Anda di halaman 1dari 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/321780441

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR


KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
UNTUK...

Article December 2017

CITATIONS

6 authors, including:

Zuhur Fardani
State University of Medan
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

mathematic education View project

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK


MEMBANGUN KARAKTER BANGSA View project

All content following this page was uploaded by Zuhur Fardani on 13 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
ZUHUR FARDANI, EDY SURYA

Program Studi Pendidikan Matematika PPS Universitas Negeri Medan


zhuzfd@gmail.com

ABSTRAK
Sehubungan dengan perkembangan zaman dan teknologi, maka pembelajaran di dalam
kelas juga mengalami perkembangan pesat. Murid dituntut untuk bisa mulai berpikir kritis
dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika di dalam kelas. Oleh karena itu,
kurikulum 2013 mulai digalakkan kembali di Indonesia. Karena di dalam kurikulum 2013
siswa dituntut untuk berpikir kreatif. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk
meningkatkan berpikir kritis di dalam pembelajaran. Terutama dalam pembelajaran
matematika, karena matematika tidak bisa lepas dari kegiatan kita dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun metode yang digunakan ialah metode kepustakaan. Dimana penulis mengkaji
pustaka untuk membahas masalah keterkaitan berpikir kritis dengan membangun karakter
bangsa dalam pembelajaran matematika. Dengan meningkatnya cara berpikir kritis siswa
yang sekarang, maka diharapkan berpikir kritis itu tertanam pada diri siswa dan
menguatkan karakternya sendiri. Jika ini berhasil kita lakukan maka otomatis karakter
bangsa akan ikut tertanam kuat. Karena cara berpikir manusia memiliki hubungan erat
kepada karakter pribadi yang kuat.
Kata Kunci : Berpikir Kritis, Pembelajaran Matematika, Membangun Karakter
Bangsa

PENDAHULUAN
Eka Puspitasari, dkk (2016) menyatakan penurunan moral peserta didik akibat
arus globalisasi dapat dilihat dari perilaku kurang disiplin, kurang tanggung jawab, rasa
cinta tanah air dan sikap peduli lingkungan yang masih rendah. Hal ini dapat diminimalisir
dengan pembangunan karakter sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 yang meliputi cerdas,
kritis, kreatif, tanggung jawab, beriman, percaya diri, dan peduli terhadap lingkungan.
Faizal (2015) menyatakan bahwa di abad ke-21, semua orang bisa mendapatkan
informasi dari mana saja. Termasuk dalam mencari informasi tentang pembelajaran
matematika. Banyak juga terdapat sebuah web atau lembaga pendidikan non formal yang
menggunakan media internet sebagai alat komunikasi dalam membahas pembelajaran
matematika sekolah. Sehingga seluruh orang di dunia ini bisa berkumpul dan memecahkan
masalah bersama terhadap soal yang sama pula. Namun tidak semua jawaban, cara, atau
pendapat yang diberikan terhadap semua masalah itu sama dan benar. Di sinilah dibutuhkan
pemikiran yang cukup kritis untuk merespon hal-hal baru yang kita dapat dari dunia digital.
Baker (1991) menjelaskan berpikir kritis digunakan seseorang dalam proses
kegiatan mental seperti mengidentifikasi pusat masalah dan asumsi dalam sebuah argumen,
membuat simpulan yang benar dari data, membuat simpulan dari informasi atau data yang
diberikan, menafsirkan apakah kesimpulan dijamin berdasarkan data yang diberikan, dan
mengevaluasi bukti atau otoritas.
Menurut Syarifah (2016) kemampuan berfikir kritis merupakan dasar
untuk menganalisis argumen dan dapat mengembangkan pola fikir secara logis.
Berpikir kritis tidak berarti orang yang suka berdebat dengan mempertentangkan
pendapat atau asumsi yang keliru, akan tetapi pemikir kritis juga dapat memberikan suatu
solusi dari permasalahan dan pendapat yang disampaikan memiliki dasar yang tepat,
rasional dan hati-hati.
Belakangan ini Indonesia juga telah mulai menggalakkan kurikulum 2013 yang
dimana tujuan utamanya adalah membuat anak mulai berpikir kritis disetiap mata pelajaran
yang ia dapat di sekolah. Meskipun kenyataannya, masih banyak juga sekolah yang belum
menerapkan atau setengah menerapkan.
Dari hasil penelitian Alifa (2012) kita bisa lihat bahwa pada kenyataannya,
pembelajaran di sekolah lebih bersifat menghafal atau pengetahuan faktual, hal ini
menjadikan pembelajaran tidak searah dengan tujuan pendidikan nasional. Mata pelajaran
merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan, untuk dapat melatih siswa memiliki
keterampilan berpikir.
Salah satu yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika yaitu
keterampilan berpikir kritis, sesuai dengan tujuan pendidikan matematika. Materi
matematika dan keterampilan berpikir kritis merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, karena materi matematika dipahami melalui berpikir kritis dan begitu juga
sebaliknya berpikir kritis dilatih melalui belajar kimia. Namun kenyataannya, pelaksanaan
pembelajaran kimia di sekolah cenderung kurang memperhatikan keterampilan berpikir
kritis.
Jika kita mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pembelajaran matematika misalnya, itu berarti kita sudah berusaha untuk membangun
karakter bangsa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karena jika siswa kita telah memiliki
sifat berpikir kritis di dalam kehidupannya, maka ia akan memiliki karakter yang sangat
kuat dan tidak mudah goyah atau asal ikutan saja dengan perkembangan zaman. Ia akan
bisa lebih cerdas menyikapi dan mengambil keputsan bahkan dapat ikut berpartisipasi
dalam perubahan zaman tersebut.
Namun untuk mendapatkan karakter yang kuat seperti itu pastilah kita perlu
membenah cara kita dalam belajar dan berpikir. Bagaimana cara kita meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika agar dapat membentuk
karakter bangsa yang kuat dalam diri anak didik kita?
Dengan penjelasan di atas, maka jelas tujuan penulisan makalah ini untuk
mencari cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika
yang dapat membangun karakter bangsa.

