Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asal usul merek itu sendiri berpangkal di sekitar abad pertengahan di Eropa, pada saat
perdagangan dengan dunia luar mulai berkembang. Fungsinya semula untuk menunjukkan
asal produk yang bersangkutan. Baru setelah dikenal metode produksi massal dan dengan
jaringan distribusi dan pasar yang lebih luas dan kian rumit, fungsi merek berkembang
menjadi seperti yang dikenal sekarang ini (Bambang Kesowo, 1995 : 16).

Merek menjadi salah satu kata yang sangat populer yang sering digunakan dalam hal
mempublikasikan produk baik itu lewat media massa seperti di surat kabar, majalah, dan
tabloid maupun lewat media elektronik seperti di televisi, radio dan lain-lain. Seiring dengan
semakin pesatnya persaingan dalam dunia perdagangan barang dan jasa ahkir-akhir ini maka
tidak heran jika merek memiliki peranan yang sangat signifikan untuk dikenali sebagai tanda
suatu produk tertentu di kalangan masyarakat dan juga memilki kekuatan serta manfaat
apabila dikelola dengan baik. Merek bukan lagi kata yang hanya dihubungkan dengan produk
atau sekumpulan barang pada era perdagangan bebas sekarang ini tetapi juga proses dan
strategi bisnis. Oleh karena itu, merek mempunyai nilai atau ekuitas. Dan ekuitas menjadi
sangat penting karena nilai tersebut akan menjadi tolak ukur suatu produk yang ada
dipasaran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas, ada beberapa pokok masalah
yang dirumuskan dalam makalah ini yakni ;

1. Bagaimana syarat dan tata cara pengajuan permohonan Merk ?


2. Bagaimana upaya negara untuk memberikan perlindungan hukum bagi pemegang Merk
Terkenal?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perlindungan Hukum Bagi Merk

Sebagaimana diketahui, bahwa perlindungan merek di Indonesia, semula diatur dalam


Reglement Industriele Eigendom Kolonien 1912, yang kemudian diperbaharui dan diganti
dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek
Perniagaan (disebut pula Undang-Undang Merek 1961). Adapun pertimbangan lahirnya
Undang-Undang Merek 1961 ini adalah untuk melindungi khalayak ramai dari tiruan barang-
barang yang memakai suatu merek yang sudah dikenalnya sebagai merek barang-barang yang
bermutu baik. Selain itu, Undang-Undang Merek 1961 juga bermaksud melindungi pemakai
pertama dari suatu merek di Indonesia.

Selanjutnya, pengaturan hukum merek yang terdapat dalam Undang-Undang Merek


1961, diperbaharui dan diganti lagi dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang
Merek (selanjutnya disebut Undang-undang Merek 1992), yang mulai berlaku sejak tanggal 1
April 1993. Dengan berlakunya Undang-undang Merek 1992, Undang-undang Merek 1961
dinyatakan tidak berlaku lagi. Pada prinsipnya Undang-Undang Merek 1991 telah melakukan
penyempurnaan dan perubahan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan merek, guna
disesuaikan dengan Paris convention.

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992, disempurnakan lagi dengan Undang-undang


Nomor 14 Tahun 1997. Penyempurnaan undang-undang terus dilakukan, hingga sekarang
diberlakukan Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Tahun 4131), yang mulai berlaku sejak
tanggal 1 Agustus 2001.

Untuk lebih mengetahui tentang merk itu, maka penulis menyajikan teori pengertian
merek dari yakni :

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 Merek adalah
Tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau

2
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa.
1. Menurut Philip Kotler (2000 : 404), menyatakan bahwa: Merek adalah tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan dan jasa.
2. Adapun pengertian merk menurut Djaslim Saladin (2003 : 84), menyatakan bahwa:
Merk adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan semua
yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau
sekelompok penjual, dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk
pesaing.
3. Selanjutnya menurut DR. Buchori Alma (2000:105) : Merek adalah tanda atau
simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa
kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.
4. Menurut Kotler (2000:404) ada enam pengertian yang dapat disampaikan melalui
suatu merek :
a. Atribut yaitu sebuah merek menyampaikan atrribut-atribut tertentu.
b. Manfaat yaitu ada manfaat yang bisa diambil dari merek tersebut yang akan
dikembangkan menjadi manfaat fungsional atau emosional.
c. Nilai artinya merek menunjukan nilai produsen.
d. Budaya yaitu merek menunjukan budaya tertentu.
e. Kepribadian mempunyai arti merek mencerminkan kepribadian tertentu. Jika
merek merupakan orang, binatang, atau suatu obyek.
f. Pemakai yaitu merk menunjukan jenis konsumen yang membeli atau yang
menggunakan produk tersebut.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semua definisi mempunyai pengertian
yang sama mengenai merek yakni salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana
merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya
sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari
produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk
tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan
memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek terdiri dari
dua bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian yang dapat
dikenali tetapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda merek.

3
Menurut Djaslim Saladin (2003 : 84) ada empat bagian merek :

1. Nama merek (brand name), adalah sebagian dari merek dan yang dapat diucapkan.
2. Tanda merek (brand sign), adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal namun tidak
dapat diucapkan, seperti misalnya lambang, desain, huruf, atau warna khusus.
3. Tanda merek dagang (trade mark), adalah merek atau sebagian dari merek yang
dilindungi oleh hokum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang
istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjualan dengan hak istimewanya untuk
menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
4. Hak cipta (Copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi oleh undang-undang untuk
memproduksi, menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik atau karya seni.

Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi
merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen
terhadap merek yang tinggi. Dan Merk juga sangat memungkinkan konsumen untuk
mengatur dengan lebih baik pengalaman tempat belanja mereka membantu mereka mencari
dan menemukan keterangan produk. Adapun fungsi merek adalah untuk membedakan
kepentingan perusahaan, penawaran dari semuanya.

Dengan adanya merek, dapatlah membuat produk yang satu beda dengan yang lain
sehingga diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan
dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap
suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari
pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.

Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :

1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota,
zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela
pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua

4
berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan
hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui
di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si
domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain
sebagainya.

B. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merk


Jenis-jenis terdiri dari beberapa macam yakni :

a. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos,
ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin,
dan lain-lain.

b. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau
pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex,
hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk
elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek
hero, dan lain sebagainya.

Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan
tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari
produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok,
buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.

Merek terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001,
yaitu :

a) Merk Dagang :

Merk yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-

5
barang sejenis lainnya.(Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
Tentang Merk)

b) Merk Jasa :

Merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa
orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa
sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Merk)

c) Merk Kolektif :

Merk yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk
membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (4) Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)

C. Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)


Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai
berikut di bawah ini :

a) Individual Branding / Merek Individu


Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada
deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda
seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk
segmen pasar yang beda.

b) Family Branding / Merek Keluarga


Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan
alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili
branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang
mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut,
gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti

6
motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki
spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.

D. Syarat dan tata cara Permohonan Pendaftarana Merk

Ketentuan yang mengatur mengenai syarat dan tata cara Permohonan Merk
berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 diatur dalam :

a. Pasal 7 sampai dengan pasal 10 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001


b. Pasal 1 hingga Pasal 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1993 tentang tata cara Permintaan Pendaftaran Merk.

Tata cara pengajuan Merk yakni ;

1. Tata cara pengajuan permohonan


Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Merk dengan
ketentuan:

a) Permohonan diajukan dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya seperti
contoh yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23
Tahun 1993 tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran Merk.
b) Pengisian formulir Permohonan tersebut wajib dilakukan dalam rangkap empat
dengan mencantumkan:
c) Tanggal, bulan dan tahun
d) Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon. Pemohon dapat terdiri dari
satu orang atau beberapa orang secara bersama, atau badan hukum

Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara bersama-
sama berhak atas Merk tersebut, semua nama Pemohon dicantumkan dengan memilih salah
satu alamat sebagai alamat mereka.

e) Nama lengkap dan alamat kuasa apabila Permohonan diajukan melalui Kuasa

7
f) Tempat tinggal Kuasa yang dipilih sebagai domisili hukumnya di Indonesia, apabila
Pemohon bertempat tinggal atau berkedudukan tetap diluar Negara Republik
Indonesia
g) Warna-warni apabila merk yang dimohonkan pendaftarannya menggunakan unsur-
unsur warna
h) Jenis barang dan/atau jasa yang termasuk dalam kelas yang dimohonkan
pendaftarannya

Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat diajukan dalam
satu Permohonan.

i) Nama Negara dan tanggal permintaan merk yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan hak Prioritas

