Anda di halaman 1dari 3

Nama: Murti Wijayanti

Kelas: 16 c
NPM: 16.0102.0177

ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN

SPE (Special Purpose Entities) atau dalam bahasa Indonesia : Entitas


Bertujuan Khusus.
A. Latar Belakang dan Definisi SPE (Special Purpose Entities)
Sejak mencuatnya kasus Enron sekitar tahun 2002, praktisi bisnis dan
akuntan baik di Indonesia maupun di dunia mulai menyoroti kelemahan aturan di
pencatatan akuntansi sehingga manipulasi laporan keuangan masih bisa terjadi
saat itu. Mengantisipasi hal yang serupa, maka aturan-aturan terkait special
purpose entities mulai diperketat.
Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh
perusahaan sponsor/ perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus,
sempit, dan temporary), misalnya untuk membagi atau menghilangkan resiko
finansial. Suatu entitas bertujuan khusus (EBK) atau special purpose entities
(SPE) dapat berbentuk perusahaan, perserikatan, firma atau entitas yang tidak
berbentuk badan hukum. EBK umumnya dibentuk dengan ketentuan kontraktual
yang mengatur secara ketat atau memberikan batasan tetap atas kewenangan
pimpinan, wali amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai
pengoperasian EBK. (Pertiwi, 2012)
SPE (Special Purpose Entities) atau Entitas Bertujuan Khusus merupakan
mekanisme pendanaan yang sah selama lebih dari dua dekade dan menjadi bagian
tak terpisahkan dari keuangan perusahaan saat ini. Pada intinya, semua transaksi
terkait pihak-pihak berelasi yang berada dalam satu kendali termasuk didalamnya
Entitas Bertujuan Khusus (Special Purpose Entities) harus diungkapkan dan
dilakukan konsolidasi laporan keuangan. Sehingga semua transaksi akan tampak
dan kecurangan seperti yang dilakukan Enron diharapkan tidak akan terjadi lagi.
Entitas Bertujuan Khusus memiliki konsep sebagai berikut, yaitu:
1. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor, dan dikapitalisasi dengan investasi
ekuitas, beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang
independen.
2. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar kredit
dan membeli aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor.
3. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan
pengembalian bagi investor ekuitas. (Subramanyan K.R)
B. Simpulan :
SPE (Special Purpose Entities) atau Entitas Bertujuan Khusus
termasuk unsur yang melekat dan tidak dapat dipisahkan dalam Analisis
Aktivitas Pendanaan, hal tersebut diperjelas dengan adanya beberapa poin
tujuan SPE sendiri, diantaranya:
a. Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat
hutang perusahaan induk (sponsor) off-balance-sheet.
b. Mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman,
atau hipotek ke dalam bentuk liquid.
Dalam dua konteks tujuan ini, perusahaan tentu dapat memperoleh dana
untuk selanjutnya dialokasikan pada kegiatan operasional agar
memperoleh laba.
c. Mengurangi besarnya pajak.
Poin ini adalah bonus dari dua aspek diatas, utamanya saat inflasi tinggi
berikut harga yang melambung tinggi.
Contoh kasus :
Sponsor (entitas yang diwakili EBK) sering kali menjual asetnya ke EBK,
memperoleh hak pemakaian aset yang dikuasai oleh EBK, atau memberikan
jasa untuk EBK, sementara pihak lain (penyedia modal) mungkin
menyerahkan dana kepada EBK. Entitas yang bertransaksi dengan EBK
(sering kali adalah pendiri atau sponsor) mungkin secara substansi
mengendalikan EBK.
Sesuai dengan PSAK terbaru hasil konvergensi IFRS, akuntansi terkait Entitas
Berkebutuhan Khusus (Special Purpose Entities) disyaratkan sebagai berikut :
ISAK No. 7, menyaratkan suatu EBK dikonsolidasikan jika substansi hubungan
antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh
entitas tersebut.
Prosedur konsolidasi penyajian dan pengungkapan sebagaimana disyaratkan
dalam PSAK 4.
Karena EBK merupakan entitas yang dikendalikan atau dikuasai oleh entitas lain,
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat suatu hubungan antar pihak berelasi diantara
keduanya. Oleh karena itu, EBK yang telah terkonsolidasi memungkinan kecurangan
bisa diminimalisir bahkan dihindarkan.

Sumber:

1. http://mhs2007bersama.blogspot.co.id/2009/05/analisis-aktivitas-
pendanaan.html?m=1

2. Analisis Laporan Keuangan [Buku] / pengar. Subramanyan K.R John J


Wild. - Vol. 10.

3. Konsekuensi Penerapan Konvergensi IFRS Terhadap Perlakuan


Akuntansi Entitas Bertujuan Khusus [Jurnal] / pengar. Pertiwi Rima Sari. -
Malang : Universitas Brawijaya, 2012.

Anda mungkin juga menyukai