Wireline
Wireline
BAB I
PENDAHULUAN
Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi, yaitu:
Menurut Teori Biogenitik (Organik), disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam
terbentuk dari beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan tertimbun di
bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai
menuju laut, akhirnya mengendap di dasar lautan dan tertutup Lumpur dalam jangka waktu
yang lama, ribuan dan bahkan jutaan tahun. Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, dan
tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tersebut
berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
2. Teori Anorganik
Menurut Teori Anorganik, disebutkan bahwa minyak bumi dan gas alam terbentuk
akibat aktivitas bakteri. Unsur-unsur oksigen, belerang, dan nitrogen dari zat-zat organik
yang terkubur akibat adanya aktivitas bakteri berubah menjadi zat seperti minyak yang berisi
hidrokarbon.
3. Teori Duplex
Teori Duplex merupakan perpaduan dari Teori Biogenetik dan Teori Anorganik.
Teori Duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas, menjelaskan bahwa minyak dan gas
bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan
bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati.
Zaman yang kian maju secara pesat memacu manusia untuk mengembangkan segala
teknologi agar semakin mudah dan efisien. Pun di dalam dunia perminyakan, para ahli terus
meelakukan pembenahan melalui penelitian-penelitian dan kajian-kajian terhadap berbagai
teknologi yang dilakukan dalam operasi pengeboran. Hasil pengkajian tersebut
mempertemukan para ahli tersebut kepada sebuah metode yang disebut metode analisa
Wireline Log Kualitatif. Adapun metode ini sendiri digunakan untuk mempermudah
pencarian cadangan-cadangan migas. Metode ini sendiri dilakukan dengan analisa beberapa
Nama : Muhammad Imam Nugraha
NIM : 111.112.002
Plug : 2 1
Laboratorium Geologi Migas 2013
kurva-kurva parameter, seperti di antaranya: Log Permeable, Log Resistivity dan Log
Caliper. Ketiga log tersebut memiliki fungsi masing-masing yang dapat dijadikan parameter,
seperti misalnya untuk menentukan permeabilitas atau nilai resistivitas batuan.
Praktikan dapat memahami tujuan Wireline Log dan fungsi setiap lognya
Mampu mengkaji tiap Log berdasarkan masing-masing fungsinya
Dapat menentukan permeabilitas, resistivitas dan porositas batuan
Memahami cara melihat keterdapatan jenis fluida pada log dengan menggunakan
parameter-parameter yang tersedia di dalam log.
Mampu menentukan jenis petroleum system berdasarkan hasil analisa batuan dan
nilai-nilai yang dikandungnya.
Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang
diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer, 2008). Data yang dihasilkan
disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu
wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer, 2008). Wireline logging
dilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel digunakan sebagai alat untuk
mentransmisikan data. Pada logging while drilling, logging dapat dilakukan bersamaan
dengan pemboran. Logging jenis ini tidak menggunakan kabel untuk mentransmisikan data.
Saat ini logging while drilling lebih banyak digunakan karena lebih praktis sehingga waktu
yang diperlukan lebih efisien walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data
yang tidak secepat wireline logging.
Logging dalam pelaksanaannya terdapat dua jenis, yaitu Wireline Log dan Logging
While Drilling. Wireline log sendiri merupakan perekaman dengan menggunakan kabel
setelah pengeboran dilaksanakan dan pipa pengeboran telah di angkat. Sedangkan Logging-
While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat
membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat
lumpur pemboran ke sensor di permukaan.
Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas
kertas. LWD pada dasarnya berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas,
sonic dan gamma ray) sedini mungkin pada saat pemboran.
Log GR adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh
unsur-unsur radioaktif yang terdapat didalam lapisan batuan disepanjang lubang bor. Unsur
radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium,
Potassium, Radium (Harsono, 1997). Menurut Mastoadji (2007) kegunaan utama dari log GR
adalah:
2. depth Control
Log SP
Log Neutron
Log neutron merupakan log yang berfungsi untuk menentukan besarnya porositas
suatu batuan (Harsono, 1997). Neutron Porosity log tidaklah mengukur porositas
sesungguhnya dari batuan, melainkan yang diukur adalah kandungan hidrogen yang terdapat
pada pori-pori batuan.
Log Density
Log density adalah kurva yang menunjukkan besarnya densitas bulk density (rb)
dari batuan yang ditembus oleh lubang bor. Log densitas digunakan untuk mengukur densitas
semu formasi menggunakan sumber radioaktif yang ditembakkan ke formasi dengan sinar
gamma yang tinggi dan mengukur jumlah sinar gamma rendah yang kembali ke detektor.
Log Resistivity
Log resistivitas atau log tahanan jenis merupakan log yang mengukur tahanan dari
fluida dalam pori-pori batuan terhadap aliran elektrik (Harsono, 1997).
Log Sonik
Log sonik adalah log yang menggambarkan waktu kecepatan suara yang
dikirimkan/dipancarkan kedalam formasi sehingga pantulan suara yang kembali diterima oleh
receiver. Waktu yang diperlukan gelombang suara untuk sampai ke receiver disebut interval
transit time atau t. Besar atau kecilnya t yang melalui suatu formasi tergantung dari jenis
batuan dan besarnya porositas batuan serta isi kandungan dalam batuan (Harsono, 1997).
BAB II
PEMBAHASAN
=
max
log 45
0,5 =
88 50
log = 66,5
Berdasarkan nilai GR Log yang telah didapat, ditarik garis cut off dan dilakukan analisa, di
mana Log Gamma Ray yang condong ke kanan menunjukkan batuan yang tergolong
impermeable, sedangkan yang ke kiri tergolong permeable. Pada wireline log GMB-07
menunjukkan dominasi impermeable batuan.
Dengan analisa menggunakan log resistivity, log induksi dan log lateral, didapatkan
nilai resistivitas batuan pada Wireline Log GMB-07 didominasi dengan nilai satuan, dimana
teridentifikasi adanya keterdapatan water, di mana kita ketahui water dapat mengantarkan
listrik dengan baik.
Berdasarkan perbandingan nilai Log Densitas (RHOB) dan Log Neutron (NPHI) yang
menunjukkan nilai yang sama-sama membesar, yang berarti juga menggambarkan harga
porositas neutron dan densitas yang tinggi pada batuan yang didominasi batuan impermeable
ini. Didukung oleh log permeabilitas pada Track 1, dapat dianalisa kandungan litologi yang
didapatkan pada Wireline Log GMB-07 ini didominasi oleh batuan impermeable berupa
Berdasarkan hasil analisa ketiga Track yang menujukkan nilai permeabilitas, resistivitas,
porositas dan densitas, maka dapat pula hasil interpretasi menunjukkan bahwa pada GMB-07
menunjukkan:
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang
diperoleh melalui pengukuran pada sumur bor (Ellis & Singer, 2008). Data yang dihasilkan
disebut sebagai well log. Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu
wireline logging dan logging while drilling bor (Ellis & Singer, 2008).
Dengan menggunakan Track Permeabilitas, Track Resistivitas dan Track Porositas dan
Densitas, nilai-nilai tiap log pada seluruh track menunjukkan beberapa kesimpulan, antara
lain:
Litologi batuan didominasi oleh batuan impermeable, yaitu kandungan batulempung
dan batugamping. Litologi batuan permeable terkandung batupasir.
Fluida yang dihasilkan adalah air karena nilai resistivitas yang rendah.
Petroleum system tergolong non-petroleum sytem karena tidak ditemukan kandungan
minyak dan atau gas bumi.