Anda di halaman 1dari 49

1

JUDUL

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BANDUNGREJO 1 DEMAK

TAHUN AJARAN 2015/2016


2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam suatu kehidupan bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang

sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu

bangsa yang bersangkutan. Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan

output yang berdaya pikir tinggi dan kreatif. Dalam rangka mewujudkan potensi

diri menjadi multiple kompetensi harus melewati proses pendidikan yang

diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Pembaharuan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan suatu bangsa. Berbagai upaya telah ditempuh untuk memperbaiki

kualitas pembelajaran, seperti : pembaharuan dalam kurikulum, pengembangan

model pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, perubahan system

penilain, dan sebagainya. Salah satu unsur yang sering dikaji dalam hubungannya

dengan keaktifan dan hasil belajar siswa adalah media pembelajaran yang

digunakan oleh guru dalam pembelajaran di sekolah. Selama ini kegiatan

pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas berpusat pada guru dan cenderung

siswa kurang aktif serta penggunaan media pembelajaran masih jarang dilakukan

oleh guru dalam menunjang pemahaman konsep tentang materi pelajaran yang

akan diajarkan. Banyak cara yang dilakukan agar siswa menjadi aktif, salah

satunya yaitu mengubah paradigma pembelajaran. Oleh karena itu, perlu


3

dikembangkan suatu media pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan

siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan penggunaan media pembelajaran ini,

pembelajaran matematika tidaklah membosankan akan tetapi proses pembelajaran

yang berlangsung akan menyenangkan sehingga anak akan dapat menyimpan

memori dalam jangka panjang.

Dalam pembelajaran matematika di SD diperlukan suatu media

pembelajaran yang konkret untuk membantu pemahaman konsep dalam

mengembangkan suatu materi yang diimplementasikan dalam bentuk pengalaman

siswa. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut :

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam

pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pola dan sifat, melakukan menipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah.


4

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Namun dalam kenyataannya pencapaian tujuan itu terkadang masih

mengalami beberapa kendala, sehingga pencapaian prestasi belajar siswa masih

kurang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya bisa datang dalam diri

siswa yang masih menganggap pembelajaran matematika itu membosankan dan

sulit serta media pembelajaran yang kurang menarik.

Dalam upaya meraih keberhasilan dalam pembelajaran matematika, guru

senantiasa berupaya mengembangkan strategi pembelajaran, misalnya dengan

pengguanaan media konkret yang sesuai. Dengan penggunaan media konkret,

diharapkan pembelajaran matematika tidak membosankan dan meningkatkan

minat belajar siswa.

Kegiatan penelitian ini untuk melihat adanya pengaruh atau tidak

penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa sehingga dapat

memberikan alternatif solusi bagi guru yang kesulitan untuk membangkitkan

siswa untuk belajar.

Tingkat keaktifan siswa ada bermacam-macam sesuai dengan motivasi

dari guru, orang tua, dan lingkungannya sehingga penulis mencoba meneliti

fenomena tersebut melalui proposal skripsi yang berjudul PENGARUH MEDIA

PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KELAS IV SDN BANDUNGREJO 1 DEMAK TAHUN AJARAN 2015/2016


5

yang akan lebih menekankan pada penggunaan media pembelajaran yang

menunjang hasil belajar siswa.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimana penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran

matematika kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak?

b. Bagaimana hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Bandungrejo 1

Demak?

c. Apakah ada pengaruh media pembelajaran terhadap hasil belajar

Matematika siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

a. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media pembelajaran pada mata

pelajaran Matematika kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak.

b. Untuk mengetahui Bagaimana hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV

SDN Bandungrejo 1 Demak.

c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh media pembelajaran terhadap

hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak.


6

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun secara praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh

media pembelajaran terhadap hasil belajar siswa sehingga menambah pemahaman

dalam meningkatkan hasil belajar siswa SD. Manfaat lain dari penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi salah satu kajian untuk penelitian-penelitian selanjutnya

dan dapat berkontribusi dalam hasanah ilmu pengetahuan.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Siswa

Siswa diharapkan mendapatkan pengalaman baru dalam proses belajar dan

terpacu untuk terus berlomba-lomba menjadi yang terdepan dalam prestasi.

1.4.2.2 Bagi Guru atau Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam

memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

Penelitian ini erat kaitannya dengan prospek penilaian guru terhadap siswa serta

penelitian ini berkaitan dengan mata kuliah, strategi belajar mengajar (SBM)

evaluasi pembelajaran, telaah kurikulum, metodologi penelitiannya pendidikan,

manajemen pendidikan dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya penelitian

ini, diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih

memahaminya.
7

1.4.2.3 Bagi Sekolah

Penelitian ini difokuskan kepada siswa kelas IV SD dengan mata pelajaran

yang diamati adalah mata pelajaran Matematika sebagai objek dan materinya.

Sehingga para pembaca, guru, atau pihak-pihak lain yang berkepentingan

diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan dalam

aplikasi dalam proses pembelajarannya. Hasil penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan untuk meningkatkan komitmen sekolah dalam meningkatkan

meningkatkan kualitas peserta didik menjadi semakin baik lagi.


8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Pengertian Belajar

Menurut Al-lamri (2006:72) belajar adalah sebuah proses aktivitas

individual yang bersifat dinamis dengan melibatkan seluruh aspek jasmani dan

ruhani. Sedangkan Sardiman (2011:20) mendefinisikan belajar sebagai perubahan

tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Belajar akan

lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat

verbalistik.