PEMBAHASAN
Menurut Paul Mussen dan Mark Rosenzweig (dalam Jalaluddin Rakhmat,
2003:68) menyatakan bahwa berfikir yakni The term thinking refers to many kind of
activities that involve the manipulation of concept and symbols, representation of objects
and events. Sehingga, berpikir menunjukkan berbagai kegiatan yang melibatkan
penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa.
Bobbi De Porter. dkk (2013:298) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah salah
satu keterampilan tingkat tinggi yang sangat penting diajarkan kepada siswa selain
keterampilan berpikir kreatif. Didalam berpikir kritis, kita berlatih atau memasukkan
penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh
siswa, seperti yang diungkapkan Sudiarta (dalam Ristia Sari, 2012) berpikir kritis telah
terbukti mempersiapkan siswa dalam berpikir pada berbagai disiplin ilmu karena berpikir
kritis merupakan kegiatan kognitif yang dilakukan siswa dengan cara membagi-bagi cara
berpikir dalam kegiatan nyata dengan memfokuskan pada membuat keputusan mengenai
apa yang diyakini atau dilakukan.
Pernyataan Sudiarta juga semakin diperkuat dari hasil penelitian Maruli (2017)
yang menyatakan critical thinking is to think reasonably and effectively with an emphasis
on making decisions about what to believe or do.
Menurut Wasriono, dkk (dalam Novalina, 2017) bahwa pembelajaran
matematika selama ini masih berpusat pada guru sebagai sumber pengetahuan, guru
cenderung menggunakan metode ekspositori berupa ceramah, memberi contoh, dan latihan
sehingga akan membatasi kemampuan berpikir siswa dalam menemukan konsep,
memahami konsep, serta menggunakan prosedur yang dibutuhkan siswa dalam
menyelesaikan masalah matematika Pernyataan ini dipertegas dengan pendapat Surya &
Syahputra (dalam Novalina 2017), bahwa Almost all of the learning process of
mathematics in school beginning with shares of definition, formula, example, and ends
with exercises, yang artinya adalah bahwa hampir semua proses pembelajaran matematika
di sekolah diawali dengan saham definisi, rumus, contoh, dan diakhiri dengan latihan.

Jenis Dan Macam Berpikir

Secara garis besar terdapat dua jenis / macam berpikir yaitu antaralain sebagai berikut :

1. Berpikir Autistik
Berpikir autistik (melamun) atau dengan kata lain fantasi, menghayal dan wishful
thinking adalah contoh dari autistik. Dengan terjadinya proses berpikir autistik, maka
orang melarikan diri dari kenyataan serta melihat hidup sebagai gambar-gambar
fantastis.

2. Berpikir Realistik
Berpikir realistik atau dengan kata lain disebut juga dengan nalar (reasoning) adalah
berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.

