Anda di halaman 1dari 12
ISSN 1471-3465 Terakreditasi Nasional PURIFIK Jurnal Teknologi dan Mar Jurnai Purifikasi Jurusan Teknik Lingkung bekerja sama dengan Ikatan Ahli Te Jawa Timur ni a is ISSN 1411-3465 JURNAL PURIFIKAST Volume 11 Nomor 1 Juli 2010 Daftar Isi Kata Pengantar Hal. 1. Studi Air Tanah pada Area Semburan Lumpur Lapindo Sidoarjo Menggunakan Isotop Alam Satrio dan Bungkus Pratikno. 1-10 2. Pengolahan Vinasse dari Air Limbah Industri Alkohol Menjadi Biogas Menggunakan Bioreaktor UASB Soeprijanto, Tantowi Ismail, Murtina Dwi Lastuti, dan Bernadeta Niken. 11-20 3. Application of Gradual Concentric Chambers Reactor for Low-Cost Domestic Wastewater Treatment Berlian Sitorus.... 21-28 4. Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan terhadap Peningkatan Aliran Permukaan: Studi Kasus di DAS Gatak, Surakarta Sudarto dan Muhammad Mukblisin.... 29-40 5. _ Life Cycle Assessment pada Sistem Pengelolaan Sampah di Wilayah Sarbagita, Bali Made Gunamantha dan Sarto, 41-52 6. _ Aplikasi Membran Jenis Spiral-Wound pada Pengolahan Limbah Cair Sekunder Subriyer Nasir. 53-60 7. Studi Pengaruh Waktu Pengendapan dan Konsentrasi Awal Partikel Padat Limbah dari Outlet Flokulator terhadap Efisiensi Pengendapan Limbah pada Sistem Utilitas Pusri-{11 Sri Hayat... 61-70 8. _Biofiltrasi NO dengan Medium Filter Berbasis Kompos: Evaluasi Parameter Operasi Tania Surya Utami, Heri Hermansyah, Lila Adriaty, dan M, Nasikin..... 11-76 9. Kajian Mutu Arang Hasil Pirolisis Cangkang Kelapa Sawit Abdul Gani Haji, Gustan Pari, Habibati, Amiruddin, dan Maulinas... 77-86 10. Daya Sangga Tanah terhadap Kadmium serta Pengaruh Penambahan Sisa Tanaman terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Varietas IR-64 Tresna Dermawan Kunaefi, Katharina Oginawati, dan Nurmis Madiati Indeks Pengarang dan Judul Artikel Indeks Keywords Pedoman Penulisan Formulir Berlangganan 87-94 STUDI PENGARUH WAKTU PENGENDAPAN DAN KONSENTRASI AWAL PARTIKEL PADAT LIMBAH DARI OUTLET FLOKULATOR TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN LIMBAH PADA SISTEM UTILITAS PUSRI-II STUDY ON THE INFLUENCE OF SETTLING TIME AND. INITIAL CONCENTRATION OF SOLID PARTICLES FROM. FLOCCULATOR WASTE OUTLET TO SETTLING EFFICIENCY IN PUSRI-III UTILITY SYSTEM Sri Haryati Program Studi Teknik Kimia, Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya e-mail: haryati_djoni@yahoo.co.id Abstract c fiom floceulator outlet of PUSRIIII settles along the channel and generates a problem in wastewater siment. Aims of this research were to obtain sedimentation characteristics and variables which influenced entation efficiency and to minimize slurry flow into the biological pond. This research was conducted tical sedimentation steel column of 10 inch diameter and 4,50 m long. A 0.50 inch valve was ed as sampling tool along the pipe in every 500 mm distant. Settling efficiency was measured at tion time range of 10-50 minutes using initial concentrations of solid particles of 400, 420, 440, 460, ‘0 mg/L. Results of this study showed that settling efficiency could reach 60%-80% in retention time see of 20-40 minutes. Sedimentation rate of solid particles was not significantly influenced by the ‘on of initial concentration of solid particles. Results from this research can be used as a referene for ation column design at flocculator outlet, words: depth of column, flocculant, rate of sedimentation, residence time, sedimentation column. PENDAHULUAN Proses produksi PT PUSRI melibatkan bermacam-macam