Definisi
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli
atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara penyebaran
langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus. (Riyadi
sujono&Sukarmin,2009). Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia
berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan (broncus).
B. Etiologi
Etiologi pneumonia sulit dipastikan karena kultur sekret bronkus merupakan tindakan
yang sangat invasif sehingga tidak dilakukan. Patogen penyebab pneumonia pada anak
bervariasi tergantung :
a. Usia
b. Status imunologis
c. Status lingkungan
Usia pasien merupakan peranan penting pada perbedaan dan kekhasan pneumonia
anak, terutama dalam spectrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan.
Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus grup B dan bakteri
gram negatif seperti E.colli, pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar
dan balita pneumoni sering disebabkan oleh Streptococcus pneumonia, H.influenzae,
Stretococcus grup A, S. aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain
bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mycoplasma pneumoniae (Hidayat Aziz, 2008).
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi (terlampir)
E. Pemeriksaaan penunjang
1. Pemeriksaan Fisik BronkopneumoniaDalam pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal
sebagai berikut :
Suhu tubuh 38,5 o C
Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal, suprasternal,dan
pernapasan cuping hidung.
Takipneu berdasarkan WHO:
Usia < 2 bulan 60 x/menit
Usia 2-12 bulan 50 x/menit
Usia 1-5 tahun 40 x/menit
Usia 6-12 tahun 28 x/menit
Pada palpasi ditemukan fremitus vokal menurun.
Pada perkusi lapangan paru redup pada daerah paru yang terkena
Pada auskultasi dapat terdengar suara pernafasan menurun. Fine crackles (ronki
basah halus) yang khas pada anak besar bisa tidak ditemukan pada bayi.Dan
kadang terdengar juga suara bronkial (Rahajoe Nastiti N,2008).
c. Pemeriksaan Mikrobiologis
Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin
dilakukan kecuali pada pneumonia berat, dan jarang didapatkan hasil yang positif.
Untuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok,
sekretnasofaring tidak memiliki nilai yang berarti. Diagnosis dikatakan definitif bila
kuman ditemukan dari darah, cairan pleura, atau aspirasi paru
d. Pemeriksaan Roentgenografi
Foto rontgen toraks proyeksi posterior-anterior merupakan dasar diagnosis
utama pneumonia. Tetapi tidak rutin dilakukan pada pneumonia ringan, hanya
di rekomendasikan pada pneumonia berat yang dirawat dan timbul gejala klinis berupa
takipneu, batuk, ronki, dan peningkatan suara pernafasan. Kelainan foto rontgen
toraks pada pneumonia tidak selalu berhubungan dengan gambaran klinis. Umumnya
pemeriksaan yang diperlukan untuk menunjang diagnosis pneumonia hanya
pemeriksaan posisi AP. Lynch dkk mendapatkan bahwa tambahan posisi lateral pada
foto rontgen toraks tidak meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas penegakkan
diagnosis.
Secara umum gambaran foto toraks terdiri dari:
Infiltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular
peribronchial cuffing dan overaeriation. Bila berat terjadi pachy consolidation
karena atelektasis.
Infiltrat alveolar, merupakan konsolidasi paru dengan air bronchogram
Konsolidasi dapat mengenai satu lobus disebut dengan pneumonia lobaris
atau terlihat sebagai lesi tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis,
berbatas yang tidak terlalu tegas dan menyerupai lesi tumor paru disebut
sebagai roundpneumonia
Bronkopneumoni ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru
berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer
paru disertai dengan peningkatan corakan peribronkial (Hidayat, Aziz Alimul A.
2008)
F. Pentalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan yang dapat di berikan pada pasien bronkopneoumonia
yaitu
Menjaga kelancaran pernafasan
Kebutuhan istirahat
Kebutuhan nutrisi dan cairan
Mengontrol suhu tubuh
Mencegah terjadinya komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman
b. Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan :
Pemberian antibiotic sesuai program
Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien?
Jika sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai makan eksternal bertahap melalui
selang nasogastric dengan feeding drip
Jika sekresi lender terlalu berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan normal
salin dan beta agonis untuk transport muskusilier
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Terapi
Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2009, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Murwani, Arita,2007, Asuhan Keperawatan Keluarga, Jogjakarta : MITRA CENDIKA
Press.
Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak cetakan ke-3.
Jakarta :Salemba Medika
Jeremy, dkk. 2007. At a Glance Sistem Respirasi, Edisi 2. Erlangga : Jakarta
Smeltzer S.C, Bare B.G, Hincle J.I, Cheever, K.H. 2008. Textbook of medical
surgical nursing; brunner & suddart. 7th Ed. Lipincott Williams & Wilkins, a Wolter
Kluwer Business
Ikawati Z. 2011. Penyakit Sistem Pernapasan dan Tatalaksana Terapinya. .
Yogyakarta: Pustaka Bursa Ilmu.
Rahajoe Nastiti N, Bambang Supriyatno, Darmawan Budi setyanto. 2008. Buku Ajar
Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDIA.
Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta: EGC
Virus,bakteri,jamur
penyebab
Proses peradangan
Infeksi saluran Dilatasi Peradangan
cerna pembulu darah
Akumulasi secret
di bronkus
Peningkatan flora
Eksudat masuk Peningkatan
normal di usus
alveoli suhu tubuh
Bersihan Jalan Mucus di
Nafas Tidak bronkus
Peristaltic usus
Efektif meningkat
meningkat Gangguan disfungsi gas Hipertermi
Intoleransi
Nutrisi Kurang Aktivitas
dari Kebutuhan
Tubuh