Anda di halaman 1dari 32

AKREDITASI RUMAH SAKIT DARI

SUDUT PANDANG BPJS


KESEHATAN

Mohammad Iqbal Anas M


Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan Rujukan

Jakarta, 1 September 2015


OUTLINE

I. PENDAHULUAN
II. AKREDITASI RUMAH SAKIT
III. PENUTUP
PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PELAKSANAAN JKN
(UU No 40/2004 tentang SJSN & UU No. 24/2011 tentang BPJS)

Mengembangkan
sistem pelayanan
kesehatan, sistem
kendali mutu
pelayanan dan Menentukan paket benefit
sistem pembayaran
BPJS Menentukan besaran iuran
KESEHATAN

REGULATOR
Menentukan pola dan
besaran tarif
PESERTA FASKES
Menentukan peserta PBI

3
FUNGSI DAN TUGAS BPJS KESEHATAN
(Sesuai UU NO. 24 TAHUN 2011 Tentang BPJS)
Fungs

1) BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5


ayat (2) huruf a berfungsi menyelenggarakan program
i

jaminan kesehatan
Mengumpulkan
iuran
Mengelola Dana Pengawasan

T Jaminan Sosial Revenue


Collection
kepatuhan

U
G Menerima
pendaftaran
A Membayar manfaat
BPJS
KESEHATAN peserta
Memberi identitas KIS
S Melakukan kerja
sama dengan Purchasing
Risk
Pooling
Faskes Mengelola data
peserta
Kendali mutu
pelayanan Memberi informasi
4
BPJS KESEHATAN
DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL
40/2004
UU No
Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu
pelayanan dan sistem pembayaran

T SISTEM KESEHATAN
NASIONAL

U Risk Revenue/
Strategic Pe
24/2011

pooling/ Premium pem IT dan


mb
UU No

Yanfar

G
Litba SDM / informa

purchasin Upaya ngke biay SDA


alkes si erd
member collection Kes s aan aya

A g an
registratio Kontribusi iuran Cost control
S n Quality control
Tercapainya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya

Optimalisasi FKTP
Pembayaran Irisan BPJS turut Optimalisasi Rujukan
terhadap tarif dengan serta Berjenjang
Pre requisite: Regulator Pembayaran Pembayaran klaim yang tepat
1. Tarif normal berbasis dan rasional
diterima khalayak kinerja TKMKB
2. Pembayaran Reward/punis Promprev
menghilangkan hment
moral hazard
SEJAUH MANA CAKUPAN
SEMESTA TERCAPAI?
TANTANGAN
BESAR: sejauh
mana dana yang ada
mampu membiayai
program?
Tidak ada iur
biaya resmi,
Biaya namun
Revenue vs pelkes: kadang ada
expenditure! hampir under the
semua table
Apakah ada payment
dijamin
mismatch? Dana yang terkumpul
Tingkat kolektibilitas?
Pelayanan atas indikasi
medis dijamin
Populasi
sekitar 240 juta Pelayanan tidak dijamin mis
Cakupan: > 150 juta (lebih dari
kosmetik, pelayanan
50% populasi tercakup)
komplementer, tidak sesuai
Terpukul oleh adverse selection prosedur (Perpres
111/2013)

6
Diadopsi dari: WHO, (2010), Health Financing: A Path to Universal Coverage
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN SUSTAINABILITAS BPJS
KESEHATAN

MISMATCH
IURAN PENGELUARAN

TARIF Mutu Yankes

Tingkat Utilisasi Kepuasan Peserta

Manfaat Tingkat Kesehatan


Keuangan DJS
Adverse
Selection
PBPU/MANDIRI Potensi Fraud

Insurance Effect 7
TANTANGAN
PROGRAM JKN
Dinamika
regulasi

Kecukupan dan Ketersediaan


kolektabilitas dan Mutu Dukunga
iuran Faskes/Nakes n dari
JKN KARS
Perlu koordinasi dan
kemitraan dengan pemangku
kepentingan lain

Peningkatan
Adverse
biaya pelkes
selection dan
dan inefisiensi
insurance effect
pembiayaan
8
www.bpjs-kesehatan.go.id
PERTUMBUHAN
PESERTA

Per 28 Agustus Per 28 Agustus


2015: 2015:
Jumlah peserta Jumlah PBPU
13.294.099
150.753.391

PBPU:
Rate utilisasi tertinggi
Biaya per jiwa
Sumber data:
Laporan Rekapitulasi Master File Kepesertaan BPJS Kesehatan per 28 Agustus 2015 tertinggi 9
FAKTA 2014

1. 61,7 juta kunjungan pasien RJTP


2. 511.475 kasus RITP
3. 21,3 juta kunjungan pasien RJTL, dan
4. 4,2 juta kasus di RITL
BIAYA PELAYANAN KESEHATAN
Jan 2014 s/d Maret 2015

Total biaya pelkes tahun Sumber


2014: daya
Rp 42,6 T terbatas

ANIMO PENDAFTARAN
UTILISASI PELKES
PESERTA SANGAT 2014 MENINGKAT
BESAR
Rasio klaim
Sumber : BOA 30 Juni 2015 & Akuntansi 104%
Data belum termasuk kapitasi 11
BIAYA CBGS
TAHUN 2014 dan 2015
TAHUN 2014
TINGKAT
UNITCOST
PELAYANAN KASUS BIAYA (Rp)
(Rp)

RAWAT JALAN 23.367.322 6.331.532.940.816 270.957


RAWAT INAP 4.632.279 22.379.657.682.984 4.831.241
TOTAL 27.999.601 28.711.190.623.800

PERSENTASE CBGs
KATASTROFIK
TAHUN 2014 TAHUN 2015
CBGsTOTAL 28.711.190.623.800 22.604.945.587.892
CBGsKATASTROFIK 8.883.975.009.018 8.096.685.221.547
PERSENTASE 31% 36%

Ket: data 2015 sampai dengan beban Juli 2015


12
Data belum termasuk luar paket CBGs misalnya CAPD, obat dll
10 GROUP CBGS RAWAT JALAN
BERBIAYA TERBESAR TAHUN 2014 dan 2015
RJTL
TAHUN 2014
NO GROUP CBGS
KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST
1 PENYAKIT KRONIS KECIL LAIN-LAIN 12.454.024 2.405.342.648.053 193.138
2 PROSEDUR DIALISIS 1.505.531 1.504.747.365.586 999.479
BIAYA TERBESAR RAWAT
3 PENYAKIT AKUT KECIL LAIN-LAIN 1.402.849 211.124.822.974 150.497
4 PROSEDUR REHABILITASI 647.020 197.782.289.103 305.682
JALAN:
5 PROSEDUR RADIOTERAPI 131.856 150.439.072.500 1.140.935 Masih didominasi penyakit
6 PERAWATAN LUKA 718.026 149.460.910.578 208.155 kronis, fisioterapi dan
PROSEDUR THERAPI FISIK DAN penyakit katastrofik
809.040 146.698.188.351 181.324
7 PROSEDUR KECIL MUSKULOSKLETAL Kasus operasi katarak rawat
8 PENYAKIT KRONIS BESAR LAIN-LAIN 613.239 145.270.110.297 236.890 jalan meningkat di tahun
9 PROSEDUR OPERASI KATARAK 31.281 137.810.350.974 4.405.561 2015 sejak dilakukan
10 PROSEDUR ULTRASOUND GINEKOLOGIK 478.608 114.117.557.142 238.436
koordinasi kendali mutu
TAHUN 2015
NO GRUP CBGS antara Tim KMKB dan
KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST
1 PENYAKIT KRONIS KECIL LAIN-LAIN 12.148.505 2.308.758.482.573 190.045
organisasi profesi
2 PROSEDUR DIALISIS 1.307.544 1.294.285.689.329 989.860 (PERDAMI)
3 PROSEDUR OPERASI KATARAK 59.480 351.039.006.462 5.901.799 Belum ada panduan medis
4 PROSEDUR REHABILITASI 717.987 205.966.879.568 286.867 untuk prosedur USG
PROSEDUR THERAPI FISIK DAN
5 1.009.487 176.197.850.305
PROSEDUR KECIL MUSKULOSKLETAL 174.542
6
PROSEDUR ULTRASOUND
532.420 174.653.456.459
PERLU KENDALI MUTU
GINEKOLOGIK 328.037
7 PENYAKIT AKUT KECIL LAIN-LAIN 1.099.546 163.031.843.098 148.272
BERBASIS BUKTI
8 PROSEDUR RADIOTERAPI 134.659 157.254.259.900 1.167.796 KLINIS TERKINI
9 PERAWATAN LUKA 715.171 145.584.447.577 203.566
10 PROSEDUR ULTRASOUND LAIN-LAIN 300.167 127.257.701.156 423.956 13
10 GROUP CBGS RAWAT INAP
BERBIAYA TERBESAR TAHUN 2014 dan 2015
RITL
TAHUN 2014 TAHUN 2015
NO GROUP CBGS NO GROUP CBGS
KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST KASUS BIAYA (Rp) UNIT COST
1 OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR 242.995 1.157.057.364.478 4.761.651
1 OPERASI PEMBEDAHAN CAESAR 297.781 1.422.116.110.798 4.775.711 PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN
DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN 2 3.564.671
2 212.165 821.138.586.134 3.870.283 PARASIT LAIN-LAIN 186.098 663.378.113.113
LAIN-LAIN
DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN
3 KEGAGALAN JANTUNG 115.331 819.865.777.967 7.108.807 3 3.783.992
LAIN-LAIN 166.101 628.524.818.218
PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN
4 207.815 746.053.922.119 3.589.991 4 KEGAGALAN JANTUNG 88.709 558.743.133.343 6.298.607
PARASIT LAIN-LAIN
5 INFEKSI NON BAKTERI 172.896 432.882.929.690 2.503.719
5 PERSALINAN VAGINAL 283.083 686.964.858.020 2.426.726
NYERI ABDOMEN &
NYERI ABDOMEN &
6 209.773 660.059.867.293 3.146.543 6 2.724.156
GASTROENTERITIS LAIN-LAIN GASTROENTERITIS LAIN-LAIN 147.860 402.793.639.854
7 HIPERTENSI 121.831 561.498.562.917 4.608.832 7 PERSALINAN VAGINAL 167.340 397.872.854.222 2.377.631
SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING PROSEDUR KARDIOVASKULAR
8 91.669 515.333.849.353 5.621.681 8 54.943.962
COUGH PERKUTAN 7.222 396.805.290.642
PERADANGAN DAN INFEKSI SIMPLE PNEUMONIA & WHOOPING
9 89.549 491.740.271.432 5.491.298 9 5.380.618
PERNAFASAN COUGH 73.173 393.715.942.501
10 INFEKSI NON BAKTERI 155.830 429.496.259.600 2.756.185 10 HIPERTENSI 81.866 357.870.635.334 4.371.420

BIAYA TERBESAR RAWAT INAP:


Didominasi persalinan PERLU:
Tahun 2015 peningkatan biaya pada Optimalisasi fungsi FKTP dan
prosedur kardiovaskular perkutan jejaringnya
dengan UC Rp 54 juta Peningkatan implementasi
Kasus yang menjadi ranah FKTP juga
sistem rujukan
masih tinggi
Kendali mutu dan kendali biaya
14
OUTLINE

I. PENDAHULUAN
II. AKREDITASI RUMAH SAKIT
III. PENUTUP
PAKET MANFAAT JKN

JAMINAN PELAYANAN
KOMPREHENSIF

PROMOTIF

ACTIVE/STRATEGIC
PURCHASING
Apa yang dibutuhkan oleh peserta?
Kebutuhan Bagaimana mengoptimalkan sumber
REHABILITATIF dasar PREVENTIF daya untuk memenuhi
kesehatan kebutuhan/ekspektasi peserta?
Bagaimana proporsi yang tepat
antara pelayanan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif?
Darimana dan siapa yang bisa
KURATIF
memberikan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan peserta?

KENDALI MUTU UNTUK


OPTIMALISASI HEALTH
OUTCOME
KERJA SAMA STAKEHOLDERS
DALAM KENDALI MUTU FASKES

Konsil
Pemerintah1 Kedokteran2
Melakukan
Pemprov/ registrasi dokter
Kemenkes Dinkes
Pemda Menyusun standar
kompetensi BPJS
Membuat Memberikan Memberikan KESEHATAN3
regulasi Ijin Mendirikan rekomendasi
dan ijin Organisasi Melakukan
Ijin
Memberikan operasional RS Mendirikan Profesi2 seleksi Faskes
ijin mendirikan berdasarkan dan Ijin (Kredensialing)
dan Ijin rekomendasi Operasional Memberikan
Operasional Dinkes Memberikan rekomendasi
RS kelas A Ijin Praktik2 praktik
Menyusun standar
profesi
1Permenkes No 56 Thn 2014
2Undang-Undang No 29 Thn 2004
3Permenkes No 71 Thn 2014
UPAYA PEMENUHAN STANDAR
MUTU DENGAN SELEKSI FASKES
TUJUAN
Meningkatkan ketersediaan Meminimalisir efek postcode lottery
dan aksesibilitas Faskes yaitu:
Upaya standardisasi (kendali) ketersediaan Faskes yang tidak merata
mutu Faskes antar wilayah, dan;
variasi mutu yang besar antar Faskes

Tercapai Equity of Access terhadap


Pelayanan Kesehatan yang Efektif dan Efisien

PROSES

ANALISA KREDEN- KESEPAKA


MAPPING PROFILING KEBUTUHAN KONTRAK
SIALING TAN TARIF

Analisis Memotret Mencegah Memastikan Melibatkan Mengikat


ketersediaan kapasitas under/over compliance Asosiasi komitmen
Faskes (sarana dan capacity terhadap Faskes kedua belah
prasarana) persyaratan pihak
18
JUMLAH FASKES RUJUKAN YANG
BEKERJA SAMA DENGAN BPJS
KESEHATAN
JENIS
NO KEPEMILIKAN TARGET RS UMUM RS KHUSUS KLINIK TOTAL APOTEK OPTIK
A B C D A B C D UTAMA
BUMN/BUMD* Kementerian TNI
1 Pemerintah Pusat 2% 2% 6% Polri
Pemerintah
a. Kementerian 58 2%
Provinsi
Swasta
a.1 Kementerian Kesehatan 11 2 1 15 4 33 9 6%
51%
a.2 Kementerian Pendidikan 2 1 1 4
Pemerintah
a.3 Kementerian Pertahanan 1 1 Kab/Kota
b. TNI 31%

b.1 AD 124 1 9 22 37 69 49
b.2 AL 1 3 6 10 1 21 13
b.3 AU 3 5 8 1 17 9
c. Polri 42 1 4 22 13 40 21
2 Pemerintah Daerah 676
a. Pemerintah Provinsi 6 27 11 21 16 16 6 2 13 118 67 1 TANTANGA
b. Pemerintah Kab/Kota 1 114 272 132 1 5 2 2 23 552 357 N
3 Swasta 828
a. Laba 84 261 314 1 11 83 27 52 833 1.172 881
b. Nirlaba 7 23 36 4 4 74
c. BUMN/BUMD 67 3 23 15 2 43 96 standardisasi kualitas,
TOTAL 1.795 21 258 648 586 34 37 95 36 90 1.805 1.793 882
sebaran Faskes dan Nakes
over kapasitas pada RS
Sumber data : Laporan Manajemen BPJS Kesehatan rujukan
Data Faskes rujukan s/d 31 Juli 2015
19
021 500 400 www.bpjs-kesehatan.go.id
AKREDITASI SEBAGAI
SYARAT KERJA SAMA
Perpres No 12 Tahun 2013 pasal 36 ayat (2)
(2) Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah dan Pemerintah
Daerah yang memenuhi persyaratan wajib bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan.
(3) Fasilitas Kesehatan milik swasta yang memenuhi
persyaratan dapat menjalin kerjasama dengan BPJS
Kesehatan
Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 pasal 7
Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan rujukan
tingkat lanjutan terdiri atas:
a. .
b. untuk rumah sakit harus memiliki:
1. Surat Ijin Operasional;
2. Surat Penetapan Kelas Rumah Sakit;
3. Surat Ijin Praktik (SIP) tenaga kesehatan yang
berpraktik;
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) badan;
5. perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan;
6. sertifikat akreditasi; dan
MASA PERALIHAN

Permenkes 71/2013 pasal 41


(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (2); dan
b. seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dikecualikan
dari persyaratan sertifikat akreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf
b angka 6.
(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku.
(3) Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dalam jangka
waktu 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
AKREDITASI SEBAGAI
RUJUKAN PEMBAYARAN

UU No 40 Tahun 2004 pasal 24 ayat (2) penjelasan


Ketentuan ini menghendaki agar Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial membayar fasilitas kesehatan secara efektif dan
efisien....Anggaran tersebut sudah mencakup jasa medis, biaya
perawatan, biaya penunjang, dan biaya obat-obatan yang
penggunaan rincinya diatur sendiri oleh pimpinan rumah sakit.
Dengan demikian, sebuah rumah sakit akan lebih leluasa BESARAN
menggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin. TARIF
MENGACU
Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 pasal 17 KEPADA
(1) Tarif rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit yang KELAS RS
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan diberlakukan tarif
INA-CBGs berdasarkan kelas rumah sakit.
(2) Dalam hal rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
belum memiliki penetapan kelas rumah sakit, tarif rawat jalan
dan rawat inap disetarakan dengan tarif INA-CBGs rumah
sakit kelas D.
AKREDITASI SEBAGAI
INSTRUMEN KENDALI MUTU

Penelitian ilmiah(1,2)

Akreditasi meningkatkan performance RS, terutama


dalam hal efektivitas dan efisiensi.
Akreditasi merupakan instrument dalam penilaian
perbaikan kualitas yang pada akhirnya meningkatkan AKREDITASI
kepuasan pasien dan luaran kesehatan pasien. SEBAGAI SALAH
Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi, baik SATU TOLOK UKUR
internal RS maupun dengan stakeholders eksternal. FASKES UNGGUL
Memperkuat efektivitas team antardisiplin sehingga
meningkatkan kualitas luaran kesehatan pasien
Merupakan bukti komitmen RS terhadap kualitas,
bukti akuntabilitas dan kredibilitas RS

1. Sack et al, (2011), Is There an Association Between Hospital Accreditation and Patient Satisfaction with Hospital Care?, Intl
Journal for Quality in Health Care; 23 (3). Diakses pada http://www.medscape.com/viewarticle/742731_5 tanggal 31 Agustus
2015
2. Wilkins et al, (2009), The Value and Impact of Accreditation in Health Care: A Review of the Literature Driving Quality Health
Services, diakses dari http://www.hadassah.org.il/media/1902067/thevalueandimpactofaccreditationinhealthcarearevie.pdf
tanggal 31 Agustus 2015
AKREDITASI SEBAGAI
INSTRUMEN KENDALI MUTU
Lanjutan.

REKOMENDASI KPK UNTUK PROGRAM JKN*

PerBPJS No 1 Tahun 2014 pasal 84

*Disampaikan oleh Deputi Pencegahan KPK, Bapak Iswan Elmi pada acara Pertemuan Nasional Manajemen RS dan
Dewan Pertimbangan Medik (DPM) Di Bandung, 11 September 2014
24
AKREDITASI SEBAGAI
INSTRUMEN KENDALI MUTU

NAMUN.FASKES UNGGUL TIDAK HANYA DIUKUR DARI AKREDITASI


SAJA, NAMUN INDIKATOR PERFORMANCE LAINNYA YANG DIUKUR
SECARA BERKESINAMBUNGAN DAN TERHUBUNGKAN DENGAN SISTEM
PEMBAYARAN, SESUAI AMANAT UU NO 40 TAHUN 2004

Fairness!
RS yang lebih
berkualitas dibayar Contoh indikator performance:
lebih dari yang tidak Mortality rate*
berkualitas Nosocomial infection rate*
Linking quality to Prophylactic Antibiotic Use*
payment Quality oriented Readmission rate*
competitiveness! Length of Stay*
Mendorong Faskes
untuk memberikan
Caesarean Section Rate*
pelayanan yang lebih Miscoded Claim Ratio
baik
KERJASAMA MULTI
STAKEHOLDERS
*WHO, 2007: PATH Project (Performance Assessment Tool for Quality
Improvement in Hospitals 25
PEMENUHAN STANDAR MUTU di
FASKES TERSELEKSI
Terdokumentasinya informasi klinis dengan baik
di rekam medis adalah hal yang krusial untuk
keselamatan dan pelayanan kesehatan yang
bermutu. Hal ini juga penting untuk akurasi
koding DRG yang berdampak pada KUALITAS
pembiayaan kesehatan tepat
(The Clinical Casemix Handbook of Australia vers 2.0, 2111-
2012)
Mutu Mutu
Dokumen Medik
MUT
U
KUANTITA
S Mutu Layanan
Non Medik

FASKES
UNGGUL
26
PERBAIKAN SISTEM PEMBAYARAN SEBAGAI
INCENTIVE UNTUK PERBAIKAN MUTU RS

ACKNOWLEDGEMENT OF QUALITY
DALAM INA-CBGS

MEMUNGKINKAN RS DALAM
KELAS YANG SAMA DIBAYAR PERBAIKA
BERBEDA, SESUAI DENGAN N DATA
MUTU LAYANAN COSTING

PERBAIKA
REKOMENDASI PERBAIKAN N DATA
CODING

SISTEM
KENDALI
MUTU
REKOMENDASI PERBAIKAN TARIF INA-
CBGS
PERBAIKAN DATA COSTING

Mendorong RS untuk berpartisipasi dalam pengumpulan data costing


Kematangan data data sesuai dengan beban operasional yang
efisien
Mendorong efisiensi penggunaan sumber daya

PERBAIKAN DATA CODING

Peningkatan kompetensi coder dan verifikator


Data coding menggambarkan pola morbiditas negeri menentukan
kebijakan kesehatan yg akan diambil, termasuk promprev

SISTEM KENDALI MUTU

Optimalisasi sistem dan fungsi kendali mutu dan kendali biaya


KERJA SAMA STAKEHOLDERS DALAM
MENGAWAL SISTEM
PEMERINTA ORGANISA
H SI
ASOSIASI
PROFESI
FASKES
AUDITOR
KOMITE
AKREDITAS
I RS
Sistem Check-and-balance
mechanism

Memastikan akurasi
pembiayaan
Peningkatan mutu
Koder layanan kepada
peserta
insentif
Faskes Klinisi Mencegah fraud
dalam klaim biaya
pelkes

Peran semua pihak dalam mengawal sistem kesehatan untuk tercapainya


pelayanan kesehatan yang bermutu dan pembiayaan kesehatan yang efektif
dan efisien
*Krit Pongpirul, Courtland Robinson, 2013
OUTLINE

I. PENDAHULUAN
II. AKREDITASI RUMAH SAKIT
III. PENUTUP
HARAPAN
Komisi Akreditasi RS dapat:
1. Berperan aktif dalam mengawal kendali mutu
pelayanan kesehatan
2. Menjadi tolok ukur dalam penilaian kualitas RS
3. Bekerja sama dalam menyusun standar kinerja
dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
di RS

31
Slide Penutup

Terima kasih

Kartu Indonesia Sehat


Kalau Gotong royong, Semua Tertolong

www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS BPJS Kesehatan


Kesehatan
(Akun Resmi)

BPJS Kesehatan bpjskesehatan

32

Anda mungkin juga menyukai