Anda di halaman 1dari 3

1.

PESTLE Analysis
Political :
Pemerintah yang tidak stabil dalam mengambil keputusan untuk proyek reklamasi.
Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pejabat.

Economic :
Pengembang mengklaim pembangunan pulau pulau reklamasi akan mampu
menunjang perekonomian dan memperindah Ibukota. Bagi pengembang
pembangunan berbasis Ibukota tentu saja prospektif karena Jakarta Ibukota yang
strategis dengan pangsa pasar yang besar dan nyata. Karena menjadi tempat yag
menarik investasi jangka panjang yang dapat berdampak strategis pada perniagaan
dan peluang-peluang ekonomi serta kemudahan lainnya.
Namun, bagi warga sekitar pesisir yang mayoritas bermata pencaharian sebagai
nelayan akan kehilangan pendapatannya.
Berubahnya siklus perrekonomian warga. Seperti biaya tenaga kerja dan harga
kebutuhan menjadi tinggi.

Sociological :

Dari sektor sosial, proses pembangunannya terbukti mengurangi penghidupan
warga sekitar yang mayoritas bermatapencaharian sebagai nelayan, hingga
menghilangkan rumah mereka yang menjadi satu-satunya harta yang dimiliki.
Warga juga semakin menjadi sensitif mengenai isu keragaman/perbedaan.

Technological :

Legal :
Proyek Reklamasi pertama kali digagas seluas 2.700 hektar pada Maret 1995
dengan tujuan untuk mengatasi kelangkaan lahan di Jakarta dan mengembangkan
wilayah Jakarta Utara. Keputusan Presiden Nomor 52 tahun 1995 tentang Reklamasi
Pantai Utara Jakarta dan Perda Nomor 8 tahun 1995 yang telah disahkan,
Kemeterian Lingkungan Hidup tidak setuju dengan adanya keputusan tersebut
sehingga dalam berbagai kebijakannya menyebutkan bahwa reklamasi tidak layak
dilakukan karena akan merusak lingkungan, di sisi lain Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta tetap dalam keputusannya. Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan
proyek reklamasi tidak bisa dilakukan karena Pemprov DKI tidak mampumemenuhi
kaidah penataan ruang dan ketersediaan teknologi pengendali dampak lingkungan.
Hal itu disampaikan dengam dikeluarkannya SK Menteri Lingkungan Hidup Nomor
14 tahun 2003 tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan
Revitalisasi Pantai Utara.
Namun kondisi sebaliknya justru dilakukan oleh MA dengan mengeluarkan
putusan baru (No.12/PK/TUN/2011) yang menyatakan reklamasi di Pantai Jakarta
legal. Tetapi, MA mensyaratkan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk membuat
kajian amdal baru dan memperbaharui amdal yang telah diajukan sebelumnya. Isu
yang telah berlangsung lama tersebut kembali hangat ketika Pemprov DKI di bawah
kepemimpinan Gubernur Fauzi Bowo kembali mengukuhkan rencana reklamasi dan
mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 2238 tahun 2013 dengan
memberikan izin untuk developer dapat mereklamasi Pulau G. Namun, Kementerian
Kelautan dan Perikanan menilai kebijakan tersebut melanggar karena kewenangan
memberikan izin di area laut strategis berada di tangan kementeriannya meski
lokasinya ada di wilayah DKI Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan
mengkaji penghentian sementara (moratorium) reklamasi. Reklamasi diusulkan
hanya untuk pelabuhan, bandara, dan listrik. Di luar itu tidak boleh ada reklamasi
untuk hotel, apartemen, mal, dan sebagainya. Moratorium yang masih berupa kajian
tersebut tidak menghentikan langkah Pemprov DKI Jakarta untuk tetap
melaksanakan reklamasi. Tanpa mengindahkan beberapa instansi, dengan dukungan
di lain pihak, Pemprov DKI di akhir tahun 2015 menyatakan mulai mempersiapkan
tahap awal pengembangan pulau-pulau reklamasi. Pulau O, P, dan Q akan
diintegrasikan dengan Pulau N untuk pembangunan Port of Jakarta.

Environmental :
Dari sektor lingkungan, akan mengganggu beberapa kawasan, diantaranya:
Pantai utara Jakarta yang seharusnya bersih dari segala hal yang dapat
memperlambat arus sungai karena sebagai muara sungai. Karena jika tidak,
akan mempercepat proses sedimentasi yang mengakibarkan pedangkalan
sungai. Residu yang terbawa aliran sungai ini akan menghambat jalur air,
yang akibatnya saat musim hujan dan air melimpah, sungai akan meluber
dan banjir di daerah sekitarnya.
Reklamasi juga mengurangi dinamika air. Muka air akan meningkat hingga
setengah sampai satu meter. Pulau-pulau buatan itu nantinya menghalangi
pergerakan air laut yang seharusnya lebih dinamis, sebagaimana tanggul
yang menghalau laju sungai.
Fungsi utama pesisir pantai utara Jakarta sebagai suatu ekosistem adalah
mejadi penyedia sumber daya hayati berupa perikanan, rumput laut, dan
terumbu karang. Ekosistem perairan pantai rentan terhadap perubahan,
sehingga apabila ada perubahan alami maupun rekayasa, dapat
mempengaruhi terhadap perubahan keseimbangan ekosistem.
Dari faktor lingkungan diatas contohnya yaitu punahnya keanekaragaman
hayati (mangrove, ikan, kerang, kepiting, burung, dll). Apabila gangguan-gangguan
terjadi terus menerus dan dalam jumlah besar, maka dapat mempengaruhi perubahan
cuaca serta kerusakan alam dalam skala yang luas.

2. Stakeholders and Stakeholders Analysis

3. SWOT Analysis
Strength
Weakness
Opportunity
Threats

4. Problem Analysis

5. Objectives and Strategies Analysis

6. Logical Framework Matrix

Anda mungkin juga menyukai