Anda di halaman 1dari 24

1

PEMETAAN POTENSI DAERAH RAWAN LONGSOR di MALANG


SELATAN

Deni Mahendra, Didi Krisnamurti, Diki Kurniawan Adi Purnomo, Farah Audita
Septiani, Kukuh Dimas Lazuardi
Universitas Negeri Malang
Fakultas Ilmu Sosial
Jl. Semarang

RINGKASAN

Keadaan topologi di Pulau Jawa bagian selatan memiliki tekstur yang


sangat kasar atau dapat dibilang memiliki banyak bukit dan gunung. Contohnya
keadaan fisik di daerah Malang selatan yang memiliki keadaan yang berbukit
bukit serta memiliki kondisi pantai yang cukup indah sebagai tempat wisata,
sehingga dilakukan pembuatan akses jalan cepat menuju arah wisata dengan
membuat jalur dengan memotong bukit untuk mempercepat akses jalan.
Bencana longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia. Potensi longsor di Indonesia sejak tahun 1998 hingga pertengahan
2008, tercatat 647 kejadian bencana, dimana 85% dari bencana tersebut
merupakan bencana banjir dan longsor (Fadli, 2009). Indonesia yang berada di
daerah tropis memiliki curah hujan yang berkisar >2000 mm/tahun. Wilayah
Indonesia yang berbukit-bukit serta alih fungsi hutan yang tidak semestinya
menyebabkan longsor sering terjadi. Faktor-faktor tersebut ditambah dengan
curah hujan yang tinggi, posisi Indonesia yang di antara tiga lempeng besar dunia
yaitu lempeng Eurasia, lempeng pasifik dan lempeng Indoaustralia yang
menyebabkan gempa, munculnya sesar atau patahan dan letusan gunung berapi.
Tanah longsor adalah suatu peristiwa alam yang pada saat ini frekuensi
kejadiannya semakin meningkat.Fenomena alam ini berubah menjadi bencana
alam tanah longsor manakala tanah longsor tersebut menimbulkan korban baik
berupa korban jiwa maupun kerugian harta benda dan hasil budaya
manusia.Indonesia yang sebagian wilayahnya berupa daerah perbukitan dan
2

pegunungan, menyebabkan sebagian wilayah Indonesia menjadi daerah yang


rawan kejadian tanah longsor. Intensitas curah hujan yang tinggi dan kejadian
gempa yang sering muncul, secara alami akan dapat memicu terjadinya bencana
alam tanah longsor. Kekuatan tanah tergantung dari ikatan antara partikel
penyusun tanah, sedangkan untuk batuan lebih banyak ditentukan oleh retakan
pada batuan itu. Air hujan dalam jumlah yang kecil menyebabkan tanah menjadi
lembab dan mempunyai efek memperkuat tanah, namun apabila tanah menjadi
jenuh air efeknya akan melemahkan ikatan partikel. Molekul air menyusup ke
partikel tanah dan menjadi katalisator proses gelinciran antara partikel. Faktor ini
yang menyebabkan tanah longsor banyak terjadi pada musim penghujan.
3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daerah Malang Raya yang dikelilingi pegunungan dan perbukitan
merupakan daerah yang rawan terjadi pergerakan tanah. Pada daerah Gunung
Berapi pergerakan tanah longsor diakibatkan oleh material endapan gunung berapi
yang belum terkonsolidasi dengan baik dan telah terjadi pelapukan yang intensif
sehingga memudahkan terjadi longsor. Selain berdasarkan litologi pergerakan
tanah ini juga diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dan pergerakan struktur
geologi berupa sesar dan lipatan. Pada daerah pegunungan penebangan dan
perubahan fungsi hutan merupakan salah satu penyebab utama selain kondisi
geologi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanah jenuh dengan air sehingga
memudahkan terjadinya pergerakan tanah/longsor. Daerah yang rawan terjadi
pergerakan tanah antara lain kecamatan Pujon, Ngantang, Selorejo, Tumpang,
Wajak, Puncokusumo, Pakis, Wonosaari, Sumbermanjing Wetan , Donomulyo,
Gedangan, Sumber Pucung, Ampelgading, Tirtoyudo. Daerah ini perlu
diwaspadai saat terjadi musim penghujan. Selain potensi banjir bandang juga
berupa pergerakan tanah.

Pada dasarnya sebagaian besar wilayah di Indonesia merupakan dareah


perbukitan atau pegunungan yang membentuk lahan miring. Hal ini disebabkan
karena Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling
menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah
penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau
Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan
Maluku, dan sebelah Utara Papua. Oleh karena daerah Indonesia terdiri dari
pegunungan dan perbukitan maka potensi terjadinya tanah longsor sangat besar.

Disamping itu jenis tanah yang sering di jumpai di Indonesia adalah


tanah pelapukan yang merupakan hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki
komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah
pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan atau pegunungan
4

dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor


pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan
tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam ,maka kawasan tersebut
rawan bencana tanah lonsor.
Tanah longsor adalah suatu jenis gerakan tanah yang terjadi saat lapisan
bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Hal
ini biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan
gunung api.Longsor dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca
pada tanah dan bebatuan. Kasus ini terutama pada iklim lembab dan panas seperti
di Indonesia.
Untuk mengetahui gambaran potensi daerah longsor di malang selatan
dibutuhkan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG dibuat dengan menggunakan
informasi yang berasal dari pengolahan sejumlah data, yaitu data geografis atau
data yang berkaitan dengan posisi obyek di permukaan bumi.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TANAH LONGSOR
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke
bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti

2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TANAH LONGSOR

Kemiringan lereng mempunyai berpengaruh besar terhadap kejadian tanah


longsor. Semakin miring lereng suatu tempat maka daerah tersebut semakin
berpotensi terhadap terjadinya tanah longsor. Daerah yang aman terhadap longsor
pada kemiringan tidak lebih dari 15 derajat. Tetapi perhatikan juga potensi
bencana lain pada daerah rendah seperti banjir, tsunami, limpasan banjir, banjir
bandang, banjir lahar, atau erosi dan abrasi pantai.

Jenis dan kondisi batuan (lithologi). Jenis batuan akan mempengaruhi


tingkat resistensi batuan terhadap pelapukan. Semakin tinggi tingkat resistensi
batuan maka potensi longsor akan semakin kecil. Di lain sisi batuan yang resisten
biasanya akan membentuk morfologi lereng yang lebih curam hingga tegak atau
bahkan menggantung, Pada kondisi ini jenis bahaya yang dikhawatirkan bukan
longsor melainkan jatuhan batuan (rock fall). Sehingga semakin besar intensitas
pelapukan maka akan semakin besar probabilitas untuk terjadi longsor. Kondisi
batuan yang memiliki bidang diskontinuitas seperti kekar dan batuan yang
memiliki bidang lapisan juga akan memperbesar potensi longsor.

Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meloloskan air


melalui pori- pori dalam keadaan jenuh. Air yang masuk dalam tanah dalam
jumlah yang proporsional akan meningkatkan daya ikat tanah (kohesifitas),
terutama pada tanah pasiran. Untuk membuktikan hal ini kita bisa melakukannya
6

dengan menggegam pasir pantai dan membandingkannya dengan pasir yang ada
di gurun. Sedangkan jika jumlah air yang masuk ke dalam tanah berlebihan
sebagai akibat dari curah hujan yang tinggi ditambah dengan faktor drainase yang
buruk akan mengakibatkan butiran menjadi loose dan menambah beban sehingga
lereng menjadi sangat tidak stabil.

Pelapukan dan tekstur tanah. Pelapukan adalah proses penghancuran


bantuan menjadi bahan rombakan (debris) dan tanah (VanZuidam, 1979). Mudah
tidaknya batuan terganggu oleh kekuatan dari luar ditunjukkan oleh tingkat
pelapukannya. Kondisi iklim tropis seperti di Indonesia menyebabkan intensitas
hujan yang tinggi, yang kita tahu air merupakan agen pelapukan. Selain itu di
iklim tropis kombinasi antara intensitas pencahayaan matahari dan air yang
melimpah menyebabkan pembentukan vegetasi yang memperbesar tingkat
pelapukan di suatu daerah.

Penggunaan lahan mempunyai pengaruh besar terhadap siklus


hidrogeologi atau kondisi air tanah, Pada kondisi alami seperti hutanpun dapat
terjadi longsor, tetapi banyak kasus terjadi pada lereng tanpa vegetasi penutup
berupa pepohonan. Hal ini memberikan kita pemahaman bahwa pohon dengan
akar-akarnya berperan sebagai pengikat tanah dengan batuan dasar. Seperti yang
sudah saya jelaskan, pada daerah yang tanahnya tebal peran vegetasi tidak lagi
efektif untuk upaya pencegahan longsor.
7

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016, dengan lokasi penelitian
untuk pengamatan dan pengambilan data di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sedangkan untuk pengolahan dan analisis data dilakukan di Laboratorium Geo
Tanah.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta Jenis Tanah Kabupaten
Malang, Peta Jenis Batuan Kabupaten Malang, Peta Kemiringan Lahan Kabupaten
Malang Peta Curah Hujan Kabupaten Malang, Peta Penutupan Lahan Kabupaten
Malang. Program yang digunakan adalah Arc GIS 10.1 dan MS. Office serta satu
set komputer, Printer, GPS receiver, kamera dan alat tulis.

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam proses penelitian terdiri dari beberapa jenis
data dasar berupa peta seperti tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Jenis Data Sumber Data Keterangan


Jenis Data Dasar
No.
1. Peta Jenis Tanah Bappeda Skala 1 : 25.000
Kabupaten
Malang
2. Peta Jenis Bappeda Skala 1 : 25.000
Batuan
Kabupaten
Malang
3. Peta Kemiringan Bappeda Skala 1 : 25.000
8

Lereng
Kabupaten
Malang
4. Peta Curah Bappeda Skala 1 : 25.000
Hujan
Kabupaten
Malang
5. Peta Penutupan Bappeda Skala 1 : 25.000
Lahan
Kabupaten
Malang

3.3.2 Penyiapan Data


3.3.2.1 Pengolahan Data Spasial
Data spasial yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis
yaitu data analog dan data digital. Data analog berupa Peta Jenis Tanah, Peta
Curah Hujan dan Peta Geologi. Sedangkan yang berupa data digital adalah Peta
Kerentanan Gerakan Tanah, Peta Penutupan Lahan, Peta Kemiringan Lahan dan
Peta RTRW Kabupaten Malang. Dalam pengolahan tahap awal setiap data harus
dijadikan peta digital. Data analog berupa Peta Jenis Tanah, Peta Geologi serta
Peta Curah Hujan diolah dan masing-masing dijadikan peta digital format vektor.
Peta digital format vektor merupakan salah satu jenis data masukan yang disimpan
dalam bentuk garis, titik dan poligon. Proses pemasukan data-data dilakukan
melalui seperangkat komputer dengan software Arc GIS 9.3. Data keluaran ini
kemudian digunakan sebagai data acuan penelitian.

3.3.3 Analisis Data


3.3.3.1 Analisis Kerawanan Bencana Tanah Longsor
Berdasarkan model pendugaan BBSDLP (2009), parameter-parameter
yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan tanah longsor adalah
penutupan lahan (landcover), jenis tanah, kemiringan lahan, curah hujan, formasi
geologi (batuan induk) dan kerentanan gerakan tanah. Analisis kerawanan tanah
9

longsor dilakukan setelah peta-peta tematik yaitu Peta Curah Hujan, Peta Jenis
Tanah, Peta Geologi, Peta Kemiringan Lahan dan Peta Penutupan Lahan wilayah
tersebut tersedia dan siap dalam bentuk peta digital. Setiap jenis peta tersebut
dilakukan klasifikasi berdasarkan skor serta diberi bobot kemudian
ditumpangsusunkan (overlay). Overlay tersebut dilakukan dengan menggunakan
software Arc GIS 10.1. Pada proses overlay setiap parameter memiliki klasifikasi
skor yang dikalikan dengan bobot masing-masing parameter, kemudian hasil
perkalian skor dan bobot tersebut dijumlahkan.15
Penentuan skor tiap kelas parameter didasarkan pada hasil penelitian yang
dilakukan oleh BBSDLP (2009). Skor dari yang paling tinggi sampai yang paling
rendah sebanding dengan tingkat bahaya yang tanah longsor akan timbulkan.
Semakin tinggi skor, maka semakin tinggi pula potensi tanah longsor yang akan
terjadi. Dalam penentuan skor curah hujan, BBSDLP (2009) membagi menjadi
lima kelas, semakin besar curah hujan yang turun maka semakin tinggi skor curah
hujan tersebut seperti tercantum pada Tabel 2. Curah hujan yang turun akan
mempengaruhi kondisi air tanah, tanah yang kandungan air tanahnya meningkat
maka akan meningkat massanya dan semakin rendah tingkat kepadatan dan
kekompakannya. Hermawan (2000) mengemukakan bahwa longsoran disebabkan
oleh kondisi tata air tanah dan sifat fisik/mekanik tanah yang tidak baik, sehingga
pada saat musim hujan telah terjadi air tinggi sehingga dapat menimbulkan
peningkatan tekanan air tanah (pore water pressure), penurunan kekuatan dan
tahanan geser tanah akan menyebabkan longsoran.
Tabel 2 Klasifikasi Bobot Skor
curah hujan
(mm/tahun) Kelas
Parameter
Curah Hujan 20%
(mm/tahun)
a. Sangat Basah 5
(>=4000)
b. Basah (3001-4000) 4
c. Sedang (2001-3000) 3
10

d. Kering (1001-2000) 2
e. Sangat Kering 1
(<1000)

Jenis bahan diklasifikasikan berdasarkan asal bentuknya yaitu batuan


vulkanik, batuan sedimen dan karst serta batuan alluvial. Menurut Wilopo dan
Agus (2005) batuan alluvial merupakan batuan hasil endapan proses geodinamika
yang terjadi pada batuan di wilayah tersebut. Batuan ini memiliki sifat kepekaan
terhadap longsor rendah. Batuan sedimen dan karst merupakan batuan yang
terbentuk dari lingkungan laut dan pesisir serta perairan lain seperti sungai dan
danau kuno sampai batuan tersebut terangkat menjadi daratan pada masa lalu.
Umumnya batuan ini memiliki permeabilitas kecil bahkan kedap air kecuali jika
batuan banyak memiliki rekahan atau telah mengalami pelarutan, maka dapat
bersifat tahan air sehingga menjadi akuifer (batuan penyimpan air tanah) atau 16
dapat berfungsi sebagai imbuhan air. Batuan ini memiliki sifat kepekaan
terhadap longsor sedang. Sedangkan batuan vulkanik merupakan batuan gunung
api yang tidak teruraikan. Jenis ini memiliki sifat kepekaan terhadap longsor
tinggi. Skoring dan pembobotan pada tiap jenis batuan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Klasifikasi jenis batuan Bobot Skor
Kelas Parameter
Kepekaan terhadap longsor 25%
a. Kepekaan terhadap longsor tinggi 5
b. Kepekaan terhadap longsor 3
sedang
c. Kepekaan terhadap longsor 1
rendah

Dalam bencana tanah longsor, faktor kemiringan lahan sangat


berpengaruh, semakin tinggi dan semakin tegak lereng maka kemungkinan
terjadinya longsoran semakin tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan kestabilan
lereng, semakin curam lereng maka lereng akan mengalami tekanan beban yang
lebih besar sehingga makin tidak stabil untuk menahan beban di atasnya dari
11

pengaruh garvitasi bumi. Skor dan bobot parameter kemiringan lahan dapat dilihat
pada Tabel 4.

Tabel 4 Skor parameter kemiringan Bobot Skor


lahan Kelas Parameter
Kemiringan Lahan (%) 20%
a. >45 5
b. 25-45 4
c. 15-25 3
d. 8-15 2
e. <8 1

Kondisi penutupan lahan sebagai faktor penyebab tanah longsor berkaitan


dengan kestabilan lahan, kontrol terhadap kejenuhan air serta kekuatan ikatan
partikel tanah. Lahan yang ditutupi hutan dan perkebunan relatif lebih bisa
menjaga stabilitas lahan karena sistem perakaran yang dalam sehingga bisa
menjaga kekompakkan antar partikel tanah serta partikel tanah dengan batuan
dasar dan bisa mengatur limpasan dan resapan air ketika hujan. Permukiman
memiliki andil yang lebih kecil karena limpasan air lebih banyak terjadi di
banding genangan dan resapan karena sifat permukaan yang kedap air baik
kondisi tanah permukaan maupun karena penutup tanah berupa beton atau
sejenisnya. Tegalan dan sawah memiliki vegetasi yang tidak bisa menjaga 17
stabilitas permukaan karena bersifat tergenang, serta memiliki sistem
perakaran yang dangkal sehingga kurang menjaga kekompakkan partikel tanah
(Rahmat 2010). Skor dan bobot parameter penutupan lahan dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Kondisi penutupan lahan Bobot Skor
Kelas Parameter
Tutupan Lahan 10%
a. Tegalan, sawah 5
b. Semak belukar 4
c. Hutan dan perkebunan 3
12

d. Permukiman 2
e. Tambak, waduk, perairan 1
Model yang digunakan untuk menganalisis kerawanan longsor adalah
model pendugaan yang mengacu pada penelitian BBSDLP (2009) dengan formula
sebagai berikut : SKOR TOTAL = 0,25FCH+0,25FJB+0,3FKL+0,1FPL+0,1FJ
Keterangan :
FCH = Faktor Curah Hujan
FJB = Faktor Jenis Batuan
FKL = Faktor Kemiringan Lereng
FPL = Faktor Penutupan Lahan
FJT = Faktor Jenis Tanah.

3.4 DIAGRAM ALIR

DIAGRAM ALIR

Persiapan

Pra Lapangan 1. Penentuan


Lokasi

Lapangan

Titik Koordinat Pengukuran


Parameter Penyebab
longsor

Pengolahan Data
13

Pembuatan Peta Menyusun laporan

Konsultasi Dosen

PengolahanCitra Pengolahan rawan longsor


bedasarkan pengukuran
Landsat 8
lapangan

Peta sebaran suhu kota


HASIL
malang

DAFTAR RUJUKAN
Ali, H. 2009. Analisa Pendidikan Dasar Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
Dengan Menggunakan SIG Berbasis Web.Program Studi Teknik Geomatika
ITS.Surabaya

GIS Konsorsium Aceh Nias, 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Staf
Pemerintahan Kota Banda Aceh.Banda Aceh

Kurniawan, A.F. 2005. Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi


Geografis
Untuk Pembuatan Peta Rawan Bencana Tanah Longsor (Studi Kasus : Kabupaten
Situbondo). Program Studi Teknik Geodesi ITS. Surabaya.

Paripurno, ET. 2006.Pengenalan Longsor Untuk Penanggulangan


Bencana,http://geohazard.blog.com/2006/09/15/pengenalan-longsor-
untukpenanggulangan-
bencana/. Di kunjungi pada tanggal 9 Oktober 2016, jam 09.30
14

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1. Peralatan Penunjang 800.000
2. Bahan Habis Pakai 2.000.000
3. Perjalanan 1.150.000
4. Lain-Lain 1.200.000
TOTAL 5.150.000

4.2 Jadwal kegiatan

no Kegiatan bulan pertama bulan kedua bulan ketiga


Rapat-rapat dan
1 konsultasi
Pengumpulan data
2 sekunder

3 Pengukuran lapangan
4 Pengolahan data
5 Evaluasi dan hasil
6 Penyusunan PKM-P
15

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Deni Mahendra
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Geografi
4 NIM 140722601709
5 Tempat dan Tanggal Lahir Ponorogo, 26 Desember 1995
6 E-mail Peweimp@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081392957477

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN BAJANG SMPN 1 JETIS SMAN 1
Jurusan - - SAMBIT
IPS
Tahun Masuk- MUHAMMADIAH
2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1 -
2 -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1 -
2 -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.
Malang, 26 Oktober 2016
Pengusul,
TTD
Deni Mahendra
16

Biodata Anggota Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Diki Kurniawan Adi Purnomo
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi S1 Geografi
4 NIM 140722604137
5 Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo, 27 Februari 1996
6 E-mail dkapkurniawan96@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 08121644906

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN SUKABUMI SMPN 3 SMAN 2
Nama Institusi
8 PROBOLINGGO PROBOLINGGO
Jurusan - - IPS

Tahun Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1 -
2 -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 -
2 -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Malang, 26 Oktober 2016


Pengusul,

TTD
Diki Kurniawan Adi P.
17

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Kukuh Dimas Lazuardi
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi S1 Geografi
4 NIM 140722603837
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 12 Juni 1996
6 E-mail kukuhlazuardii@yahoo.co.id
7 Nomor Telepon/HP 081233228390

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN 6 BANTUR SMPN 1 SMAN 1
Nama Institusi
BANTUR BANTUR
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk- 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Malang, 26 Oktober 2016


Pengusul,

TTD
Kukuh Dimas Lazuardi
18

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Farah Audita Septiani
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1 geografi
4 NIM 140722605043
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 11 September 1996
6 E-mail farahaudita11@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081230698010

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN Ciptomulyo 1 SMPN 19 SMAN 2
Nama Institusi
Regroup MALANG MALANG
Jurusan IPS
Tahun Masuk- 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P

Malang, 26 Oktober 2016


Pengusul,

TTD

Farah Audita Septiani


19

Biodata Anggota Pelaksana


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Didih Krisnamurti
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi S1 Geografi
4 NIM 140722601228
5 Tempat dan Tanggal Lahir Mojokerto, 31-03-1996
6 E-mail -
7 Nomor Telepon/HP 085791489794

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SDN SMPN 2
Nama Institusi KEMBANGRINGGIT PUNGGING SMAN 1 NGORO
II
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk- 2002-2008 2008-2011 2011-2014
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat
1 -
2 -

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)
No. Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1 -
2 -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Malang, 26 Oktober 2016


Pengusul,

TTD
Didi Krisnamurti
20

LAMPIRAN 2

JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN

1. PERALATAN PENUNJANG

material Justifikasi kuantitas Harga Jumlah (Rp) keterangan


pemakaian satuan
Kamera Untuk 2 Rp. 200.000 Rp. 400.000 Sewa
dokumentasi
GPS Plot lokasi 2 Rp. 200.000 Rp. 400.000 Sewa
Sub total Rp. 800.000

2. BAHAN HABIS PAKAI

material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)


pemakaian
Peta Analisis 5 Rp. 400.000 Rp. 2.000.000
Kemiringan penggunaan
Lereng, lahan
Peta Curah
Hujan,
Peta
Penutupan
Lahan,
Peta Jenis
Batuan,
Peta Jenis
Tanah
Kabupaten
Malang

total Rp. 2.000.000

3. PERJALANAN

material Justifikasi kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)


pemakaian
Sepeda motor - Survey 3 Rp. 50.000 Rp. 150.000
lokasi
- Membeli
alat dan
21

bahan

akomodasi Keperluan 5 Rp. 100.000 Rp. 500.000


penelitian
Makan dan Keperluan 5 Rp. 100.000 Rp. 500.000
minum penelitian
Total Rp. 1.150.000

4. LAIN-LAIN

material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)


pemakaian
ATK administrasi 1 paket - Rp. 300.000
Laporan Cetak dan 3 Rp. 150.000
kemajuan penggandaan
Laporan akhir Cetak dan 3 Rp. 150.000
penggandaan
Peta Cetak digital 3 Rp. 300.000
sebagai hasil
penelitian
Total Rp. 1.200.000

LAMPIRAN 3
Susunan organisasi tim kegiatan dan pembagian tugas
No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian
studi ilmu waktu tugas
1. Deni Mahendra S1 geografi Geografi 10 -
jam/minggu penyediaan
alat dan
bahan
-observasi
lapangan

2. Didih Krisna S1 geografi Geografi 10 -


Mukti jam/minggu penyediaan
alat dan
bahan
-observasi
lapangan
22

3. Diki Kurniawan S1 geografi Geografi 10 -


jam/minggu penyediaan
alat dan
bahan
-observasii
lapangan

4. Farah Audita S1 geografi Geografi 10 -


Septiani jam/minggu penyediaan
alat dan
bahan
-observasii
lapangan

5 Kukuh Dimas S1 geografi Geografi 10 -


Lazuardi jam/minggu penyediaan
alat dan
bahan
-observasii
lapangan
23

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Jalan Semarang No. 5 Malang 65145 Telp. 0341-512312 Fax. 0341-551921

Laman : http://www.um.ac.id, Email : rektorat@um.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Deni Mahendra

NIM : 140722601709

Program Studi : S1 Geografi

Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial

Dengan ini menyatakan bahwa PKM Penelitian saya dengan judul :


Pemetaan Iklim Mikro di Hutan Kota Malang yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2016 bersifat Original dan belum pernah dibiayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya


bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas
negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-


benarnya.

Mengetahui, Malang, 26 Oktober 2016

Ketua Bidang Kemahasiswaan, Yang Menyatakan,

( Dr. Syamsul Hadi M.Pd, M.Ed) ( Deni Mahendra )


NIP. 196108221987031001 NIM. 140722601709
24

Anda mungkin juga menyukai