Floyd L. Runch (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2003:69) menyebutkan bahwa


terdapat tiga macam berpikir realistik yakni antara lain sebagai berikut :

1. Berpikir deduktif
Berpikir deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan dimulai dari
pernyataan umum kemudian ke hal-hal yang khusus. Pada ilmu logika disebut dengan
silogisme.

2. Berpikir induktif
Berpikir induktif adalah pernyataan dimulai dari hal-hal yang khusus dan kemudian
mengambil kesimpulan secara umum. Sehingga berfikir induktif ini kebalikan dari
berfikir deduktif.
3. Berpikir evaluatif
Berpikir evaluatif adalah proses berpikir kritis dengan menilai baik-buruknya serta tepat
atau tidaknya sebuah ide atau gagasan. Pada berpikir evaluatif ini kita hanya menilai
menurut kriteria tertentu dan tidak menambah atau mengurangi ide/gagasan tersebut .

Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai berpikir kritis, maka dapat
diartikan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses aktif dan cara berpikir secara
teratur serta secara sistematis guna memahami informasi yang secara mendalam, sehingga
kemudian membentuk sebuah keyakinan tentang kebenaran dari informasi yang didapatkan
atau pendapat-pendapat yang di sampaikan. Proses aktif menunjukkan bahwa keinginan
dan atau motivasi guna menemukan jawaban serta mencapai pemahaman (Hendra Surya,
2013:159).
Oleh sebab itu, dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan sekali berpikir
kritis. Karena matematika itu sendiri tidak lepas dari dari kegiatan sehari-hari manusia
dalam dunia nyata. Jika kita mampu menerapkannya dengan baik dalam pembelajaran
matematika di dalam kelas, sudah pasti kita turut ambil andil dalam pembentukan karakter
bangsa beberapa tahun ke depan.
Manfaat Berpikir Kritis
Adapun manfaat berpikir kritis dalam pembelajaran matematika antara lain:

Berpikir kritis mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam pembelajaran


matematika dan juga kehidupan sehari-hari.
Berpikir kritis dapat membantu dalam pengambilan keputusan.
Berpikir kritis dapat membedakan antara fakta dan opini. Terutama fakta dan opini
yang didapat dari dunia digital. Jawaban dengan cara yang berbeda dari setiap
orang dapat memicu rasa ingin tahu atas kebenaran dari masalah tersebut.
Berpikir kritis membantu kita untuk tetap tenang sekalipun dalam masalah yang
sulit.

Cara Berpikir Kritis


Cara berpikir kritis pada dasarnya datang dari dalam diri seseorang,
mengembangkan cara berpikir kritis dapat membantu seseorang untuk menjadi pribadi
yang tidak gegabah dan mengambil keputusan maupun mencari penyelesaian suatu
masalah. Terutama dalam penyelesaian masalah dalam pembelajaran matematika. Berikut
ialah cara berpikir kritis ialah:

Selalu berpikir dengan kepala dingin. Setiap kali dihadapkan dengan masalah
matematika, jangan terlalu cepat memutuskan untuk tidak tahu atau tidak bisa
menyelesaikannya. Tidak juga langsung gegabah bertanya kepada teman sebelum
mebaca masalah yang disajikan.
Tidak mendahulukan emosi dibandingkan logika. Kebanyakan siswa apabila
dihadapkan pada permasalahan dalam matematika langsung menampilkan emosi
ketidak sukaannya dari pada berpikir cara penyelesaiannya.
Selalu berpikir tentang segala kemungkinan yang terjadi. Masalah dalam
matematika terkadang memiliki banyak cara penyelesaian, namun kebanyakan
siswa gagal memahami soal karena tidak membacanya sehingga merasa tidak tahu,
atau terkadang hanya mengikuti contohnya saja. Sehingga apabila soal kedua
berbeda dengan soal pertama, ia akan segera kebingungan dan menyerah.
Selalu siap dengan apa yang harus dihadapi dan menanggung resikonya.
Kebanyakan siswa dalam kelas memilih untuk mencontek, atau menyerah dari
pada melanjutkan pencariannya dalam memecahkan masalah. Ia lebih takut salah
dari pada berusaha.
Mengambil keputusan berdasarkan data yang faktual dan bersifat fakta. Kebiasaan
siswa yang harus dirubah adalah selalu menerka jawaban tanpa melakukan
penyelesaiannya terlebih dahulu.

