Anda di halaman 1dari 10

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

Volume 3, No 1, Maret 2016 (95-104)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi

HUBUNGAN EQ, PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, DAN HASRAT


MARGINAL MENABUNG, DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA MAHASISWA
PENDIDIKAN EKONOMI

Tri Handayani, Suyanto


Program Studi PIPS, Konsentrasi Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta
Tri_mugle@yahoo.com, suyan@ymail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan korelasi kecerdasan emosional, pengetahuan
kewirausahaan, dan hasrat marginal menabung dengan motivasi berwirausaha mahasiswa Pendidikan
Ekonomi FKIP Universitas Negeri Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. dengan
populasi mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Negeri Jambi dan sampel penelitian ini
adalah mahsiswa angkatan 2012 sebanyak 79 orang yang dipilih dengan teknik nonprobability purpose
sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu angket untuk kecerdasan emosional, hasrat
marginal menabung dan motivasi berwirausaha dan tes untuk pengetahuan kewirausahaan. Teknik
analisis yang digunakan adalah correlasi product moment dengan taraf signiikansi 0,05. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional
dan motivasi berwirausaha dengan determinasi korelasi 0,456, pada taraf signifikan 0,05 (2)
Terdapat hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan kewirausahaan dan motivasi
berwirausaha dengan determinasi korelasi 0.459, pada taraf signifikan 0,05. (3) Terdapat
hubungan positif dan signifikan antara hasrat marginal menabung dan motivasi berwirausaha
dengan determinasi korelasi 0,517, pada taraf signifikan 0,05 (4) Terdapat hubungan positif dan
signifikan secara bersamaan antara kecerdasan emosional, pengetahuan kewirausahaan, dan
hasrat marginal menabung dengan motivasi berwirausaha dengan determinasi korelasi 0,625,
pada taraf signifikan 0,05
Kata kunci: kecerdasan emosional, pengetahuan kewirausahaan, hasrat marginal menabung, motivasi
berwirausaha.

KORELATION EQ, ENTREPRENEUR KNOWLEDGE, AND MARGINAL PROPENSITY


TO SAVE WITH ENTREPRENEUR MOTIVATION OF STUDENT ECONOMIC
EDUCATION

Tri Handayani, Suyanto


Program Studi PIPS, Konsentrasi Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta
Tri_mugle@yahoo.com, suyan@ymail.com

Abstract
This research aims to describe the relationship between emotional inteligency, entrepreneur knowledge,
marginal propensity to save, and entrepreneurship motivation of students majoring in Economic Education
Science, in Teacher Education Faculty, Jambi University. This is correlation research. The population of
this research was students majoring Economic Education Science of Teacher Education Faculty, Jambi

Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS


p-ISSN: 2356-1807 e-ISSN:2460-7916
96 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

University and the sampel was 79 students from 2012 intake using nonprobability purpose sampling
tehnique. The data were collected using questionnaire of emotional inteligency, marginal propensity to
save, entrepreneur motivation and tes of entrepreneur knowledge. The data were analyzed using correlation
product moment with level of significant 0.05. The research finding reveals that: (1) There is a positive
and significant relationship between emotional inteligency and students entrepreneurship motivation with
a correlation coefficient 0.456, in level of significant 0.05; (2) There is significant relationship between
entrepreneurship knowledge and student entrepreneurship motivation with a correlation coeffivient
0.459, in level of significant 0.05; (3) There is significant relationship between marginal propensity to
save and entrepreneurship motivation with a correlation coefficient 0.517, in level of significant 0.05;
(4) There is significant relationship between emotional inteligency, entrepreneurship knowledge, and
marginal propensity to save with students entrepreneurship motivation with a correlation coefficient
0.625 in level of significant 0.0.5

Keywords: emotional inteligency, entrepreneur knowledge, marginal propensity to save, entrepreneurship


motivation.

Pendahuluan dorongan yang muncul karena adanya kebutuhan


atau adanya rangsanan dari luar diri yng
Jumlah penduduk di Provinsi Jambi
bersangkutan. Sedangkan menurut Djamara
berdasarkan data BPS tahun 2011 sebanyak
(2008, p. 148) motivasi merupakan suatu
3.169.814 jiwa. Jumlah pengangguran Terbuka
perubahan eneri di dalam pribadi seseorang yang
di Provinsi Jambi pada tahun 2013 (Februari)
ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan
mencapai 45,900 jiwa. Pengangguran ini
reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi sangat
kebanyakan dari kaum intelek yang menyandang
berhubungan dengan suatu tujuan, semakin besar
gelar pendidikan tinggi. Menurut Sudradjat
tujuan yang ingin dicapai maka semakin kuat pula
(2005, pp.6-8) teerdapat lima penyebab
motivasinya. Ketika seseorang memiliki suatu
pengangguran yaitu; warisan sifat feudal dari
keinginan yang kuat untuk dicapai maka dapat
penjajah berupa rasa gengsi dengan pekerjaan
dilihat semakin besar dorongan atau motivasi
swasta; tidak adanya motivasi untuk bekerja
tersebut unuk mendapatkan apa yang diinginkan.
karena malas; lapangan kerja yang tersedia
memerlukan skill khusus; pertumbuhan ekonomi Seseorang terdorong untuk berwirausaha
disertai dengan laju perkembangan penduduk menurut Saiman (2014, pp.25-26) dikarenakan
yang tinggi menyebabkan pertumbuhan ekonomi adanya berbagai imbalan yang kuat yang
semakin berat yang berakibat tingkat investasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu;
yang dilakukan pemerintah maupun swasta juga laba; kebebasan; dan kepuasan menjalani hidup.
lamban; dan karena menemui jalan buntu dalam Motivasi berwirausaha ini biasanya muncul
mencari pekerjaan yang menyebabkan timbulnya karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin
sikap tidak percaya diri dan apatis. Jika hal ini dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan ini menurut
di biarkan terus menerus akan berdampak kepada McClelland (dalam Suharyati, 2011, pp.72-73)
pertumbuhan perekonomian. Pengangguran yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan
ini biasanya disebabkan kurangnya lapangan kekuasaan, kebutuhan untuk berafiliasi atau
pekerjaan bagi para lulusan sarjana-sarjana bersahabat.
muda tersebut padahal jika mereka memiliki Motivasi berwirausaha di kalangan
bekal pengetahuan, motivasi dan modal masyarakat khususnya mahasiswa bisa dikatakan
untuk berwirausaha mungkin hanya sedikit masih sangat kurang karena menurut mereka
pengangguran ditengah-tengah banyaknya bahwa berkuliah hanya untuk mendapatkan
jumlah sarjana-sarjana muda tiap tahunnya. pekerjaan yang baik saat melamar menjadi
Motivasi merupakan dorongan yang karyawan atau pegawai. Selain itu kurangnya
muncul dari dalam diri seseorang untuk tingkat kecerdasan emosional, pengetahuan
melakukan suatu kegiatan. Menurut Eman kewirausahaan, dan modal juga sebagai faktor
Suherman (2008, p. 15) motivasi merupakan pendukung rendahnya motivasi berwirausaha

Volume 3, No 1, Maret 2016


Hubungan EQ, Pengetahuan Kewirausahaan, dan ...... 97
Tri Handayani, Suyanto

tersebut. Rendahnya motivasi berwirausaha mengatasi kebatasan. Ruang lingkup eksternal


masyarakat khususnya mahasiswa menyebabkan yaitu, dalam dunia usaha menjadi wirausahawan
banyaknya angkatan yang siap untuk bekerja yang sukses, dalam dunia masyarakat menjai
hanya menunggu untuk menjadi karyawan / contoh yang teladan di lingkungan sekitar,
pegawai sehingga ketika lapangan pekerjaan dalam kehidupan bernegara membantu program
tersebut tidak dapat menampung semuanya dan pemerintah dala mengurangi tingkat engangguran
menciptakan pengangguran yang ttinggi dan membantu mengatasi
Pola berpikir menjadi orang yang memiliki kemiskinan, dan menjadi lokomotif kemajuan
pendapatan dari upah pekerja atau pegawai ekonomi. Kewirausahaan bukanlah pembawaan/
sangat melekat ditengah-tengah masyarakat keturunan, kewirausahaan adalah keahlian yang
sehingga kebanyakan para sarjana-sarjana baru dapat di pelajari. Meskipun telah dipelajari di
memilih untuk menunggu pembukaan lapangan bangku kuliah tetapi kebanyakan lulusan dari
pekerjaan dari pemerintah sebagai pegawai pendidikan ekonomi memilih bekerja sebagai
negeri (PNS) daripada berwirausaha, yang guru bimbingan belajar, les privat, perkantoran,
kuota penerimaannya terbatas dan tidak mampu asuransi, perbankan, dan lain sebagainya.
menampung semua pengangguran. Selain darai Dalam menentukan jenis pekerjaan
pemerintah juga ada dari pihak swasta seperti, yang diinginkan, dijalani dan ditekuni, setiap
bank, perkantoran, industry, bimbel, pusat mahasiswa (orang) memiliki pola berpikir dan
perbelanjaan dan lain sebagainya. Pada akhirnya tingkat kecerdasan emosional yang berbeda-beda.
seetiap orang haruslah melihat berdasarkan Dalam mengambil tindakan dan kepuusan tiap
kenyataan yang ada dan mengerjakan sesuatu orang memiliki cara berpikir atau pola berpikir
berdasarkan kenyataan yang pada saat ini dapat yang membedakan antara satu dengan lainya.
dilakukan yaitu dengan berwirausaha. Baharuddin (2014, pp. 48, 55) mendefinisikan
Berwirausaha adalah suatu kegiatan dalam kecerdasan sebagai tingkah laku individu
melakukan kegiatan wirausaha, yaitu kegiatan berdasarkan kesanggupan untuk melakukan suatu
yang inovatif dan kreatif dalam menciptakan suatu aktivitas berpikir sedangkan emosi adalah suatu
produk dan jasa. Aspek dasar dari wirausahaa ini pengalaman yang sadar mempengaruhi kegiatan
menurut Hisrich et all (2008, p.8) yaitu terdiri jasmani dan afektif yang meliputi unsur perasaan
dari roses, waktu, dan penghargaan yang ingin yang mengikuti keadaan-keadaan fisiologis dan
dicapai. Kemampuan dalam berwirausahaa ini mental yang muncul dan penyesuaian batiniah
disebut kewirausahaan. Kewirausahaan menurut dan yang mengekspresikan dirinya dalam
Suryana (2003, p.13) sebagai kemampuan kreatif tingkah laku yang tampak. Emosi secara harfiah
dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber dapat disimpulkan sebagai setiap kegiatan atau
daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan pergolakan pikiran, perasaan, nafsu dari setiap
nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan keadaan mental yang hebat dan emosi ini yang
dengan keberanian untuk menghadapi resiko. memfokuskan akal dan logika untuk menetapkan
suatu tujuan.
Kewirausahan merupakan mata kuliah
pokok Program Studi Pendidikan Ekonomi. Kecerdasan emosi merupakan kesang-
Dalam mata kuliah kewirausahaan, mahasiswa gupan seseorang dalam menangapi suatu
mempelajari sifat-sifat wirausahawan, dan keadaaan dan mengelolah emosi yang muncul
cara-cara untuk memulai suatu usaha. Menurut mempengaruhi kegiatan jasmani dan afektif
Zimmerer & Scarborough (2008, p. 11) yang tampak dengan di ekspresikan. Kecerdasan
kewirausahaan memiliki ruang lingkup yang emosional ini menurut Nasution et all (2007,
cukup luas dan dinamis sifatnya, memiliki proses p.15) adalah kemampuan membina hubungan
dan sesuatu yang bau sebagai hasil kreatifitaas yang baik dengan orang lain, mudah mengenali
yang disertai dengan resiko tertentu. Adapun emosi pada orang lain serta penuh perhatian,
ruang lingku kewirausahaan menurut Hendro kecerdasan emosi menambahkan jauh lebih
(2011, p. 38) yaitu ruang lingkup internal banyak sifat-sifat yang menjadikan kita lebih
dan ruang lingkup eksternal. Ruang lingkup bersifat manusiawi.
internal ini yaitu kehidupan sehari-hari, keluar Setiap orang memiliki tingkat kecerdasan
dari kesulitan, untuk tetap bertahan hidup dan emosional yang berbeda-beda. Untuk mengukur

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS


Volume 3, No 1, Maret 2016
98 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

tingkat kecerdasan emosional ini menurut berwirausaha selain itu juga modal berupa uang
Goleman (1999, p.42) dapat dilihat pada tidak kalah pentingnya.
kecakapan pribadi yaitu; pertama, kesadaran diri Dikalangan mahasiswa, untuk memiliki
yaitu memiliki tolak ukurr yang realistis atas modal berwirausaha bukan menjadi suatu
kemampuan diri sendiri dan kepercayaan diri permasalahan walaupun mahasiswa pada
yang kuat meliputi kesadaran emosi, penilaian diri umumnya belum bekerja tetapi biaya hidupnya
secara teliti, percaya diri. Kedua, pengaturan diri berasal dari kiriman berupa transfer paymen
yitu daapt mengendalikan emosi, peka terhadap (pemberian), dari orang tua, saudara, maupun
kata hati dan sanggup menunda kenikmatan beasiswa dari Universitas /pemberi dana bisa
sebelum tercapainya suatu sasaran dan mammpu disisihkan sebagian kecil untuk ditabung sebagai
pulih kembali dari tekanan emosi yang meliputi modal berwirausaha. seperti pernyataan Keynes
kendali diri, sifat dapat dipercaya, kewaspadaan, (1936) tabungan digunakan untuk berinvestasi
adaptibilitas, inovasi. ketiga, motivasi yaitu oleh pengusaha (entrepreneur). Tabungan dapat
menggunakan hasrat kita yang paling dalam digunakan sebagai strategi dalam pengembangan
untuk mmenggerakkan dan menuntun kita aset kewirausahaan, tabungan bisa digunakan
menuju sasaran, membantu kita mengambil salah satunya untuk memulai bisnis kecil.
inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
bertahan menghadapi kegagalan frustasi yang
tingkat tabungan seseorang menurut Sadono
meliputi dorongan prestasi, komitmen, inisiatif,
Sukirno (2011, pp. 119-200) yaitu; kekayaan yang
opttimis.
telah terkumpul seperti kekayaan yang dimliki
Kecakapan sosial yaitu; pertama, empati sebelumnya/ warisan, suku bunga mempengaruhi
adalah kemampuan merasakan dan meahami tinggi rendahnya tingkat menabung seseorang
perasaan orang lain, menumbuhkan hubungan dan rumah tangga akan lebih banyak menabung
saling percaya dan menyelaraskan diri dengan apabila suku bunga tinggi karena lebih banyak
bermacam-macam orang yang termasuk empati pendapatan dari tabungan yang akan diperoleh,
yaitu memahami orang lain, orientasi pelayanan, sikap berhemat, keadaan perekonomian
mengembangkan orang lain, mengatasi mempengaruhi tingkat menabung, distribusi
keragaman, kesadaran politis. Kedua, keterapilan pendapatan yang pendapatannya lebih seimbang
sosial yaitu mampu membaca situasi dan tingkat tabungannya relative sedikit karena
membawa diri dalam lingkungan dan hubungan mereka mempunya kecondongan mengonsumsi
sosial secara baik sehingga mampu mempengaruhi yang sedikit dan tersedia setidaknya dana pension
dan memimpin, bermusyawarah, menyelesaikan yang mencukupi di hari tua atau tidak jika dana
preselisihan dan dapat bekerjasama dalam pensiunya hanya sedikit dan kurang menunjang
tim. Yang termasuk keterampilan sosial di hari tuanya nanti kebanyakan masyarakat
yaitu pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, meningkatkan tabungannya di masa kerja begitu
katalisator perubahan, manajemen konflik, juga sebaliknya jika dana pensiunannya dapat
pengikat jaringan, kolaborasi ddan kooperasi, mencukupi di hari tua. Untuk mengukur nilai
kemampuan tim. Tabungan tersebut dapat dilihat dari hasrat
Di dalam ekonomi terdapat istilah yaitu marginal menabung. Hasrat marginal menabung
menunda kepuasan, yaitu menunda suatu hal merupakan pertambahan nilai tabungan akibat
dengan berbagai pertimbangan yang nantinya adanya pertambahan nilai pendapatan. Menurut
dapat memberikan keuntungan, manfaat Suherman Rosyidi (2011, p.167) hasrat marginal
dan kepuasan yang lebih besar, dan hal ini menabung merupakan pertambahan tabungan
di pengaruhi oleh banyak faktor, antara lain dibagi dengan GNP. Pada kenyataannya, gaya
kecerdasan emosional (EQ) dalam menentukan hidup mahasiswa yang kebanyakan mengikuti
tindakan. Sayangnya, kebanyakan orang-orang arus model yang sedang mutahir, menyebabkan
tidak dapat menahan keinginan dan emosi, tidak tingkat pengeluarannya besar (konsumtif)
dapat menunda kepuasannya tersebut sehingga sedangkan besarnya tabungan mahasiswa
sering cepat/terburu-buru mengambil tindakan tergantung pada banyak uang yang diterima dan
dan keputusan dalam melanjutkan kehidupannya pengeluaranya. Adanya penambahan uang yang
(bekerja). Kecerdasan emosional dan pengetahuan diterima baik itu dari orang tua, beasiswa ataupun
kewirausaan merupakan beberapa faktor dalam pendapatan penghasilan sendiri dari bekerja

Volume 3, No 1, Maret 2016


Hubungan EQ, Pengetahuan Kewirausahaan, dan ...... 99
Tri Handayani, Suyanto

sambilan mempengaruhi besarnya penambahan pertanyaan, angket terbuka untuk hasrat marginal
nilai konsumsi dan tabungan. Dengan adanya menabung, angket motivasi berwirausahaa yang
penambahan nilai tabungan diharapkan dapat terdiri dari 24 butir pernyataan, dan lemar tes
digunakan sebagai modal untuk berwirausaha, untu pengetahuan kewirausahaanyang terdiri dari
antara lain membuka suatu usaha sendiri 45 butir pertanyaan pilihan ganda.
sehingga menghasilkan uang (pendapatan).
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Berdasarkan uraian latar belakang masalah
tersebut penulis menjadi tertarik untuk melakukan Dalam penelitian ini validitas angket dan
penelitian yang berjudul Hubungan Kecerdasarn tes diukur dengan menggunakan validitas logis
Emosional, Pengetahuan Kewirausahaan, dan dan validitas empiris. Validitas logis berkaitan
Hasrat Marginal Menabung dengan Motivasi dengan validitas isi (content validity) dan
Berwirausaha Mahasiswa Universitas Jambi. validitas konstruk (construct validity) yang akan
divalidasi oleh (expertjudgement). Disamping
itu, penyusunan instrument juga mendapatkan
Metode Penelitian
bimbingan dari pembimbing. Sedangkan validitas
Penelitian ini merupakan jenis penelitian empiris dilakukan dengan uji coba instrument
korelasional. Penelitian korelasional adalah hanya pada angket kecerdasan emosional,
penelitian yang digunakn untuk mengukur motivasi berwirausaha dan tes untuk pengetahuan
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa kewirausahaan yang dianalisis menggunakan
ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut analisis faktor.
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel.
Berdasarkil uji coba instrument yang telah
Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan, didapat hasil yang pertama, analisis
Penelitian ini dilakukan di Program Studi faktor pada variabel kecerdasan emosional
yang dianalisis ternyata hasil ekstrasi komputer
Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Jambi.
menjadi 6 faktor. Faktor 1 mampu menjelaskan
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada
27,81%, faktor 2 mampu menjelaskan 13,01%,
tanggal 12, 16, dan 20 maret 2015.
faktor 3 mampu menjelaskan 10,12%, faktor
Populasi dan Sampel Penelitian 4 mampu menjelaskan 7,63%, faktor 5 mampu
Populasi dalam penelitian ini yaitu menjelaskan 6,80%, faktor 6 mampu menjelaskan
mahasiswa program Studi Pendidikan Ekonomi 5,83%. Keenam faktor secara keseluruhan
FKIP Universitas Jambi. Penarikan sampel mampu menjelaskan 71,2% variasi.
dalam penelitian ini menggunakan teknik Melihat dari hasil component matrix,jelas
nonprobability purposev sampling. Adapun bahwa yang berada pada faktor 1 nomer 12
kriteria dalam pengambilan sampel ini yaitu loading factor sebesar 0,738, yang berada pada
mahasiswa yang berstatus aktif, sudah pernah faktor 2 adalah butir angket nomer 13, dengan
belajar matakuliah kewirausahaan dan memiliki loading factor 0,734, yang berada pada faktor
tabungan. Berdasarkan tehnik pengambilan 3 adalah butir angket nomer 16 dengan loading
sampel tersebut sehingga didapat 79 mahasiswa factor 0,611, yang berada pada faktor 4 adalah
pendidikan ekonomi angkatan 2012 sebagai butir angket nomer 3 dengan loading factor 0,624,
sampel penelitian. yang berada pada faktor 5 adalah butir angket
nomer 18 dengan loading factor 0,632, dan yang
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data berada pada faktor 6 adalah butir angket nomer
Teknik pengumpulan data dalam penelitian 9 dengan loading factor 0,509. Berdasarkan
ini dilakukan dengan dua teknik, yaitu angket, analisis data dari uji validitas angket kecerdasan
dan tes. Angket digunaka untuk mengetahui emosional diperoleh hasil analisis instrument
kecerdasan emosional, hasrat marginal menabung dengan nilai KMO 0,550 > dari 0,500 maka dapat
dan motivasi berwirausaha mahasiswa sedangkan disimpulkan bahwa angket kecerdasan emosional
tes untuk mendapatkan data pengetahuan valid.
kewirausahaan mahasiswa tersebut. Kedua, instrument tes pengetahuan
Instrument pengumpulan data dalam kewirausahaan berupa soal tes pilihan ganda
penelitian ini menggunakan angket untuk yang berjumlah 45 soal dengan system penilaian
kecerdasan emosional yang terdiri dari 20 butir 0 untuk pilihan jawaban yang salah dan 1 untuk

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS


Volume 3, No 1, Maret 2016
100 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

pilihan jawaban, tahap uji coba dilakukan pada dari 0,500 maka dapat disimpulkan bahwa tes
mahasiswa sebanyk 50 mahasiswa. dari hasil uji pengtahuan kewirausahaan valid.
coba diperoleh hasil sebagai berikut; dari analisis Ketiga, instrument motivasi berwirausaha.
faktor pada variabel pengetahuan kewirausahaan Dari hasil uji coba diperoleh data sebagai
yang dianalisis ternyata hasil ekstrasi komputer berikut yaitu dari analisis faktor pada variabel
menjadi 16 faktor. Faktor 1 mampu menjelaskan motivasi berwirausaha yang dianalisis ternyata
17,36%, faktor 2 mampu menjelaskan 6,88%, hasil ekstrasi computer menjadi 8 faktor.
faktor 3 mampu menjelaskan 5,99%, faktor 4 Faktor 1 mampu menjelaskan 25,65%, faktor 2
mampu menjelaskan 5,59%, faktor 5 mampu mampu menjelaskan 11,17%, faktor 3 mampu
menjelaskan 5,30%, faktor 6 mampu menjelaskan menjelaskan 8,47%, faktor 4 mampu menjelaskan
4,66%, faktor 7 mampu menjelaskan 4,32%, 7,84%, faktor 5 mampu menjelaskan 7,67%,
faktor 8 mampu menjelaskan 4,26%, faktor 9 faktor 6 mampu menjelaskan 5,55%, faktor 7
mampu menjelaskan 3,97%, faktor 10 mampu mampu menjelaskan 4,86%, faktor, faktor 8
menjelaskan 3,54%, faktor 11 mampu menjelaskan mampu menjelaskan 4,16%. Kedelapan faktor
3,21%, faktor 12 mampu menjelaskan 3,12%, secara keseluruhan mampu menjelaskan 86,47%
faktor 13 mampu menjelaskan 2,86%, faktor 14 variasi.
mampu menjelaskan 2,74%, faktor 15 mamppu
Berdasarkan hasil pengolahan data pada
menjelaskan 2,42% dan faktor ke 16 mampu
tabel component matrix jelas bahwa yang berada
menjelaskan 2,31%.. Keenam belas faktor secara
pada kelompok 1 adalah butir angket nomer 15
keseluruhan mampu menjelaskan 78,53% variasi.
dengan loading factor sebesar 0,659, yang berada
Melihat dari hasil component matrix yang pada kelompok 2 adalah butir angket nomer 16
berada pada faktor 1 nomer 24 loading factor dengan loading factor sebesar 0,615, yang berada
sebesar 0,645, yang berada pada faktor 2 adalah pada kelompok 3 adalah butir angket nomer 17
butir soal nomer 14, dengan loading factor 0,734, dengan loading factor 0,511, yang berada pada
yang berada pada faktor 3 adalah butir soal kelompok 4 adalah butir angket nomer 4 dengan
nomer 26 dengan loading factor 0,513, yang loading factor sebesar 0,669, yang berada pada
berada pada faktor 4 adalah butir soal nomer kelompok 5 adalahh butir angket nomer 8 dengan
35 dengan loading factor 0,388, yang berada loading factor sebesar 0,567, yang berada pada
pada faktor 5 adalah butir soal nomer 3 dengan kelompok 6 adalah butir angket nomer 9 dengan
loading factor 0,524, yang berada pada faktor 6 loading factor sebesar 0,554, yang berada pada
adalah butir soal nomer 3 dengan loading factor kelompok 7 adalah butir angket nomer 19 dengan
0,400, yang berada pada faktor 7 adalah butir loading factor sebesar 0,576, yang berada pada
soal nomer 36 dengan loading factor 0,538, yang kelompok 8 adalah butir angket nomer 21 dengan
berada pada faktor 8 adalah butirr soal nomer loading factor sebesar 0,561.
23 dengan loading faktor 0,332, yang berada
Berdasarkan analisis data uji vaiditas
pada faktor 9 adalah butir soal nomer 41 dengan
instrument angket motivasi berwirausaha
loading factor 0,397, yang berada pada faktor 10
diperoleh hasil analisis bahwa instrument
adalah butir soal nomer 32 dengan loading faktor
dinyatakan valid apabila nilai KMO lebih besar
0,511, yang berada pada faktor 11 adalah butir
dari 0,520. Maka dari 24 butir pernyataan angket
soal nomer 21 dengan loading faktor 0,364, yang
motivasi berwirausaha diketahui valid semua.
berada pada faktor 12 adalah butir soal nomer
19 dengan loading loading faktor 0,300, yang Estimasi realibitas keseluruhan butir angket
berada pada faktor 13 adalah butir soal nomer kecerdasan emosional, motivasi berwirausaha
15 dengan loading faktor 0,520, yang berada dan butir soal pengetahuan kewirausahaan dapat
pada faktor 14 adalah butir soal nomer 32 dengan diperoleh dengan menggunakan koefisien Alpha
loading faktor 0,292, yang berada pada faktor 15 Cronach. Pada pengukuran reliabilitas instrument
adalah butir soal nomer 16 dengan loading faktor angket dilakukan pada satu waktu (one shoot)
0,317, dan yang berada pada faktor 16 adalah maka instrument dikatakan reliabel jika nilai
butir soal nomer 25 dengan loading faktor 0,384. Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60 (Purbayu
. Berdasarkan analisis data dari uji validitas & Ashari 2005, p.251).
tes pengetahuan berwirausaha, diperoleh hasil Berdasarkan hasil uji coba analisis realibitas
analisis instrument dengan nilai KMO 0,548 > instrument didapat data yaitu; pertama, Estimasi

Volume 3, No 1, Maret 2016


Hubungan EQ, Pengetahuan Kewirausahaan, dan ...... 101
Tri Handayani, Suyanto

keseluruhan butir angket kecerdasan emosiona variabel bebas, yaitu kecerdasan emosional,
dapat diperoleh dengan menggunakan koefisien pengetahuan kewirausahaan dan hasrat
alpha cronbach. Adapun hasil uji reliabilitas marginal menabung dengan variabel terikat
instrument kecerdasan emosional didapat nilai motivasi berwirausaha. Kesimpulan apakan
alpha sebesar 0,823 lebih besar dari 0,60 sehingga Ho diterima atau ditolak diperolh dengan
instrument kecerdasan emosional dapat dikatakan interprestasi nilai signifikansi pada tabel
sudah reliabel. Kedua, Estimasi keseluruhan correlation melalui program SPSS 17.0.
butir soal pengetahuan kewirausahaan dapat kriteria yang digunakan dalam pengambilan
diperoleh dengan menggunakan koefisien kesimpulan adalah jika nilai <0,05 maka
alpha cronbach. Adapun hasil uji reliabilitas Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis dalam
instrument pengetahuan kewirausahaan nilai penelitian ini adalah:
alpha sebesar 0,882 > 0,60 sehingga instrument Ha:p1 0
pengetahuan kewirausahaan bisa dikatakan
reliabel. Ketiga, Berdasarkan hasil konsultasi Ha:p2 0
dengan expert judgment menyatakan bahwa Ha:p3 0
lembar angket terbuka untuk hasrat marginal Ha: p1 0 atau p2 0 atau p3 0
menabung sudah reliable. Pernyataan-pernyataan
yang sudah dinyatakan reliable sudah melalui Hasil Penelitian dan Pembahasan
beberapa perubahan sesuai dengan saran yang Dari instrument yang telah disebarkan
diberikan dari ahli, sehingga dinyatakan bahwa kepada responden diperoleh data sebagai berikut:
instrumen tes tersebut layak digunakan untuk
penelitian. Keempat, Estimasi keseluruhan butir Tabel 1. Kecerasan Emosional Mahasiswa
angket motivasi berwirausaha dapat diperoleh Skor Frekuensi Kategori Persentase
dengan menggunakan koefisien alpha cronbach.
51 16 Tinggi 20,2%
Adapun hasil uji reliabilitas instrument motivasi
42 50 51 Sedang 64,5%
berwirausaha memiliki nilai alpha sebesar
0,859 lebih besar dari 0,60 sehingga instrument 42 12 Rendah 15,3%
motivasi berwirausaha dapat disimpulkan sudah Rata-rata skor kecerdasan mahasiswa 46,8
reliabel. dengan kategori Sedang

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa


Teknik Analisis Data
kecerdasan emosional mahasiswa pendidikan
Uji Prasyarat Analisis ekonomi FKIP Universitas Jambi dinyatakan
Uji normalitas. Untuk penelitian ini tinggi 20,2% dengan frekuensi 16 mahasiswa,
menggunakan uji normalitas Kolmogorof sedang 64,5% dengan frekuensi 51 mahasiswa,
Smirnov (K-S). Uji ini digunakan untuk rendah 15,3% dengan frekuensi 12 mahasiswa
mengetahui apakah sampel yang digunakan dan rata-rata keseluruhan 46,8 termasuk dalam
untuk peneitian ini berasal dari popuasi yang kategori sedang.
berdistribusi normal atau tidak. Tabel 2. Pengetahuan Kewirausahaan
Uji linieritas. Dalam penelitian ini Mahasiswa.
menggunakan uji linieritas untuk mengetahui
Skor Frekuensi Kategori Presentase
apakah terdapat hubungan secara linier antara
68,05 7 Tinggi 7,6%
variabel bebas dan variabel terikat.
32,72 48 Sedang 78,4%
Uji Hipotesi. Untuk menguji 68,04
hipotesis menggunakan analisis korelasi 32,72 11 Rendah 14%
bivariate dan korelasi berganda produck Rata-rata skor pengetahuan kewirausahaan
moment. Analisis korlai digunakan untuk mahasiswa 50,39 kategori sedang
mengetahui hubungan antara satu variabel
(variabel bebas) dan variabel lainnya (tak Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui
bebas), variabel-variabel tersebut diukur pengetahuan kewirausahaan mahasiswa
dengan taraf signifikan. analisis korelasi pendidikan ekonomi FKIP Universitas Jambi
untuk menganalisis hubungann antara dinyatakan tinggi 7,6% dengan frekuensi 7

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS


Volume 3, No 1, Maret 2016
102 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

mahasiswa, sedang 78,4% dengan frekuensi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
48 mahasiswa, rendah 14% dengan frekuensi hubungan yang linear secara signifikan antara
11 mahasiswa dan rata-rata keseluruhan 50,39 variabel pengetahuan kewirausahaan dan motivasi
termasuk dalam kategori sedang. berwirausaha. Hasrat marginal menabung dan
motivasi berwirausaha memiliki nilai signifikan
Tabel 3. Hasrat Marginal Menabung Mahasiswa
0,194 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Skor Frekuensi Kategori Persentase terdapat hubungan yang linear secara signifikan
0,60 14 Tinggi 17,8% antara hasrat marginal menabung dan motivasi
0,09 44 Sedang 55,6% berwirausaha.
0,59 Hasil analisis data pada kecerdasan
0,09 21 Rendah 26,6% emosional dan motivasi berwirausaha dapat
Rata-rata hasrat marginal menabung mahasiswa dilihat pada tabel berikut:
0,34 dengan kategori sedang
Tabel 5. Kecerdasan Emosional dan Motivasi
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui hasrat Berwirausaha.
marginal menabung mahasiswa pendidikan
ekonomi FKIP Universitas Jambi dinyatakan Korelasi N Pearson Correlation
tinggi 17,8% dengan frekuensi 14 mahasiswa, X1-Y 79 0,456**
sedang 55,6% dengan frekuensi 44 mahasiswa,
rendah 26,6% dengan frekuensi 21 mahasiswa Tabel 5 memberikan gambaran bahwa
dan rata-rata keseluruhan 0,34 termasuk dalam koefisien korelasi kecerdasan emosional
kategori sedang. (X1) dan motivasi berwirausaha (Y) sebesar
0,456 dengan taraf signifikan 0,05. Hal ini
Tabel 4. Motivasi Berwirausaha Mahasiswa berarti terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kecerdasan emosional dan
Skor Frekuensi Kategori Presentase
motivasi berwirausaha dengan demikian, Ha
82 8 Tinggi 10,3% menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
59 81 62 Sedang 78,1% kecerdasan emosional dan motivasi berwirausaha
59 9 Rendah 11,6% mahasiswa dapat diterima.
Rata-rata motivasi berwirausaha mahasiswa
Hasil analisis data pada pengetahuan
70,41 dengan kategori sedang
kewirausahaan dan motivasi berwirausaha dapat
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui dilihat pada tabel berikut:
motivasi berwirausaha mahasiswa pendidikan
ekonomi FKIP Universitas Jambi dinyatakan Tabel 6. Pengetahuan Kewirausahaan dan
tinggi 10,3% dengan frekuensi 8 mahasiswa, Motivasi Berwirausaha.
sedang 78,1% dengan frekuensi 62 mahasiswa, Korelasi N Pearson Correlation
rendah 11,6% dengan frekuensi 9 mahasiswa X2-Y 79 0,459**
dan rata-rata keseluruhan 70,41 termasuk dalam
kategori sedang. Tabel 6 memberikan gambaran bahwa
Hasil uji normalitas pada penelitian ini koefisien korelasi pengetahuan kewirausahaan
didapat bahwa data berdistribusi normal yang (X2) dan motivasi berwirausaha (Y) sebesar
dibuktikan pada nilai sig 0,387 > 0,05 yang 0,459 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti
berarti data berdistribusi normal. Berdasarkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan
hasil uji linieritas pada penelitian ini didapat antara pengetahuan kewirausahaan dan motivasi
bahwa kecerdasan emosional dan motivasi berwirausaha dengan demikian, Ha menyatakan
berwirausaha diperoleh nilai signifikan 0,072 bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan
> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat kewirausahaan dan motivasi berwirausaha
hubungan yang linear secara signifikan antara mahasiswa dapat diterima.
variabel kecerdasan emonional dan motivasi Hasil analisis data pada hasrat margial
berwirausaha. menabung dan motivasi berwirausaha dapat
Pengetahuan kewirausahaan dan motivasi dilihat pada tabel berikut:
berwirausaha memiliki nilai signifikan 0,838 >

Volume 3, No 1, Maret 2016


Hubungan EQ, Pengetahuan Kewirausahaan, dan ...... 103
Tri Handayani, Suyanto

Tabel 7. Hasrat Marginal Menabung dan sedang. Sumbangan secara parsial kecerdasan
Motivasi Berwirausaha Mahasiswa emosional mahasiswa dan motivasi berwirausaha
memberikan gambaran bahwa koefisien korelasi
Korelasi N Pearson Correlation
sebesar 0,456 dengan taraf signifikan 0,05. Hal
X3-Y 79 0,517**
ini berarti terdapat hubungan yang signifikan
Tabel 7 memberikan gambaran bahwa antara kecerdasan emosional (X1) dan motivasi
koefisien korelasi hasrat marginal menabung berwirausaha (Y). Dengan demikian Ha yang
(X4) dan motivasi berwirausaha (Y) sebesar menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
0,517 pada taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti signifikan antara kecerdasan emosional terhadap
terdapat hubungan yang positif dan signifikan motivasi berwirausaha mahasiswa dapat diterima.
antara hasrat marginal menabung dan motivasi Berdasarkan pengolahan data variabel
berwirausaha dengan demikian, Ha menyatakan pengetahuan kewirausahaan dapat dilihat dalam
bahwa terdapat hubungan antara hasrat marginal kategori sedang dengan jumlah nilai rata-
menabung dan motivasi berwirausaha mahasiswa rata keseluruhan sebesar 50,39. Sumbangan
dapat diterima. secara parsial pengetahuan kewirausahaan dan
Hasil analisis data pada kecerdasan motivasi berwirausaha memberikan gabaran
emosional, pengetahuan kewirausahaan dan bahwa koefisien korelasi sebasar 0,459 dengan
hasrat margial menabung dengan motivasi taraf signifikan 0,05. Hal ini berarti terdapa
berwirausaha dapat dilihat pada tabel berikut: hubungan yang signifikan antara hubungan
pengetahuan kewirausahaan (X2) dan motivasi
Tabel 8. Kecerdasan Emosional, Pengetahuan berwirausaha (Y). Dengan demikian, Ha yang
Kewirausahaan, dan Hasrat Marginal Menabung menyatakan terdapat hubungan yang signifikan
dengan Motivasi Berwirausaha Mahasiswa. antara pengetahuan kewirausahaan dan motivasi
berwirausaha dapat diterima.
Korelasi N Pearson Correlation
X1, X2, 79 0,625** Berdasarkan pengolahan data variabel
X3-Y hasrat marginal menabung dapat dilihat dalam
kategori sedang dengan jumlah skor rata-
Tabel 8 memberikan gambaran bahwa rata keseluruhan sebesar 0,34. Selanjutnya
besarnya hubungan antara kecerdasan emosional, sumbangan secara parsial hubungan hasrat
pengetahuan kewirausahaan, indeks prestasi marginal menabung dan motivasi berwirausaha
komulatif dan hasrat marginal menabung yang memberikan gambaran bahwa koefisien korelasi
dihitung dengan koefisien korelasi adalah sebesar 0,517 dengan taraf signifikan 0,05. Hal ini
sebesar 0,625 pada taraf signifikan 0,06. Hal berarti terdapa hubungan yang signifikan antara
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan hasrat marginal menabung (X3) dan motivasi
yang positif dan signifikan antara kecerdasan berwirausaha (Y). Dengan demikian, Ha yang
emosional, pengetahuan kewirausahaan dan menyatakan terdapat hubungan yang signifikan
hasrat marginal menabung dengan motivasi antara hasrat marginal menabung dan motivasi
berwirausaha. Ha terdapat hubungan yang berwirausaha dapat diterima.
signifikan antara kecerdasan emosional, Selanjutnya secara bersaa-sama
pengetahuan kewirausahaan, indeks prestasi memberikan gambaran bahwa keeratan hubungan
komulatif dan hasrat margina menabung terhadap antara kecerdasan emosional, pengetahuan
motivasi berwirausaha mahasiswa diterima. kewirausahaan, indeks prestasi komulatif dan
hasrat marginal menabung terhadap motivasi
Kesimpulan dan Saran berwirausaha dilihat dari nilai R sebesar 0,625
dengan signifikan 0,05. Hal ini menunjukkan
Kesimpulan bahwa antara kecerdasan emosional, pegetahuan
Berdasarkan analisis dan pembahasan kewirausahaan, indeks prestasi komulatif, dan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: hasrat marginal menabung secara bersama-
rata-rata kecerdasan emosional mahasiswa sama memiliki hubungan terhadap motivasi
secara keseluruhan dilihat dari jumlah nilai berwirausaha mahasiswa secara signifikan.
rata-rata sebesar 46,8 berada pada kategori dengan demikian Ha yang menyatakan bahwa

Harmoni Sisial: Jurnal Pendidikan IPS


Volume 3, No 1, Maret 2016
104 - Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS

terdapat hubungan yang signifikan antara Goleman, D. (1999). Working with emotional
hasil kecerdasan emosional, pengetahuan intelligence. Terjemahan Alex Tri
kewirausahaan, indeks prestasi komulatif dan Kantjono Widodo. Jakarta: Gramedia
hasrat marginal menabung terhadap motivasi Pustaka Utama.
berwirausaha dapat diterima. Hendro. (2011). Dasar-dasar kewirausahaan.
Jakarta: Erlangga
Saran
Hisrich, R. D., et all. (2008). Entrepreneurship.
Berdasarkan kesimpulan penelitian
Singapoer: McGraw-Hill/Irwin.
yang telah diuraikan sebelumnya maka
diberikan beberapa saran kepada berbagai Keynes, J. M. (1936). The general theory
pihak yang pertama, Dengan adanya hubungan of employment, interest, and money.
yang positif dan signifikan atara kecerdasan Cambridge: ISN.
emosional, pengetahuan kewirausahaan, dan Longenexker, L. G., et all (2001). Small business
hasrat marginal menabung dengan motivasi managemen an entrepreneurial emphasis.
berwirausaha mahasiswa, dapat dijadikan Singapore: Thomson Learning.
sebagai bahan pertimbangan bagi dosen untuk Nasution, A. H., et all. (2007). Entrepreneurship:
lebih memperhatikan motivasi berwirausaha Membangun spirit teknopreneurship.
mahawasiswa yang didukung dengan kecerdasan Yogyakarta: CV. Andi Ofesen.
emosional, pengetahuan kewirausahaan, dan
Purbayu & Ashari. (2005). Analisis statistik
hasrat marginal menabung mahasiswa pada saat
dengan microsoft excel & SPSS.
menyampaikan materi pembelajaran di ruang
perkuliahan. Kedua, untuk mahasiswa yang Yogyakarta: Andi.
bersangkutan agar dapat meningkatkan motivasi Sadono Sukirno. (2011). Learning more
berwirausahanya sehingga dapat menjadi seorang economics1. Bandung: Grafindo Media
wirausahawan yang sukses dengan menyadari Pratama.
dan terus meningkatkan kecerdasan emosional, Sudradjad. (2005). Kiat mengentaskan
pengetahuan kewirausahaan, dan hasrat marginal Pengangguran Melalui Kewirausaha.
menabungnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharyadi., et all. (2011). Kewirausahaan dan
Daftar Pustaka manajemen usaha. Jakarta: Salemba
Baharuddin. (2014). Pendidikan & pikologi Empat.
perkembangan. Yogyakarta: Ar-ruzz
Rosyidi S. (2011). Pengantar teori ekonomi.
Media.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Basrowi. (2011). Kewirausahaan untuk
Suryana. (2013). Wirausaha:Pedoman praktis,
perguruan tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.
kiat dan proses menuju sukses. Jakarta:
Djamarah & Bahri S. (2008). Psikologi belajar. Salemba Empat.
Jakarta: Rineka Cipta.

Volume 3, No 1, Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai