ADULTHOOD
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
Di susun oleh:
A. MASA DEWASA
Dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya
(Hurlock, 1980).
Dari sisi psikologis, masa ini dapat diartikan sebagai periode dalam kehidupan
individu yang ditandai dengan cirri-ciri kedewasaan atau kematangan, yaitu:
Sementara itu, Hurlock (1968) membagi masa dewasa ini menjadi tiga tahapan,
yaitu:
1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 18/20-40 Tahun)
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40
tahun. Secara biologis, masa ini merupakan puncak pertumbuhan fisik yang
prima, sehingga dipandang sebagai usia yang tersehat dari populasi manusia
secara keseluruhan (healthiest people in population). Secara psikologis, pada
usia ini tidak sedikit diantara mereka yang kurang mampu mencapai
kematangan. Hal ini disebabkan karena banyaknya masalah yang dihadapinya
dan tidak mampu mengatasinya. Masalah-masalah itu diantaranya:
a. Kesulitan mencari kerja
b. Susah mencari jodoh
c. Keinginan untuk menikah namun belum mempunyai pencaharian
d. Kesulitan yang dialami setelah menikah, seperti mengurus anak,
memelihara keharmonisan keluarga, dan konflik dalam menggunakan
penghasilan antara keperluan anak dengan biaya rumah tangga sehari-
hari.
Dilihat dari aspek-aspek perkembangan (developmental tasks), yaitu
tugas-tugas yang harus di tuntaskan selama periode ini, seseorang yang sudah
berusia dewasa awal dituntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan,
yaitu:
a. Mengembangkan sikap, wawasan, dan pengamalan ajaran agama
b. Memperoleh atau mulai memasuki dunia kerja
c. Memilih pasangan (suami atau istri)
d. Mulai memasuki pernikahan
e. Belajar hidup berkeluarga
f. Merawat dan mendidik anak
g. Mengelola rumah tangga
h. Memperoleh kemampuan dan kemantapan karier (posisi kerja)
i. Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat
j. Mencari kelompok social (kolega) yang menyenangkan
2. Masa Dewasa Madya/Setengah Baya (Midle Age = 40-60 Tahun)
Masa ini pada umumnuya dimulai pada usia 40 tahun sampai pada usia 60
tahun. Pada usia ini, aspek fisik sudah mulai agak melemah. Tugas-tugas
perkembangan yang harus dituntaskan pada usia ini meliputi:
a. Memantapkan pengamalan ajaran agama
b. Mencapai tanggung jawab social sebagai warga negara
c. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
d. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
e. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karier
f. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa
3. Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua (Old Age = 60-Mati)
Masa ini ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan
psikis. Pada usia ini pula (yang pada umumnya dialami oleh mereka yang
tingkat pendidikannya rendah), seseorang dimungkinkan akan mengalami
masa pikun, masa kembali ke usia kanak-kanak, yang bersifat dependent
(tergantung) kepada orang lain. Adapun tuga-tugas yang harus dituntaskan
oleh seseorang yang telah masuk pada usia ini, yaitu:
a. Lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma atau ajaran
agama
b. Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan
kesehatan
c. Menyesuaikan diri dengan masa pension (jika menjadi pegawai negeri)
dan berkurangnya income (penghasilan keluarga)
d. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
e. Membentuk hubungan dengan orang lain yang seusia
f. Memantapkan hubungan yang harmonis dengan anggota keluarga
(anak, cucu, dan menantu)
Dalam mencapai atau menuntaskan tugas-tugas perkembangan, tidak
sedikit orang dewasa yang mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh
factor-faktor berikut:
a. Tidak ada bimbingan untuk memahami dan menguasai tugas-tugas
perkembangan
b. Tidak ada motivasi untuk berkembang kea rah kedewasaan
c. Mengalami kesehatan yang buruk
d. Cacat tubuh
e. Tingkat kecerdasan yang rendah
Penyimpangan (maladjustment) perilaku yang dialami orang dewasa
karena tidak mampu menuntaskan tugas-tugas perkembangannya (terutama
tugas perkembangan dalam aspek agama) diantaranya:
a. Berzina atau berselingkuh (mempacari wanita atau pria lain padahal
sudah mempunyai istri/suami)
b. Meminum minuman keras atau mengonsumsi Naza
c. Menelantarkan kehidupan keluarga (istri dan anak)
d. Sering pergi ke hiburan malam (diskotik)
e. Menjadi biang kelad kerusuhan (provokator atau preman) dalam
masyarakat
f. Melecehkan norma atau aturan yang dijunjung tinggi masyarakat
Ciri-ciri masa dewasa menurut Hurlock, sebagai berikut:
Pernikahan Tidak
Faktor Pernikahan Bahagia Bahagia
Kebanyakan menjadi
Tanggung jawab Bersama-sama; persepsi tanggung jawab perempuan;
keluarga akan keadilan persepsi akan ketidakadilan
Keuntungan Kerugian
Hilangnya privasi
Memiliki keturunan yang akan
membantu pekerjaan orangtua atau
menambahkan penghasilan mereka pada Kekhawatiran anak akan berubah
sumber daya keluarga menjadi jahat karena kesalahan sendiri
3. Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa
Penuaan biologis (biological aging atau senescence) mulai terjadi penurunan
terpengaruh biologis dalam pemfungsian organ dan sistem yang berlaku umum bagi
seluruh anggota spesies kita (Berk, 2010).
Selama usia 20-an dan 30-an, perubahan tampilan fisik dan penurunan fungsi
tubuh terjadi sangat pelan sehingga sebagian besar sulit untuk diamati. Kemudian,
perubahan itu akan terjadi semakin cepat.
Perubahan kognisi yang terjadi di masa dewasa awal terbagi menjadi tiga sudut
pandang menurut teoritisi Masa Hidup:
a. Mereka mengusulkan transformasi dalam struktur pemikiran cara berpikir kualitatif yang
khas dan baru serta memperluas perubaha perkembangan kognitif di masa kanak-kanak
dan remaja.
b. Usia dewasa adalah masa pencapaian pengetahuan maju dalam suatu bidag tertentu,
sebuah pencapaian yang memiliki implikasi penting terhadap pengolahan informasi dan
kreativitas.
c. Peneliti tertarik sejauh mana beragam kemampuan mental yang dinilai oleh tes
kecerdasan tetap stabil atau berubah selama tahun-tahun dewasa.
Piaget (1967) melihat kemungkinan bahwa kemajuan penting dalam pemikiran
mengikuti pencapaian operasi formal. Dia mengamati bahwa remaja lebih memilih
sebuah pandangan idealis dan teguh mengenai sebuah dunia daripada sebuah
pandangan kabur, bertentangan, dan mengikuti keadaan tertentu. Teori tersebut
kemudian dikritik karena tidak sesuai dengan realita masa remaja dalam kebudayaan-
kebudayaan lain. Sejumlah ahli berpendapat bahwa tahap itu dimulai pada masa
dewasa awal.
Gisela Labouvie-Vief, 1986 (dalam Mc Connell & Philipchalk, 1992) menyatakan
bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Ia
percaya bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki pertimbangan-
pertimbangan yang praktis dan bahkan mengubah bentuk logika kaum muda yang
idealis. Karena itu, pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkrit dan
pragmatis, sesuatu yang dikatakan oleh Labouvie-Vief sebagai tanda kedewasaan.