Dosen Pengampu:
Edwina Rudyarti
Disusun Oleh:
362015712258
PRODI FARMASI
2017
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Istilah Fitokimia mengacu pada kandungan kimia dalam tumbuhan yang pada dasarnya
termasuk dalam kimia bahan alam. Perkembangan fitokimia didukung dengan semakin
maraknya penelitian publikasi dan gerakan back to nature. Kajian Fitokimia meliputi isolasi
yang sering diikuti dengan penggolongan, bahkan sampai pada penentuan struktur kimia jenis
senyawa hingga kadarnya. Pemanfaatan bahan alam terutama tumbuhan tidak lepas dari
kandungan kimia yang menjadi sumber senyawa bioaktif yang bermanfaat dan dapat
dikembangkan melalui sintesis.
Senyawa fitokimia tidak termasuk kedalam zat gizi karena bukan berupa karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral maupun air. Setiap tumbuhan atau tanaman mengandung
sejenis zat yang disebut fito kimia, merupakan zat kimia alami yang terdapat di dalam
tumbuhan dan dapat memberikan rasa, aroma atau warna pada tumbuhan itu. Sampai saat ini
sudah sekitar 30.000 jenis fitokimia yang ditemukan dan sekitar 10.000 terkandung dalam
makanan. Dalam perkembanganya pula senyawa yang terdapat dalam bahan alam digunakan
dalam bidang kesehatan khususnya untuk dijadikan suatu obat.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian fitokimia
2. Senyawa fitokimia yang berfungsi dalam bidang pangan dan kesehatan
3. Hubungan ilmu fitokimia dan ilmu agama
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian fitokimia
2. Mengetahui macam-macam senyawa fitokimia
3. Mengetahui hubungan antara ilmu fitokimia dan ilmu agama
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fitokimia
Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organic yang dibentuk
dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan
metabolism, penyebaran secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organic. Fitokimia
atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau
nutrienyang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Dalam
penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit.
Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada
tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang
menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit.
Karenanya, zat-zat ini berbeda dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam
pengertian tradisional, yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi
metabolismenormal, dan ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi,
paling tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.
Klasifikasi fitokimia menurut struktur kimianya antaralain fitokimia kaoteniod (pada
sayuran dan buah yang berwaena kuning/jingga), saponin (pada kacang-kacangan dan
daun-daunan), glukosinolat( kol dan brokoli), inhibitor protease ( padi, gandum),
monoterpen (mentol), fitoestrogen ( tempe, tahu). Fitokimia berfungsi dalam berbagai ilmu
diantaranya dalam ilmu fisiologi tumbuhan, ilmu kesehatan, sistematika tumbuhan, genetika
tumbuhan, paleobotani, ekologi botani, patologi tumbuhan.
B. Senyawa fitokimia yang berfungsi dalam bidang pangan dan bidang kesehatan
1. Isoflavon
isoflavon yang terdiri atas struktur dasar C6-C3-C6, secara alami disintesa oleh
tumbuh-tumbuhan dan senyawa asam amino aromatik fenil alanin atau tirosin. Isoflavon
yang banyak terdapat pada kedelai, ginseng, buah dan sayur dapat menurunkan risiko
mendapatkan kanker payudara dan dapat menurunkan kolesterol. Penurunan kadar
kolesterol oleh suplementasi protein kedelai tersebut sama dengan yang disebabkan oleh
obat-obat penurun kolesterol yang diproduksi secara sintetik, serta jumlah protein kedelai
yang diperlukan cukup rendah.
2. Alkaloid
Flavonoid yaitu senyawa yang mudah larut dalam air untuk kerja antimikroba
dan antivirus (Naiborhu 2002). Mekanisme kerjanya dalam menghambat bakteri
dilakukan dengan cara mendenaturasi protein dan merusak membran sel bakteri
dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel. Senyawa ini mampu
melakukan migrasi dari fase cair ke fase lemak. Terjadinya kerusakan pada membran
sel mengakibatkan terhambatnya aktivitas dan biosintesa enzim-enzim spesifik yang
diperlukan dalam reaksi metabolisme dan kondisi ini yang pada akhirnya
menyebabkan kematian pada bakteri (Naiborhu 2002).
6. Tripsin inhibitor yang selama ini diduga dapat menurunkan penyerapan protein,
ternyata dapat mencegah timbulnya kanker. Bowman-Birk Inhibitor (BBI)
merupakan salah satu tripsin inhibitor yang terdapat dalam kedelai, dapat mencegah
terjadinya kanker kolon dan hati. Dilaporkan bahwa hanya BBI yang dapat mencegah
terjadinya kanker dan tidak untuk jenis inhibitor lainnya
7. Tokotrienol
Terpenoid adalah senyawa yang tersusun dari kerangka isopren (C5), yakni
rantai beranggota lima karbon bercabang (branching) metil pada karbon nomor 2 atau
kelipatannya. Senyawa-senyawa seskuiterpen ( Zingiberaceae ), asam ursolat yang
terdapat dalam berbagai tanaman dan bersifat penghambat kanker dan menurunkan
gula darah, asam betulinat yang tekandung dalam berbagai tatanaman termasuk buah
kayu putih yang bersifat antidiabetes, azadiraktin dari biji mimba ( Azadirachta
indica ) sebagai pestisida, berbagai macam parfum dan aroma kebanyakan adalah
senyawa-senyawa terpenoid. Karotenoid dalam berbagai tanaman sebagai pro
vitamin A. Skualen suplemen kesehatan, bahkan kolesterol yang jika kadarnya dalam
tubuh berlebihan menyebabkan penyakit jantung dan stroke adalah merupakan
senyawa golongan terpenoid. Contohny a dalam obat Artemisinin adalah obat anti
malaria yang diekstraksi dari jamur Artemisinia annua , merupakan senyawa
terpenoid. Artemisinin menghambat pertumbuhan Plamodium falciparum .
9. fenil propanoid (C9) dan fenil metanoid (C7)
BAB III
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Harborne IB. 1987. Metode Fitokimia. Penerbit ITB Bandung. [Dictionary of Natural
Product]
Lenny S. 2006. Senyawa Flavonoid, Fenilpropanoida dan Alkaloida. Fakultas MIPA, USU,
Medan
Gunawan D, Mulyani S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Penebar Swadaya, Jakarta
Miroslav, V. 1971. Detection and Identification of Organic Compound. New York: Planum
Publishing Corporation and SNTC Publishers of Technical Literatur
Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat. Padang: Pusat Penelitian Universitas
Andalas