Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT AKIBAT KERJA DI PELAYANAN KEPERAWATAN

Tugas Mata Kuliah: Kesehatan dan Keelamatan Kerja


Dosen Pembimbing: Sari Candra Dewi, SKM, M.Kep

Disusun Oleh :
1. Luthfiana Rahmawati (P07120115021)
2. Maulida Isnaini Rohmah (P07120115022)
3. Mendy Oktavia Witari (P07120115023)
4. Nandya Ramadhani P (P07120115024)
5. Nur Rohmah Resty Pratiwi (P07120115025)
6. Pitri Nida Zakiyyah (P07120115026)
7. Prisca Adhe Mawarni (P07120115027)
8. Putri Mulyani (P07120115028)
9. Zainita Alda Pratami (P07120115029)
10. Samsi Bariyatun (P07120115030)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
PENYAKIT AKIBAT KERJA DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN

Menurut Sumamur (1995) Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian


dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungannya seta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja adalah semua
orang yang bekerja. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta
orang lainnya, dan juga masyarakat pada umumnya.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian, penyakit akibat kerja merupakan
penyakit yang artivisual atau menmade disease. Sejalan dengan hal tersebut terdapat pendapat
lain yang menyatakan bahwa penyakit akibat kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik
jasmani maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan ( Hebbie Ilma Adzim, 2013)
Adapun penyakit akibat kerja (PAK) di pelayanan keperawatan adalah :
A. Penyakit musculoskeletal
Pelepasan energi mekanik yang berulang-ulang atau akibat posisi kerja yang kurang
ergonomis untuk jangka waktu yang lama, dapat menimbulkan gangguan-gangguan
musculoskeletal, seperti repetitive strain injury, nyeri pinggang bagian bawah dan hand
arm vibration syndrome
B. Kanker akibat kerja
Contohnya Leukimia, terutama, mielositik akut dan limfosik kronik pada pekerja yang
terpajan benzene atau yang berhubungan dengan radiasai sinar radioaktif.
C. Penyakit kuit
Penyakit ini sangat sering ditemukan, biasanya disebabkan oleh zakt kimia, seperti
asam/basa kuat, pelarut lemak, logam yang dapat mengakibatkan iritasi alergi, atau luka
bakar, mekanik : misalnya akibat gesekan atau tekanan pada kulit, fisik misalnya akibat
lingkungan kerja yang terlalu panas dan infeksi
D. Penyakit saluran pernapasan
- Pneumonitis (bronchitis akut) penyebab iritan, misalnya chloirine
- Bronchitis menahun penyebab debu kapas, batu bara
E. Penyakit infeksi
Pekerja kesehatan berisiko untuk tertular beberapa jenis infeksi viru seperti HIV dan
Hepattis B.
F. Masalah Neuropsikiatrik
Masalah neuropsikiatrik berhubungan dengan tempat kerja sering diabaikan.
Neuropathiperifer, sering dikaitkan dengan diabet, pemakaian alcohol, atau tidak
diketahui penyebabnya. Depresi SSP oleh karena penyalahgunaan zat-zat atau masalah
pskiatri. Kelakuan yang tidak baik mungkin merupakan gejala awal dari stress yang
berhubungan dengan pekerjaan. Lebih dari 100 bahan kimia (a.I solven) dapat
menyebabkan depresi SSP. Beberapa neurotoksin (termasuk arsen, timah, merkuri, metil,
butyl ketone) dapat menyebabkan neuropatiperifer. Selain itu, karbondisulfide dapat
menyebabkan gejala seperti psikosis.
DAFTAR PUSTAKA

Harrianto, Ridwan. 2013. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC


Sumamur. 1995. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Ikrar
MandiriAbadi

Anda mungkin juga menyukai