Tugas
Tugas
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1997-1999 dari dara BPS dan Depsos (2002), jumlah penduduk miskin
mencapai 35,7 juta jiwa dan 15,6 juta jiwa (43%) diantaranya masuk kategori
adalah hal yang sering terjadi di Negara ini. Hal tersebut dikarenakan
24 Tahun 2011. Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah
BPJS. Kartu Indonesia Sehat adalah program bantuan sosial untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program KIS diharapkan
dapat menjaga masyarakat agar tetap sehat dan produktif. Program KIS
1
yang berdampak membawa bencana (dampak katastropik finansial). Pada
karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan, hal ini disebabkan tidak
program sebelumnya. Untuk itu perlu adanya sasaran yang lebih luas lagi dan
lebih baik dari sebelumnya. Tuntutan akan pelayanan yang baik dan
memuaskan kepada publik menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
karena pelayanan yang diberikan oleh instansi terkait kepada publik seringkali
2
Dwiyanto, dkk dalam GDS (Governance and Decentralization) 2002 di 20
dengan mutu yang baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
3
pelayanan publik. Oleh karena itu pelayanan publik harus dilaksanakan secara
transparan dan akuntabel oleh setiap unit pelayanan instansi pemerintah karena
kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki implikasi yang luas dalam
beragam dengan sifat dan karakterisitik yang berbeda, maka dalam memenuhi
Barru.
Pelayanan yang bermutu merupakan salah satu tolak ukur kepuasan yang
berefek pada keinginan pasien untuk kembali kepada instusi yang memberikan
mengartikan pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanan sesuai dengan
dengan pasien dalam hal pelayanan kesehatan yang efektif masih sering
miskin.
sekarang ini. Tanpa adanya peningkatan mutu pelayanan dari Puskesmas, maka
4
swasta, sedang Puskesmas akan semakin dijauhi. Apabila pendapatan
pelayanan swasta.
1999 dari data BPS dan Depsos (2002), jumlah penduduk miskin mencapai
35,7 juta jiwa dan 15,6 juta jiwa. Diantaranya kateggori miskin. Krisis
memilih pengobatan alternative ketimbang pergi kerumah sakit adalah hal yang
untuk meneliti tentang persepsi peserta kartu Indonesia sehat (KIS) terhadap
B. Pokus Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
maupun praktis
1. Manfaat Akademik
2. Manfaat praktis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Puskesmas
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan
7
pos bersalin (polindes).(http://id.wikipedia.or/wiki/pusat_Kesehatan
Masyarakat) (Dep.Kes.RI.1980)
akan pentingnya promotif dan preventif atau lebih kita kenal dengan lebih
sesuai dengan azas penyelenggaraan. Yang hal tersebut merupakan salah satu
8
Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan
2. KIS
preminya dibayar oleh pemerintah bagi warga yang tidak mampu dalam
melakukan pengobatan di Rumah Sakit. Hal ini merupakan wujut nyata dari
1997-1999 dari data BPS dan Depsos (2002), jumlah penduduk miskin
mencapai 35,7 juta jiwa dan 15,6 juta jiwa. Diantaranya kateggori miskin.
kerumah sakit adalah hal yang sering terjadi di Negara ini. Hal tersebut
Rumah Sakit.
9
Indonesia merupakan bagian dari tanggung jawab Pemerintah. Oleh karena
3. Persepsi
melalui alat melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan oleh
pengalaman, kebutuhan saat itu, nilai nilai yang dianut, ekpetasi maupun
faktor eksternal seperti tampakan produk, sifat sifat stimulus dan situasi
lingkungan.
harapan terhadap pelayanan yang diinginkan. Harapan ini dibentuk oleh apa
10
yang konsumen dengar dari konsumen lain dari mulut ke mulut , kebutuhan
kualitas pelayanan.
lainnnya seperti apa yang mereka baca, lihat dan dengar mengenai perusahaan
dan apa yang mereka peroleh selama menggunakan dan berhubungan dengan
jasa perusahaan.
melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak
merupakan persepsi.
11
persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau
manusia.
penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang
yang tampak atau nyata. Bimo Walgito (2004: 70) mengungkapkan bahwa
menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam
diri individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh
yang sama dengan cara yang berbeda - beda. Perbedaan tersebut bisa
pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda
untuk menafsirkannya. Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang
sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu
12
akan segera muncul ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian
memahami atau menilai suatu hal yang terjadi di sekitarnya (Waidi, 2006:
yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia. Menurutnya ada tiga
hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu
yang dimilikinya.
13
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat dan
motivasi.
tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang
stimulus, disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
14
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk
seseorang.
c. Perhatian
pengetahuannya.
Proses Persepsi
15
a. Stimulus atau Rangsangan
b. Registrasi
c. Interpretasi
4. Kualitas Pelayanan
dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategis. Kualitas
dapat dikatakan bahwa kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari
16
Ovreveit dalam Saranga (2000) menyatakan bahwa kualitas dalam
jasa yang diberikan dilakukan tanpa pemborosan dan kesalahan, pada harga
lainnya).
17
Parasuraman et al., (1988) seperti dikutip Christina (2011)
karena sifat produk jasa yang nonstandardized, out put dan produknya juga
put yang konsisten. Apalagi jasa yang di produksi dan dikonsumsi pada
berkualitas yaitu budaya yang tidak ada kesalahan atau corporate culture of
18
pelanggan dan kesiapannya melayani sesuai prosedur dan bisa memenuhi
dengan para pengguna jasa dan keluarga baik melalui tatap muka,
dan sifat petugas fisiotarapi yang dapat di percaya oleh pasien. Pemenuhan
19
4) Empati (empathy), berarti fisioterapis memahami masalah pada pasien dan
pada pasien. Criteria ini juga mencakup kepedulian dan perhatian khusus
seperti kenyamanan ruang tunggu. Karena sifat produk jasa yang tidak bisa
dilihat, dipegang atau dirasakan perlu ada ukuran lain yang dirasakan lebih
nyata oleh pengguna jasa pelayanan. Dalam hal ini pengguna jasa
peralatan kantor yang lengkap, seragam SDM yang rapi, menarik dan
bersih.
20
kualitas pelayanan menurut berarti mengevaluasi atau membandingkan
dan terdiri dari dua puluh dua item pertanyaan, yang didistribusikan
pelayanan yang bagus, kita tidak harus membutuhkan biaya yang mahal.
1. Keandalan
menyediakan pelayanan yang benar pada waktu yang tepat, dan juga
2. Responsif
pelayanan.
3. Kompetensi
melayani.
21
4. Aksesibilitas
5. Kesopanan
6. Komunikasi
7. Kredibilitas
8. Keamanan
9. Empati
10. Fisik
tau rangsangan yang diterima oleh masyarakat dengan baik dan benar
22
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan petugas
pelayanan.
B. Model Berpikir
23
atau kinerja keimigrasian dilakukan berdasarkan pada konsep
karena sifat produk jasa yang nonstandardized, out put dan produknya juga
put yang konsisten. Apalagi jasa yang di produksi dan dikonsumsi pada
berkualitas yaitu budaya yang tidak ada kesalahan atau corporate culture of
24
7) Daya tanggap (respossiveness), berkenaan dengan kesediaan dan
dengan para pengguna jasa dan keluarga baik melalui tatap muka,
dan sifat petugas fisiotarapi yang dapat di percaya oleh pasien. Pemenuhan
25
keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan. Variable ini perlu
pada pasien. Criteria ini juga mencakup kepedulian dan perhatian khusus
10) Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,
seperti kenyamanan ruang tunggu. Karena sifat produk jasa yang tidak bisa
dilihat, dipegang atau dirasakan perlu ada ukuran lain yang dirasakan lebih
nyata oleh pengguna jasa pelayanan. Dalam hal ini pengguna jasa
26
pasien yang nyaman, dilengkapi dengan kursi, lantai berkeramik, TV,
peralatan kantor yang lengkap, seragam SDM yang rapi, menarik dan
bersih.
sebagai berikut :
27
Gambar 1:
Model Berpikir
1. Tangibels
- Ruang Pelayananan
2. Realibility
4. Assurance
- Kecermatan pegawai
5. Emphaty
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
inginkan.
penelitian yang lebih ditekankan pada data dapat dihitung untuk menghasilkan
ini bertujuan untuk memutuskan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan
fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung
29
B. Unit Analisis
dan waktu penelitian ini dimulai pada bulan Februari April 2016.
berjumlah 400 pasien. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
Puskesmas Palanro
Sedangkan dalam arti luas tidak hanya terbatas pada pengamatan langsung
Puskesmas Palanro
30
Angket ini pun menanyakan tentang persepsi masyarakat terhadapa
yang akan diteliti dan juga berhubungan dengan objek penelitian. Hal ini
dengan cara mengumpulkan data melalui data internet, buku-buku dan lain
sebagainya.
a. Uji Validitas
instrumen yang valid akan memiliki suatu valifitas yang tinnggi, sebaiknya
setiap item pertanyaan dengan total skor dari keseluruhan item pertanyaan
dengan angka kritik tabel korelasi (r-tabel) dengan tingkat signifikan 0,05
b. Uji Reliabilitas
31
dipakai dua kali/lebih. Reliabilitas berarti menunjukkan konsisten suatu alat
pengukut dalam mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas yang dilakukan
yaitu dengan menggunakan rumus teknik belah dua ( Split half) dari
Spearman Brown.
32
DAFTAR PUSTAKA
Services : Cost and Quality Tradeoffs, The World Bank Research Observer,
11, 3-22.
Engel James F., Blackwell Roger D., Miniard Paul W. 1994. Consumer
Behavior, ed. Bahasa Indonesia, Budiyanto (pen), Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Kesehatan : Yogyakarta.
FK UGM, Yogyakarta.
33
Kotler, Philip Alain, R. Anderson. 1995. Strategic Marketing for Nonprofit
Diponegoro, Semarang.
Macaulay, Steve and Cook, Sarah. 1996. Customer Service : Kiat Meningkatkan
Fokusmedia : Bandung
Kudus
Marketing.
UGM, Yogyakarta
Statistik, Badan Pusat. 2007. Kudus Dalam Angka 2007, BPS Kudus : Kudus.
34
Supranto, J., Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan
Semarang.
Rosdakarya, Bandung.
Santosa, Singgih. 2000. SPSS for Windows Release 10.0. PT Elek Media
Semarang.
Jakarta.
Tjiptono, F., Diana. 1997. Total Quality Service. Andi Offset, Yogyakarta.
35
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 2003,
Zeithaml, V.A., Parasuraman, A., Berry L.L. 1990. Delivering Quality Service,
36