BAB I - Proposal Skripsi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Zakat, infak dan sedekah merupakan perbuatan yang di


perintahkan dan cintai oleh Allah subhanahu wa taala. Terlepas
apakah hukumnya wajib atau tidak wajib. Zakat merupakan salah
satu rukun dari lima rukun Islam yang wajib di yakini dan di
amalkan bagi siapa saja yang sudah memenuhi syarat-syarat untuk
mengeluarkan zakat. Adapun yang belum terpenuhi baginya syarat-
syarat yang telah di tentukan, maka tidak di kenakan kewajiban
untuk mengeluarkan zakat. Secara istilah, zakat adalah jenis harta
tertentu yang pemiliknya di wajibkan untuk mengeluarkannya dan di
berikan kepada orang-orang tertentu yang berhak menerimanya
dengan syarat-syaratnya yang telah di tentukan oleh syariah.
Sedangkan infak adalah suatu perbuatan ibadah yang di
perintahkan oleh Allah subhanahu wa taala dengan cara
mengeluarkan sebagian harta yang di milikinya. Infak di bagi
kedalam dua kategori yaitu infak yang wajib (zakat) dan yang tidak
wajib (non-zakat). Adapun sedekah adalah perbuatan ibadah yang
di lakukan dengan cara mengeluarkan harta yang tidak wajib di
jalan Allah subhanahu wa taala.
PSAK No. 109 (2011) mendefinisikan zakat sebagai harta
yang wajib di keluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan
syariah untuk di berikan kepada yang berhak menerimanya
(mustahik). Masih dalam PSAK yang sama, infak atau sedekah
adalah harta yang di berikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik
yang peruntukannya di batasi (di tentukan) maupun tidak di batasi.
Zakat, infak dan sedekah di yakini merupakan salah satu
dari sekian solusi yang ada untuk membantu pemerintah Indonesia
dalam memperbaiki taraf ekonomi masyarakat. Indonesia
merupakan negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar
di dunia. Menurut sensus penduduk tahun 2010 yang di lakukan
oleh Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penganut agama Islam di
Indonesia sebanyak 207,2 juta jiwa atau sebesar 87,18 persen.
Tentunya hal ini tidak di sia-siakan oleh pemerintah. Sehingga
keluarlah Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat. Dimana dalam Undang-Undang tersebut di
bahas organisasi zakat yang boleh beroperasi di Indonesia yaitu
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga Amil Zakat
(LAZ).
Guna pengoptimalan penyerahan dan penyaluran zakat,
infak dan sedekah agar sampai kepada pihak-pihak yang berhak
menerimanya. Pemerintah Indonesia membentuk organisasi yang
mengelola dana zakat, infak, dan sedekah tersebut kedalam dua
kategori, yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang di
bentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang di
buat oleh masyarakat yang kemudian di kukuhkan oleh
Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai