PEMBAHASAN
1. Warisan Kolonial
Pada tahun 1903, pemerintah kolonial mengeluarkan staatsblaad No. 329
yang memberi peluang dibentuknya satuan pemerintahan yang mempunyai
keuangan sendiri. Kemudian staatblaad ini deperkuat dengan Staatblaad No.
137/1905 dan S. 181/1905. Pada tahun 1922, pemerintah kolonial mengeluarkan
sebuah undang-undang S. 216/1922. Dalam ketentuan ini dibentuk sejumlah
provincie, regentschap, stadsgemeente, dan groepmeneenschap yang semuanya
menggantikan locale ressort. Selain itu juga, terdapat pemerintahan yang
merupakan persekutuan asli masyarakat setempat.
Pemerintah kerajaan satu per satu diikat oleh pemerintahan kolonial
dengan sejumlah kontrak politik (kontrak panjang maupun kontrak pendek).
Dengan demikian, dalam masa pemerintahan kolonial, warga masyarakat
dihadapkan dengan dua administrasi pemerintahan.
3. Masa Kemerdekaan
1) Periode Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1945 menitik beratkan pada asas
dekonsentrasi, mengatur pembentukan KND (Komite Nasional Daerah) di
keresidenan, kabupaten, kota berotonomi, dan daerah-daerah yang dianggap perlu
oleh mendagri. Pembagian daerah terdiri atas dua macam yang masing-masing
dibagi dalam tiga tingkatan yakni:
a. Provinsi
b. Kabupaten/kota besar
c. Desa/kota kecil.
UU No.1 Tahun 1945 hanya mengatur hal-hal yang bersifat darurat dan segera
saja. Dalam batang tubuhnya pun hanya terdiri dari 6 pasal saja dan tidak
memiliki penjelasan.
a. Propinsi
b. Kabupaten/kota besar
c. Desa/kota kecil
a. Provinsi (tingkat I)
b. Kabupaten/kotamadya
c. Kecamatan
Titik berat otonomi daerah terletak pada daerah tingkat II karena daerah
tingkat II berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga lebih mengerti dan
memenuhi aspirasi masyarakat. Prinsip otonomi dalam UU ini adalah otonomi
yang nyata dan bertanggung jawab.
Secara garis besar ada dua urusan pemerintahan daerah, yaitu urusan
pemerintahan yang bersifat wajib dan urusan pemerintahan yang bersifat
pilihan. Urusan pemerintahan yang bersifat wajib berkaitan dengan
pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, pemenuhan kebutuhan
hidup minimal, dan prasarana lingkungan dasar. Sedangkan urusan
pemerintahan yang bersifat pilihan berkaitan dengan potensi unggulan
dan kekhasan daerah.
2.Prinsip otonomi nyata
1. Pertahanan,
2. Pertanian,
5. Kesehatan,
6. Lingkungan hidup,
7. Pekerjaan umum,
8. Perhubungan,
11. Koperasi.
Penyerahan kesebelas jenis kewenangan ini kepada daerah otonomi
kabupaten dan daerah otonomi kota dilandasi oleh sejumlah pertimbangan sebagai
berikut :
Otonomi Daerah
Pada pasal 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dijelaskan bahwa
yang dimaksud dengan otonomi daerah adalah : Kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Mahfud MD (1996 : 66) mengemukakan pendapatnya bahwa :
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat
kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus daerah mulai
dari kebijakan, perencanaan sampai pada implementasi dan pembiayaan
dalam rangka demokrasi. Sedangkan otonomi adalah wewenang yang
dimiliki daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
dan dalam rangka desentralisasi.
Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, bahwa prinsip otonomi daerah menggunakan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan
mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang
menjadi urusan Pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang.
Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk memberi
pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
Sejalan dengan prinsip tersebut dilaksanakan pula prinsip otonomi yang
nyata dan bertanggungjawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip
bahwa untuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan
tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan
berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi
dan kekhasan daerah. Dengan demikian isi dan jenis otonomi bagi setiap
daerah tidak selalu sama dengan daerah lainnya. Adapun yang dimaksud
dengan otonomi yang bertanggungjawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan
maksud pemberian otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan
daerah termasuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang merupakan
bagian utama dari tujuan nasional.
Seiring dengan prinsip itu penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu
berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu
memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.
Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah juga harus menjamin
keserasian hubungan antara daerah dengan daerah lainnya, artinya
mampu membangun kerjasama antar Daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah. Hal
yang tidak kalah pentingnya bahwa otonomi daerah juga harus mampu
menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya
harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan negara.
Agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang
hendak dicapai, Pemerintah wajib melakukan pembinaan yang berupa
pemberian pedoman seperti dalam penelitian, pengembangan,
perencanaan dan pengawasan. Disamping itu diberikan pula standar,
arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi, pengendalian, koordinasi,
pemantauan, dan evaluasi. Bersamaan itu Pemerintah wajib memberikan
fasilitasi yang berupa pemberian peluang kemudahan, bantuan, dan
dorongan kepada daerah agar dalam melaksanakan otonomi dapat
dilakukan secara efisien dan efektif sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Dengan demikian yang dimaksud dengan otonomi daerah itu adalah
bagaimana pemerintah daerah dapat mengelola daerahnya dengan baik
dengan tidak adanya kesenjangan antara masyarakat dengan pemerintah
dengan swakarsa sendiri guna mencapai tujuan yang tidak menyimpang
dari peraturan perundang-undangan..
Pembangunan Daerah
Pembangunan Daerah Adalah suatu proses di mana pemerintah daerah
dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan
sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi)
dalam wilayah tersebut.
Selain pendapat pakar diatas, ada juga beberapa pendapat lain yang
memberikan pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah, antara
lain:
Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah:
Pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu
Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat
Pengertian otonomi daerah menurut Philip Mahwood, adalah:
Suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri dimana
keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah
guna mengalokasikan sumber material yang bersifat substansial mengenai
fungsi yang berbeda
Pengertian otonomi daerah menurut Mariun, adalah:
Kebebasan (kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah daerah yang
memungkinkan meeka untuk membuat inisiatif sendiri dalam rangka
mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh
daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk dapat
berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
Pengertian otonomi daerah menurut Vincent Lemius, adalah:
Kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat suatu
keputusan politik maupun administasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Di dalam otonomi daerah tedapat kebebasan yang
dimiliki oleh pemerintah daerah untuk menentukan apa yang menjadi
kebutuhan daerah namun apa yang menjadi kebutuhan daerah tersebut
senantiasa harus disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana
yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
Pilkada Langsung
Kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu demos yang
berarti rakyat dan kratos yang berarti pemerintahan. Sehingga demokrasi
dapat diartikan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat.
Pemerintahan yang kewenangannya pada rakyat. Semua anggota
masyarakat (yang memenuhi syarat ) diikutsertakan dalam kehidupan
kenegaraan dalam aktivitas pemilu.Demokrasi di negara Indonesia
bersumberkan dari Pancasila dan UUD 45 sehingga sering disebut dengan
demokrasi pancasila. Demokrasi Pancasila berintikan musyawarah untuk
mencapai mufakat, dengan berpangkal tolak pada faham kekeluargaan
dan kegotongroyongan
Indonesia pertamakali dalam melaksanakan Pemilu pada akhir
tahun 1955 yang diikuti oleh banyak partai ataupun perseorangan. Dan
pada tahun 2004 telah dilaksanakan pemilu yang secara langsung untuk
memilih wakil wakil rakyat serta presiden dan wakilnya. Dan sekarang ini
mulai bulan Juni 2005 telah dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah atau
sering disebut pilkada langsung. Pilkada ini merupakan sarana
perwujudan kedaulatan rakyat. Ada lima pertimbangan penting
penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di
Indonesia.
1.Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena
pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, bahkan kepala desa
selama ini telah dilakukan secara langsung.
2. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945.
Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati
dan Wali Kota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Hal ini telah
diatur dalam UU No 32 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,
Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah.\
3. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi
rakyat (civic education). Ia menjadi media pembelajaran praktik
berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran
kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin
yang benar sesuai nuraninya.
4. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah.
Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh
pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal yang dihasilkan dalam
pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam
mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan
aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.
5. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi
kepemimpinan nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan
nasional amat terbatas. Dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari
200 juta, jumlah pemimpin nasional yang kita miliki hanya beberapa.
Mereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar yang
memenangi Pemilu 2004. Karena itu, harapan akan lahirnya pemimpin
nasional justru dari pilkada langsung ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar.........................................................................
Daftar Isi..................................................................................
BAB I PEMBAHASAN............................................................
A.Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia
B.Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah
C.Pembagian Kekuasaan Dalam Kerangka Otonomi Daerah
D.Otonomi Daerah dan Pembangunan Daerah
E.Otonomi Daerah dan Pilkada Langsung
BAB II PENUTUP...........................................................
Kesimpulan.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat dipahami dengan adanya otonomi
daerah,maka setiap daerah akan diberi kebebasan dalam menyusun
program dan mengajukannya kepada pemerintah pusat.
Hal ini sangat akan berdampak positif dan bisa memajukan daerah tersebut
apabila orang yang menyusun memiliki kemampuan yang baik dalam
merencanakan suatu program serta memiliki analisis mengenai hal-hal
apa saja yang terjadi dikemudian hari.Tetapi sebaliknya akan berdampak
kurang baik apabila orag yang menyusu program tersebut kurang
memahami kurang mengetahui mengenai bagaimana cara menyusun
perencanaan yang baik serta analisis dampak yang akan terjadi.