Berpikir kritis tidak hanya sampai pada tahap kompetensi menganalisis dan
menyimpulkan suatu permasalahan, akan tetapi peserta didik akan diarahkan untuk mampu
mengkomunikasikan serta mengkreasikan sesuatu yang berdampak positif bagi dirinya
maupun orang di sekitarnya. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu berperan aktif
dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika. Peserta didik harus benar-
benar mampu untuk mengkreasikan masalah atau pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika.
Pengintegrasian kemampuan berpikir kritis peserta didik diharapkan mampu
berkontribusi dalam kemajuan zaman di masa depan, terutama dalam pengembangan
pembelajaran matematika di masa yang akan datang. Generasi muda yang berkarakter
positif akan mampu membangun bangsa yang unggul, berkompeten, dan berkarakter kuat.
Dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran
matematika, diharapkan siswa juga dapat menerpakan kemampuan berpikir kritis tersebut
dalam kehidupan sehari. Serta membangun karakter bangsa yang kuat di dalam dirinya
sehingga dapat menganalisis setiap informasi yang ia dapat.

KESIMPULAN
Berdasarkan dari penjelasan di atas, maka pemakalah menyimpulkan bahwa
berpikir kritis harus mulai benar-benar dilakukan di dalam dunia pendidikan Indonesia.
Agar di kemudian hari, penerus bangsa Indonesia memiliki karakter yang kuat dan tidak
gegabah dalam mengambil sebuah keputusan, serta dapat ikut berkonstribusi dalam
mengembangkan lagi pembelajaran matematika.
Dengan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika, siswa diharapkan
mampu memiliki kemampuan berpikir kritis lebih baik lagi dalam menghadapi masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Memiliki karakter yang kuat dan tidak mudah menerima
informasi begitu saja.
Diharapkan juga dengan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa, maka
dapat membangun karakter bangsa yang kuat pula.

DAFTAR PUSTAKA
Amir. M. F. 2015. PROSES BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR DALAM
MEMECAHKAN MASALAH BERBENTUK SOAL CERITA MATEMATIKA
BERDASARKAN GAYA BELAJAR. Program Studi PGSD,
FKIPUniversitasMuhammadyiah Sidoarjo. (Jurnal Math Educator
NusantaraVolume 01 Nomor 02, Nopember 2015)

Baker, M. (1991). Relationships Between Critical and Creative Thinking. Texas Tech
University. Press.
DePorter, Bobbi. dkk. 2013. QUANTUM LEARNING: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Hasibuan, S. H & Surya. E. 2016. ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS


X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC
YEAR 2015/2016. (Jurnal Saung Guru: Vol. VIII No.2 April (2016))

Hendra, Surya. 2013. Cara Belajar Orang Genius. Jakarta: Elex Media Komputindo

Jalaluddin, Rakhmat. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Maruli.S & Surya. E & Syahputra. E. 2017. The Efforts to Improving the Mathematical
Critical Thinking Students Ability through Problem Solving Learning Strategy
by Using Macromedia Flash. Post Graduate Program in Mathematics
Education, State University of Medan, Indonesia. (American Journal of
Educational Research, 2017, Vol. 5, No. 7, 725-731)

Puspitasari, E & Sumarmi & Amirudin. A. 2016. INTEGRASI BERPIKIR KRITIS DAN
PEDULI LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM
MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK SMA. Pendidikan Geografi
Pascasarjana-Universitas Negeri Malang. (124 Jurnal Pendidikan, Vol. 1 No. 2,
Bln Februari, Thn 2016, Hal 122126)

Rahma, A. N. 2012. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL


INKUIRI BERPENDEKATAN SETS MATERI KELARUTAN DAN HASILKALI
KELARUTAN UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR
KRITIS DAN EMPATI SISWA TERHADAP LINGKUNGAN. Prodi Penelitian dan
Evaluasi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia. (JERE 1 (2) (2012))

Ristiasari, T & Priyono, B & Sukaesih, S. 2012. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM


SOLVING DENGAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA. Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang,
Indonesia. (Unnes.J.Biol.Educ. 1 (3) (2012))

Samosir, R.N & Surya. E. 2017. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa yang
Diajar dengan Menggunakan Model Discovery Learning dan Kooperatif Tipe
Make A Match dengan Media Kartu Soal pada Materi Teorema Pythagoras.
Mahasiswa PPS Jurusan Pendidikan Matematika, Unimed.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai