Anda di halaman 1dari 8

BAB III.

PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DAN ANCAMAN


DISINTEGRASI.

6. Kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.


a. Latar belakang Indonesia kembali ke NKRI (Negara Republik Indonesia).
pada tanggal 2 November 1949 KMB telah mendapat hasil, yaitu dibentuknya satu
negara federal Indonesia yaitu Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun, dalam Kabinet RIS
hanya dua orang yang mendukung sistem federal di Indonesia (yaitu Sultan Hamid II dan
Anak Agung Gede Agung), sisanya (seperti Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Arnold
Manuhutu, dan lain-lain), selain itu terdapat hal-hal yang memicu bangsa Indonesia ingin
kembali ke NKRI dan membubarkan RIS, diantaranya karena dasar pembentukan negara
federal di Indonesia sangat lemah dan tidak didukung oleh suatu ikatan ideology yang kuat,
dengan tujuan kenegaraan yang tidak jelas, kurangnya dukungan rakyat, serta Eksistensinya
sangat tergantung pada kekuatan militer Belanda yang terdiri dari Koninklijk Leger (KL) atau
tentara Kerajaan Belanda dan Koninklijk Nederland Indisch Leger (KNIL) atau Tentara
Kerajaan Hindia Belanda. NKRI (Negara kesatuan Republik Indonesia) merupakan cita-cita
bangsa Indonesia sejak proklamasi.

b. Tanggal terjadinya / proses-proses perjuangan mempertahankan NKRI


Perjuangan NKRI berlangsung dari tahun 1949-1950.Dimana pada tahun 1949
sebelumnya RIS dibentuk, namun karna tidak adanya dukungan dari bangsa Indonesia maka
digantilah dengan NKRI. Pada tahun 1950, disepakati untuk kembali NKRI, dan mengubah
Undang-Undang Dasar RIS menjadi Undang- Undang Dasar Sementara RI. Undang Dasar
Sementara RI ini disahkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dan mulai berlaku tanggal 17
Agustus 1950. Dengan demikian sejak saat itulah Negara Kesatuan RI menggunakan UUD
Sementara (1950).
C. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam perjuangan kembali ke NKRI .
Dalam memperjuangkan kembali ke NKRI, terdapat beberapa tokoh-tokoh
Indonesia yang berperan aktif yaitu sebagai berikut :
1. Ir.Soekarno.
Tampak peranan Ir.Soekarno dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia,
diantaranya : ~ Pada tanggal 19 September1945, dalam penjagaan ketat pasukan Jepang di
Lapangan Ikada. Soekarno menyampaikan pesan singkat agar rakyat percaya kepada
pimpinan dan pulang dengan tenang serta meyakinkan akan kewibawaan Pemerintah
Republik Indonesia.
~ Beberapa kali Ir.Soekarno terlibat perundingan dengan panglima sekutu dan
berhasil meyakinkan sekutu untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia.
~ Ir.Soekarno beberapa kali dapat meredakan keadaan saat terjadi perlawanan
di berbagai daerah terhadap tindakan sewenang-wenang sekutu dan Belanda
~ Saat terjadi Agresi Militer Belanda , Ir.Soekarno selaku pimpinan berhasil
menggagalkan upaya Belanda untuk menghapus pemerintahan di Republik Indonesia.
~ Ir.Soekarno menjabat sebagai Pemerintah Presiden RI saat kembali menjadi
negara kesatuan.
2. Mohammad Hatta .
Tampak peranan Mohammad Hatta dalam mempertahankan Kmerdekaan
Indonesia, diantaranya :
~ November 1945, Hatta mengeluarkan suatu Maklumat pemerintah untuk
menghapus kecurigaan pihak sekutu bahwa negara Indonesia adalah buatan
Jepang, sekutu pun mengakui kedaulatan Indonesia.
~ Januari 1948, Hatta ikut serta dalam perundingan Kaliurang dan berhasil
memperlihatkan itikad baik Indonesia untuk menyelesaikan sengketa secara
damai.
~ Sejak awal tahun 1948, Hatta menjabat Wakil Presiden sekaligus Perdana
Menteri RI. Dibwah pimpinannya Indonesia mampu mengatasi tantangan berat
yang mengancam kemerdekaan RI.

3. Sri Sultan Hamengku Buwono IX


Memiliki peranan juga dalam mempertahankan kemerdekaan, diantaranya :
~ Awal September 1945, Sri Sultan menyatakan kesultanan di Yogyakarta
bagian dari RI, pernyataan tersebut memberi dukungan moril(semangat) yang
kuat bagi RI yang masih muda itu.
~Sri Sultan memberikan bantuan harta benda dan perlindungan bagi serangan
gerilya TNI saat agresi militer Belanda yang kedua.
~Sri Sultan menjadi wakil Indonesia yang menandatangani naskah penyerahan
kekuasaan dari Belanda ke Indonesia (pengakuan kedaulatan) , serta menjabat
Menteri Pertahanan dan Koordinator keamanan dalam Negri.