1. Menandatangani Permohonan
A. Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya, dengan ketentuan dalam hal
permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara bersama-sama berhak
atas Merk tersebut, Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu Pemohon
yang berhak atas Merk tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para
pemohon yang mewakili.
B. Dalam hal Permohonan tersebut diajukan melalui Kuasa (Konsultan Hak Kekayaan
Intelektual), Permohonan ditandatangani oleh Kuasa dengan ketentuan:
i. Surat Kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas Merk
tersebut
ii. Jika penerima Kuasa lebih dari satu orang, dan dalam surat kuasa tidak terdapat
klausul surat kuasa diberikan kepada kuasa-kuasa tersebut untuk bertindak, baik
sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menurut pendapat penulis, Permohonan
harus ditandatangani oleh semua penerima kuasa.

Syarat Permohonan

Setiap Permohonan wajib dilengkapi dengan:

1) Surat pernyataan pemilikan Merk

8
1. Tanda tangan dan isi
Surat pernyataan itu harus ditandatangani oleh pemilik merk dan bermeterei cukup yang
dengan jelas dan tegas menyebutkan bahwa:

Merk yang dimohonkan pendaftaran adalah miliknya


Merk yang dimohonkan pendaftaran tidak meniru merk orang lain baik untuk keseluruhan
maupun pada pokoknya.
1. Terjemahan
Apabila tidak menggunakan bahasa Indonesia, surat pernyataan itu harus disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

2) Etiket Merk

Jumlah etika merk yang diperlukan adalah sebanyak dua puluh helai dengan ketentuan:

Ukuran
Etiket itu berukuran maksimal 9X9 cm dan minimal 2X2 cm

Warna
Apabila etiket merk berwarna, harus disertai pula satu lembar etiket yang tidak berwarna
(hitam putih)

Terjemahan
Etiket merk yang yang menggunkan bahasa asing dan atau di dalamnya terdapat huruf selain
huruf latin atau angka yang tidak lazim digunakan dalam bahasa indonesia wajib disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia, dalam huruf lain, dan dalam angka yang lazim
digunakan dalam bahasa Indonesia.

3) Akta pendirian badan hukum

Apabila pemohon adalah badan hukum Indonesia, dilengkapi:

Akta pendirian badan hukum yang termuat di dalam Tambahan Berita Negara
Salinan yang sah akta pendirian badan hukum.
4) Surat Kuasa Khusus

9
Surat kuasa khusus diperlukan apabila permohonan diajukan melaui kuasa, dengan
ketentuan Surat Kuasa Khusus itu selain harus menyebutkan untuk mengajukan Permohonan
dengan menyebutkan Merknya.

Namun, Surat Kuasa Khusus ini mutlak diperlukan jika Permohonan diajukan oleh
Pemohon yang bertempat tinggal atau berkedudukan tetap di luar wilayah Negara Republik
Indonesia. Hal ini disebabkan, menurut ketentuan Pasal 10 ayat (1) Undang-undang No. 15
Tahun 2001 tentang Merk, Permohonan yang diajukan oleh Pemohon yang disebutkan di atas
wajib diajukan melalui kuasanya di Indonesia.

5) Pembayaran biaya

Permohonan harus disertai pembayaran biaya dalam rangka Permohonan, sesuai


dengan jenis dan besar yang ditetapkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

6) Bukti Penerimaan Permohonan

Apabila Permohonan diajukan dengan menggunakan hak prioritas, Permohonan harus


disertai bukti penerimaan Permohonan yang pertama kali yang menimbulkan hak prioritas,
dengan disertai terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

7) Salinan peraturan penggunaan merk koletif

Apabila merk yang dimohonkan pendaftaran akan digunakan sebagai merk kolektif,
Permohonan harus disertai salinan peraturan penggunaan merk kolektif, dengan ketentuan
salinan peraturan penggunaan merk yang tidak menggunakan bahasa Indonesia harus disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

E. Ruang Lingkup Merk Yang Tidak Dapat Didaftarkan & Ditolak

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 yakni :