faktor. Faktor tersebut meliputi jenis dan fase bahan (yang diproses maupun yang dihasilkan), suhu dan tekanan operasi yang bervariasi, komplikasi berbagai set Produksi PT Pupuk — Sriwidjaja SRI) adalah suatu kawasan industri di Kota Palembang yang ammonia dan pupuk urea Pusat produksi tersebut -memiliki unit pabrik. Kapasitas produksi =| Keempat unit pabrik sebesar 4.276 ammonia/hari dan 6.900 ton pupuk priilfhati. Di samping produk utama kan juga produk samping berupa sua listrik, air bersih dan air boiler enineratized water), uap berbagai tekanan, nitrogen, oksigen, karbon dioksida, 3s lainnya, macam peralatan proses dan operasi serta bahan konstruksinya. Berbagai macam faktor dalam proses produksi PT PUSRI berpotensi menimbulkan berbagai_ macam _limbah. Limbah secara global dapat diklasifikasikan dalam kategori material, momentum, dan energi. Kategori material merupakan limbah- limbah yang berfase padat, cair, dan gas. Kebisingan (noise) termasuk dalam kategori momentum. Sedangkan yang termasuk dalam kategori energi adalah limbah panas 62 Jurnal Purifikasi, Vol. 11, No. 1, Juli 2010: 61-70 Berbagai macam limbah di PT PUSRI yang paling dominan dari segi dampak terhadap paparan fingkungan adalah lumpur. Lumpur mengendap di dalam kolam limbah (biologi) atau Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) pebrik pupuk (ammonia dan urea) dan di sepanjang kanal pembuangan limbah cair. Lumpur tersebut merupakan campuran antara limbah cair buangan flokulator _hasil aglomerasi koloid partikel padat dari air baku yang berasal dari Sungai Musi, limbah ammonia dan urea, serta limbah yang berasal dari unit pengolahan biologis. Sepanjang perjalanan, lumpur buangan —_flokulator tersebut melalui jaringan pembuangan limbah cair yang terintegrasi di dalam IPAL pabrik pupuk ammonia dan urea. Hal tersebut mengakibatkan lumpur mengandung senyawa ammonia yang menurut PP RI nomor 85 tahun 1999 tentang limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dinyatakan sebagai limbah B-3 Dalam penanggulangan lumpur terdapat wacana untuk membangun fasilitas kolam sedimentasi yang dapat _mengendapkan lumpur sehingga cairan sisa dapat dibuang langsung ke Sungai Musi, Beberapa peneliti sebelumnya telah mencoba melakukan penelitian yang berfubungan dengan laju gendapan lumpur dalam suatu kolam sedimentasi. Pengarth hubungan antara laju pengendapan terhadap distribusi_ukuran partikel sedimien dan konsentrasi lumpur telah dilakukan oleh Al-Ghadban, Abdali, dan ‘Massoud (1998) dengan mengamati hubungan antaradistribusiukuranbutiran dan Kandungan TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) di dalam sedimen lapisan bawah dengan Konsentrasi TPH tertinggi di dalam sedimen lumpur. Contoh yang diambil berasal dari Teluk Arabia, Penelitian digunakan untuk —-mengestimasi _tingkat Peneemaran minyak dan distribusinya di daerah tersebut, Hasil penelitian Al-Ghadban, Abdali, dan Massoud (1998) menyimpulkan bahwa Karbon ‘organik total tidak ada korelasinya dengan distribusi ukuran butiran dan kandungan TPH sedimen, Hasil penelis menunjukkan karbon organik tidak da digunakan sebagai indikator _pencem: hidrokarbon, Penelitian tersebut berlaku un yang sangat besar seperti pada penelitian y dilakukan oleh peneliti pada studi ka Dueoste dan Clark (1998a) meneliti penga ukuran tangki dan bentuk geometri peng: terhadap distribusi ukuran partikel pada menit setelah fiokulasi dengan grad kecepatan rata-rata karakteristik (Gm) y tetap. Hasil penelitian menunjukkan bab: distribusi ukuran partikel kumulatif’ berul menjadi lebih Kecil apabila ukuran tang diperbesar dengan merubah pengaduk Flu Foil A310 menjadi pengaduk jenis ture Rushton. Ducoste dan Clark (1998b) juz melakukan penelitian model simulasi flokl untuk tangki empat persegi dengan vari ukuran tangki 5, 28, dan 360 L deng pengaduk Fluid Foil A310 dan turbin Rusht Hasil numerik menunjukkan bahwa perubal: istribusi_ukuran_ partikel kumulatif beruls menjadi ukuran partikel yang lebih kee dengan kenaikan ukuran tangki. Tamayol Firoozabadi, dan Ahmadi (2007) melakukse evaluasi kinerja settling tank menggunakan metoda Eulerian-La Pada penelitian tersebut digunakan Fic Through Curve (FTC) dan Particle Trackire Method (PTM) untuk mempelajari_pengaru posisi inlet dan konfigurasi sekat pad performa hydraulic primary setiling tanks Didapatkan posisi terbaik untuk inlet adalab di dekat dasar dan adanya pantulan jalae masuk sekat dekat permukaan bebas settline tank dapat meningkatkan performa primian settling tank, Pendekatan eksperimental das numerik juga dilakukan oleh Razin Firoozabadi, dan Ahmadi (2008). Penelitias tersebut menggunakan sekat dan menelit: efeknya terhadap hidrodinamika pada sertline tank primer. Pendekatan eksperimental das numerik dilakukan untuk mengetahui pengarub: posisi penyckat di medan oliran, Hasilnya. lokasi optimum dari penyekat ini dapat gurangi ukuran dari dead zones dan energi_kinetik dibandingkan kondisi tanpa penyekat. Kamaningroem dan Hidayah (2010) juga melakukan penelitian perilaku hidrodinamika untuk settling floc pada rectangular sedimentation basin dan i alizan lumpur ke dalam kolam limbah Slogi). Hasil tersebut dapat memberikan at dalam —perancangan —_Kolam gendapan khusus untuk —_peristiwa eezendapan yang sejenis. | dalam proses pengolahan air, sedimentasi skon sebagai pemisahan material Set yang terkandung dalam limbah cair gaya gravitasi. Pada umumnya proses asi dilakukan setelah__proses si dan flokulasi, —_bertujuan perbesar ukuran artikel padatan menjadi lebih berat. Biasanya padat yang dipisahkan mempunyai s lebih besar daripada air. Pada ‘Spesifkasi Fartikel Padai Parcel erpencar lok, konsenasi <0 mit Nama Pengendapan Fok, koasonrasi >500 mg/L lok, konsentrasi >> 1. Jenis-jenis pengendapan (Reynolds, 1982) Haryati, Studi Pengaruh Waktu Pengendapan dan Konsentrasi Awal Partikel Padat 63 sedimentasi digunakan gravitasi driving force untuk teknik pemisahan, sebagai Faktor-faktor penting yang mempengaruhi proses sedimentasi antara lain adalah ukuran partikel padat, densitas partikel padat, dan kekentalan fluida. Faktor-faktor lain yang penganihnya relatif kecil antara lain adalah bentuk partikel padat dan _orientasinya, distorsi partikel padat yang bisa berubah bentuk, persinggungan atau benturan antar partikel padat untuk yang berkonsentrasi tinggi, kedekatan partikel padat tethadap dinding kolam sedimentasi, dan arus konveksi likuida. Partikel padat yang berbentuk bola atau mendekati bola atau sebagai gumpalan akan lebih cepat mengendap apabila dibandingkan dengan partikel yang berbentuk pipih atau jarum. Partikel yang diametemya sangat kecil yaitu beberapa mikron akan mengendap sangat lambat. Bila _partikel-partikel padat tersebut membentuk flok maka akan mengendap lebih cepat. Sedimentasi massa partikel padat yang tergumpal atau flok adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan asumsi- asumsi perbitungan dalam endapan setelah gumpalan atau flok itu sendiri terendapkan. Lapisan dasar flok ditekan oleh lapisan. lok Jainnya yang mengendap di atasnya dan berlangsung dengan kekuatan yang lemah. Endapan yang dihasilkan terdiri dari kerapatan atau densitas yang berbeda. Reynolds (1982) membagi_jenis-jenis pengendapan berdasarkan _karakteristik suspensi padatnya menjadi empat macam yaitu pengendapan bebas, pengendapan_flokulan, pengendapan zona atau terhalang, dan pengendapan kompresi, yang ditunjukkan pada Tabel 1 “Conta apikast ‘Psssaar parte pdt Kasar pada pengolahan lath er Sedimentasi dengin penambtan kongulan acs pengolahan tir Sediments sekunder pada pengoahan imbeh eal ‘Sediments sekunder pods pengolahn limba aie 64 Jurnal Purifikasi, Vol. 11, No. 1, Juli 2010: 61 - 70 Bhargava dan Rajagopal (1990) mendapatkan korelasi antara’—kurva’_pemisahan (pengendapan) total dengan distribusi ukuran partikel dan berat jenis partikel padat, Perancangan kolam sedimentasi memerlukan data teknik antara lain berupa _jenis sedimentasi, tinggi atau kedalaman kolam sedimentasi, kurva dan formula sebaran atau perubahan Konsentrasi partikel padat yang terkandung di dalam sfurry terhadap waktu dan posisi (evel), kurva dan formula perubahan —isokonsentrasi dan laju pengendapan terhadap waktu dan posisi (level), efisiensi_pengendapan pada konsentrasi partikel padat dan waktu tinggal yang masing-masing bervariasi, serta konstanta formula-formula isokonsentrasi dan laju pengendapan yang merupakan bilangan yang tidak akan berubah dari percobaan Gengan sistem batch dan penerapannya pada sistem kontinu. Reynolds (1982) metihat korelasi antara wakti pengendapan dan konsentrasi partikel padat dengan efisiensi__ pengendapan menggunakan beberapa persamaan. Untuk menghitung konsentrasi partikel padat dalam endapan, C (mg/L) digunakan persamean (1) dimana G (gram) adalah berat partikel padat dan V (mL) adalah volume contoh, Gig) SE 1,000,000 nner eon) C(me/L)= (ait) Laju pengendapan (Xij) pada setiap waktu dan kedalaman titi pengambilan contoh dapat dihitung dengan persamaan (2) dimana Cy (mg/L) adalah Konsentrasi partikel padat dalam endapan dan C, (mg/L) adalah konsentrasi awal partikel padat. Si) .100. c) Setelah dibuat grafik isokonsentrasi_antara kedalaman dengan lamanya pengendapan, maka dibuat garis vertikal pada lamanya pengendapan. Prosentase _partikel-partikel 2) yang terpisahkan pada setiap kedalaman tit pengambilan contoh terlihat pada sepai garis lamanya _pengendapan, _Efisicns: pengendapan (R) dihitung dengan mengguns kan persamaan (3) untuk waktu tinggsl tertentu, Dimana r adalah titik perpotonges antara garis vertikal lamanya pengendspas pada kurva isokonsentrasi. Z% (m) adalsi kedalaman titik sampling pada wake pengendapan tertentu dan Z, (m) adalat kedalaman dasar kolam. oD R 2, METODA Penelitian ini dilakukan dengan menggunake= limbah outlet flokulator yang berups) gumpalan-gumpalan lumpur (flok) dengas konsentrasi antara 393-495 mg/L. Unt menghindari perubahan konsentrasi_partike) padat dalam limbah cair dan menghinds= kontaminasi material lain dalam aliran, make lokasi pengambilan contoh limbah (samplins point) adalah pada aliran limbah outle! flokulator atau kanal yang paling dekat dengs flokuletor. Penelitian menggunaken kolom percobaas sedimentasi untuk pengendapan _flokulas Kolom percobaan terbuat dari pipa b: bergaris tengah nominal 10 inchi dan penjar 4,50 meter yang dipasang tegak Iurus. Pade setiap titik yang berjarak 500 milime panjang pipa dipasang pipa sebesar 0,50 inch” sebagai saluran pengambilan contoh Pada pengendapan flokulan