Sedangkan menurut Hamalik (2008: 30) bukti bahwa seseorang telah belajar

ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak

tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut

Rusmono (2012:10), perubahan perilaku sebagai hasil belajar diperoleh setelah

siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai

sumber belajar dan lingkungan belajar.

Berdasarkan beberapa definisi belajar maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan

keterampilan) yang dialami oleh seseorang akibat dari interaksi dengan

lingkungannya sehingga mendapatkan suatu pengalaman yang bersifat kontinu


9

dan relatif permanen. Oleh karena itu, proses belajar yang efektif sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor belajar yang berasal dari kondisi internal maupun

ekstrnal peserta didik.

2.1.2 Faktor-Faktor Belajar

Belajar yang merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si

subjek belajar, ternyata banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Hamalik

(2008: 32) belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional

yang ada. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut:

a. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan; siswa yang belajar melakukan

banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar,

merasakan, berpikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan-

kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperolah pengetahuan, sikap,

kebiasaan, dan minat.

b. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan

reviewing agar pelajaran yang terluakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran

yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

c. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa

berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam

suasana yang menyenangkan.

d. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakan ia berhasil atau gagal dalam

belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar

lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi.


10

e. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman

belajar antara yang lama dengan yang baru, secara berurutan diasosiasikan,

sehingga menjadi satu pengalaman.

f. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang

telah dimiliki oleh siswa, besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman

dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman

baru dan pengertian-pengertian baru.

g. Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan

kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil.

h. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar

lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik

akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu

yang akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya.

i. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh

dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian

tidak mungkin akan melakukan kegiatan belajar yang sempurna.

j. Faktor intelegensi. Muurid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan

belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih

mudah mengingat-ingatnya.

Menurut Sardiman (2011: 39) secara garis besar faktor belajar dapat

dibagi dalam klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor

ekstern (dari luar) diri si subjek belajar. Sehubungan dengan hal itu, Rifai (2010:
11

97) menyatakan bahwa faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses

dan hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik.

Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh;

kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial,

seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. Faktor-faktor internal ini

dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya,

dan perkembangan (Rifai, 2010: 97).

Selanjutnya, Rifai (2010:97) menjelaskan beberapa faktor eksternal

meliputi: variasi dan tingkat kesulitan materi belajar (stimulus) yang dipelajari

(direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar

masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Tempat

belajar yang kurang memenuhi syarat, iklim atau cuaca yang panas dan

menyengat, dan suasana lingkungan bising akan mengganggu konsentrasi belajar.

Berdasarkan pendapat beberapa pakar dapat diketahui bahwa kegiatan

belajar yang dialami peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam

(internal) maupun dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi: kondisi fisik,

seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual,

emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan

lingkungan. Sedangkan faktor eksternal meliputi: variasi dan tingkat kesulitan

materi belajar (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana

lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses,

dan hasil belajar.


12

Faktor-faktor belajar tersebut dapat mempengaruhi proses psikologis

yang terjadi dalam diri seseorang ketika belajar. Karena prosesnya begitu

kompleks, maka timbul beberapa teori tentang belajar.

2.1.3 Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin

ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi

informasi dan komunikasi dewasa ini didasari oleh perkembangan matematika di

bidang teori bilangan, aljabar, teori peluang, analisis dan matematika diskrit.

Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan

matematika yang kuat sejak dini. (http://www.ladang ilmu.blogspot.com).

Dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003:2) dituliskan bahwa matematika

merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui

proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat

logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar

konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Soedjadi (2000:1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau

pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, yaitu sebagai

berikut:

1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara

sistematik.

2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.


13

3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan

dengan bilangan.

4) Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah

tentang ruang dan bentuk.

5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.

6) Matematika adalah pengetuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa matematika adalah

suatu ilmu universal yang mendasari cabang ilmu pengetahuan eksak yang

terorganisir secara sistematis dan dibangun melalui kebenaran suatu konsep yang

membutuhkan penalaran logik dan berhubungan dengan fakta-fakta kuantitatif

serta masalah ruang dan waktu.

2.1.4 Fungsi Matematika

Menurut kurikulum 2004 matematika berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan bernalar malalui kegiatan bernalar, penyelidikan, eksplorasi, dan

eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model

matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik diagram.

2.1.5 Teori Belajar Matematika

Teori belajar yang dapat diterapkan untuk pengembangan dan atau

perbaikan pemberlajaran matematika dapat digunakan dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran matematika. Di bawah ini akan dijelaskan tentang teori

belajar Bruner dan Ausebel.


14

2.1.5.1 Menurut Bruner

Jeorema Bruner berpendapat bahwa belajar matematika ialah belajar

tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam

materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-

struktur matematika itu. Bruner melukiskan bahwa anak-anak berkembang

melalui 3 tahap perkembangan mental yaitu:

a) Tahap enaktif atau tahap kegiatan

Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan benda-

benda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak

masih dalam gerak reflek dan coba-coba belum harmonis. Ia memanipulasikan,

menyusun, menjejerkan, mengutak-ngatik, dan bentuk-bentuk gerak

lainnya(berupa dengan tahap sensori motor dari piaget). Setiap melakukan

pembelajaran tentang konsep, fakta atau prosedur dalam matematika yang bersifat

abstrak biasanya diawali dari persoalan sehari hari yang sederhana.

b) Tahap ikonik atau tahap gambar bayangan.

Pada tahap ini anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa

atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat

membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang

benda atau peristiwa yang dialami. Setelah memanipulasikan benda secara nyata

malalui persoalan keseharian dari dunia sekitarnya, dilanjutkan dengan

membentuk modelnya sebagai bayangan mental dari benda atau peristiwa

keseharan tersebut. Model ini bersifat semi konkret.


15

c) Tahap simbolik

Pada tahap ini anak dapat mengutarakan bayangan mental dalam bentuk

simbol dan bahasa. Pada tahap ini anak sudah mampu memahami simbol-simbol

dan menjelaskan dengan bahasanya. Serupa dengan tahap operasi konkret dan

formal.

2.1.5.2 Ausebel (Brownel dan Chazal)

Mengemukakan pentingnya pembelajaran bermakna dalam mengajar

matematika. Kebernaknaan pembelajaran akan membuat kegiatan belajar lebih

menarik, lebih bermanfaat, dan lebih menantang, sehingga konsep matematika

akan lebih mudah dipahami dan lebih tahan lama diingat peserta didik.

Kebermakanaan yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman siswa tentang

konsep matematika.

2.1.6 Hasil Belajar

2.1.6.1 Pengertian Hasil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian hasil yaitu sesuatu

yang didapat dari jerih payah panen, pendapatan, perolehan, buah dari,akibat,

kesudahan (setelah pertandingan, ujian, dsb).

2.1.6.2 Pengertian Belajar

Belajar dapat diartikan sebagai segala daya dan upaya manusia secara

sadar untuk mendapatkan suatu kemampuan atau keterampilan yang bermanfaat.

Sedangkan pendidikan merupakan suatu proses yang membantu manusia dalam


16

belajar, sehingga hasil dari proses tersebut dapat digunakan dalam menghadapi

permasalahan tertentu.(http:///www.ajipriyanto.co.cc)

Belajar menurut Klien (Conny R. Semiawan, 2007:4), adalah proses

eksperiensia ( pengalaman ) yang menghasilkan perubahan perilaku yang relatif

permanen dan yang tidak dapat dijelaskan dengan keadaan sementara kedewasaan

atau tendensi alamiah. Artinya belajar tidak terjadi karena proses kematangan dari

dalam saja ( yang merupakan faktor genetis) melainkan juga karena pengalaman

yang perolehannya bersifat eksistensial.

Dari pengertian yang sangat luas, (Anita, E. Woolfolk, 1993)

mengemukakan bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu

perubahan pengetahuan dan perilaku yang relatif permanen pada individu

tersebut.

Ernes Hilgrad(1948) menyatakan bahwa learning is the process by which

an activity orginates through training procedures (whether in the laboaratory or

in the natural environment) as distinguished from changes by factors not

atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan proses perubahan tingkah laku

yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada

dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi

edukatif. Perubahan belajar itu meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Perubahan belajar itu tidak berdasarkan naluri tetapi melalui proses latihan. (Sri

Anitah, dkk, 2008:2.4).

Menurut Rochmat Wahab dalam bukunya Perkembangan Peserta Didik

mengemukakan bahwa belajar merupakan aktivitas atau pengalaman yang


17

menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang bersifat

permanen. Kingslei (dalam Abu Ahmadi 2004: 126) mengemukakan belajar

adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek.

Whitaker (dalam Abu Ahmadi 2004: 126) mendefinisikan bahwa belajar sebagai

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman. Menurut Slameto (2003: 2) belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi di lingkungannya.

Dari beberapa pengertian atau definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar merupakan segala aktivitas atau upaya manusia secara sadar untuk

mendapatkan suatu kemampuan dan keterampilan yang bermanfaat melalui proses

pengalaman yang dialami oleh individu tersebut yang menghasilkan perubahan

perilaku, pengetahuan, dan keterampilan dengan berinteraksi dengan

lingkungannya yang bersifat permanen.

Prinsip umum belajar belajar menurut Wingo (1970:194) didasarkan atas

prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi.

Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagia

hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan, dan pemahaman tentang konsep,

kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik

kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi


18

respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan

melakukan kegiatan.

b) Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman.

Pemahaman dan struktur kognitif dapat diperoleh seseorang melalui

pengaman melakukan suatu kegiatan. Dalam khazanah peristilahan pendidikan,

hal ini dikenal dengan learning by doing yaitu belajar dengan jalan melakukan

suatu tindakan. Pemahaman itu sendiri bersifat abstrak. Sesuatu yang abstrak

akan mudah diperoleh dengan jalan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau

konkret, sehingga orang yang bersangkutan memperoleh pengalaman yang

menuntun pada pemahaman yang bersifat abstrak.

c) Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan

Dalam proses belajar, apa yang ingin dicapai sep dirasakan dan dimiliki

oleh setiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan pembelajaran, karena tujuan

pembelajaran merupakantujuan dan harapan yang ingin dicapai guru dari kegiatan

yang dilakukan. Meskipun apa yang diinginkan atau diharapkan itu

kemunculannya pada diri siswa, namun belum tentu yang diinginkan guru itu

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh siswa.

2.1.6.3 Pengertian Hasil Belajar

Sudjana (1992:22) dalam Y. Padmono (2002:27) menyatakan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar menunjukan perubahan

dari sebelum pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman

belajarnya. Hasil belajar menunjukkan perubahan yang berupa penambahan,


19

peningkatan, dan penyempurnaan perilaku.

