Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanjut Usia

2.1.1 Definisi lanjut usia

Lanjut usia adalah suatu fase dimana mulai menurunnya kemampuan akal

dan fisik, yang dimulai dengan terjadinya beberapa perubahan dalam hidup.

Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai

kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Lanjut usia merupakan bagian dari

proses tumbuh kembang. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan

kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu lanjut usia,

kemudian mati. Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut)

secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk

hidup.1,2

2.1.2 Batasan lanjut usia

1. Menurut WHO lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:3

a. Usia pertengahan/ middle age (45-59 tahun)

b. Lanjut usia/ elderly (60-74 tahun)

c. Lanjut usia tua/ old (75-90 tahun)

d. Usia sangat tua/ very old (>90 tahun)

2. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998

tentang kesejahteraan lansi dalam Bab I Pasal 1 Ayat 2: Lanjut usia

adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.4

6
7

3. Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, lanjut usia

dikelompokkan menjadi:3

a. Pra lanjut usia (45-59 tahun)

b. Lanjut usia (60-69 tahun)

c. Lanjut usia resiko tinggi (>70 tahun atau usia >60 tahun dengan

masalah kesehatan)

2.1.3 Perubahan fisiologis pada lanjut usia

lanjut usia merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang ditandai

dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap stress

eksternal maupun internal. Menua didefinisikan sebagai proses yang mengubah

seorang dewasa sehat menjadi seorang yang frail (lemah/rentan) dengan

berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya

kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian. Terjadi berbagai perubahan

fisiologis yang tidak hanya berpengaruh terhadap penampilan fisik, namun juga

terhadap fungsi dan tanggapan pada kehidupan sehari-hari. Adapun perubahan

fisiologis tersebut yaitu perubahan pada komposisi tubuh, mulut, gigi, indra

pengecap, indra pencium dan sistem gastrointestinal.

2.1.4 Kebutuhan nutrisi pada lanjut usia

Pemantauan status nutrisi pada lansia dapat dilakukan melalui

penghitungan berat badan ideal, penimbangan berat badan setiap 1 minggu sekali,

pemantauan asupan protein yang ditunjukkan dengan gejala mudah sakit dan tidak

bersemangat akibat kekurangan asupan protein dan kekurangan vitamin D yang

didapat dari paparan sinar matahari.


8

Perencanaan makanan untuk lansia dapat dilakukan dengan beberapa cara

sebagai berikut:

1. Makanan harus mengandung zat gizi dan makanan yang beraneka ragam,

yang terdiri dari: zat tenaga, zat pembangunan dan zat pengatur

2. Banyak minum dan kurangi asupan garam

3. Perhatikan porsi makanan jangan terlalu kenyang namun dapat makan

lebih sering

4. Pada kondisi tertentu pada lansia dapat dianjurkan untuk memakan

makanan yang mudah dicerna, makan-makanan yang lunak/lembek,

makanan selingan seperti buah atau sari buah

5. Batasi makanan yang manis-manis atau mengandung gula berlebih serta

makanan yang berlemak

6. Lebih disarankan untuk mengolah makanan dengan cara dikukud, rebus

atau panggang

7. Batasi minum kopi dan teh.

2.2 Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia

lanjut disuatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh

masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu

lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa

yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga

yang sudah berusia lanjut.


9

Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yang

dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yang menitik beratkan pada pelayanan

promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui

pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program

puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat

dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya..

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain

meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga

terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia dan

mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta

dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara

masyarakat usia lanjut.

2.3 Promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Program ini

dirancang untuk membawa perubahan bagi masyarakat, organisasi dan

lingkungannya ke arah lebih baik. Kegiatan promosi kesehatan yang dapat

dilakukan adalah senam jantung sehat dan senam lansia, kampanye anti rokok,

penyuluhan asupan gizi, pelatihan pemeriksaan (tekanan darah, gula darah,

kolestrol), pencegahan spesifik seperti pemberian vitamin, diagnosis dini

danpengobatan segera. Strategi promosi kesehatan yang akan dilakukan dalam

bentuk yaitu, advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan masyarakat.


10

2.4 Pemberdayaan Masyarakat

Menurut permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 Pasal (1) ayat 8, bahwa

pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam

pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan kemampuan dan

kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsep

pemberdayaan masyarakat dimaknai dalam konteks menempatkn posisi berdiri

masyarakat. Posisi masyarakat bukan sebagai objek penerima manfaat yang

tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan berdiri

sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak secara mandiri, secara

mandiri bukan berarti lepas dari tanggung jawab negara. Pemberian layanan

publik kesehatan kepada masyarakat tentu merupakan tugas negara sebagai

given. Masyarakat sebagai pastisipan berarti terbukanya ruang dan kapasitas

mengembangkan potensi/kreasi, mengontrol lingkungan dan sumber dayanya

sendiri, menyelesaikan masalah secara mandiri dan ikut menentukan proses

politik di ranah negara. Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proses

pembangunan dan pemerintahan.

Sedangkan tujuan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan

memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan dan

keterbelakangan/kesenjangan/ketidakberdayaan. Beberapa strategi atau kegiatan

yang dapat diupayakan untuk mencapai tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu,

strategi gotong royong, strategi pembangunan teknikal-profesional, strategi

konflik, strategi reaksi kultural.

2.5 Kader pemberdayaan masyarakat


11

Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang kader pemberdayaan

masyarakat menyatakan bahwa dalam rangka pertumbuh kembangan,

penggerakkan prakarsa dan partisipasi masyarakat serta swadaya gotong royong

dalam pembangunan di desa dan kelurahan perlu dibentuk kader pemberdayaan

masyarakat desa. Kader pemberdayaan masyarakat merupakan mitra

pemerintahan desa dan kelurahan yang diperlukan keberadaan dan peranannya

dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan partisipatif di desa

kelurahan. Peran kader pemberdayaan masyarakat adalah mempercepat

perubahan, perantaraan, pendidik, perencana, advokasi, aktivis dan pelaksana

teknis.

Anda mungkin juga menyukai