Anda di halaman 1dari 16

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

ADULTHOOD
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU

Di susun oleh:

1. JIHAN NUR FADILAH


2. KHOIRUNNISA
3. LINDA
4. SITI MUNAWAROH
5. WULANDARI SIAHAAN
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA DEWASA
AWAL DAN MADYA

A. MASA DEWASA
Dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya
(Hurlock, 1980).

Dari sisi psikologis, masa ini dapat diartikan sebagai periode dalam kehidupan
individu yang ditandai dengan cirri-ciri kedewasaan atau kematangan, yaitu:

1. Kestabilan emosi (emotional stability), mampu mengendalikan perasaan, tidak


lekas marah, sedih, cemas, gugup, frustasi, atau tidak mudah tersinggung.
2. Memiliki sense of reality (kesadaran realitasnya) cukup tinggi mau menerima
kenyataan, tidak mudah melamunapabila mengalami kesulitan, dan tidak
menyalahkan orang lain atau keadaan apabila menghadapi kegagalan.
3. Bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda.
4. Bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan.

Sementara dari sisi pedagogis, masa dewasa ditandai dengan:

1. Rasa tanggung jawab (sense of responsibility) terhadap semua perbuatannya,


dan juga terhadap kepeduliannya memelihara kesejahteraan hidup dirinya
seniri dan orang lain.
2. Berperilaku sesuai dengan norma atau nilai-nilai agama.
3. Memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya.
4. Berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

B. MASA BERANJAK DEWASA (EMERGING ADULTHOOD)


Emerging adulthood adalah istilah yang kini digunakan untuk merujuk masa
transisi dari remaja menuju dewasa. Rentang usia masa ini berkisar antara 18 hingga
25 tahun. Masa ini ditandai oleh kegiatan bersifat eksperimen dan eksplorasi. Transisi
dari masa remaja meuju masa dewasa diwarnai dengan perubahan yang
berkesinambungan. (Santrock 2011).

C. MASA DEWASA MENENGAH (MADYA)


Masa dewasa menengah (madya) adalah masa dimana terjadi penurunan
kemampuan fisik dan meluasnya tanggung jawab, sebuah periode diman seseorang
menjadi lebih sadar mengenai polaritas usia muda dan berkurangnya jumlah waktu
yang masih tersisa di dalam hidup, suatu titik dimna seseorang berusaha meneruskan
sesuatu yang bermakna kepada generasi selanjutnya, suatu masa dimana seseorang
telah mencapai dan membina kepuasan dalam karirnya singkatnya, masa dewasa
menengah mencakup keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab relasi di
tengah-tengah perubahan fisik dan psikologis yang berlangsung seiring dengan proses
penuaan. (Lanchman 2004, hal 305)

