Anda di halaman 1dari 42

POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK


2.1.1 Geografis
Kabupaten Labuhanbatu secara geografis terletak pada kordinat antara 141 - 244 LU
(Lintang Utara) dan 9933 - 10022 BT (Bujur Timur) dengan ketinggian 0 700 meter diatas
permukaan laut (dpl). Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di
kawasan Pantai Timur di bagian timur Provinsi Sumatera Utara. Karena luas wilayah yang
begitu besar (sebelum pemekaran 9.223,18 Km atau 922.318 Ha) maka Kabupaten
Labuhanbatu pada tahun 2008 dimekarkan menjadi 3 Kabupaten menjadi :
Kabupaten Labuhanbatu (kabupaten induk)
Kabupaten Labuhanbatu Utara (berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara Di Provinsi
Sumatera Utara)
Kabupaten Labuhanbatu Selatan (berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Selatan Di
Provinsi Sumatera Utara).
Dari pemekaran tersebut, posisi Kabupaten Labuhanbatu berada diantara Kabupaten
Labuhanbatu Utara dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Meskipun telah mekar, Kabupaten
Labuhanbatu tetap memiliki wilayah yang bervariasi dari laut hingga bukit.

2.1.2 Administratif
Sebelum pemekaran, administratif Kabupaten Labuhanbatu terdiri atas 22 Kecamatan dan
243 desa/kelurahan. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara
dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pembentukan
Kabupaten Labuhanbatu Selatan di Provinsi Sumatera Utara, maka wilayah administratif
Kabupaten Labuhanbatu setelah dimekarkan menjadi 3 (tiga) bagian menempati area seluas
2.561,38 Km atau 256.138 Ha, yang terdiri dari 9 Kecamatan dan 98 desa/kelurahan. Saat ini
secara administrasi, wilayah Kabupaten Labuhanbatu berbatasan dengan :
- sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Selat Malaka
- sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan Kabupaten
Padang Lawas Utara
- sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara
- sebelah Timur : berbatasan dengan Propinsi Riau.

Buku Putih Sanitasi (BPS)


1
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Untuk lebih jelasnya mengenai Luas Wilayah, Peta Orientasi Terhadap Provinsi Sumatera
Utara dan Peta Administrasi Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada Tabel 2.1, Peta 2.1
dan Peta 2.2.

Tabel 2.1
Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan serta Rasio
Kecamatan Terhadap Luas Kabupaten Labuhanbatu
Jumlah Luas Wilayah
No Kecamatan Administrasi Terbangun
Desa Kelurahan
Ha (%) thd total Ha (%) thd total
1 Bilah Hulu 24 - 29.323 11.45 - -
2 Pangkatan 7 - 35.547 13.88 - -
3 Bilah Barat 10 - 20.298 7.92 - -
4 Bilah Hilir 11 2 43.083 16.82 - -
5 Panai Hulu 7 - 27.631 10.79 - -
6 Panai Tengah 9 1 48.374 18.89 - -
7 Panai Hilir 7 1 34.203 13.35 - -
8 Rantau Selatan - 9 6.432 2.51 - -
9 Rantau Utara - 10 11.247 4.39 - -

Jumlah 75 23 256.138 100 - -


Sumber : Labuhanbatu dalam Angka 2013.

2.1.3 Kondisi Fisik


a. Topografi, Morfologi dan Kelerengan
Kondisi topografi dan kelerengan merupakan salah satu faktor utama dalam
mempertimbangkan rencana pemanfaatan ruang dan bersifat given sehingga dalam
pemanfaatannya untuk dapat berfungsi sebagai kawasan budidaya khususnya pada
kondisi topografi dan kelerengan yang curam/sangat curam membutuhkan teknologi yang
tinggi. Dengan demikian kondisi topografi dan kelerengan merupakan potensi sekaligus
batasan dalam pengembangan lahan. Sedangkan morfologi adalah pengelompokan
bentuk bentang alam berdasarkan rona, kemiringan lereng secara umum dan
ketinggiannya pada beberapa satuan morfologi. Secara umum morfologi dapat dibagi
menjadi :

Buku Putih Sanitasi (BPS)


2
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Peta 2.1 Orientasi Kabupaten Labuhanbatu Terhadap Provinsi Sumatera Utara

Buku Putih Sanitasi (BPS) 3


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Peta 2.2 Administrasi Kab u paten Labuhanbatu

Buku Putih Sanitasi (BPS) 4


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS)


5
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Tabel 2.2
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu

No. DAS Luas (Ha)


_
1. Barumun
_
2. Bilah
Sumber : Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 51/KPTS/M/2012 tentang Pola Pengelolaan Sumber
Daya Air Wilayah Sungai Barumun-Kualuh.

Buku Putih Sanitasi (BPS)


6
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS) 8


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS)


9

n = Po (1 + 0,015)
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 - 5 Tahun Terakhir di Kabupaten Labuhanbatu

Buku Putih Sanitasi (BPS) 11


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Jumlah Penduduk Jumlah KK % Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk


Nama Tahun Tahun Tahun Tahun
No.
Kecamatan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2012 2013 2014 2015 2016 Rata2 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Bilah Hulu 57.591 59.641 61.764 63.963 66.240 68.599 11.518 11.928 12.353 12.793 13.248 13.720 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 196 203 211 218 226 234

2 Pangkatan 32.255 33.403 34.592 35.824 37.099 38.420 6.451 6.681 6.918 7.165 7.420 7.684 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 91 94 97 101 104 108

3 Bilah Barat 34.601 35.833 37.108 38.430 39.798 41.214 6.920 7.167 7.422 7.686 7.960 8.243 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 170 177 183 189 196 203

4 Bilah Hilir 50.677 52.481 54.349 56.284 58.288 60.363 10.135 10.496 10.870 11.257 11.658 12.073 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 118 122 126 131 135 140

5 Panai Hulu 33.977 35.187 36.439 37.736 39.080 40.471 6.795 7.037 7.288 7.547 7.816 8.094 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 123 127 132 137 141 146

6 Panai Tengah 34.439 35.665 36.935 38.250 39.611 41.021 6.888 7.133 7.387 7.650 7.922 8.204 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 71 74 76 79 82 85

7 Panai Hilir 36.357 37.651 38.992 40.380 41.817 43.306 7.271 7.530 7.798 8.076 8.363 8.661 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 106 110 114 118 122 127

8 Rantau Selatan 59.933 62.067 64.276 66.564 68.934 71.388 11.987 12.413 12.855 13.313 13.787 14.278 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 932 965 999 1.035 1.072 1.110

9 Rantau Utara 84.814 87.833 90.960 94.198 97.552 101.025 16.963 17.567 18.192 18.840 19.510 20.205 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 754 781 809 838 867 898

Jumlah 424.644 439.761 455.415 471.629 488.419 505.807 84.928 87.952 91.083 93.887 97.684 101.162 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 166 172 178 184 191 197

Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu dan Hasil Proyeksi.

Buku Putih Sanitasi (BPS) 12


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS)


12
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS) 13


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Tahun Rata2
No. Realisasi Anggaran pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
670,125,418,85 764,412,735,15 827.442.717.84
A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 498,993,409,730 521,146,618,328 0,14
4 0 8
38.532.205.269,1
a.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 39.013.695.316,30 50.958.558.913 59.785.599.480 49.784.550.240 - 2,38
2
a.1. 12.183.760.356,0 20.663.813.6
Pajak daerah 14.686.863.588,00 16.768.837.178 28.479.806.865
1 0 57
a.1. 11.332.904.276,0 13.419.579.1 5.399.337.85
Retribusi daerah 9.964.282.725,00 18.016.506.263
2 0 64 9

a.1. Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan 10.782.051.246,0 13.614.864.0 11.001.693.0
4.925.832.900,63 11.868.983.850
3 0 41 91

a.1. 3.260.302.0 4.903.712.4


Lain-lain pendapatan daerah yang sah 9.436.716.102,67 4.233.489.391,12 13.131.272.189
4 51 25

410.592.537.526,0 460.031.899.45 591.320.544.63 621.030.278.64


a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 356.828.914.027 0,15
0 6 5 7

a.2. 50.228.338.526, 46.785.533.11


Dana bagi hasil 51.704.633.027
1 00 4 53.230.132.841 50.834.309.647

a.2. 315.309.299.000, 367.737.566.34 520.457.519.00


Dana alokasi umum 247.304.281.000
2 00 2 949.439.794 0

a.2. 45.054.900.000,0 45.508.800.0 461.644.282.00 49.738.450.00


Dana alokasi khusus 57.820.000.000
3 0 00 0 0

103.150.800.386,3 159.134.960.48 113.653.021.80 156.627.888.96


a.3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 72,021,875,533 0,25
6 6 3 1
a.3.
Hibah -- -- -- -- --
1
a.3.
Dana darurat -- -- -- -- --
2
Buku Putih Sanitasi (BPS) 14
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

a.3. 30.552.688.695,0 37.211.447.28


Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota 32.578.382.386,36 27.727.311.003 26.569.198.961
3 0 1
a.3. 33.937.606.838,0 116.841.637.8
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus 45.000.000.000,00 48.454.928.000 68.633.944.000
4 0 80
a.3. Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah 5.081.875.32
19.010.368.000,00 7.531.580.000,00 37.470.782.800 61.424.746.000
5 lainnya 5
368.495.505.456,0 399.908.817.497,0 632.347.460.84 760.581.998.79 827.146.775.32
B Belanja (b1 + b.2) 0,24
0 6 2 6 7
368.495.505.456,0 399.908.817.497,0 378.837.005.65 421.433.618.47 455.716.917.40
b.1 Belanja Tidak Langsung 0,08
0 6 7 3 3
b.1. 354.206.282.110,0 365.272.018.612,0 355.593.016.6 400.073.207.96 431.764.733.4
Belanja pegawai
1 0 0 82 8 22
b.1. 66.721.8
Bunga 98.585.294,00 77.400.903,55 56.203.793 45.363.863
2 90
b.1. _ _ _ _ _
Subsidi
3
b.1. 12.693.018.75
Hibah 5.952.191.000,00 20.199.877.219,00 7.483.901.000 10.403.490.000
4 0
b.1. 2.724.458.83
Bantuan sosial 4.730.527.288,00 2.966.358.760,00 3.121.933.500 3.051.220.000
5 5
b.1. _ 4.000.000.00
Belanja bagi hasil 8.099.540.002,51 4.500.000.000 1.499.820.903
6 0
b.1. 3.715.414.00
Bantuan keuangan 3.507.919.764,00 3.293.622.000,00 5.651.376.762 8.417.202.964
7 0
b.1. 44.375.5
Belanja tidak terduga 117.435.750,00 328.000.000,00 546.995.450 535.086.250
8 00
_ _ 253.510.455.18 339.148.380.32 371.429.857.92
b.2 Belanja Langsung 0,22
5 3 4
b.2. _ _ 39.304.394.79 36.400.155.6 39.884.939.5
Belanja pegawai
1 5 05 05
b.2. _ _ 98.752.252.85 98.625.295.28 104.851.119.6
Belanja barang dan jasa
2 4 6 74
b.2. _ _ 115.453.807.5 204.122.929.43 226.693.798.70
Belanja modal
3 36 2 0

Buku Putih Sanitasi (BPS) 15


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

4,270,334,70 89,640,21 3,235,240,21 _


C Pembiayaan 1,079,640,217 11,15
7 7 7
4,270,334,70 89,640,21 3,235,240,21 _
Surplus/Defisit Anggaran 1,079,640,217 11,15
7 7 7
Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009-2013, diolah.
Keterangan : N = tahun penyusunan Buku Putih Sanitasi.

Buku Putih Sanitasi (BPS) 16


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS)


15
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Tabel 2.6
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 - 2013

No Tahun Rata2
. SKPD
pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
_
1 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang 915.642.500 1.553.810.000 3.150.132.000 570.952.000 0,30

1.a Investasi _ 915.642.500 1.553.810.000 2.500.132.000 _

1.b operasional/pemeliharaan (OM) _ _ _ 650.000.000 _


_ _ _
2 Badan LIngkungan Hidup (BLH) 83.320.000 10.288.000 - 0,88

2.a Investasi _ 83.320.000 10.288.000 _ _

2.b operasional/pemeliharaan (OM) _ _ _ _ _


_
3 Dinas Bina Marga 320.000.000 850.355.000 415.422.300 1.708.800.000 1,42

3.a Investasi _ 320.000.000 850.355.000 415.422.300 1.708.800.000


3.b operasional/pemeliharaan (OM) _ _ _ _ _
_ _ _ _ _
4 Dinas Kesehatan 434.799.750

4.a Investasi _ 434.799.750 _ _ _

4.b operasional/pemeliharaan (OM) _ _ _ _ _

5 Bappeda _ _ 49.107.500 440.000.000 534.961.400 4,09


5.a Investasi _ _ 49.107.500 440.000.000 534.961.400
5.b operasional/pemeliharaan (OM) _ _ _ _ _

6 Dinas Pasar dan Kebersihan _ _ 2.800.513.000 3.470.062.500 5.200.201.000 0,37


6.a Investasi _ _ _ 582.400.000 1.128.500.000

Buku Putih Sanitasi (BPS) 16


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

6.b Operasional/pemeliharaan (OM) _ _ 2.800.513.000 2.887.662.500 4.071.701.000


_
7 Belanja Sanitasi (1+2+3+n) 1.753.762.250 8.064.586.500 7.475.616.800 8.014.914.400 1,20
_
8 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+na) 1.753.762.250 5.264.073.500 3.937.954.300 3.372.261.400
_ _
9 Pendanaan OM (1b+2b+3b+nb) 2.800.513.000 3.537.662.500 4.071.701.000
_ 1.753.762.25
10 Belanja Langsung 8.064.586.500 7.475.616.800 8.014.914.400 1,20
0
_
11 Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung(8/10) 1,00 0,65 0,53 0,42 - 0,01

12 Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja Sanitasi _


1,00 0,65 0,53 0,42
(8/7)
_
13 Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi (9/7) 0,00 0,35 0,47 0,51

Sumber : Realisasi APBD Tahun 2009-2013, diolah.


Keterangan : Investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan
sanitasi.

Buku Putih Sanitasi (BPS) 17


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Tabel 2.7
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2009 - 2013

Tabel 2.8
Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2008 - 2012

Buku Putih Sanitasi (BPS)


18
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

2.4 TATA RUANG WILAYAH


2.4.1 Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Labuhanbatu
Tujuan Penataan Ruang
Tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu pada prinsipnya merupakan sarana/alat
yang menggambarkan perencanaan ruang Kabupaten Labuhanbatu dalam mewujudkan
tujuan pembangunan Kabupaten Labuhanbatu masa kini maupun akan datang sesuai
kebutuhan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat ditetapkan
bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Labuhanbatu, adalah :
Mewujudkan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Sebagai Pusat Jasa Dan Agro
Industri Yang Berdaya Saing Dengan Mengoptimalkan Posisi Strategis Dan
Potensi Perkebunan Dan Industri Yang Berwawasan Lingkungan Dan
Berkelanjutan

Kebijakan Penataan Ruang


Berdasarkan tujuan penataan ruang yang ingin dicapai, maka kebijakan penataan ruang
Kabupaten Labuhanbatu dapat diuraikan sebagai berikut :
Kebijakan 1 : Penguatan peran sentra-sentra perkotaan.
Kebijakan 2 : Peningkatan aksesibilitas internal dan eksternal Kabupaten Labuhanbatu.
Kebijakan 3 : Peningkatan pelayanan infrastruktur.
Kebijakan 4 : Pemantapan pola pemanfaatan kawasan budidaya dan kawasan lindung.
Kebijakan 5 : Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

Strategi Penataan Ruang


- Strategi untuk mewujudkan kebijakan penguatan peran sentra-sentra perkotaan, adalah :
a. Mengembangkan pusat perdagangan dan jasa;
b. Mengembangkan pusat agro industri dan transportasi laut;
c. Mengembangkan pusat perdagangan dan transportasi udara;
d. Mengembangkan ibukota kecamatan lainnya sebagai Pusat Pelayanan
Lingkungan (PPL); dan
e. Mengembangkan strategis perkotaan.
- Strategi untuk mewujudkan kebijakan peningkatan aksesibilitas internal dan eksternal
Kabupaten Labuhanbatu, adalah :
a. Mengembangkan jaringan transportasi darat, laut dan udara;
b. Meningkatkan aksesibilitas antara pusat-pusat pelayanan (PKW, PKL, PPK) dengan
desa-desa sekitarnya;
c. Membangun bandar udara dan pelabuhan laut; dan
d. Mengembangkan jaringan rel kereta api.

- Strategi untuk mewujudkan kebijakan peningkatan pelayanan infrastruktur, adalah :

Buku Putih Sanitasi (BPS)


19
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

a. Menyediakan fasilitas pendidikan, kesehatan, perniagaan dengan orientasi pelayanan


skala regional;
b. Memfasilitasi perkembangan kegiatan perbankan dan jasa lainnya;
c. Membangun jaringan listrik ke desa-desa yang belum terlayani;
d. Membangun jaringan telekomunikasi ke desa-desa yang belum terlayani;
e. Mengembangkan sistem pengelolaan persampahan secara terpadu dan berwawasan
lingkungan;
f. Mengembangkan sistem pengelolaan air limbah secara terpadu dan berwawasan
lingkungan;
g. Mengembangkan sistem jaringan air bersih di PKW, PKL dan PPL, serta pada desa-
desa rawan air bersih;
h. Mengembangkan sistem jaringan drainase di perkotaan dan wilayah rawan banjir dan
i. Mengoptimalkan pelayanan jaringan sumber daya air.
- Strategi untuk mewujudkan kebijakan pemantapan pola pemanfaatan kawasan budidaya
dan kawasan lindung, adalah :
a. Memantapkan batas kawasan lindung;
b. Melakukan pengelolaan terhadap kawasan lindung demi menjaga kelestariannya;
c. Menyediakan lahan bagi pengembangan kegiatan industri serta penyediaan fasilitas
pendukung;
d. Meningkatkan produktifitas kegiatan perikanan tangkap di wilayah pesisir;
e. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan perkebunan kelapa sawit, karet dan tanaman
keras lainnya;
f. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan kering;
g. Mengoptimalkan pemanfaatan kawasan pertanian lahan basah;
h. Mengoptimalkan kegiatan peternakan; dan
i. Mengembangkan kawasan perkotaan.
- Strategi untuk mewujudkan kebijakan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan
keamanan negara, adalah :
a. Mendukung penetapan kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan;
b. Mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan untuk
menjaga fungsi pertahanan dan keamanan;
c. Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan dan keamanan negara sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan tersebut dengan kawasan budidaya terbangun; dan
d. Turut serta memelihara dan menjaga aset-aset pertahanan dan keamanan.

2.4.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Labuhanbatu


Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat kegiatan dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional (Pasal 1 UU No. 27 Tahun 2008 tentang Penataan

Buku Putih Sanitasi (BPS)


20
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Ruang). Dengan demikian, perencanaan struktur ruang Kabupaten Labuhanbatu, seperti


berikut :

Rencana Sistem Pusat Kegiatan

1. Sistem Perkotaan;
Sistem perkotaan merupakan unsur pembentuk struktur ruang wilayah yang
dihubungkan oleh sistem jaringan dalam bentuk simpul atau pusat kegiatan/pelayanan.
Sistem perkotaan tersebut terdiri dari 4 (empat) tingkatan tata jenjang pusat
kegiatan/pusat-pusat pelayanan, yaitu :
- PKN (Pusat Kegiatan Nasional) : perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan
skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
- PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota;
- PKL (Pusat Kegiatan Lokal) : adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan yang ditetapkan
dalam RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi);
- PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) : adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;
Berdasarkan kondisi wilayah Kabupaten Labuhanbatu, rencana sistem perkotaan
adalah sebagai berikut.
Gambar 2.1
Bagan Hierarki Sistem Kota di Kabupaten Labuhanbatu

PKW
Kota
Kota Rantau
Rantau
Prapat
Prapat

PKL PKL PKLp


Aek
Aek Nabara
Nabara Labuhan
Labuhan Bilik
Bilik Sungai
Sungai
Berombang
Berombang

PPK PPK PPK PPK


BukuPPK PPK
Putih Sanitasi (BPS) PPK PPK
Janji Pangkatan Negeri
Negeri Lama Tj.Sarang
21 Janji Pangkatan Lama Tj.Sarang
Elang
Elang
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

2. Sistem Perdesaan;
Sistem perdesaan merupakan unsur pembentuk struktur ruang wilayah yang
dihubungkan oleh sistem jaringan dalam bentuk simpul atau pusat pelayanan/kegiatan
di luar sistem perkotaan. Sistem perdesaan berupa PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan)
yang merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala
antar desa.
Adapun PPL yang berada di wilayah Kabupaten Labuhanbatu, yaitu :
- Kecamatan Bilah Barat;
- Kecamatan Bilah Hulu;
- Kecamatan Pangkatan;
- Kecamatan Bilah Hilir;
- Kecamatan Panai Hulu;
- Kecamatan Panai Tengah; dan
- Kecamatan Panai Hilir.
3. Hierarki Kawasan Perkotaan
Selanjutnya untuk mengefektifkan pengembangan Kabupaten Labuhanbatu, maka
hierarki sistem kota atau pusat-pusat pelayanaan tersebut dikelompokkan menjadi
wilayah pengengembangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
perwilayahan pengembangan tersebut, antara lain yaitu :
- Kedudukan dan peran wilayah yang dicerminkan oleh keterkaitan masing-masing
bagian wilayah.
- Sistem jaringan transportasi yang memungkinkan terbentuknya aksesibilitas antar
bagian-bagian wilayah.
- Daya tarik-menarik kota, yang diperlihatkan oleh fungsi dan peranan kota terhadap
kota-kota lainnya.
- Homogenitas (kesamaan) potensi sumber daya yang dapat didayagunakan.
- Kondisi fisik dan faktor administrasi dan pendeliniasian batas wilayahnya.
- Pertimbangan rencana struktur perwilayahan yang sudah ada.
Berikut ini fungsi dan peran masing-masing sistem perkotaan atau pusat-pusat
kegiatan/pelayanan di Kabupaten Labuhanbatu, dapat dilihat Tabel 2.9. Sedangkan
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Labuhanbatu sebagaimana yang telah dipaparkan
diatas dapat dilihat Peta 2.4.

Tabel 2.9
Rencana Fungsi Utama Sistem Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu

Buku Putih Sanitasi (BPS)


22
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Kebutuhan
No Pusat Kegiatan Hierarki Fungsi Utama
Pengembangan
1 Rantau Prapat PKW Pusat Pemerintahan Kawasan Perkantoran
Pusat Perdagangan Pasar Induk
Pusat Jasa Keuangan, Bank, Perguruan Tinggi,
Pendidikan dan Kesehatan Rumah Sakit.
Pusat Perdagangan Pasar
2 Labuhan Bilik PPK
Lokal
(Kec.Panai Tengah) Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP dan SLTA
Pusat Agroindustri Kawasan Industri
(produk perkebunan)
Pusat Perdagangan Pasar
3 Aek Nabara PKL
Lokal
Pusat Transportasi Bandar Udara
(Kec.Bilah Hulu)
Udara
Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP dan SLTA, Rumah
dan Kesehatan Sakit
4 Sungai Berombang PKLp Pusat Transportasi Laut Pelabuhan Laut
(Kec.Panai Hilir) Pusat Minapolitan Kawasan Minapolitan
Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP dan SLTA, Rumah
dan Kesehatan Sakit
Pusat Perdagangan Pasar
5 Negeri Lama PPK
Lokal
(Kec.Bilah Hilir) Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP dan SLTA
Pusat Pengembangan Lembaga Pengemb.
6 Pangkatan PPK Perkebunan Perkebunan
(Kec.Pangkatan) Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP dan SLTA
Pusat Perdagangan Pasar
7 Tj. Sarang Elang PPK
Lokal
(Kec.Panai Hulu) Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP dan SLTA
Pusat Transportasi Laut Pelabuhan Laut
Pusat Perdagangan Pasar
Lokal
8 Janji (Kec.Bilah Barat) PPK Pusat Jasa Pendidikan SD, SLTP dan SLTA
9 a. Kec. Bilah Barat; PPL Pusat Lingkungan Prasarana Lingkungan
b. Kec. Bilah Hulu;
c. Kec. Pangkatan;
d. Kec. Bilah Hilir;
e. Kec. Panai Hulu;

Buku Putih Sanitasi (BPS)


23
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Kebutuhan
No Pusat Kegiatan Hierarki Fungsi Utama
Pengembangan
f. Kec. Panai Tengah; dan
g. Kec. Panai Hilir.
Sumber : RTRW Kab. Labuhanbatu.

Buku Putih Sanitasi (BPS)


24
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS) 24


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS)


25
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

- Kawasan Rawan Banjir


Berdasarkan karakteristik fisik wilayah Kabupaten Labuhanbatu, potensi bencana
alam yang banyak terjadi adalah banjir. Bencana banjir dapat dikategorikan sebagai
proses alamiah atau fenomena alam, yang dipicu oleh beberapa penyebab, antara
lain :
Fenomena alam, seperti tingginya curah hujan, iklim dan kondisi geomorfologi
wilayah;
Aktivitas manusia (Proses Man-Made) yang tidak terkendali dalam
mengeksploitasi alam, yang mengakibatkan kondisi alam dan lingkungan menjadi
rusak.
Kawasan rawan bencana banjir di Kabupaten Labuhanbatu ini berupa kawasan rawan
banjir yang di wilayah pesisir maupun kawasan perkotaan. Kawasan rawan banjir di
Kabupaten Labuhanbatu berada pada Kecamatan Bilah Hulu, Pangkatan, Bilah Barat,
Bilah Hilir, Panai Hulu, Panai Tengah, dan Panai Hilir.
6. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan;
Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan terdapat di Kecamatan Rantau Utara
dengan luas kurang lebih 60,00 Ha yaitu Kota Rantauprapat seluas lebih kurang
35,00 Ha dan DAS Sei Bilah seluas lebih kurang 25,00 Ha.

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budi Daya, yang mencakup:


1. Kawasan Hutan Produksi;
Dalam arahan tata ruang, kawasan budidaya hutan memiliki fungsi antara lain sebagai
penghasil kayu dan bukan kayu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dan
pengolahan kayu, sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya,
membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat di samping fungsi
lindung dan konservasi, serta mendukung kehidupan dan ekosistem.
Kawasan hutan produksi di wilayah Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Usulan
Revisi Bupati terhadap SK. 44/Menhut-II/2005 seluas total kurang lebih 14.572,00 Ha
yang berada di Kecamatan Panai Hilir.
2. Kawasan Peruntukan Pertanian;
Pertanian Lahan Basah
Pertanian lahan basah ditentukan menurut hasil analisis kesesuaian lahan serta
dukungan sarana dan prasarana penunjangnya terhadap aktivitas pertanian seperti
jaringan jalan, irigasi dan lain-lain. Kawasan dengan peruntukan pertanian lahan
basah ini potensial untuk pengembangan kegiatan pertanian tanaman pangan.
Kawasan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah yang mempunyai sistem
atau potensi pengembangan pengairan dengan mempertimbangkan faktor-faktor:
- Ketinggian < 1.000 m.
- Kelerengan < 40%.
- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm.

Buku Putih Sanitasi (BPS)


26
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Berdasarkan kriteria tersebut maka ditetapkan kawasan pertanian lahan basah di


Kabupaten Labuhanbatu dengan luas total kurang lebih 24.774,40 Ha.
Pertanian Lahan Kering
Kawasan pertanian lahan kering adalah kawasan yang tidak mempunyai sistem dan
atau potensi pengembangan pengairan dengan mempertimbangkan faktor-faktor:
- Ketinggian < 1.000 m
- Kelerengan < 40%.
- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm.
Berdasarkan kriteria tersebut maka ditetapkan kawasan pertanian lahan kering di
Kabupaten Labuhanbatu dengan luas total kurang lebih 51.226,00 Ha.
3. Kawasan Peruntukan Perkebunan;
Perkebunan Kelapa Sawit
Perkebunan tanaman kelapa sawit ditentukan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor:
- Ketinggian < 2.000 m.
- Kelerengan < 40%.
- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm
- Kondisi saat ini (existing) merupakan tanaman kelapa sawit.
Berdasarkan kriteria tersebut maka ditetapkan kawasan perkebunan tanaman
kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu dengan luas total kurang lebih 114.297,00
Ha.
Perkebunan Karet
Perkebunan tanaman karet ditentukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor:
- Ketinggian < 2.000 m.
- Kelerengan < 40%.
- Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm
- Kondisi saat ini (existing) merupakan tanaman karet.
Berdasarkan kriteria tersebut maka ditetapkan kawasan perkebunan tanaman karet
di Kabupaten Labuhanbatu dengan luas total kurang lebih 8.832,90 Ha.
4. Kawasan Peruntukan Peternakan;
Sebagaimana diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara
bahwa di wilayah Kabupaten Labuhanbatu berpotensi untuk dikembangkan jenis ternak
besar.
5. Kawasan peruntukan perikanan;
Kawasan yang sesuai untuk kegiatan perikanan laut tangkap dengan
mempertimbangkan faktor-faktor:
- Ketinggian < 1.000 m
- Kelerengan < 15%.

Buku Putih Sanitasi (BPS)


27
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Untuk Kawasan Peruntukan Perikanan tidak terdapat di Kabupaten Labuhanbatu.


6. Kawasan Peruntukan Pertambangan
Kabupaten Labuhanbatu terdapat potensi pertambangan berupa minyak dan gas bumi
yang termasuk ke dalam potensi pertambangan dari blok Kisaran yang cukup banyak
yang letaknya tersebar di wilayah Kabupaten Labuhanbatu.
7. Kawasan Peruntukan Industri;
Kriteria kawasan peruntukan industri adalah sebagai berikut :
- Harus memperhatikan kelestarian lingkungan;
- Harus dilengkapi dengan unit pengolahan limbah;
- Harus memperhatikan suplai air bersih;
- Jenis industri yang dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan dan
memenuhi kriteria tambang limbah yang ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup;
- Pengelolaan limbah untuk industri yang berkumpul di lokasi berdekatan
sebaiknya dikelola secara terpadu;
- Pembatasan pembangunan perumahan baru di kawasan peruntukan industri;
- Harus memenuhi syarat AMDAL sesuai dengan ketentuan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku;
- Memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitar kawasan industri;
- Pembangunan kawasan industri minimal berjarak 2 Km dari permukiman dan
berjarak 15-20 Km dari pusat kota;
- Kawasan industri minimal berjarak 5 Km dari sungai tipe C atau D;
- Penggunaan lahan pada kawasan industri terdiri dari penggunaan kaveling
industri, jalan dan saluran, ruang terbuka hijau, dan fasilitas penunjang.
Berdasarkan kriteria tersebut maka ditetapkan kawasan peruntukan industri di
Kabupaten Labuhanbatu dengan luas total kurang lebih 383 Ha. Kawasan peruntukan
industri berada di Kecamatan Rantau Utara seluas 348,00 Ha untuk pengolahan hasil
perkebunan dan di Kecamatan Panai Hilir seluas 35,00 Ha untuk pengolahan hasil
perikanan tangkap yang dimana kedua industri ini termasuk ke dalam klasifikasi industri
sedang.
8. Kawasan Peruntukan Permukiman;
Kriteria lokasi untuk peruntukan permukiman adalah sebagai berikut :
- Kesesuaian lahan dengan masukan teknologi yang ada.
- Ketersediaan air terjamin.
- Lokasi yang terkait dengan kawasan hunian yang telah ada/berkembang.
- Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah.
- Dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung sesuai kebutuhan.
Kawasan permukiman dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kawasan permukiman
perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan. Kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Labuhanbatu seluas kurang lebih 4.018,40 Ha berada di ibu kota kabupaten

Buku Putih Sanitasi (BPS)


28
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

dan ibukota kecamatan. Kawasan permukiman perkotaan tersebut antara lain adalah
direncanakan di Kota Rantauprapat seluas kurang lebih 1.171,00 Ha dan di Kota Aek
Nabara seluas kurang lebih 656,70 Ha. Sedangkan untuk kawasan permukiman
perdesaan seluas kurang lebih 4.231,50 Ha berada di seluruh wilayah kabupaten di
luar kawasan permukiman perkotaan.
9. Kawasan Peruntukan Lainnya;
Kawasan peruntukan lainnya di Kabupaten Labuhanbatu adalah Kawasan Peruntukan
Pertahanan. Kawasan peruntukan pertahanan ini meliputi:
- Komando Distrik Milliter (Kodim) 0209/Labuhanbatu;
- Komando Rayon Militer (Koramil) yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten;
- Polisi Sektor (Polsek) yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten;
- Kipan B Yonif 126/Kala Cakti; dan
- Kipan C Yonif 126/Kala Cakti.
Pemanfaatan kawasan untuk pemerintah terkait bidang pertahanan meliputi pertahanan
darat, laut dan/atau udara yang diperuntukkan sebagai basis militer, daerah latihan
militer, daerah pembuangan amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan dan/atau
kawasan industri sistem pertahanan.
Berdasarkan rencana pola ruang sektoral diatas, maka rencana pola ruang Kabupaten
Labuhanbatu secara keseluruhan dapat dilihat pada Peta 2.5.

2.5 SOSIAL DAN BUDAYA


2.5.1 Kondisi Pendidikan
Kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu
daerah untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sarana pendidikan di
Kabupaten Labuhanbatu sudah cukup memadai baik sekolah umum, mulai dari jenjang
pendidikan Sekolah Dasar (SD) berjumlah 280 unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau
Sekolah Menengah Pertama (SLTP/SMP) berjumlah 61 unit, Sekolah Menengah Atas (SMA)
berjumlah 25 unit, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berjumlah 29 unit, baik sekolah
negeri/swasta dengan jumlah seluruhnya 395 unit. Untuk sekolah agama Madrasah Ibtidaiyah
(MI) berjumlah 33 unit, Madrasah Tsanawiyah (MTs) berjumlah 57 unit, dan Madrasah Aliyah
(MA) berjumlah 26 unit, baik sekolah negeri/swasta dengan jumlah seluruhnya 116 unit. Untuk
lebih jelasnya jumlah dan penyebaran sarana pendidikan yang ada di Kabupaten
Labuhanbatu tahun 2012 baik sekolah umum dan agama negeri/swasta dengan jumlah
seluruhnya 511 unit dapat dilihat Tabel 2.10.

Buku Putih Sanitasi (BPS)


29
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS) 31


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Tabel 2.10
Jumlah Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Labuhanbatu

Buku Putih Sanitasi (BPS)


32
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Jumlah
No. Kecamatan
Keluarga Miskin (KK)
1 Bilah Hulu 1.536
2 Pangkatan 1.360
3 Bilah Barat 1.904
4 Bilah Hilir 2.690
5 Panai Hulu 2.305
6 Panai Tengah 2.670
7 Panai Hilir 2.972
8 Rantau Selatan 1.669
9 Rantau Utara 2.217
Jumlah 19.323
Sumber : BPMPD/K Kabupaten Labuhanbatu, 2013.

2.5.3 Jumlah Rumah


Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan
sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai
media penularan penyakit di antara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Berdasarkan data dari perangkat Pemerintahan Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu,
jumlah rumah yang ada di Kabupaten Labuhanbatu sebanyak 79.277 buah rumah yang
tersebar di 9 Kecamatan dalam Kabupaten Labuhanbatu. Kecamatan yang memiliki rumah
relative banyak adalah Kecamatan Rantau Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 2.12

Tabel 2.12
Jumlah Rumah Per Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu

No. Kecamatan Jumlah Rumah


1 Bilah Hulu 11.908
2 Pangkatan 7.941
3 Bilah Barat 5.567
4 Bilah Hilir 10.509
Buku Putih Sanitasi (BPS)
33
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

5 Panai Hulu 6.511


6 Panai Tengah 4.142
7 Panai Hilir 7.359
8 Rantau Selatan 8.320
9 Rantau Utara 17.020
Jumlah 79.277
Sumber : Labuhanbatu dalam Angka 2013.

2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH


Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar pedoman pembentukan perangkat daerah
Kabupaten Labuhanbatu, adalah :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741).
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan
Organisasi Perangkat Daerah.
2.6.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah dan SOTK Kabupaten Labuhanbatu
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu, sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 34 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Labuhanbatu.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 35 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas-Dinas yang ada di Kabupaten Labuhanbatu.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 36 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Labuhanbatu.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Labuhanbatu Nomor 37 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Kabupaten Labuhanbatu
Sekretaris Daerah dan Staf Ahli
Sekretariat Daerah dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berkedudukan dibawah
dan bertanggungjawab kepada Bupati
Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah :
Sekretaris Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam menyusun kebijakan,
mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis
a. Penyusun Kebijakan Pemerintah Daerah

Buku Putih Sanitasi (BPS)


34
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

b. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;


c. Pemantuan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah
d. Pembinaan administrasi dan aparatur Pemerintah Daerah
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu, terdiri
dari :
a. Sekretaris Daerah
b. Staf Ahli Bupati
1. Staf Ahli Bidang Hukum dan Politik
2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan
3. Staf Ahli Bidang Pembangunan
4. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan
5. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
c. Asisten yang terdiri dari :
1. Asisten Administrasi Pemerintahan, terdiri dari :
a) Bagian Pemerintahan Umum, membawahi :
1) Sub Bagian Perangkat Daerah
2) Sub Bagian Otonomi Daerah (Otoda) dan Kerjasama antar Daerah;
3) Sub Bagian Perlindungan Masyarakat, Penanggulangan Bencana dan
Kependudukan.
b) Bagian Pertanahan, membawahi :
1) Sub Bagian Administrasi Pertanahan;
2) Sub Bagian Ganti Rugi Tanah dan Penyelesaian Masalah Tanah.
c) Bagian Hukum, membawahi :
1) Sub Bagian Peraturan Perundang-Undangan;
2) Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM;
3) Sub Bagian Pembinaan, Pengawasan Produk Hukum Daerah dan
Dokumentasi Hukum.
2. Asisten Administrasi Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, terdiri dari
:
a) Bagian Ekonomi dan Pembangunan, membawahi :
1) Sub Bagian Administrasi dan Pengendalian Pembangunan;
2) Sub Bagian Pengendalian Sumber Daya Alam;
3) Sub Bagian Sarana Perekonomian dan Ketahanan Ekonomi Daerah.
b) Bagian Kesejahteraan Rakyat, membawahi :
1) Sub Bagian Agama, Pendidikan dan Kebudayaan;
2) Sub Bagian Kesehatan, Keluarga Berencana (KB) dan Pemberdayaan
Perempuan;
3) Sub Bagian Generasi Muda, Sosial dan Tenaga Kerja.
c) Bagian Humas, membawahi :
1) Sub Bagian Pengumpulan Informasi dan Dokumentasi;
2) Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Media.
3. Asisten Administrasi Umum, terdiri dari :
a) Bagian Organisasi dan PAN, membawahi:
1) Sub Bagian Kelembagaan dan Analisis Jabatan;
2) Sub Bagian Ketatalaksanaan dan Pembinaan Pelayanan Publik;
Buku Putih Sanitasi (BPS)
35
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

3) Sub Bagian Kepegawaian dan Kinerja Aparatur.


b) Bagian Umum dan Protokoler, membawahi :
1) Sub Bagian Ketatausahaan;
2) Sub Bagian Rumah Tangga;
3) Sub Bagian Acara dan Protokoler.
c) Bagian Keuangan
1) Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran;
2) Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan;
3) Sub Bagian Verifikasi dan Perbendaharaan.
d) Bagian Pengolahan Data Elektronik, terdiri dari :
1) Subag Pelayanan Data;
2) Subag Jaringan dan Komunikasi;
3) Subag Sistem Informasi, Aplikasi dan Persandian.
d. Kelompok Jabatan Fungsional
Dinas Daerah
Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten L:abuhanbatu, terdiri dari :
a. Dinas Pendidikan;
b. Dinas Kesehatan;
c. Dinas Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi;
d. Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang;
e. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika;
f. Dinas Pasar dan Kebersihan;
g. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
h. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
i. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
j. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata;
k. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
l. Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan;
m. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;
n. Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan;
Lembaga Teknis Daerah
a. Inspektorat Kabupaten;
b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);
c. Badan Kepegawaian Daerah
d. Badan Lingkungan Hidup (BLH);
e. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
f. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa/Kelurahan;
g. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu;
h. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
i. Kantor Informasi Penyuluh Pertanian;
j. Kantor Ketahanan Pangan;
k. Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi;
l. Rumah Sakit Umum Daerah.
Buku Putih Sanitasi (BPS)
36
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Bagan Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada


Gambar 2.2

2.6.2 SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu


SKPD yang terkait tupoksi langsung dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu
berdasarkan Keputusan Bupati Labuhanbatu Nomor 050/268/Pemb/2013 tentang
Pembentukan Tim Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2013, adalah :
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
- Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang.
- Dinas Kesehatan.
- Badan Lingkungan Hidup.
Sedangkan SKPD yang tidak terkait tupoksi langsung dalam Pembangunan Sanitasi
Kabupaten Labuhanbatu, adalah :
- Dinas Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi.
- Dinas Pasar dan Kebersihan.
- Dinas Pendidikan.
- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahanan Desa/Kelurahan.
Bagan Struktur SKPD yang terkait tupoksi langsung dan tidak langsung dalam Pembangunan
Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat pada Gambar 2.3

Buku Putih Sanitasi (BPS)


37
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

DINAS DAERAH
- Dinas PendidikanLEMBAGA TEKNIS DAERAH
- Dinas Kesehatan
- Inspektorat Kabupaten Komunikasi dan Informatika
- Dinas Perhubungan,
- Badan Perencanaan
- Dinas Pembangunan
Perindustrian, PerdaganganDaerah
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
- Badan Kepegawaian
- Dinas Daerah
Kependudukan dan Catatan Sipil
- Badan Pemberdayaan
- Dinas Perempuan
Pemuda, Olahraga, dan Keluarga
Kebudayaan Berencana
dan Pariwisata
Badan Pemberdayaan ASISTEN
- - Dinas Bina Marga,Masyarakat dan Pemerintahan
Pengairan, Pertambangan danDesa/Kelurahan
Energi
ADMINISTRASI TerpaduUMUM
Buku Putih Sanitasi (BPS) 38 - Badan Penanaman
- Dinas Modal
Cipta Karya dandan
TataPelayanan
Ruang PerizinanASISTEN
ASISTEN
- Badan Lingkungan
- Dinas PertanianHidup
ADMINSTRASI dan Tanaman ADMINISTASI
PEREKONOMIAN,
- Bag.Pangan
Organisasi PEMERINTAHAN
PEMBANGUNAN
dan PAN DAN
- Badan Kesatuan
- Dinas Sosial,Bangsa,
Tenaga Politik
Kerja dan
- Bag. KESRA
Umum SEKRETARIAT
danTransmigrasi
Perlindungan
dan Masyarakat DPRD
Protokoler
- Kantor Informasi
- Dinas Penyuluhan
Pendapatan,
-
Pengelolaan
Bag.
Pertanian Pemerintahan
Keuangan- Bag.
dan Umum
Umum
Aset Daerah
& Protokoler
Bag. Bag.
- Keuangan
- Pembangunan
Bag. Pertanahan
- Kantor
- Dinas PasarEkonomi
-Ketahanan Pangan
dan dan
Kebersihan - Bag. Persidangan
Bag.
-Arsip, Kesejahteraan - Bag.- Pengelolaan
Bag. Hukum
Rakyat Data Elektronik
- Kantor
- Dinas Perpustakaan
Kehutanan dan Dokumentasi
dan Perkebunanan - Bag. Keuangan DPRDPP
SATPOL
DESA/KELURAHAN
KECAMATAN
- Rumah -Sakit
- Dinas Bag.Umum Daerah
Hubungan
Kelautan, Masyarakat
Perikanan dan Peternakan
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS) 39


POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Buku Putih Sanitasi (BPS)


40
POKJA SANITASI KABUPATEN LABUHANBATU

Tabel 2.13 Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi

Sumber : Data Bappeda Kabupaten Labuhanbatu, 2013.

Tabel 2.14 Media Komunikasi dan Kerjasama Terkait Sanitasi

Buku Putih Sanitasi (BPS) 41

Anda mungkin juga menyukai