dalam kolo: sedimentasi digunakan variabel _penelitis= berupa waktu pengendapan (detention time, Konsentrasi awal partikel padat dalam limbat dan Kedalaman kolom sedimentasi. Rentang waktu pengambilan sampel adalah 10-5 menit. Rentang kedalaman kolom pengamats antara 0,5-3,5 meter. Konsentrasi awal_ yan digunakan adalah 400, 420, 440, 460, dan 480 mg/L. Studi Pengaruh Waktu Pengendapan dan Konsentrasi Awal Partikel Padat 65 iekah langkah percobaan yang dilakukan Metoda percobaan yang digunakan dalam lai dari pengambilan sampel, penentuan _penelitian ini sangat sederhana yaitu dengan is sedimentasi, sampai dengan penentuan _ menggunakan kolom sedimentiisi berdasarkan su kecepatan sedimentasi dapat dilihat pada _—_gravitasi. Skema sederhana rangkaian proses mbar | percobaan dapat dilihat pada Gambar 2. Penentuan Jenis Pengendapan ‘Ambii Conteh Limba] [~ Ambil Contoh Limba ¥ ve Tuangkan Ke Dalam Tuangkan Ke Dalam Kolom Percobasn Kolom Persobaan Jens 1 Jenis 2 ¥ x ‘Ambil Contoh Dari] [ Ambil Contoh Dari Masing- ‘Sampling Port Kolom | | masing Sampling Port Kolom Percobaan Percobaan Setiap 10 Menit io #2 Bye AS #6 #=Titiktitik nalisis Konsentrash : Penginbilan Analisis Konsentrasi Partikel sgarml aoe Padat Dalam Limbah Guat Fale ¥ ie Kolom Pereobean Bat Grafik X, vs V; eronbe iy Buat Grafik Isokonsentrasi oe T Soe Ener ENES. Tentukan Waktu Tinggal ¥ Hitung Efisensi 230 35] dome a eee i Pengenda Cari Korelasi Antara sang Efe See Efisiensi ¥ —+ — | CariKoretasi Antara Buat Grafik Korelasi Efisiensi Dengan Waktu Efisiensi =< ¥ =m Buat Grafik Korelasi ‘Cari Formula dan Efisiensi Dengan Waktu Koefisien Laju = ¥ ‘Pengendapan Cari Formula dan Koefisien isokonsentrasi dan Laju Pengendapan mbar I, Diagram langkah-langkah percobaan penelitian laju pengendapan partikel padat dalam limbah lumpur 66 Jurnal Purifikasi, Vol, 11, No. 1, Juli 2010; 61-70 KETERANGAN OUTLET FLOKULATOR POMPA HOPPER PENGADUK KOLOM PENGENDAPAN PEEP ER Gambar 2. Limbah dari outlet flokulator dipompakan ke dalam hopper sebanyak 263 L dengan konsentrasi awal antara 400-480 mg/L dengan interval 20 mg/l. Limbah diaduk sampai rata dengan menggunakan pengaduk jenis furbin blade. Setelah larutan limba bereampur secara homogen diambil contoh limbah dari dalam hopper sebanyak masing-masing 100 mL. Limbah diambil dari tiga posisi yaitu permukaan, pertengahan, dan nozzle pengeluaran. Pengambilan ini untuk menentukan jenis tumpur yang akan diendapkan pada kolom sedimentasi dengan menganalisis Konsentrasi partikel _padat. Setelah ditentukan jenis endapan, limbah lumpur yang telah homogen dalam hopper dipompakan menuja kolom _sedimentasi sampai kolom tersebut penuh, Partikel padat yang terkandung dalam limbah lumpur pada kolom sedimentasi dibiarkan mengendap .secara gravitasi dan dilakukan_ pengukuran Konsentrasi kandungan partikel padat pada Skema sedethana proses percobaan sedimentasi limbah lumpur selang waktu setiap 10 menit selama 5 Pengukuran konsentrasi artikel pa dilakukan pada sampling valve dengan seti tentang jarak kedalaman kolom 0.5 met setinggi 3,5 m. Percobaan dihentikan jika sebagian dari fluida limbah lumpur dal kolom sedimentasi terlihat bening pada waktu sedimentasi mencapai 50 menit Penelitian ini menggunakan kolom percob sedimentasi untuk pengendapan, yang dib dari pipa baja bergaris tengah nominal 10 inc dan panjang 4,50 m yang dipasang tegak lu Pada setiap titik yang berjarak 500 panjang pipa dipasang pipa sebesar 0,50 in yang berfungsi sebagai saluran pengambil contoh untuk analisis kuantitatif’ menentuls konsentrasi partikel padat dalam limbah. Jar antar titik pengambilan contoh sebesat 5 mm ini merupakan jarak yang menunjukk perbedaan konsentrasi partikel padat y signifikan, yati, Studi Pengarwh Waktu Pengendapan dan Konsentrasi Awal Partikel Padat 67 * * a ™ @> ce le fe be £ Ea 3m : » fee Peete 3 » * ‘vs > be s ow Ss het te Tee ergendopsn ee 2 8 » Lyset pe Ge sng » Tp ba se See 8 ‘sh ee ew Sw Sw ‘Wao Pogson i) Waoa Pengetopan ambar 3. @ Pengaruh waktu sedimentasi dan kedalaman kolom terhadap laju pengendapan 68 Jurnal Purifikasi, Vol. 11, No. 1, Juli 2010: 61 - 70 Pemilihan garis tengah nominal pipa sebesar 10 inchi atm 254 mm bertujuan untuk mencegah terjadinya penyumbatan kolom pereobaan oleh gumpalen partikel padat dan memperkecil_efek gesekan antara fluida dengan dinding kolom. Selang waktu pengambilan contoh ditentukan setiap 10 menit dan lama percobaan dalam penelitian ini dibatasi sampai 50 menit untuk setiap contoh limbah air yang diambil dari sumbernya, Karena saat pengambilan contoh dari kolom percobaan pada selang waktu 50 menit limbah tersebut sudah sangat jemnih, 3. HASIL ANALISIS Hasil_ percobaan mengindikasikan bahwa limbah outlet flokulator_bukan _partikel- partikel padat yang berdiri sendiri atau tersebar (scattered). Limbah tersebut berupa flok dan Konsentrasinya tidak lebih dari 500 mg/L yaitu antara 393-495 mg/L. Angka ini lebih rendah dari batasan konsentrasi partikel padat yang termasuk dalam —_kategori pengendapan zona dan __pengendapan kompresi di atas 500 mg/L, Berdasarkan hal tersebut_maka proses pengendapan yang terjadi termasuk dalam pengendapan flokulan ‘Lalu Pengendapan 4) geass °O 5 0 6 0 a 3 8 4 4m ‘Wales Pengendapan (moni) Pengaruh waktu sedimentasi dan kedalai kolom terhadap laju pengendapan. sedi pada masing masing konsentrasi aw ditunjukkan pada Gambar 3 Masing-masing kurva diindikasikan sebs: Jaju sedimentasi pada posisi 0,5 sampai dari permukaan fluids. Pada Gambar 3 teri bahwa makin rendah level atau makin j dari permukaan fluida pada saat yang si Jaju pengendapannya makin kecil. Dengan k lain makin ke dalam fraksi, laju pengenda partikel makin rendah. Hal ini terjadi kav makin dalam dari permukaan fluida, m: gaya tekan ke atas fluida terhadap parti padat makin besar sebanding dengan jarak posisi pattikel ke permukaan fluida. Demi pula konsentrasi sly yang jauh permukaan akan semakin tinggi, sehingga ves gesekan (drag force) semakin Sedangkan gaya gravitasi partikel padat tetap. Dengan demikian maka resultan gey yang bekerja ke arah bawah makin jauh permukaan makin kecil. Pengaruh konsente awal terhadap laju pengendapan de: mengambil contoh pada kedalaman 0,5 dan ‘m menunjukkan pengaruh Konsentrasi ow tidak banyak mempengaruhi laju pengendey Fenomena ini tergambarkan pada Gambar 4 PConiGngl Song SCruOmeL _OCoteOngt AC aGImeT Gambar 4, Pengaruh konsentrasi awal partikel padat dalam limbah lumpur_terhadap pengendapan ei » = x Haryati, Studi Pengaruh Waktu Pengendapan dan Konsentr: Waktu Tngel (Meni) 69 econo met 9 Co2 mg “ae Conti met, conto —e-Co=i80mt, x Efisiensi (%) 2 tae ane oo 2 0 © o Konserivas! Partke Pada (rp) « lumpur itungan regresi dari nilai_efisiensi zendapan partikel padat setiap waktu gendapan menghasilkan —_persamaan S jurus dengan nilai koefisien korelasi dari 0,99. Hal tersebut_menunjukkan a efisiensi pengendapan partikel padat orelasi signifikan dengan waktu adapan yang ditunjukkan pada snbar 6, Kurva hubungan efisiensi terhadap konsentrasi awal partikel padat dalam limbah Pada waktu pengendapan yang tetap didapatkan kurva efisiensi terhadap konsentrasi partikel padat yang hampir berupa garis datar (horizontal) (Gambar 6). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara Konsentrasi partikel padat dengan efisiensi pengendapan, atau dengan kata lain efisiensi pengendapan tidak tergantung pada besarnya konsentrasi partikel padat yang diteliti. 70 Jurnal Purifikasi, Vol. 11, No. 1, Juli 2010: 61 - 70 4, KESIMPULAN Limbah outlet flokulator merupakan limbah cair yang berasal dari pengolahan air yang mengandung lumpur flok. Partikel padatnya yang berkonsentrasi 393-495 mg/L dapat dipisahkan dengan cara sedimentasi. Proses sedimentasi yang terjadi termasuk Kategori jenis pengendapan flokulan. Konsentrasi partikel padat pada level paling atas dalam perkembangan proses sedimentasi makin lama makin encer sehingga wakra pengendapan berlangsung -selama 30 menit. Lapisan tersebut berupa lapisan air tanpa kandungan partikel padat. Perubahan laju pengendapan terhadap waktu pada level paling ates berupa kurva _logaritmik, sedangkan pada level paling bawah berupa kurva linier. Laju pengendapan pada level paling atas paling cepat sedangkan pada level paling bawah laju pengendapannya paling lambat. Pengaruh variasi konsentrasiawal partikel padat pada limbah lumpur terhadap laju pengendapan tidak banyak berpengaruh bahkan dapat diabaikan Pada rentang waktu tinggal antara 20-40 menit efisiensi pengendapan berkisar antara 60-80%, efisiensi_pengendapan berbanding lurus dengan waktu tinggal. Tidak ada korelasi antara Konsentrasi partikel padat dengan efisiensi pengendapan. Karakteristik limbah, jenis pengendapan, grafik Konsentrasi, grafik laju pengendapan, dan grafik efisiensi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan disain kolam sedimentasi untuk mengatasi__masalah pengendapan lumpur pada kanal pembuangan limbah flokulator. UCAPAN TERIMA KAS Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia Program —_Pascasarjana Universitas Sriwijaya yang didanai secara mandiri. Peneliti mengueapkan terima kasih kepada PT Pupuk Sriwijaya Unit Produksi 111 Palembang atas dukungan dan sumbang: slurry untuk penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Al-Ghadban, A.N., Abdali, F., dan Masso MS. (1998). Sedimentation Rate af Bioturbation in = Arabian Gul Environment International. 24. 23-31 Bhargava, D.S. dan Rajagopal, K. (1990) Modeling in Zone Settling for Dittere Types of Suspended Materials. WV Research. 24. 6. Ducoste, JJ. dan Clark, MM. (1998a) Influence of Tank Size and Impell Geometry on Turbulent Flocculation: Experimental. Environment Engineering Science. 15 (3). 215-224. Ducoste, JJ. dan Clark, MM. (1998b). TI Influence of Tank Size and Impell Geometry on Turbulent Flocculation: Model. Environmental Engineer Science, 15 (3). 225-235, Kamaningroem, N. dan Hidayah, BN. (2010) Model of Hydrodynamics for Flocs in Rectangular Sedimentatio Basin. Journal of Mathematics am Technology. 3. 125-129. Razmi, A., Firoozabadi, B.. dan Ahmadi. G (2008). Experimental and Num Approach to Enlargement of Performan of Primary Settling Tanks. Journal Applied Fluid Mechanics. 2(1). 1-12 Reynolds, T.D. (1982). Unit Operations Processes in Environmental Engineering Wadsworth Inc., California. Tamayol, A., Firoozabadi, B, dan Ahmadi (2007). Determination of Settling Tan! Performance Using an Bileri Lagrangian Method. Journal of Appli Fluid Mechanics. 1(1). 43-54.

Anda mungkin juga menyukai