Menurut Y. Padmono dalam bukunya Perkembangan Peserta Didik,

perubahan sebagai hasil belajar dicirikan sebagai berikut:

a) Perubahan terjadi di dalam situasi sadar, individu menyadari bahwa aktivitas

belajar memperoleh perubahan atau paling tidak individu merasakan terjadi

perubahan dalam dirinya.

b) Perubahan belajar bersifat kontinyu dan fungsional. Perubahan sebagai hasil

belajar dalam individu berlangsung secara terus menerus dan dinamis. Suatu

perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan

berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.

c) Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan senantiasa bertambah

dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.

d) Perubahan belajar bertujuan dan terarah, perubahan belajar terjadi karena ada

tujuan.

e) Perubahan belajar bukan perubahan yang bersifat kontemporer atau

sementara.

f) Perubahan belajar mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Pendapat lain tentang pengertian hasil belajar yaitu merupakan kulminasi

dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan diiringi

dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan

tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,

fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku harus

menyeluruh secara komprehensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku.


20

Romizoswki (dalam Sri Anitah, dkk.2008:2.9) menyebutkan dalam skema

kemampuan yang dapat menunjukkan hasil belajar yaitu :

a) Ketrampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan

memecahkan masalah dan berpikir logis.

b) Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan

kegiatan perseptual.

c) Ketrampilan reaktif berkaitan dengan sikap, perasaan.

Hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat

kognitif, selain itu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonkognitif seperti : emosi,

motivasi, kepribadian, serta berbagai pengaruh lingkungan. Pengembangan

potensi anak mencapai aktualisasi optimal bukan saja dipengaruhi faktor bakat,

melainkan juga faktor lingkungan yang membimbing dan membentuk

perkembangan anak. Perkembangan seluruh kepribadiannnya selain

dilatarbelakangi kedua faktor tersebut juga terkait dengan kemampuan intelektual,

motivasi, pengetahuan, dan konsep dirinya. (Conny R. Semiawan,2007:13)

Gagne (dalam Sri Esti Wuryani 2006: 21) meninjau hasil belajar yang

harus dicapai oleh siswa dan juga meninjau proses ke hasil belajar dan langkah-

langkah intruksional yang dapat diambil oleh guru dalam membantu siswa belajar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar

kelas IV SD adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas

atau kegiatan belajar mengajar setelah pengalaman belajarnya dalam bentuk

perubahan tingkah laku dan pelatihan berupa pengetahuan dan keterampilan dasar

untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
21

2.1.7 Pengertian Hasil Belajar Matematika

Suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas atau

kegiatan belajar mengajar dalam bentuk perubahan tingkah laku, pengetahuan

serta mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan eksplorasi,

pemecahan masalah dan model matematika yang terorganisir secara sistematis dan

dibangun melalui kebenaran suatu konsep yang membutuhkan penalaran logik

yang berhubungan dengan fakta-fakta kuantitatif serta masalah ruang dan waktu.

2.1.8 Media Pembelajaran

2.1.8.1 Pengertian

Media berasal dari Bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium

yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara

harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. ( Dalam Mulyani Sumantri dan Johar Pemana, 2001: 152).

Menurut Romiszowki, media pembelajaran adalah pembawa pesan yng

berasal dari suatu sumber pesan( yang dapat berupa orang atau benda) kepada

penerima informasi. Dalam suatu prose belajar mengajar, pesan yang disalurkan

oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah isi pelajaran yang

berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. (Samino

Sangadji dan Dwiji Astuti, 2004:10).

Gatot Muhsetyo,dkk(2007:1.13) mengemukakan pengertian media

pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana

disiapkan atau disediakan guru untuk mempresentasikan dan atau menjelaskan

bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan
22

pembelajaran matematika.

Menurut Brings(1970:17) media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Dinje Dorman

Rumumpuk (1988:6) mendefinisikan media pembelajaran adalah sebagai alat,

baik hardware maupun software yang dipergunakan sebagai media komunikasi

dan yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.

(Mulyana Sumantri : 2001:152).

Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa media

pembelajaran adalah suatu alat bantu/komponen pengajaran yang sengaja dibuat

oleh guru sebagai perantara dalam menyampaikan bahan pelajaran dalam proses

belajar mengajar dengan tujuan dapat meningkatkan efektivitas proses belajar

mengajar.

2.1.8.2 Manfaat Media Pembelajaran

Dalam Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:152) tentang manfaat

media adalah :

a) Membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta

didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan secara cepat dan

akurat.

b) Peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar itu terhindar dari gejala

verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak

memahami arti atau maknanya.

c) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk dapat lebih memahami

konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media


23

yang paling tepat.

d) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih

merangsang minat peserta didik untuk belajar.

e) Memudahkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta

didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.

f) Menciptakan situasi belajar yang tidak dilupakan peserta didik.

Pendapat lain tentang manfaat media pembelajaran yaitu menurut Derek

Rowntrie (dalam Mulyani Sumantri,2001:154) adalah:

a) Membangkitkan motivasi belajar.

b) Menyediakan stimulus belajar.

c) Mengaktifkan respons peserta didik.

d) Memberikan balikan dengan cepat/segera.

2.1.8.3 Fungsi Media Pembelajaran

a) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki

oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda,

tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengaman anak,

seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media

pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak

mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang

dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,

model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio

visual dan audial.


24

b) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas.

c) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta

didik dengan lingkungannya.

d) Dapat menghasilkan pengamatan.

e) Membangkitkan keinginan dan minat baru.

f) Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

g) Memberikan pengalaman yang integral dari yang konkrit sampai dengan

abstrak.

(http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com).

2.1.8.4 Prinsip-prinsip Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam Mulyani Sumantri (2001:156) mengemukakan prinsip-prinsip dalam

pemilihan suatu media, diantaranya :

a) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan

pengajaran yang akan disampaikan.

b) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta

didik.

c) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam

pengadaannya dan pengguanaannya.

d) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.

e) Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.

Menurut Gagne dan Briggs(1979:195) dalam buku metode

pembelajaran(Sumiati dan Asra) menyarankan suatu cara dalam langkah-langkah

memilih media pembelajaran untuk pembelajaran, yaitu :


25

a) Merumuskan tujuan pembelajaran.

b) Mengklasifikasi tujuan berdasarkan domein atau tipe belajar.

c) Memilih peristiwa-peristiwa pembelajaran yang akan berlangsung.

d) Menentukan tipe perangsang untuk tiap peristiwa.

e) Mendaftar media pembelajaranyang dapat digunakan pada setiap peristiwa

dalam pembelajaran.

f) Mempertimbangkan (berdasarkan nilai kegunaan) media pembelajaran yang

dipakai.

g) Menentukan media pembelajaran yang terpilih akan digunakan.

h) Menulis rasional ( penalaran) memilih media pembelajaran media tersebut.

i) Menuliskan tata cara pemakaiannya pada setiap event(peristiwa).

j) Menuliskan script(naskah) pembicaraan dalam penggunaan media

pembelajaran.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran

adalah:

a) Jenis kemampuan yang akan dicapai sesuai dengan tujuan.

Tujuan pembelajaran itu menjangkau domain kognitif, afektif, dan

psikomotor.

b) Kegunaan dari berbagai jenis media pembelajaran itu sendiri.

c) Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media pembelajaran.

d) Fleksibilitas (lentur) tahan lama dan kenyamanan media pembelajaran. Dalam

artian dapat digunakan dalam berbagai situasi, juga harus tahan lama( tidak
26

sekali pakai langsung dibuang), untuk menghemat biaya, dan digunakannya

pun tak berbahaya.

e) Keefektifan suatu media pembelajaran dibandingkan dengan jenis media

pembelajaran lain untuk digunakan dalam pembelajaran suatu materi

pembelajaran tertentu.

2.1.8.5 Prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran.

Membuat media pembelajaran tidak bisa sembarangan asal jadi, namun

harus direncanakan dan memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:

a) Mudah mendapatkan bahan bakunya, diutamakan yang ada disekitar

lingkungan tempat tinggal siswa atau sekitar sekolah.

b) Murah bahan bakunya sehingga terjangkau oleh siswa, guru, atau sekolah

untuk menyediakannya dan membuatnya.

c) Multi guna atau manfaatnya banyak.

d) Menimbulkan kreativitas siswa.

e) Menarik perhatian, sehingga siswa berminat untuk menggunakannya dan

mendapatkan pemahaman dari materi pembelajaran yang disampaikan

melalui media pembelajaran tersebut.

f) Menggunakan bahan-bahan yang tidak membahayakan siswa atau guru.

g) Menggunakan media pembelajaran tersebut bisa secara individual, kelompok

atau klasikal.

h) Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, baik fisik, mental, atau

pikirannya.
27

2.1.8.6 Jenis Media Pembelajaran

Menurut Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi( dalam Mulyani Sumantri,

2001: 158) mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi :

a) Media Visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan,

meliputi:

b) Media gambar diam

c) Media papan

d) Media dengan proyeksi

e) Media Audio merupakan jenis media yang didengar. Media ini memiliki

karakterisitik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-

suara, contohnya: tape recorder, radio.

f) Media Audio-Visual yaitu media yang tidak hanya dapat dipandang atau

diamati tetapi juga dapat didengar, contohnya : televisi, video cassette.

g) Media Asli merupakan benda yang sebenarnya, media yang membantu

pengalaman nyata peserta didik, contohnya : model, speciment(makhluk

hidup, benda mati), diaroma.

Aneka ragam media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-

ciri tertentu, dalam buku Metode Pembelajaran ( Sumiati dan Asra : 160), yaitu :

Berdasarkan daya atau kemampuan liputannya, jenis media pembelajaran, terdiri

atas :

a) Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya luas, yaitu

dapat menjangkau tempat yang luas dengan jumlah orang atau siswa yang

banyak. Contoh : televisi, radio.


28

b) Media pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya terbatas, yaitu

hanya dapat menjangkau tempat atau ruangan dan terbatas dengan jumlah

orang atau siswa yang tidak banyak. Contoh : papan tulis, slide, OHP.

Berdasarkan kerumitan (kekomplekan) dan biayanya, jenis media pembelajaran,

terdiri atas:

a) Big media, yaitu media pembelajaran yang rumit (kompleks) dan biayanya

mahal, serta penggunaannya relatif susah membutuhkan tenaga yang berlatih.

Contoh : film, video, komputer.

b) Little media, yaitu media pembelajaran yang sederhana atau tidak rumit dan

biayanya tidak mahal relatif murah, serta penggunaanya relatif mudah tidak

perlu tenaga terlatih. Contoh : papan tulis, gambar.

Berdasarkan pembuatan dan pemanfaatannya, terdiri atas :

a) Media by design, yaitu media pembelajaran yang dirancang, dipersiapkan,

dan dibuat sendiri oelh guru lalu digunakan untuk proses pembelajaran.

b) Media by utilization atau media pembelajaran yang dimanfaatkan, yaitu

media pembelajaran yang dibuat oleh orang lain atau suatu lembaga/institusi,

sedangkan guru tinggal menggunakan atau memanfaatkannya.

Berdasarkan dimensinya, jenis media pembelajaran terdiri atas :

a) Media dua dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang hanya mempunyai

dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Contoh : poster, bagan, gambar.

b) Media tiga dimensi, yaitu jenis media pembelajaran yang mempunyai

minimal tiga ukuran, yaitu panjang, lebar, dan tinggi/isi. Contoh : model

(benda yang menyerupai aslinya), realia (benda aslinya).


29

Dengan beragamnya jenis dan mutu media pembelajaran, guru perlu

selektif dalam menentukan media pembelajaran dan harus disesuaikan dengan

materi pelajaran, kebutuhan, dan perkembangan peserta didik.

2.2 KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentiifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka berfikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Siswa Kelas IV SD Media Pembelajaran


3

Hasil belajar Matematika


siswa kelas IV SD
30

2.2.1 Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak

Dalam kegiatan belajar mengajar, pemilihan media pembelajaran yang

tepat pada saat proses pembelajaran berlangsung sangatlah diperlukan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai maksimal maka

dalam proses pembelajaran seharusnya siswa bukan sebagai obyek pembelajaran

melainkan siswa sebagai subyek pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan

matematika yang salah satunya melatih cara berpikir logis adalah dengan

menggunakan perantara pembelajaran atau media pembelajaran. Penggunaan

media yang sesuai yang dibangun melalui konsep dapat melatih peserta didik

berpikir logis. Pembelajaran yang bersifat konkret untuk siswa kelas IV mudah

dipahami karena siswa kelas iv masih berpikir konkret, sehingga melalui media

konkret ini akan lebih lama tersimpan dalam ingatannya. Belajar dengan

memahami konsep-konsep matematika akan memperkuat daya ingat, melatih

keterampilan dan pemahaman sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3.1 HIPOTESIS

Menurut Moh. Nazir (2005: 182), hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara

empiris sehingga hipotesis merupakan pernyataan yang diterima sementara


31

sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan

merupakan dasar kerja.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat dituliskan hipotesis yaitu:

Ada pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap hasil belajar Matematika

siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak Tahun Ajaran 2015/2016.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimen. Metode penelitian

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya berlaku untuk seluruh populasi.1

Dengan metode tersebut, penulis ingin menggambarkan seluas-luasnya mengenai

media pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil belajar Matematika siswa

kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak Tahun Ajaran 2015/2016. penelitian ini

diadakan dengan menggunakan perangkat angket, data wawancara dan observasi

serta dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Dengan demikian dapat diteliti

dan dikorelasikan dengan menggunakan rumus korelasi dan analisis regresi satu

prediktor dengan skor deviasi.

3.2 RANCANGAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti telah merancang peneltian yang akan diamati

dengan menggunakan satu variable bebas dan satu variabel terikat.

( X1 ) (Y)

1
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 148.
33

Keterangan:

X : variabel bebas (predictor)

Y : variabel terikat (kriterium)

Rancangan
Keterangan
Penelitian

Penggunaan media pembelajaran mempengaruhi hasil

X Y belajar matematika siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1

Demak

3.3 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD N Bandungrejo 1 yang beralamat di Desa

Bandungrejo Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak.

3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan kapan penelitian tersebut dilaksanakan dari

mulai mengajukan proposal sampai pelaksanaan ujian. Penelitian ini dilaksanakan

selama beberapa bulan. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam

jangka waktu mulai bulan Januari Maret 2016. Langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut: (a) Persiapan penelitian. Kegiatan ini meliputi pengajuan judul,

penyusunan proposal, persetujuan proposal, permohonan perijinan penelitian,

membuat instrument. (b) Pelaksanaan penelitian di lapangan. Kegiatan ini meliputi

memperbanyak instrumen, mengadakan try-out atau uji coba, memperbaiki

instrumen, menetapkan subyek penelitian dan pengisian instrumen lalu


34

menganalisis data, membuktikan hipotesis serta mengambil kesimpulan; (c)

Penyelesaian penulisan laporan penelitian, dalam kegitan ini peneliti melakukan

penyelesaian penyusunan laporan hasil penelitian dari Bab I sampai Bab V.

3.4 VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah objek penelitian atau titik perhatian suatu penelitian.

Dalam Sugiyono, 2009: 38 dijelaskan bahwa variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Karlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat

yang akan dipelajari yang diambil dari suatu nilai yang berbeda sehingga

merupakan sesuatu yang ber variasi

Dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan bahwa judul yang diambil

mengandung satu variabel bebas (variabel dependen = X) dan satu variabel terikat

(variabel independen = Y).

a. Variabel bebas (variabel independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian

ini, variabel bebas (X) yaitu media pembelajaran. Indikator dari variabel ini

adalah nilai afektif dan psikomotor siswa serta keefektifan penggunaan media

pembelajaran.

b. Variabel terikat (variabel dependen)


35

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya (Y)

adalah hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak.

Indikator dari variabel ini adalah nilai tes dari hasil belajar matematika siswa

kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak.

3.5 POPULASI, SAMPEL, DAN SAMPLING

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari

makhluk hidup atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik

tertentu didalam suatu penelitian. Dalam Sugiyono, 2009:80 dijelaskan bahwa

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan oleh

peneliti sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV

SDN Bandungrejo 1 Demak.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian objek atau wakil dari populasi yang diselidiki.

Dalam Sugiyono, 2009:81 dijelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel yang digunakan

sebagai sumber data harus representatif (mewakili dan mengandung) dari

populasi yang ada.


36

Penulis melakukan penelitian populasi dengan menggunakan 20 sampel

secaara acak dari jumlah 30 populasi.

3.5.3 Sampling

Sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2009:81)

Terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel

dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik simple

random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan

secara acak (random) tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

tersebut. Sehingga hasil penelitian atau kesimpulan data sampel dapat

diberlakukan untuk seluruh anggota populasi. Sutrisno Hadi (2004: 93)

menyebutnya area propability sample, yaitu pengambilan sampel dengan cara

membagi daerah-daerah, populasi ke dalam sub-sub daerah, dan dari sub-sub

daerah ini dibagi-dibagi lagi ke dalam daerah-daerah yang lebih kecil.

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitiaan adalah mendapatkan data.

Sehingga peneliti harus menentukan teknik pengumpulan data yang tepat untuk

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (valid dan

reliabel). Penggunaan berbagai teknik memang sangat diperlukan untuk


37

mendapatkan data yang lengkap dan obyektif, tetapi bila satu teknik dipandang

mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tes dan non tes sebagai

berikut:

3.6.1 Teknik Tes

Secara sederhana tes dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk

memberikan penilaian terhadap individu dalam suatu program tertentu.

Arikunto (2013:193) mendefinisikan tes sebagai serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Purwanto (2013:65) menambahkan bahwa tes adalah sekumpulan butir yang

merupakan sampel dari populasi butir yang mengukur perilaku tertentu baik

berupa keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, bakat, dan sebagainya di mana

dalam penyelenggaraannya siswa didorong untuk memberikan penampilan

maksimalnya.

Teknik yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

Tes tertulis diberikan kepada siswa secara individu dan digunakan untuk

mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam memahami materi setelah mengikuti

pembelajaran matematika
38

3.6.2 Teknik Non Tes

3.6.2.1 Metode Observasi

Pengertian observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan

sistematis mengenai fenomena yang diteliti.2 Teknik ini penulis gunakan untuk

mengetahui tentang penggunaan media dan partisipasi siswa dalam pembelajaran

Matematika kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak.

3.6.2.2 Metode Angket

Menurut Burhan Bungin, metode angket merupakan serangkaian atau

daftar pertanyaan yang disususn secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi

oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke

petugas atau ke peneliti.3

Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan angket kepada para siswa

kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak yang terpilih menjadi sampel penelitian

terkait dengan penggunaan media pembelajaran Matematika dan minat terhadap

mata pelajaran Matematika

3.6.2.3 Metode Wawancara

Wawancara di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

pertemuan tanya jawab peneliti dengan informan untuk tanya jawab.4

Wawancara ditujukan kepada Kepala SDN Bandungrejo 1 Demak dan guru kelas

IV SDN Bandungrejo 1 Demak yang bersangkutan mengenai penggunaan media

2
Sutrisno Hadi, Metodologi Research JIlid 2 (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hal. 151.
3
Berhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005), hal. 123.
4
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008) hal. 1619.
39

dalam pembelajaran matematika dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV

SDN Bandungrejo 1 Demak

3.6.2.4 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi ialah metode pengumpulan data mengenai hal-hal

atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen dan

lain-lain. Dalam hal penelitian ini penulis mengambil data dari catatan absensi

siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data-data hasil


penelitian dalam rangka untuk memberikan hipotesis. untuk menganalisis data
dalam penelitian ini digunakan teknik analisis statistik.

a. Analisis Regresi linear Sederhana


Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu
variabel independen dengan satu variabel dependen. Menurut Sugiyono
(2005:243) Persamaan umum regresi linear sederhana adalah :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konsultan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila (+) maka naik, bila (-) maka terjadi
penurunan.
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
40

b. Uji F
Uji F atau uji kecocokan model, pada hakekatnya adalah uji untuk
mengetahui apakah secara bersama-sama variabel bebas memiliki pengaruh
terhadap variabel terikat. Adapun langkah-langkah uji F adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Ha dan H0
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa
b. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik
Ha : r 0
Ho : r = 0
c. Membuat table penolong untuk menghitung angka statistic
d. Memasukan angka-angka statistik dari table penolong
1. menghitung rumus b
n XY X Y
b
n X 2 ( X ) 2
2. Menghitung rumus a

a Y b. X
n

3. Menghitung persamaan regresi sederhana


Y a bX
4. Membuat persamaan garis regresi

e. Mencari jumlah kuadrat regresi


f. Menguji Signifikansi dengan rumus
RJK reg (ba)
Fhitung
RJK res
g. Membuat kesimpulan
Menentukan kesimpulan jika Ho diterima maka Ha ditolak,
sebaliknya jika Ho ditolak maka Ha diterima.
41
42

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi penggunaan media dan

angket partisipasi siswa dalam pembelajaran dikelas. Sedangkan data kuantitatif

diperoleh dari hasil belajar siswa melalui penilaian evaluasi di akhir pembelajaran

4.1.1 Deskripsi data

4.1.1.1 Metode Observasi

Hasil observasi pastisipasi siswa dalam pembelajaran matematika materi

mengenal bangun datar dan bangun ruang

Jumlah Siswa yang Rata-


Total
No. Indikator Mencapai Skor rata Kategori
Skor
1 2 3 4 Skor
1. Kesiapan siswa dalam 4 7 5 0 33 2,06 Cukup
mengikuti pelajaran
2. Memberian contoh terkait 5 7 4 0 31 1,94 Cukup
materi
3. Memperhatikan penyampaian 4 6 5 1 35 2,19 Cukup
materi dan penyajian masalah
4. Antusias dalam menjawab 10 3 3 250 1,56 Kurang
pertanyaan
5. Mengajukan pertanyaan 10 3 3 250 1,56 Kurang
6. Bekerja sama dalam 5 5 6 330 2,06 Cukup
menyelesaikan masalah
7. Aktif dalam diskusi kelompok 2 5 1 478 2,94 Baik
8. Menyusun produk kelompok 4 7 5 330 2,06 Cukup
9. Mempresentasikan hasil 9 1 6 290 1,81 Cukup
diskusi kelompok
10. Melakukan refleksi 9 7 0 230 1,44 Kurang
Jumlah Skor 19,62 Cukup
314
Persentase 49,05% (C)
43

Ketentuan skor sebagai berikut:

Rata-rata skor Kategori

1-10 Kurang

11-20 Cukup

21-30 Baik

31-40 Baik sekali

4.1.1.2 Metode Angket

Angket diberikan kepada 20 siswa kelas IV terdiri dari 10 pertanyaan terkait

penggunaan media pembelajaran di kelas. Terdapat 4 alternatif jawaban yaitu

Alternatif jawaban A diberi skor 4

Alternatif jawaban B diberi skor 3

Alternatif jawaban C diberi skor 2

Alternatif jawaban D diberi skor 1

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Rata-rata skor Kategori

1-10 Kurang

11-20 Cukup

21-30 Baik

31-40 Baik sekali


44

Berikut adalah data nilai ulangan harian Matematika 20 siswa kelas IV SDN

Bandungrejo 1 Demak dan hasil angket terkait penggunaan media pembelajaran

Matematika

No. Nilai Siswa Hasil angket penggunaan


media pembelajaran
1 78 24
2 80 23
3 72 20
4 80 26
5 60 18
6 80 25
7 58 12
8 74 15
9 80 24
10 79 23
11 60 12
12 56 11
13 62 13
14 70 22
15 80 21
16 72 13
17 72 21
18 80 20
19 70 12
20 74 12
Rata-rata 71,85 Skor maksimal=800
(cukup) Skor total=367 (Cukup)
Rata-rata = 18,35

Berdasarkan ketentuan yang telah dipaparkan diatas, diperoleh rata-rata hasil

angket penggunaan media pembelajaran matematika seebesar 18,35 yang

dikategorikan cukup.
45

4.2. PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil observasi partisipasi siswa dalam pembelajaran

matematika materi mengenal bangun datar dan bangun ruang, diperoleh rata-rata

skor sebesar 19,62. Berdasarkan ketentuan, rata-rata skor 19,62 dikategorikan

Cukup. Artinya siswa cukup aktif dalam pembelajaran matematika materi

mengenal bangun datar dan bangun ruang.

Berdasarkan data angket penggunaan media pembelajaran dikelas yang

diisi oleh siswa diperoleh rata-rata sebesar 18,35. Berdasarkan ketentuan, rata-rata

skor 18,35 dikategorikan cukup. Artinya siswa cukup puas dengan penggunaan

media pembelajaran dikelas.

Data dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media


pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan media
pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa
Ha : r 0
Ho : r = 0
46

No. Hasil angket penggunaan Nilai Siswa


media pembelajaran (Y)
(X)
1 24 78
2 23 80
3 20 72
4 26 80
5 18 60
6 25 80
7 12 58
8 15 74
9 24 80
10 23 79
11 12 60
12 11 56
13 13 62
14 22 70
15 21 80
16 13 72
17 21 72
18 20 80
19 12 70
20 12 74
Diperoleh hasil perhitungan menggunakan SPSS sebagai berikut:

Ketentuan :Jika t-hitung > t-tabel maka ho ditolak, ha diterima.

Jika diperoleh sig < 0.05 maka ho ditolak dan ha diterima.

Taraf signifikan 5% koefisien determinasi 6 maka t-tabel 1,943.

Diperoleh t-hitung sebesar 4,771.

4,771 > 1,943 .

Diperoleh signifikansi 0.000 < 0.05 yang artinya ho ditolak dan ha diterima.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media pembelajaran

memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar

matematika. Artinya penggunaan media pembelajaran mempengaruhi hasil

belajar matematika siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak


47

BAB V

PENUTUP

5.1. SIMPULAN

1. Penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran matematika kelas IV

SDN Bandungrejo 1 Demak masih belum maksimal. Hal tersebut dapat

dilihat melalui kegiatan observasi saat pembelajaran materi bangun datar dan

bangun ruang. Guru hanya menyediakan media pembelajaran bangun datar

namun tidak memiliki media pembelajaran bangun ruang. Fasilitas

pembelajaran seperti LCD belum ada sehingga Guru kesulitan dalam

menyampaikan materi yang memerlukan alat peraga secara langsung. Tingkat

partisipasi siswa skor rata-rata 19,62 dengan presentase 49,05% dikategorikan

Cukup.

2. Hasil belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak

diperoleh dari nilai ulangan harian materi bangun datar dan bangun ruang.

Nilai rata-rata 20 siswa adalah 71,85 dikategorikan cukup.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan media pembelajaran terhadap hasil belajar

Matematika siswa kelas IV SDN Bandungrejo 1 Demak

5.2. SARAN

1. Sekolah menambah fasilitas pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan

optimal
48

2. Guru harus kreatif dan mampu berinovasi membuat media pembelajaran

sehingga akan menambah motivasi siswa dalam belajar dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa


49

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang: BP UNDIP

Budiarti, Intan. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model


Problem Based Learning Berbantuan Media Puzzle pada Siswa Kelas
IVB SDN Karangayu 02 Semarang. Jurnal PGSD Universitas Negeri
Semarang.

Mashudi. 2009. PTK dan Non PTK.


https://mashudismada.wordpress.com/2009/03/28/ptk-non-ptk-karya-
tulis/. Diakses pada tanggal 7 Desember 2015 12:40

Anda mungkin juga menyukai