1. Merek yang didaftarkan atas dasar Itikad Tidak Baik. (Pasal 4 Undang-undang No. 15
tahun 2001 tentang Merk)

10
2. Merek yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, moralitas agama,
kesusilaan, ketertiban umum; Tidak memiliki daya pembeda; Telah menjadi milik umum;
Merupakan keterangan yang berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya. (Pasal 5 Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merk)
3. Memiliki persamaan pada pokoknya/keseluruhan dengan merek milik pihak lain yang
sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis, Merk yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa yang sejenis, dan indikasi geografis
yang sudah dikenal. (Pasal 6 ayat (1) Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang Merk)
4. Merek yang menyerupai nama orang terkenal, foto, atau nama badan hukum yang
dimiliki orang lain; Tiruan atau menyerupai nama atau singkatan sinkatan nama, bendera,
lambing atau symbol atau emblem Negara atau lembaga nasional maupun internasional;
Tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh Negara
atau lembaga pemerintahan. (Pasal 6 ayat (3) Undang-undang No. 15 tahun 2001 tentang
Merk)

F. Perlindungan Hukum bagi Pemegang Merk Terkenal

Menurut Sudikno Mertokusumo memberikan gambaran terhadap pengertian Perlindungan


hukum , yaitu segala upaya yang dilakukan untuk menjamin adanya kepastian hukum yang
didasarkan pada keseluruhan peraturan atau kaidah-kaidah yang ada dalam suatu kehidupan
bersama. Keseluruhan peraturan itu dapat dilihat baik dari Undang-Undang maupun
Ratifikasi Konvensi Internasional.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis beranggapan bahwa perlindungan hak kekayaan
intelektual khususnya terhadap Merk Terkenal bersifat preventif dan repressif.

Perlindungan secara preventif dititkberatkan pada upaya untuk mencegah agar merk
terkenal tidak dapat dipakai oleh orang lain secara salah. Upaya itu dapat berupa :
1. Penolakan pendaftaran oleh kantor Merk
2. Pembatalan Merk terdaftar yang melanggar hak merk orang lain. Akibat kesalahan
pendaftaran yang dilakukan oleh petugas kantor merk, suatu merk yang seharusnya tidak
dapat didaftar tetapi akhirnya didaftar dalam daftar umum merk(DUM) yang
mengesahkan merk tersebut. Padahal merk tersebut jelas-jelas melanggar merk orang lain,

11
karena berbagai hal antara lain mirip atau sama dengan merk lain yang telah terdaftar
sebelumnya.
Perlindungan secara Represif dititikberatkan pada pemberian hukuman kepada barang
siapa yang telah melakukan kejahatan dan pelanggaran merk sebagaimana diatur dalam
pasal 90, 91, 94 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk.

12
BAB III
KESIMPULAN

Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana merek suatu
produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya sebuah
nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari produk-
produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk tertentu akan
lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan memudahkan pada saat
pembelian ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek terdiri dari dua bagian yaitu bagian
yang dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian yang dapat dikenali tetapi tidak dapat
diucapkan yaitu tanda merek.

Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan sudah tidak mengalami


kesulitan karena Pemerintah melalui DITJEN HKI telah banyak melakukan sosialisasi baik
lewat masmedia maupun forum-forum yang yang telah dibentuk. Sehingga akhirnya bagi
pemilik hak tersebut tidak usah khawatir akan adanya kerugian yang diakibatkan oleh oknum
yangtak bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan kepopuleran merk suatu produk
tertentu.

Bahwa telah kita bahas dihalaman sebelumnya tentang upaya pemerintah melakukan
perlindungan terhadap pemilik hak merk sudah sangat ketat dengan melalui beberapa tahap
proses penyeleksian terhadap pendaftaran merk dan itu dibuktikannya dengan beberapa
undang-undang dan peraturan pemerintah Republik Indonesia yang selalu di perbaharui
seiring perkembangan dan semakin maraknya persaingan di dunia perdagangan baik nasional
maupun internasional. Sehingga dengan adanya beberapa regulasi tersebut dapat menekan
berbagai macam tindak kejahatan dibidang Hak Kekayaan Intelektual khususnya Merk.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kompilasi Peraturan Perundang-undangan tahun 2011, HKI

Sumber dari Internet, www. Google.com

Pendapat Prof. dr Sudikno Mertokusumo

Blog seperti http://www.mukahukum blogspot.com/2011/02/Perlindungan hukum


terhadap merk-merk.

Blog www.philipjusuf.com/2011/03/syarat dan tata cara permohonan pendaftaran


Merk.

14

Anda mungkin juga menyukai