Sementara itu, Hurlock (1968) membagi masa dewasa ini menjadi tiga tahapan,
yaitu:
1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood = 18/20-40 Tahun)
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40
tahun. Secara biologis, masa ini merupakan puncak pertumbuhan fisik yang
prima, sehingga dipandang sebagai usia yang tersehat dari populasi manusia
secara keseluruhan (healthiest people in population). Secara psikologis, pada
usia ini tidak sedikit diantara mereka yang kurang mampu mencapai
kematangan. Hal ini disebabkan karena banyaknya masalah yang dihadapinya
dan tidak mampu mengatasinya. Masalah-masalah itu diantaranya:
a. Kesulitan mencari kerja
b. Susah mencari jodoh
c. Keinginan untuk menikah namun belum mempunyai pencaharian
d. Kesulitan yang dialami setelah menikah, seperti mengurus anak,
memelihara keharmonisan keluarga, dan konflik dalam menggunakan
penghasilan antara keperluan anak dengan biaya rumah tangga sehari-
hari.
Dilihat dari aspek-aspek perkembangan (developmental tasks), yaitu
tugas-tugas yang harus di tuntaskan selama periode ini, seseorang yang sudah
berusia dewasa awal dituntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan,
yaitu:
a. Mengembangkan sikap, wawasan, dan pengamalan ajaran agama
b. Memperoleh atau mulai memasuki dunia kerja
c. Memilih pasangan (suami atau istri)
d. Mulai memasuki pernikahan
e. Belajar hidup berkeluarga
f. Merawat dan mendidik anak
g. Mengelola rumah tangga
h. Memperoleh kemampuan dan kemantapan karier (posisi kerja)
i. Mengambil tanggung jawab atau peran sebagai warga masyarakat
j. Mencari kelompok social (kolega) yang menyenangkan
2. Masa Dewasa Madya/Setengah Baya (Midle Age = 40-60 Tahun)
Masa ini pada umumnuya dimulai pada usia 40 tahun sampai pada usia 60
tahun. Pada usia ini, aspek fisik sudah mulai agak melemah. Tugas-tugas
perkembangan yang harus dituntaskan pada usia ini meliputi:
a. Memantapkan pengamalan ajaran agama
b. Mencapai tanggung jawab social sebagai warga negara
c. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang
dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
d. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
e. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam
karier
f. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa
3. Masa Dewasa Lanjut/Masa Tua (Old Age = 60-Mati)
Masa ini ditandai dengan semakin melemahnya kemampuan fisik dan
psikis. Pada usia ini pula (yang pada umumnya dialami oleh mereka yang
tingkat pendidikannya rendah), seseorang dimungkinkan akan mengalami
masa pikun, masa kembali ke usia kanak-kanak, yang bersifat dependent
(tergantung) kepada orang lain. Adapun tuga-tugas yang harus dituntaskan
oleh seseorang yang telah masuk pada usia ini, yaitu:
a. Lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma atau ajaran
agama
b. Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampuan fisik dan
kesehatan
c. Menyesuaikan diri dengan masa pension (jika menjadi pegawai negeri)
dan berkurangnya income (penghasilan keluarga)
d. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
e. Membentuk hubungan dengan orang lain yang seusia
f. Memantapkan hubungan yang harmonis dengan anggota keluarga
(anak, cucu, dan menantu)
Dalam mencapai atau menuntaskan tugas-tugas perkembangan, tidak
sedikit orang dewasa yang mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh
factor-faktor berikut:
a. Tidak ada bimbingan untuk memahami dan menguasai tugas-tugas
perkembangan
b. Tidak ada motivasi untuk berkembang kea rah kedewasaan
c. Mengalami kesehatan yang buruk
d. Cacat tubuh
e. Tingkat kecerdasan yang rendah
Penyimpangan (maladjustment) perilaku yang dialami orang dewasa
karena tidak mampu menuntaskan tugas-tugas perkembangannya (terutama
tugas perkembangan dalam aspek agama) diantaranya:
a. Berzina atau berselingkuh (mempacari wanita atau pria lain padahal
sudah mempunyai istri/suami)
b. Meminum minuman keras atau mengonsumsi Naza
c. Menelantarkan kehidupan keluarga (istri dan anak)
d. Sering pergi ke hiburan malam (diskotik)
e. Menjadi biang kelad kerusuhan (provokator atau preman) dalam
masyarakat
f. Melecehkan norma atau aturan yang dijunjung tinggi masyarakat
Ciri-ciri masa dewasa menurut Hurlock, sebagai berikut:

Masa Dewasa Dini Masa Dewasa Madya

Merupakan Periode yang Sangat


Ditakuti
Sebagai Masa Pengaturan Semakin mendekati usia tua,
Pada masa ini, seorang individu akan periode usia madya semakin terasa
mencoba dan memilih peran apa yang menakutkan dilihat dari seluruh
akan mereka mainkan dalam hidup kehidupan manusia. Hal itu
mereka. Sekali seseorang menemukan disebabkan oleh banyaknya
pola hidup yang diyakininya dapat sterotip yang tidak menyenangkan
memenuhi kebutuhannya, ia akan tentang usia madya, yaitu
mengembangkan pola-pola perilaku kepercayaan tradisional tentang
sikap dan nilai-nilai yang cenderung kerusakan mental dan fisik yang
akan menjadi kekhasan selama sisa diduga disertai dengan berhentinya
hidupnya. reproduksi.

Merupakan Masa Transisi


Transisi senatiasa berarti
penyesuaian diri terhadap minat,
nilai dan pola perilaku yang baru.
Dewasa harus melakukan
penyesuaian diri terhadap berbagai
perubahan jasmani dan harus
menyadari bahwa pola perilaku
pada usia mudanya harus
diperbaiki secara radikal.
Penyesuaian untuk mengubah
peranan bahkan lebih sulit daripada
penyesuaian untuk mengubah
kondisi jasmani dan minat. Setiap
perubahan peran penting mungkin
mengakibatkan suatu krisis
kekerasan yang besar atau kecil.
Menurut Kimmel, tiga bentuk
Sebagai Usia Reproduktif
krisis pengembangan yang umum
Seseorang berada dalam puncak
dan hampir universal; pertama
kesiapan secara fisik untuk
krisis sebagai masa orangtua.
bereproduksi, termasuk membangun
Kedua, krisis yang timul karena
rumah tangga dan membentuk
orangtua berusia lanjut. Ketiga,
keturunan.
krisis yang berhubungan dengan
kematian khususnya oada suami-
isteri.

Adalah Masa Stress


Penyesuaian secara radikal
terhadap peran dan pola hidup
yang berubah, khususnya bila
disertai dengan berbagai perubahan
fisik, selalu cenderung merusak
homeostatis fisik dan psikologis
seseorang dan membawa ke masa
stress, suatu masa bila sejumlah
penyesuaian pokok yang harus
dilakukan di rumah, bisnis dan
Sebagai Masa Bermasalah
aspek sosial kehidupan mereka.
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa
Sumber-sumber umum dari stress
banyak masalah baru yang harus
menurut Marmor; Stres
dihadapi seseorang. Kebebasan baru
Somatik, yang disebabkan oleh
yang diperoleh seseorang pada masa ini
keadaan jasmani yang
akan menimbulkan masalah-masalah
menunjukkan usia tua. Stres
yang tidak dapat diramalkan.
budaya, yang berasal dari
Penyesuaian diri terhadap
penempatan nilai yang tinggi pada
masalahmasalah masa dewasa dini
kemudaan, keperkasaan dan
menjadi lebih intensif dengan di
kesuksesan oleh kekompok budaya
perpendeknya masa remaja (menjadi 18
tertentu. Stres ekonomi, yang
tahun pada 1970 setelah sebelumnya 21
diakibatkan oleh beban keuangan
tahun), sebab masa transisi untuk
dari mendidik anak dan
menjadi dewasa menjadi sangat pendek
memberikan status simbol bagi
sehingga anak-anak muda hampir tidak
seluruh anggota keluarga. Stres
mempunyai waktu untuk membuat
psikologis, yang mungkin
peralihan dari masa kanak-kanak ke
diakibatkan oleh kematian dan
masa dewasa.
kepergian orang-orang yang
dianggap penting.

Sebagai Masa Ketegangan Adalah Usia yang Berbahaya


Emosional Usia berbahaya ini timbul sebagian
Masa ini adalah masa penyesuaian diri besar di kalangan pria yang ingin
dengan lingkunganya, sehingga melakukan pelampiasan kekerasan
seseorang akan rentan mengalami yang berakhir sebelum memasuki
ketegangan emosional. Sekitar awal usia lanjut. Selain itu, juga karena
atau pertengahan tiga puluhan, pada masa ini seseorang
kebanyakan orang muda telah mampu mengalami kesusahan fisik sebagai
memecahkan masalah-masalah mereka akibat dari terlalu banyak bekerja,
dengan cukup baik sehingga menjadi rasa cemas yang berlebihan,
lebih stabil dan tenang secara ataupun kurang memperhatikan
emosional. Namun, apabila seseorang kehidupan. Timbulnya penyakit
merasa tidak mampu mengatasi jiwa datang dengan cepat di
masalah-masalah utama dalam kalangan pria dan wanitam dan
kehidupan mereka, mereka sering gangguan ini berpuncak pada
sedemikian terganggu secara bunuh diri.
emosional, sehingga mereka
memikirkan atau mencoba untuk bunuh
diri.

Sebagai Masa Keterasingan Sosial


Dengan berakhirnya pendidikan formal
dan terjunnya seseorang ke dalam pola
kehidupan orang dewasa, yaitu karier,
perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman
kelompok sebaya masa remaja menjadi
renggang, dan berbarengan dengan itu
keterlibatan dalam kegiatan kelompok
di luar rumah akan terus berkurang.
Sebagai akibatnya, untuk pertama kali
sejak bayi, semua orang muda, bahkan
yang populer pun, akan mengalami
keterpencilan sosial atau apa yang
disebut Erikson sebagai krisis
keterasingan. Keterasingan
diintensifkan dengan adanya semangat
bersaing dan hasrat kuat untuk maju
dalam karirdengan demikian
keramahtamahan masa remaja diganti
dengan persaingan dalam masyarakat
dewasadan mereka juga harus Adalah Usia Canggung
mencurahkan sebagian besar tenaga Istilah usia canggung (awkward
mereka untuk pekerjaan mereka, age). Pada masa ini pria dan wanita
shingga mereka hanya dapat berusia madya bukan muda lagi
menyisihkan waktu sedikit untuk tapi bukan juga tua. Mereka juga
sosialisasi yang diperlukan untuk menganggap keberadaan mereka
membina hubungan-hubungan yang dalam masyarakat tidak dianggap,
akrab. Akibatnya, mereka menjadi orang-orang yang berusia madya
egosentris dan ini tentunya menambah sedapat mungkin berusaha untuk
kesepian mereka. tidak dikenal oleh orang lain.
Adalah Masa Berprestasi
Usia Madya, seyogianya menjadi
masa tidak hanya untuk
keberhasilan keuangan dan sosial
tetapi juga untuk kekuasaan dan
prestise. Biasanya, pria meraih
Sebagai Masa Komitmen puncak karier mereka antara usia
Pada masa ini, seseorang akan mulai 40-50 tahun, yaitu setelah mereka
menentukan pola hidup baru, memikul puas terhadap hasil yang diperoleh
tanggung jawab baru dan membuat dan menikmati hasil kesuksesan
komitmen-komitmen baru. Meskipun mereka sampai mereka mencapai
pola-pola hidup, tanggung jawab dan awal usia eam puluhan. Usia
komitmen-komitmen baru ini mungkin madya merupakan masa di mana
akan berubah juga, pola-pola ini peran kepemimpinan pada pria dan
menjadi landasan yang akan wanita dalam pekerjaan,
membentuk pola hidup, tanggung perindustrian dan organisasi
jawab dan komitmen-komitmen di masyarakat merupakan imalan atas
kemudian hari. prestasi yang dicapai.

Sering Merupakan Masa


Ketergantungan
Banyak anak-anak muda yang masih
menggantungkan diri pada lembaga-
lembaga tertentu seperti pendidikan,
pemerintah atau pekerjaan yang Merupakan Masa Evaluasi
menghidupi merka. Ada beberapa dari Pada umumnya, usia madya
mereka yang membenci ketergantungan merupakan saat pria dan wanita
ini, walaupun mereka menyadari bahwa mencapai puncak prestasinya, saat
hal itu perlu agar mereka memperoleh itu pula mereka akan mengevaluasi
pendidikan yang dibutuhkan untuk prestasi-prestasi yang telah mereka
pekerjaan pilihan mereka. Keadaan raih berdasarkan aspirasi mereka
ketergantungan ini sering semula dan harapan-harapan orang
berkepanjangan sampai akhir usia lain, khususnya anggota keluarga
duapuluhan atau awal usia tigapuluhan. dan teman.

Dievaluasi dengan Standar Ganda


Sebagai Masa Perubahan Nilai Pada masa ini, baik pria dan wanita
Banyak nilai masa kanak-kanak dan akan dievaluasi pada kedua gender
remaja berubah karena pengalaman dan tersebut. Walaupun
hubungan sosial yang lebih luas dengan perkembangannya cenderung
orang-orang yang berbeda usia dan mengarah ke persamaan peran
karena nilai-nilai itu kini dilihat dari antara pria dan wanita baik di
kacamata orang dewasa. rumah, perusahaan, perindustrian,
profesi maupun dalam kehidupan
sosial, namun masih terdapat
standar ganda terhadap usia.
Meskipun standar ganda ini
mempengaruhi banyak aspek
terhadap kehidupan pria dan
wanita usia madya tetapi ada dua
aspek khusus yang perlu
diperhatikan; pertama adalah aspek
yang berkaitan dengan perubahan
jasmani. Kedua, dimana standar
ganda dapat terlihat nyata pada
cara mereka menyatakan sikap
terhadap usia tua.

Merupakan Masa Sepi


Pada masa ini para orang tua sudah
harus melepaskan anak-anaknya
untuk tidak lagi tinggal bersama
mereka. Kecuali dalam beberapa
kasus di mana pria dan wanita
menikah lebih lambat
dibandingkan dengan usia rata-
rata, atau menunda kelahiran anak.
Periode ini bersifat traumatic bagi
Sebagai Masa Penyesuaian Diri Dengan wanita yang terbiasa menghabiskan
Cara Hidup Baru masa-masa dewasa mereka dengan
Masa dewasa dini merupakan periode pekerjaan rumah tangga dan bagi
yang paling banyak mengalami mereka yang kurang memiliki
perubahan. Dalam masa dewasa ini minat tau sumber daya untuk
gaya-gaya hidup baru paling menonjol mengisi waktu senggang mereka
di bidang perkawinan dan peran orang pada waktu pekerjaan rumah
tua. tangga berkurang atau selesai.

Sebagai Masa Kreatif Merupakan Masa Jenuh


Bentuk kreatifitas yang akan terlihat Banyak pria maupun wanita yang
pada saat dewasa tergantung pada mengalami kejenuhan pada akhir
minat dan kemampuan individual, usia tiga puluhan dan empat
kesempatan untuk mewujudkan puluhan. Para pria menjadi jenuh
keinginan dan kegiatan-kegiatan yang dengan kegiatan rutin sehari-hari
memberikan kepuasan sebesar- dan kehidupan bersama keluarga
besarnya. Ada yang menyalurkan yang hanya memberikan sedikit
kreativitasnya melalui hobi, ada yang hiburan. Wanita, yang
menyalurkannya melalui pekerjaan menghabiskan waktunya untuk
yang memungkinkan ekspresi memelihara rumah dan
kreativitas. membesarkan anak-anaknya,
bertanya-tanya apa yang akan
mereka lakukan pada usia setelah
dua puluh atau tiga puluh tahun
kemudian. Kejenuhan tidak akan
mendatangkan kebahagiaan
ataupun kepuasan pada usia
manapun. Akibatnya, usia madya
seringkali merupakan periode yang
tidak menyenangkan dalam hidup.
1. Perkembangan Kepribadian Pada Masa Dewasa
a. Masa Remaja-Dewasa Awal (Youth and Young Adulthood)
Menurut Jung, pada masa ini seseorang akan mengalami banyak masalah utama yang
mencakup konflik, adaptasi dan tuntutan-tuntutan dari lingkungannya. Fokus utama
mereka adalah pendidikan, karir dan membina keluarga.Tugas-tugas tersebut
menuntut kesadaran penuh dimana individu pada masa ini umumnya merasa sebagai
seorang pribadi yang antusias dan penuh gairah.
b. Masa Dewasa Tengah (Middle hood)
Pada masa ini, seorang individu lebih mantap dalam karir, keuangan, keluarga
dan masyarakat.Masa ini merupakan masa berhasil dalam hidup, dimana individu
mulai menikmati kehidupannya. Namun, Jung juga berpendapat bahwa pada masa ini
akan terjadi perubahan kepribadian. Perubahan ini terjadi karena pada masa ini,
seseorang sudah memenuhi tuntutan dalam hidup.Artinya, energi telah dikeluarkan
pada masa sebelumnya.Sehingga pada masa ini, dimana tantangan dalam hidup telah
berkurang, energy yang dimiliki tidak dapat disalurkan untuk memenuhi tantangan
selanjutnya. Jung yakin bahwa sebelum usia 40 tahun, fokus hidup seseorang
berpusat pada dunia luar, namun pada masa dewasa ini (di atas 40 tahun), fokus
hidup seseorang harus berpusat dalam diri. Oleh karena itu, kepribadian seseorang
biasanya menjadi introversi, perhatian beralih ke hal yang religious, filosofis, intuitif
dan upaya mencapai realisasi diri.

2. Perubahan Transisi Keluarga Pada Masa Dewasa


Siklus kehidupan keluarga (family life cycle), urutan fase karakteristik
pengembangan kebanyakan keluarga di seluruh dunia.Pada masa dewasa awal, orang
biasanya hidup sendiri, menikah, dan kemudian melahirkan dan membesarkan anak.
Di usia paruh baya, ketika anak mulai meninggalkan rumah, tanggung jawab
pengasuhan mereka mulai berkurang. Masa dewasa akhir menyebabkan pensiun,
bertambah tua dan kematian pasangan (Carter & McGoldrick, 2005).

Memasuki Kehidupan Keluarga dalam Pernikahan


Pernikahan lebih dari sekadar bergabungnya dua individu. Ia mensyaratkan bahwa
dua sistem keluarga si pasangan beradaptasi dan tumpang tindih untuk melahirkan
sebuah subsistem baru. Alhasil, pernikahan menghadirkan tantangan kompleks.
Hal ini tertutama terjadi saat ini karena peran suami-istri baru-baru ini saja
bergeser kearah kemitraan sejati dari sisi pendidikan, pekerjaan, dan
ketersambungan emosional. Di antara pasangan sesama jenis, penerimaan orang
tua terhadap hubungan itu, pelibatan pasangan dalam acara keluarga, dan tinggal
di sebuah komunitas yang mendukung tempat dimana mereka dapat terbuka
mengenai hubungan mereka memberikan manfaat kepuasan dan kelangsungan
hubungan (Diamond, 2006; Elizur & Mintzer, 2003; Rostosky dkk., 2007).
Peran Dalam Pernikahan
Dalam pernikahan tradisional, yang melibatkan pembagian tugas antara peran
suami dan istri, banyak di jumpai di Negara Timur. Suami adalah kepala rumah
tangga, tanggung jawab utamanya adala kesejahteraan ekonomi keluarga. Istri
mengabdikan dirinya untuk melayani suami dan anak serta menciptakan suasana
rumah yang baik dan menyenangkan. Sementara dalam pernikahan egaliter,
pasangan berhubungan secara setara dan berbagi kekuasaan dan otoritas. Kedua
pihak berusaha menyeimbangkan antara waktu dan tenaga yang mereka curahkan
pada pekerjaan, anak-anak dan hubungan mereka.Kebanyakan perempuan karir
dan terdidik mengharapkan bentuk pernikahan seperti ini. Pasangan kuliah yang
akhirnya bermaksud untuk menikah kerap kali merencanakan terlebih dahulu
bagaimana mereka akan berbagi peran kerja dan keluarga, terutama jika si
perempuan berniat memasuki sebuah karier yang didominasi oleh laki-laki
(Botkin, Weeks, & Morris, 2000; Peake & Harris, 2002).
Kepuasan Dalam Pernikahan
Ada beberapa faktor yang menentukan bahagia atau tidaknya sebuah pernikahan:

Pernikahan Tidak
Faktor Pernikahan Bahagia Bahagia

Pasangan mirip dari sisi Pasangan yang sangat


Latar belakang SES, pendidikan, agama berbeda dari sisi SES,
keluarga dan usia pendidikan, agama dan usia

Usia saat menikah Setelah usia 23 tahun Sebelum usia 23 tahun

Lama pacaran Minimal tujuh bulan Kurang dari tujuh bulan

Waktu kehamilan Setelah tahun pertama Sebelum atau saat tahun


pertama usia pernikahan pertama pernikahan

Hubungan dengan Negatif; keinginan untuk


keluarga besar Hangat dan positif menjaga jarak

Pola pernikahan Tidak stabil; sering berpisah


dalam keluarga besar Stabil atau bercerai

Status keuangan dan


kerja Aman Tidak aman

Kebanyakan menjadi
Tanggung jawab Bersama-sama; persepsi tanggung jawab perempuan;
keluarga akan keadilan persepsi akan ketidakadilan

Emosi positif; terampil Emosi negatif dan meledak-


dalam menyelesaikan ledak; buruk dalam
Karakter kepribadian masalah menyelesaikan masalah
Menjadi Orang Tua
Bagi banyak orang dewasa, keputusan untuk memiliki anak biasanya merupakan
bawaan biologis atau tuntutan budaya yang tidak terhindari (Michaels, 1988,
hlm. 23). Keuntungan dan kerugian menjadi orang tua menurut pasangan zaman
sekarang:

Keuntungan Kerugian

Memberi dan menerima kasih


sayang
Mengalami stimulasi dan
kesenangan hidup tambahan dari anak

Hilangnya kebebbasan dan menjadi


Diterima seagai anggota dewasa
terikat
dan bertanggung jawab dari komunitas.
Masalah keuangan

Mengalami pertumbuhan dan


Beban peran yang terlalu berat
kesempatan belajar baru yang
tidak cukup waktu bagi tanggung jawab
memperkaya arti hidup
keluarga dan pekerjaan

Memiliki seseorang yang akan


Terganggunya peluang kerja ibu
mengurus kematian sendiri

Risiko membesarkan anak-anak di


Memperoleh rasa akan
dunia yang sarat kejahatan, perang dan
pencapaian dan kreativitas dari
polusi
membesarkan anak

Kekhawatiran atas keselamatan,


Belajar untuk tidak egois dan
kesehatan dan kesejahteraan anak
berkorban

Hilangnya privasi
Memiliki keturunan yang akan
membantu pekerjaan orangtua atau
menambahkan penghasilan mereka pada Kekhawatiran anak akan berubah
sumber daya keluarga menjadi jahat karena kesalahan sendiri
3. Perubahan Fisik Pada Masa Dewasa
Penuaan biologis (biological aging atau senescence) mulai terjadi penurunan
terpengaruh biologis dalam pemfungsian organ dan sistem yang berlaku umum bagi
seluruh anggota spesies kita (Berk, 2010).
Selama usia 20-an dan 30-an, perubahan tampilan fisik dan penurunan fungsi
tubuh terjadi sangat pelan sehingga sebagian besar sulit untuk diamati. Kemudian,
perubahan itu akan terjadi semakin cepat.

4. Perubahan Kognitif Pada Masa Dewasa


Perubahan kognitif di masa dewasa awal didukung oleh perkembangan lebih
lanjut korteks otak besar, khususnya bagian otak depan. Pemangkasan sinapsis
seiring dengan pertumbuhan dan mielinasi serat saraf terstimulasi terus berlanjut,
sekalipun lebih lambat daripada yang terjadi di saat remaja (Nelson, Thomas &
DeHaan, 2006).

Perubahan kognisi yang terjadi di masa dewasa awal terbagi menjadi tiga sudut
pandang menurut teoritisi Masa Hidup:

a. Mereka mengusulkan transformasi dalam struktur pemikiran cara berpikir kualitatif yang
khas dan baru serta memperluas perubaha perkembangan kognitif di masa kanak-kanak
dan remaja.
b. Usia dewasa adalah masa pencapaian pengetahuan maju dalam suatu bidag tertentu,
sebuah pencapaian yang memiliki implikasi penting terhadap pengolahan informasi dan
kreativitas.
c. Peneliti tertarik sejauh mana beragam kemampuan mental yang dinilai oleh tes
kecerdasan tetap stabil atau berubah selama tahun-tahun dewasa.
Piaget (1967) melihat kemungkinan bahwa kemajuan penting dalam pemikiran
mengikuti pencapaian operasi formal. Dia mengamati bahwa remaja lebih memilih
sebuah pandangan idealis dan teguh mengenai sebuah dunia daripada sebuah
pandangan kabur, bertentangan, dan mengikuti keadaan tertentu. Teori tersebut
kemudian dikritik karena tidak sesuai dengan realita masa remaja dalam kebudayaan-
kebudayaan lain. Sejumlah ahli berpendapat bahwa tahap itu dimulai pada masa
dewasa awal.
Gisela Labouvie-Vief, 1986 (dalam Mc Connell & Philipchalk, 1992) menyatakan
bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Ia
percaya bahwa masyarakat kita yang kompleks memiliki pertimbangan-
pertimbangan yang praktis dan bahkan mengubah bentuk logika kaum muda yang
idealis. Karena itu, pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkrit dan
pragmatis, sesuatu yang dikatakan oleh Labouvie-Vief sebagai tanda kedewasaan.

Sementara itu pada masa dewasa pertengahan (madya), menurut


Horn, crystallized intelligence (akumulasi dari informasi dan keterampilan) akan
terus meningkat di usia paruh baya, sementara fluid intelligence (kemampuan
melakukan penalaran abstrak) akan menurun.
5. Perubahan Psikososial Pada Masa Dewasa
Konflik psikologis di masa dewasa awal menurut Erikson adalah keintiman vs
isolasi (intimacy versus isolation) yang tercermin dalam pikiran dan perasaan anak
muda tentang membuat komitmen tetap pada pasangan dekat. Mereka mulai
merasakan keinginan untuk berhubungan lebih intim/akrab dengan individu lainnya.
Pada tahap ini, mereka akan mulai mengembangkan gairah seksual dalam hubungan
timbal balik dengan orang yang mereka cintai. Lawan dari perasaan itu, apabila
mereka gagal melaksanakan hal tersebut adalah isolasi yaitu menarik diri dari
lingkungan karena ketidak inginan untuk terlibat keintiman dengan individu lainnya.
Sedangkan pada masa dewasa madya, konflik pskikologis yang timbul adalah
generativitas vs stagnasi. Kecenderungan untuk menghasilkan maupun tetap berhenti
(stagnasi) akan dominan. Menurut Erikson, selama usia madya, orang akan menjadi
lebih sukses atau sebaliknya mereka akan berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu
apapun lagi. Individu pada masa ini jugaakan mulai memiliki rasa berbagi, kasih
sayang terhadap apa yang mereka hasilkan, serta mencurahkan perhatian mereka.
Biasanya, pada tahap ini mereka akan melimpahkan perasaan tersebut pada anak-
anak/keturunan mereka. Keinginan untuk dapat mengajarkan apa yang sudah mereka
ketahui semasa hidupnya. Namun hal ini juga akan menimbulkan rasa ingin
menguasai yang besar sehingga akan menyebabkan hal negatif untuk individu
lainnya. Hasil negatif dari fase ini adalah stagnasi, terjadi bila orang menjadi egosi
dan asyik dengan diri sendiri di usia paruh baya.
Daftar Pustaka:
Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian.Malang: UMM Press.
Berk, Laura E. (2010).Development Through the Lifespan (Edisi kelima: Dari Dewasa Awal
Sampai Menjelang Ajal). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Desmita.(2013). Psikologi Perkembangan.Bandung: Rosdakarya.
Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. (2011). Life-Span Developement (Perkembangan Masa Hidup).Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai