah dasar yang berada di kawasan Kecamatan Ciater, sekolah inilah
yang mempunyai prestasi unggul, terutama di bidang seni kriya. Seni kriya yang
menjadi unggulan SDN Neglasari ini yakni anyaman. Bentuk anyaman yang
dipelajari di SDN Neglasari adalah sebuah anyaman berkerangka, dengan
5
menggunakan bahan-bahan yang terdapat di alam seperti bambu, rotan, lidi, dan
eceng gondok. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga ada bahan-bahan
lain seperti koran, plastik, dan lain-lain digunakan dalam pembuatan anyaman.
Gelar juara yang diraih SDN Neglasari meliputi juara umum di tingkat kecamatan,
juara I, II, dan III tingkat kabupaten dan juara III tingkat provinsi. Hal ini menjadi
salah satu bukti bahwa ada sesuatu yang menarik dalam proses pembelajaran
anyaman di SDN Neglasari, karena pada umumnya tidak sedikit orang yang
merasa kesulitan dalam proses pembuatan anyaman, khususnya anyaman
berkerangka dengan motif dan desain yang cukup rumit. Kesulitan dalam
pembuatan anyaman disebabkan oleh tingginya tingkat ketelitian dan keuletan
yang dibutuhkan dalam proses pembuatan anyaman tersebut. Di samping itu,
keuletan dalam membuat anyaman sangat langka dimiliki oleh anak seusia
sekolah dasar. Namun, pembelajaran pembuatan anyaman di SDN Neglasari,
mampu menghasilkan siswa yang terampil dalam membuat anyaman setiap
tahunnya. Selain dapat memberikan prestasi dan mengharumkan nama sekolah,
keterampilan membuat anyaman ini pun memberikan ilmu keterampilan yang
dapat digunakan oleh siswa dalam memenuhi kebutuhannya sebagai anggota
masyarakat kelak, karena hasil karya anyaman yang dipelajari tersebut berjenis
karya seni terapan, selain dapat dinikmati keindahannya juga dapat dinikmati
kegunaannya. Di samping memiliki nilai estetika yang kuat, seni anyaman ini pun
memiliki nilai jual yang tinggi.
Selain beberapa latar belakang yang dikemukakan pada uraian sebelumnya,
yang menjadi latar belakang lain dalam penelitian ini adalah adanya keinginan
peneliti untuk mengenalkan SDN Neglasari sebagai sekolah yang dapat dijadika
contoh bagi sekolah lain, sehingga dapat memunculkan motivasi pada sekolah lain
dalam mengembangkan minat dan bakat siswa dalam berseni secara maksimal
khususnya dalam pembelajaran bidang seni rupa. Oleh sebab itu, berdasarkan
fenomena dan latar belakang tersebut, peneliti berkeinginan untuk mengkaji dan
melakukan penelitian di SDN Neglasari dengan mengangkat judul penelitian
Kajian Pembelajaran Karya Seni Rupa Ayaman pada Siswa SDN Neglasari
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti merumuskan
masalah yang diteliti guna penelitian ini menjadi jelas dan terarah. Adapun
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1 Bagaimana proses pembelajaran anyaman yang dilakukan oleh siswa di SDN
Neglasari?
2 Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung tercapainya prestasi melalui proses
pembelajaran ayaman yang dilakukan oleh siswa di SDN Neglasari?
Masalah dalam penelitian ini akan lebih difokuskan pada proses pembelajaran
karya seni rupa anyaman pada siswa SDN Neglasari Desa Cibeusi, Kecamatan
Ciater Kabupaten Subang.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan deskripsi mengenai hal-hal sebagai berikut.
1 Mengkaji proses pembelajaran anyaman yang dilakukan pada siswa di SDN
Neglasari.
2 Mengetahui faktor-faktor yang mendukung tercapainya prestasi melalui proses
pembelajaran ayaman yang dilakukan oleh siswa di SDN Neglasari.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak,
baik itu secara teoritis maupun praktis. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya
sebagai berikut.
1 Manfaat Teoritis
Berdasarkan perumusan masalah serta tujuan penelitian, manfaat penelitian
secara teoritis diharapkan dapat memberikan dan mengembangkan pengetahuan
dalam penelitian bidang pendidikan mengenai proses pembelajaran anyaman pada
siswa tingkat sekolah dasar khususnya sekolah yang berada di kawasan
Kabupaten Subang. Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi bagi pihak sekolah lain untuk mengembangkan potensi anak
dalam bidang seni yang berbasis kearifan lokal sebagai tindak lanjut untuk
melestarikan nilai-nilai seni dan budaya serta diharapkan dapat menjadi referensi
7
bagi mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian seni di masa yang akan
datang.
2 Manfaat Praktis
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak,
khususnya bagi pihak siswa, guru dan sekolah yang diteliti dan lembaga
pendidikan serta seseorang untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut.
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan keterampilan dalam menganyam.
2) Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang teknik menganyam.
3) Menumbuhkan ketelitian dalam proses pembelajaran anyaman.
4) Mengasah potensi yang ada pada diri siswa khususnya dalam bidang
menganyam.
b. Bagi guru
Memperoleh pengetahuan mengenai tingkat keterampilan siswa dalam
proses pembelajaran anyaman sehingga dapat melakukan pemilihan calon
peserta apabila diadakan suatu perlombaan.
c. Bagi peneliti
1) Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam proses penelitian.
2) Menambah pengetahuan dan melatih keterampilan mengenai proses
pembelajaran dan pembuatan anyaman.
3) Memiliki informasi mengenai proses pembelajaran dalam pembuatan
anyaman di SDN Neglasari.
d. Pihak sekolah
1) Menjadikan SDN Neglasari sebagai percontohan bagi sekolah-sekolah lain.
2) Memicu untuk mengembangkan keterampilan dan kreativitas guru beserta
siswanya.
e. Lembaga Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang
1) Menambah daftar referensi dalam kepustakaan UPI Kampus Sumedang
mengenai proses pembelajaran anyaman pada siswa tingkat sekolah dasar.
2) Dapat dijadikan sebagai salah satu referensi penelitian seni pada angkatan
selanjutnya.
8
kelima bab yang telah dipaparkan pada uraian sebelumnya, skripsi ini juga disertai
dengan daftar pustaka yang memuat tentang sejumlah sumber atau referensi yang
digunakan.