Peran pekerjaan yang berkontribusi terhadap peran lain kehidupan manusia seringkali
menjadikan pekerjaan menjadi prioritas yang penting dalam kehidupan manusia. Seperti
halnya fenomena yang sering dijumpai di sekeliling kita bahwasanya sebagian besar orang
dewasa yang rela menghabiskan sepertiga waktunya dalam sehari untuk bekerja dengan
rutin. Sebaliknya, banyak orang yang bingung dan gelisah jika tak memiliki pekerjaan yang
pasti dan orang yang menganggur akan merasa dirinya tak berdaya, frustasi, serta
kehilangan arah tujuan hidup.
Maka dari itu, menjadi sangat penting dalam memilih karir banyak orang yang berbondong-
bondong mencari pakar atau ahli yang dapat dipercaya memberikan solusi atau masukan
untuk masa depan karirnya. Kebutuhan manusia akan pentingnya karir mendorong para
ilmuwan berupaya untuk melakukan berbagai kajian maupun riset mengenai karir hingga bisa
menelurkan berbagai teori tentang karir. Adalah teori perkembangan karir yang mencoba
menjelaskan mengapa orang memilih suatu karir , selain itu juga berurusan dengan
penyesuaian karir yang dilakukan manusia sepanjang masa.
Salah satu tokoh dalam karir adalah Frank Parson yang berhasil mendobrak dunia dengan
mencetuskan teori tentang Trait and Factor. Parson diyakini merupakan tokoh terbesar
dalam merintis konseling karir. Dalam makalah ini, penulis ingin membahas mengenai Parson
dan perkembangan teorinya.
PEMBAHASAN
Sejarah Awal Mula Bimbingan Karir
Program bimbingan di Amerika pada mulannya merupakan bagian dari gerakan moral.
Sekolah mengembangkan program bimbingan untuk membantu peserta didik agar memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang keadaan dirinya dan berkembang menjadi orang atau
pekerja yang bertanggung jawab. Pada masa abad ke-20 belum ada konselor di sekolah,
semua perkerjaan konselor masih ditangani oleh guru seperti dalam memberikan layanan
informasi, layanan bimbingan pribadi, social, belajar dan karir. Konsep bimbingan karier lahir
bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang
dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900), diantaranya : (1) keadaan
ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya
kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan
seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4)
perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi
eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang
dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka
muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara
(Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).
Istilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908
ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak-anak
muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance
lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu
pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan
untuk memasuki suatu pekerjaan. Frank Parson ini di kenal sebagai Father of the Guidance
Movement in American Education yang mendirikan biro pekerjaan pada tahun 1908 di
Boston, Masschussets, yang bertujuan untuk membantu pemuda untuk memilih karir yang
didasarkan atas proses seleksi secara ilmiah dan melatih para guru untuk memberikan
pelayanan sebagai konselor vokasional.
Frank Parson
Frank Parson dilahirkan pada tahun 1854 di Mount Holly. Pada usia 15 tahun dia belajar
matematika dan teknik di Cornell University, lulus dengan gelar B.C.E. kemudian bekerja di
kereta api. Setelah rel kereta api bangkrut, Parson beralih karir menjadi guru di beberapa
mata pelajaran, seperti matematika dan sejarah di sekolah umum di Perancis. Parson juga
belajar hukum kemudian pada tahun 1885 menjadi pegawai di sebuah firma hukum di Boston.
1885 merupakan tahun penting dalam karirnya, Parson mengajar hukum di Boston University.
Beragam bidang diraihnya seperti mendapatkan gelar professor sejarah dan ilmu politik,
professor sejarah dan ekonomi.
Pada tahun 1905, Parsons menjadi Direktur dari salah satu program layanan Civic House yang
disebut Institut pencari nafkah (Zunker, 2002). Faktor-faktor pendorong dari gerakan yang
dilakukan Parsons, antara lain :
1. Kemajuan industri di Amerika Serikat memunculkan
beragam jenis pekerjaan. Kegiatan-kegiatan industri yang
biasanya dikerjakan secara manual dengan tenaga
manusia berkembang menjadi kegiatan mesin sehingga
membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil. Hal ini
menimbulkan konsekuensi banyaknya tenaga kerja kasar
yang harus di-phk sementara di sisi lain kebutuhan akan
tenaga ahli menjadi semakin besar.
2. Banyak siswa sekolah menengah yang mengikuti
pendidikan. Mereka memerlukan bimbingan pendidikan
atau konseling sekolah dengan tujuan supaya sukses
dalam pendidikan. Masalah yang dihadapi siswa pun
beragam mulai masalah pribadi, kesulitan belajar,
masalah dengan keluarga, masalah yang hubungan
dengan jenis kelamin, juga masalah lanjutan studi dan
karir di dunia kerja yang beragam dan penuh persaingan.
3. Banyak pemuda yang kembali dari medan perang untuk
mengikuti wajib militer. Mereka harus berkeluarga,
sehingga terjadi kelahiran bayi yang banyak (baby boom).
Di samping itu untuk menghidupi keluarga, mereka harus
memperoleh lapangan pekerjaan. Oleh karena itu
diperlukan penelusuran bakat, kemampuan, minat,
kepribadian, dan pelatihan kerja.
Dalam pergerakannya Parson memberi bantuan terhadap para pemuda dalam bidang
bimbingan pekerjaan dan bimbingan pendidikan, dengan jenis layanan antara lain:
Tujuannya adalah :
Menurut Williamson, ada 5 teknik utama (major technique) dalam teori ini, yaitu: Forcing
Conformity, Changing the Environment, Selecting the Appropiate Environment, Learning
Needed Skills, dan Changing Attitude. Adapun teknik umum yang digunakan antara
lain: Attending, Opening, Acceptance, Restatement and Pharaprasing, Reflestion of Feeling,
Clarification, Structuring, dan Summary.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, L. (2004). Pendekatan Pendekatan Konseling Individual. Malang: Elang Mas.
Gladding, S. T. (2015). Konseling Profesi yang Menyeluruh Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks.
Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang: Universitas MUhammadiyah Malang Press.
Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Robert Nathan, L. H. (2012). Konseling Karier Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
W.S. Winkel, M. S. (2004). BImbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media
Abadi.
Williamson, E. (1965). Vocational Counseling: Some Historical, Philosophical, and Theoretical
Perspectives. New York: McGraw-Hill.
http://www.dickwhitney.net/FrankParsonsSouthbridgeConnection.pdf
http://wps.ablongman.com/wps/media/objects/208/213944/trait.pdf