4. Panglima Soedirman.
Memiliki peranan dalam mempertahankan kemedekaan Indonesia, antara lain :
~Soedirman berhasil merebut senjata pada saat usaha merebut senjata dari
tangan pasukan Jepang tanpa ada pertumbuhan darah
~Dibawah komandonya, TKR berhasil menghalau pasukan sekutu Ambarawa.
~Ia menjadi teladan bagi stiap prajurit TNI untuk bertempur tanpa kenal
menyerah.

D. Strategi-Strategi yang dilakukan dalam perjuangan kembali ke NKRI.


Strategi-strategi yang dilakukan untuk memperjuangkan NKRI telah
banyak dilakukan hingga sampai pertempuran skalipun. Berikut uraiannya :
a. Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di daerah dalam mempertahankan
kemerdekan Indonesia.
Penyerahan kekuasaan Jepang kepada Sekutu dilakukan oleh Komando
Asia Tenggara (South East Asia Command atau SEAC) di bawah pimpinan
Laksamana Lord Louis Mounbatten. Pasukan Sekutu yang bertugas di
Indonesia adalah Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang
dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI merupakan
komando bawahan dari SEAC.
Pada awalnya rakyat Indonesia menyambut kedatangan Sekutu dengan
senang. Akan tetapi setelah diketahui NICA ikut di dalamnya, sikap rakyat
Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. Kedatangan NICA di Indonesia
didorong oleh keinginan menegakkan kembali Hindia Belanda dan berkuasa
lagi di Indonesia. Datangnya pasukan Sekutu yang diboncengi NICA
mengundang perlawanan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Berikut
ini berbagai perlawanan terhadap Sekutu yang muncul di daerah-daerah.
1. Pertempuran Surabaya 10 November1945
Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan
pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby. Pada
tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio di
Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. pada tanggal 10 November
1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan senjata-senjata berat
dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara.
Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu.Pertempuran berlangsung selama tiga
minggu. Akibat pertempuran tersebut 6.000 rakyat Surabaya gugur
2. Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15 Desember
1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris).
Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26
Oktober 1945. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara
pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran
Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Posisi
Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kota Ambarawa berhasil
dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI. Mengingat posisi yang telah terjepit, maka
pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa tanggal 15 Desember 1945 menuju Semarang.
Keberhasilan TKR mengusir Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.
3. Pertempuran Medan Area 1 Desember 1945
Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan
NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia.
Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan
terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak
Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai
sudut kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan
NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan.
Hal ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang
mencoba berkuasa kembali. Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan
pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan
tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar
Rakyat Medan Area.
4. Bandung Lautan Api
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum Sekutu untuk mengosongkan kota
Bandung. Pada tanggal 21 November 1945. Tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan
ultimatum kembali. Menghadapi ultimatum tersebut para pejuang kebingungan karena
mendapat dua perintah yang berbeda. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar TRI
mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar
Bandung tidak dikosongkan.
Akhirnya para pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para
pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka menyerang Sekutu dan
membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan
memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung Lautan Api.
Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar kota.
5. Puputan Margarana 20 November 1946
Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan
serangan dari udara terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
Dalam keadaan kritis, Letkol I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah Puputan yang
berarti bertempur sampai habis-habisan (fight to the end). Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur
beserta seluruh anggota pasukan dalam pertempuran tersebut. Pertempuran tersebut terkenal
dengan nama Puputan Margarana.
6. Serangan Umum 1 Maret 1949
Menghadapi tindakan Belanda, TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda.
Puncak serangan TNI adalah serangan umum terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret
1949, yang dipimpin oleh Letkol Soeharto. Sebelumnya, Letkol Soeharto mengadakan
koordinasi terlebih dahulu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Kepala Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pada malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan telah
merayap mendekati kota dan melakukan penyusupan-penyusupan. Pagi hari tanggal 1 Maret
1949 sekitar pukul 06.00 WIB tepat sirene berbunyi, serangan dilancarkan dari segala penjuru
kota. Letkol Soeharto langsung memimpin penyerangan dari sektor Barat sampai batas Jalan
Malioboro. Rakyat membantu memperlancar jalannya penyerangan dengan memberikan
bantuan logistik. Dalam waktu enam jam kota Yogyakarta berhasil dikuasai TNI. Bersamaan
dengan itu bantuan Belanda tiba dengan kendaraan lapis baja serta pesawat terbang. Belanda
melakukan serangan balasan.
Meskipun demikian, serangan umum telah mencapai tujuannya.

7. Merebut Kembali. Irian Barat


A. Latar belakang perebutan Irian Barat .
Setelah proses pengakuan kedaulatan Indonesia masih mempunyai satu permasalahan
dengan Belanda yaitu masalah Irian Barat. Pengembalian Irian Barat menjadi masalah
penting bagi pemerintah Indonesia sejak tahun 1950, yaitu satu tahun setelah
penandatanganan KMB. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah Belanda akan menyerahkan
Irian Barat kepada Indonesia satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Keputusan tersebut
tidak pernah ditepati oleh Belanda. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berjuang dengan
segala cara untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda.

B. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam perebutan Irian Barat


1. Ir. Soekarno
Soekarno bertekad membalas dendam. Dengan mengumumkan Trikora, dia
menyatakan konfrontasi dengan Belanda.
Isi Trikora adalah:
1. Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua.
2. Kibarkan sang merah putih di Irian Barat.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tanah air dan bangsa.
2. Komodor Yos Sudarso.
Yos Sudarso berperan dalam pertempuran yang dinamakan pertempuran Laut Aru,
namun Yos Sudarso gugur dalam pertempuran tersebut.
3. Mayor Jenderal Soeharto
Beliau ditunjuk oleh Soekarno sebagai panglima Mandala dalam pertempuran saat
itu.
C. Strategi- strategi yang ditempuh dalam memperebutkan Irian Barat
A. Perjuangan Diplomasi .
Dalam perjuangan diplomasi, berbagai cara telah diakukan baik dengan
Perundingan Bilateral Indonesia Belanda, Melalui Forum PBB, dan Dukungan
Negara Negara Asia Afrika (KAA).

B. Konfrontasi Ekonomi,
Dalam bidang perekonomian, pemerintah Republik Indonesia melaksanakan
konfrontasi terhadap segala aktivitas perekonomian Belanda berkaitan dengan
masalah Irian Barat. Berbagai cara dilakukan, diantaranya :
1. Tanggal 18 November1957,diadakan rapat umum di Jakarta, dilanjutkan
dengan aksi mogok para buruh.
2. Tanggal 2 Desember1957, pesawat terbang milik maskapai penerbangan
Belanda (KLM) dilarang mendarat dan terbang diatas wilayah Indonesia.
3. Tanggal 9 Desember 1957, Bank Escompto diambil alih oleh pemerintah RI ,
kemudian Netherlandsche Handel Maatschappij NV diubah menjadi Bank
Dagang Negara serta percetakan De Unie telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah nomor 23 tahun 1958.

C. Tri Komando Rakyat


Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno dalam suatu rapat raksasa
di Yogyakarta mengeluarkan komando yang terkenal sebagai Tri Komando Rakyat
(Trikora) yang isinya sebagai berikut :
1. Gagalkan pembentukan Negara Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan
kesatuan Tanah Air Indonesia.
Adapun tugas pokok dari Komando Mandala Pembebasan Irian Barat ini adalah:
1) Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi-operasi
militer.
2) Menciptakan daerah bebas secara defacto atau mendudukkan unsur
kekuasaan RI di Irian Barat.

D. Penentuan pendapat rakyat (PEPERA)


Penyelenggaraan pepera dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :
1.Dimulai pada tanggal 24 Maret 1969, dalam tahap ini dilakukan
konsultasi dengan dewan kabupaten di kota Jayapura mengenai tata cara
penyelenggaraan pepera.
2.Diadakan pemilihan Dewan musyawarah pepera yang berakhir pada
bulan Juni 1969.
3.Dilaksanakan pepera dari kabupaten merauke dan berakhir pada tanggal
4 Agustus 1969 di Jayapura.
Tanggal 19 Nopember 1969, siding umum PBB menerima dan menyetujui hasil
pepera.
C. Perjuangan Menghadapi Pergolakan Dala Negeri .
1. Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948.
a. Latar Belakang .
Akibat persetujuan renville, kabinet Amir Syrarifuddin jatuh karena dianggap terlalu
menguntungkan Belanda. Persetujuan Renville tidak menjamin secara tegas kedudukan dan
kelangsungan hidup Republik Indonesia. Posisi RI bertambah sulit serta wilayah Indonesia
juga dikurangi lagi sehingga semakin bertambah sempit masih lagi ditambah dengan blokade-
blokade ekonomi oleh Belanda. Maka pada tanggal 23 Januari 1948 kabinet Amir Syrarifudin
mengembalikan mandat kepada presiden RI. Kemudian presiden menunjuk Moh. Hatta untuk
membentuk kabinet baru. Setelah menyerahkan mandat kemudian Amir Syrarifuddin menjadi
oposisi dari kabinet Hatta. Ia menyusun kekuatan dalam Front Demokrasi Rakyat ( FDR ),
yang mempersatukan semua golongan sosialis kiri dan komunis. FDR berusaha memancing
terjadinya bentrokan fisik terhadap lawan lawan politiknya, sehingga berakibat terjadinya
kerusuhan terutama didaerah Surakarta dan sekitarnya seperti daerah Delanggu. Pada saat
FDR melakukan offensif tampillah seorang pemimpin berpengalaman yaitu Musso. Ia
dikirim oleh pimpinan gerakan Komunis Internasional ke Indonesia dengan tujuan untuk
merebut pimpinan atas negara RI dari tangan kaum nasionalis. Musso segera mengambil
langkah-langkah untuk memperkuat organisasi dan membangkitkan kemampuan kaum
komunis Indonesia. Ia mengembangkan politik yang diberi nama Jalan baru . Sesuai
dengan doktrin itu, ia melakukan fusi antara Partai Sosialis, Partai Buruh, dll menjadi PKI. Ia
bersama Amir Syarifuddin mengambil alih pimpinan PKI baru itu. PKI melakukan provokasi
terhadap Kabinet Hatta dan menuduh pimpinan nasional pada waktu itu seolah-olah bersifat
kompromistis terhadap musuh. Ia juga mengecam Persetujuan Renville, padahal arsiteknya
adalah Amir Syarifuddin sendiri. Kesimpulan dari serangan itu adalah PKI ingin
menggantikan pimpinan nasional dengan orang-orangnya.

b.Tokoh-tokoh yang terlibat didalam pemberontakan PKI Madiun 1948.


1. Mohammad Hatta
2. Musso
3.Ir. Soekarno
4. Amir Syrarifudin.

C. Strategi-strategi yang dilakukan dalam Pemberontakan PKI Madiun 1948.


1. Melepaskan para prajurit dengan sukarela untuk meninggalkan ketentaraan dan
kembali pada pekerjaan semula.
2. Mengambil 100 ribu orang laskar dari masyarakat dan menyerahkan penampungan
kepada Kementerian Pembangunan dan Pemuda.
FDR menentang keras program Reorganisasi dan Rasionalisasi angkatan perang yang
dijalankan oleh Kabinet Hatta. Menurut kabinat hatta, melalui Rasionalisasi, jumlah
anggota angkatan perang akan dikurang. Sebab negara tidak sanggup membiayai
angkatan perang yang terlalu besar. Sebagian anggota yang akan terkena rasionalisasi
adalah anggota laskar yang tergabung dalam FDR. Anggota laskar ini dihasut oleh
FDR agar tidak mematuhi perintah Rasionalisasi.
Strategi FDR dalam mengatasi hal ini adalah:

3. Dalam Parlemen, mengusahakan terbentuknya front nasional yang


mempersatukan berbagai kekuatan sosial politik dalam rangka menggulingkan
Kabinet Hatta.
4. Menghasut ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah, dengan cara
pemogokkan umum dan berbagai bentuk pengacauan.
5.Menarik pasukan FDR yang berada di medan tempur untuk memperkuat
wilayah yang telah dibina.
2. Gerakan Darul Islam / Tentara Islam Indonesia (DI/TII) .
a. Latar belakang .
A. DI/TII Di Jawa Barat- sejak ditandatanganinya Perjanjian Renville tanggal 8
Desember 1947, pasukan TNI hijrah ke daerah Jawa Tengah. Karena menurut perjanjian,
Jawa Barat masuk dalam wilayah kekuasaan Belanda. Dalam hal ini SM. Kartosuwiryo tidak
ikut berhijrah. Beliau memimpin pasukan Hizbullah dan Sabilillah untuk tetap tinggal dan
mempertahankan Jawa Barat dari tangan Belanda dan juga berkeinginan untuk mendirikan
Negara Islam Indonesia. SM. Kartosuwiryo membentuk Gerakan Darul Islam (DI) dan
pasukannya dijadikan Tentara Islam Indonesia (TII). Markas Besar ada di Gunung Cepu.
Pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong, Jawa Barat. Sejak saat itu Negara Islam
Indonesia berdiri.Belanda sudah hengjkang dari Indonesia, maka pasukan TNI yang berhijrah
ke Yogyakarta kembali ke Jawa Barat. Kembalinya pasukan TNI, manjadi ancaman bagi
berlangsungnya NII. Karena NII tidak menghendaki kedatangan pasukan TNI maka terjadilah
bentrokan.
Untuk menumpas DI/TII maka pada akhir tahun 1960 dilaksanakan operasi Pagar Betis di
Gunung geber oleh pasukan TNI bersama rakyat. Pasukan Kartosuwiryo semakin terdesak.
Kartosuwiryo sendiri terkurung dan kemudian ditangkap di puncak Gunung Geber pada
tanggal 4 Juni 1962 dan dijatuhi hukuman mati.
B. DI/TII di Sulawesi Selatan- Latar belakang munculnya gerakan DI/TII di Sulawesi
Selatan yang di pimpin oleh Kahar Muzakar dikarenakan Kahar Muzakar menempatkan
lascar-laskar rakyat Sulawesi Selatan ke dalam lingkungan APRIS. Selain itu Kahar Muzakar
juga berkainginan untuk menjdi pemimpin APRIS di Sulawesi Tengah.
Pada tanggal 30 April 1950, Kahar Muzakar mengirim surat kepada pemerintah pusat agar
KGSS dimasukan ke dalam APRIS. Usul tersebut ditolak oleh pemerintah pusat. Sebagai
benytuk penjagaan situasi, maka pemerintah membentuk Corps Tjadangan Nasional (CTN)
dan memasukan KGSS ke dalamnya dengan Kahar Muzakar sebagi pemimpinnya dengan
pangkat Letnan Kolonel.
Ternyata kebijakan pemerintah tidak membuat Kahar Muzakar puas. Ia bersama pasukannya
melarikan diri ke hutan pada tanggal 17 Agustus 1951. Ia menyatakan bahwa wilayah
Sulawesi Selatan menjadi bagian dari Negara Islam Indonesia pimpinan Kartosuwiryo di
Jawa Barat.
Pemumpasan gerakan ini mengalami berbagai kesulitan. Tetapi akhirnya pada bulan Februari
1965 Kahar Muzakar berhasil di tembak mati.
C.DII/TII di Aceh- latar belakang terjadinya pemberontakan, status Aceh yang
dulunya Daearh Istimewa diturunkan menjadi karisidenan di bawah Provinsi Sumatera Utara.
Kebijakan ini ditentang oleh Daut Beureuh. Pada tanggal 21 September 1953, ia
mengeluarkan Maklumat tentang penyatuan Aceh dalam Negara Islam Indonesia.
Pada tanggal 17-28 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh.
Melalui musyawarah tersebut dicapai kesepakatan damai.

D.DI/TII di Kalimantan Selatan- pemberontakan ini dipimpin oleh Ibu Hajar dengan
pasukannya Kesatuan Rakjat jang Tertindas (KRJT). Untuk memperkuat pasukannya, ia
meminta bentuan kepada Kartosuwiryo dan Kahar Muzakar. Pada akhir tahun 1954, Ibnu
Hajar bergabung dalam lingkaran Negara Islam Indonesia.
Pada bulan Maret 1965, pengadilan militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu Hajar.

4. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)


a.Latar Belakang
Pada bulan November 1949, dinas rahasia militer Belanda menerima
laporan, bahwa Westerling telah mendirikan organisasi rahasia yang
mempunyai pengikut sekitar 500.000 orang. Laporan yang diterima Inspektur
Polisi Belanda J.M. Verburgh pada 8 Desember 1949 menyebutkan bahwa
nama organisasi bentukan Westerling adalah "Ratu Adil Persatuan Indonesia"
(RAPI) dan memiliki satuan bersenjata yang dinamakan Angkatan Perang
Ratu Adil (APRA). Pada 5 Desember malam, sekitar pukul 20.00 Westerling
menelepon Letnan Jenderal Buurman van Vreeden, Panglima Tertinggi
Tentara Belanda, pengganti Letnan Jenderal Spoor. Westerling menanyakan
bagaimana pendapat van Vreeden, apabila setelah penyerahan kedaulatan
Westerling berencana melakukan kudeta terhadap Sukarno dan kliknya. Van
Vreeden memang telah mendengar berbagai kabar, antara lain ada sekelompok
militer yang akan mengganggu jalannya penyerahan kedaulatan. Juga dia telah
mendengar mengenai kelompoknya Westerling.Jenderal van Vreeden, sebagai
yang harus bertanggung-jawab atas kelancaran "penyerahan kedaulatan" pada
27 Desember 1949, memperingatkan Westerling agar tidak melakukan
tindakan tersebut, tapi van Vreeden tidak segera memerintahkan penangkapan
Westerling.

Anda mungkin juga menyukai